Ini Dia 8 Kesalahan yang Umum Dilakukan oleh Para Pemilik Online Shop

by - April 30, 2016


Artikel ini pernah tayang di www.RedCarra.com.

Jangan lakukan hal-hal berikut ini ya, wahai para Pemilik Online Shop!


Dulu, saya sempat melemparkan pertanyaan survey kecil-kecilan di wall Facebook saya. Pertanyaannya adalah sebagai berikut.

"Selain admin yang mungkin kurang sigap dan responsif dalam menjawab feedback-feedback dan suka nunda-nunda pengiriman, kira-kira apa lagi sih yang bikin kamu malas belanja di toko online tertentu?"


Dan lalu jawaban-jawaban mulai bergulir. Hmmm, sebenarnya jawaban-jawabannya beda-beda. Tapi bisa dibilang, inilah kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh para pemilik online shop.

Nih, saya rekapin jawabannya ya. Supaya bisa kita lihat secara keseluruhan, dan barangkali bisa menjadi catatan supaya para pemilik online shop mau memperbaiki sistemnya.

1. Menulis kondisi barang yang tak sesuai atau kurang detail


Kalau dagangannya baju, ya entah ukurannya yang nggak detail, misalnya. Padahal ukuran ini sangat penting ya, kalau produknya baju. Ukuran lingkar dada, lingkar perut, lingkar ujung baju paling bawah, kalo bisa juga lingkar lengan deh. Karena orang kan nggak bisa ngepas dulu kalo beli online. Udah gitu pelanggan juga nggak bisa meraba bahannya. Jadi memang harus selengkap mungkin spesifikasinya ya.

Ohiya, ini juga termasuk tidak mencantumkan harga pada lapaknya. Ada banyak calon pembeli yang merasa terganggu loh, dengan cara ini. Banyak yang memasukkan harga sebagai pertimbangan saat mengambil keputusan untuk membeli. Dan akhirnya harus menyerah, karena males nanya-nanya harga sama penjual. Ntar cuma nanya-nanya doang juga dinyinyirin D

Kondisi barang sebaiknya juga diperjelas. Misal, dagangannya adalah buku apalagi buku seken. Tulislah kondisi bukunya, apakah ada yang terlipat, apakah ada yang lembap, apakah ada yang cacat sedikit dan lain sebagainya. Kalau perlu, foto satu-satu kondisinya. Terlipatnya bagaimana, lembapnya di bagian apa.

Ini juga termasuk memasang foto yang tidak sesuai dengan kondisi asli barang ya. Misalnya, fotonya diretouch dengan photoshop, atau kebanyakan efek di Instagram. Usahakanlah fotonya tanpa filter, dan tanpa diedit. Gunakan sumber pencahayaan yang terang menerangi setiap detail produk. Jangan kebanyakan shadow. Kalau pelanggan tertipu dengan foto produk kita, bisa fatal banget akibatnya.

Prinsipnya, calon pembeli online TIDAK BISA memegang atau melihat kondisi barang secara langsung. Mereka hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh pemilik olshop. Jadi, berikan informasi selengkap-lengkapnya dan apa adanya.

2. Malas update web/stock


"Mas, barang X ada?"
"Wah, lagi kosong."
"Lho, di webnya kok tercantum ada stock?"
"Iya. Belum diupdate."



Convo kayak gitu itu HADEH banget deh! Nipu! Apa susahnya update stock di web? Apa susahnya sih stock opname? Kalo nggak bisa setiap kali liatin atau update web, ya jadwalkan dong seminggu sekali. Ingat, web online shop itu adalah etalase kita jualan. Web itu adalah toko kita. Kalo nggak dikunjungin oleh pemiliknya sendiri, gimana mau dikunjungi orang?

3. Term & Condition tak lengkap, alur pemesanan yang tak jelas dan kalo ditanya respon lama


Ribet, gitu komentar beberapa narsum. Jadi cantumkan sejelas-jelasnya cara pemesanan, cara pembayaran, aturan klaim dan sebagainya. Dan saat ditanya oleh pelanggan, responlah dengan ramah dan cepat. Jangan sampai nunggu sampe berjam-jam. Saat pelanggan harus menunggu lebih dari 2 jam hanya untuk sebuah info kurir yang dipakai, anggap saja pelanggan itu sudah pergi ke olshop lain ;)

Simpel.

4. Malas mencari info tambahan


"Ini kirimnya pake apa?"
"JNE."
"Bisa pake pos nggak, supaya lebih murah."
"Saya belum tahu ongkirnya."

Ha terus? Ya cari tahu dong!!

Ada cektarif.com nih, yang bisa ngecek ongkir via beberapa jasa kurir yang sering dipake sama online shop. Sepertinya juga bisa tuh pasang widgetnya di web. Jadi biar pelanggan bisa ngecek ongkir masing-masing. Saya belum pernah coba sih pasang widgetnya. Barangkali ada yang mau coba, dan kalo it works, bisa deh info saya :)

5. Respon Lama


Ditanya produk, jawabnya lama. Ditanya cara pesen, jawabnya lama. Minta refund, prosesnya sebulan. Halagh! Niat jualan nggak sih? :)) hahahahaha...

Saya juga pernah kok merespon pelanggan sampe 8 jam berikutnya. Itu gara-gara HP saya silent. Dan harinya hari Sabtu apa Minggu gitu. Di hari-hari tersebut, saya penginnya ya istirahat. Nah, respon lama saya itu berbuah pelanggan yang udah lari ke olshop lain. Ya udah, saya pasrah. Bukan rezeki saya.

Tapi saya nggak bisa cuma pasrah gitu doang. Akhirnya saya tambahin deh di term & condition, pemesanan di hari kerja pukul sekian hingga pukul sekian. Di luar itu akan direspon pada hari kerja berikutnya. Pelanggan akhirnya juga maklum kok :)

Bagaimana pun pemilik olshop juga manusia. Punya hak untuk istirahat, iya kan? Butuh piknik, butuh rileks. Masa iya musti respon juga kalo ada yang nanya-nanya pas jam 1 dini hari :D

Yang penting memang semua harus jelas di term & condition. Kalau semua sudah tertulis di term & condition, kalo ada pelanggan yang masih aja riweuh, yaaaa bukan salah pemilik olshop. Hahahaha :))

6. Hanya mengucapkan terima kasih, tapi tidak mengucapkan salam untuk pembeli


Di luar negeri, saat kita mendapatkan email dari orang lain selalu diawali dengan kalimat semacam ini, "Good afternoon. Thanks for your email.", dan kemudian ditutup dengan "Have a nice day."

Kalo di kita? Nggak ada salam pembukanya, ga ada juga salam penutupnya. Yang ada paling-paling, "Terima kasih sudah berbelanja. Besok beli lagi ya?"

Errrrrrrr... enak di elu yang dapet duit! :))

Kenapa nggak diberi salam semacam "Selamat menjalani harimu, semoga menyenangkan ya." Pelanggannya pasti seneng banget didoakan begitu. Iya nggak sih? Jangan cuma mikirin dagangan dan duit dong. Pikirin si pelanggannya, yang barangkali masih akan beraktivitas hingga ujung harinya. Doain biar semua urusannya lancar, biar dapat rezeki lagi. Kan, kalo dapat rezeki lagi juga bakalan belanja lagi toh? Jadi ya doanya jangan vulgar gitu ah. :D

7. Berpikir bahwa dengan modal sedikit-dikitnya, bisa meraih untung sebanyak-banyaknya


Ini nih, kadang jadi bumerang. Ini bagus cuma buat awal aja, itu pun nggak semua jenis usaha online bisa dibikin kayak gini.

Ada yang memang membutuhkan modal. Modal pemasaran misalnya. Mau lebih dikenal brandnya, coba deh nyeponsorin event atau acara-acara. Mau lebih dikenal lagi, coba pasang iklan berbayar. Karena iklan berbayar, bagaimanapun, posisinya pasti lebih bagus. Kalo semua-muanya gratisan, saya nggak yakin bakalan cepet turnovernya. Padahal sebenernya bukan besarnya laba-rugi yang harus kita perhitungkan, tapi cash flow. Uang yang mengalir, yang beredar. Jadi, antara modal dan pendapatan, menurut saya, berbanding lurus.

8. Sok eksklusif dan profesional, hingga malah tak berinteraksi dengan akrab


Para follower, likers, friends dalam list media sosial kamu adalah teman kamu, meski kamu sedang berada di balik meja admin. Sapalah mereka, nggak usah pake jaim lah. Jangan kayak robot, cuma ngasih liat dagangan doang. Sekali-sekali bercanda, sekali-sekali ngocol. Tapi tetep jaga branding, jangan kebablasan jadi norak.

Kalo ada yang bertanya, jawab dengan ramah. Meski pertanyaannya kadang sudah ada dalam term & condition :D Ini sering banget, ya kan? Kebiasaan kita nih, ga suka baca term & condition langsung tanya aja. Males baca. Yaaa, itu harus dipahami. Harus dimaklumi, meski grundelan. :)) Coba deh jawab pertanyaannya dengan senyum, mengetiklah dengan tersenyum. Hasilnya beda deh. Buktikan aja sendiri :D



Nah, itu tadi beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh para pemilik online shop. Ada sih beberapa lagi, bisa dibaca di buku "Sukses Membangun Toko Online" ini ya. Lho, kok ujungnya promosi ya? Yaaaa, nggak papalah. Ini juga salah satu strategi pemasaran kok :))
Kalau udah nggak nemu di toko buku, ya maklum. Itu buku tahun 2014. Mau? Bisa pesan ke saya, atau ke Stiletto Book ;)

Sukses Membangun Toko Online - Penerbit: Stiletto Book

Selanjutnya, rencananya sih, pengin survey untuk pemilik olshop-nya. Biar fair gitu ya, nggak cuma ada keluhan para pelanggan online shop, tapi juga ada keluhan para pemilik online shop tentang para pelanggannya :D

Stay tuned!

Atau mau tambahin kesalahan para pemilik olshop yang lain? Yang sering bikin kamu sebel?
Sok, silakan tambahkan di komen ya! Nanti saya update di artikel :)

You May Also Like

30 comments

  1. Trims yaa. Udh punya bukunya lho. Beli udh lama. Buka toko baru tahun ini. Wedeew lamonyo... 😁

    BalasHapus
  2. kalau saya itu sering banget nemuin seller yang nggak ngirimi no resi pengiriman, padahal itu kan juga penting

    BalasHapus
  3. Tambahan hal yg menyebalkan: di status jualan terkesan ramaaaaahhh banget, nulis caption kadang disisipi kata2 mutiara, tapi begitu di japri utk order, jawab chatnya sepotong2, gak ada smile2nya, berasa jutek dan berbalil 180deg dari status jualannya. Klo yg kayak gtu enaknya diterusin beli atau gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm. Kalau memang butuh barangnya, ya terusin aja dengan muka lempeng gpp :)) Lalu, pas barang sudah sampai, sampaikan keluhan. Masalah dia terima apa enggak, itu urusan dia bukan kita :)

      Hapus
  4. Pernah pengalaman temen beli sepatu di toko online. Teman saya beli sepatu warna hitam dengan dalamnya merah. Lha, dikirim sepatu hitam dalaman pink, padahal teman saya cowok. Si Teman komplain, eh yang jual sewot. BACA BAIK-BAIK KETERANGAN - ownernya bilang begitu, padahal diketerangan sepatu hitam dalaman merah. Saya pikir tuh penjual nggak butuh duit deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru yang dia butuhin cuma duitnya, bukan bisnis yang awet :)

      Hapus
  5. Wuah bagus banget mak, saya termasuk baru merintis online shop mak, setelah resign , terimakasih ilmunya mak 😘

    BalasHapus
  6. banyak olshop pake JNE, karena kurir bisa ambil pengiriman kerumah, bisa diambil pakai motor atau mobil box. jadi kebanyakan olshop mudah ngirim barangnya dan nyari berapa ongkir. kalau lewat pos, cari info biaya pengiriman lebih ribet cyinnn gak olshopable gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. meski kadang web pos memang susah dibuka, tapi cukup terbantu dengan cektarif.com. Nggak olshopable, tapi kalau lebih murah dan pelanggan maunya pos, masa kita maksa? :)
      Masing-masing memang punya pertimbangan sendiri-sendiri.

      Hapus
  7. saya pengen buat online shop. tapi kesalahan terbesar saya adalah mengundur-undur waktu, dan sampai saat ini gak kesampaian. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bisa mulai sekarang diniatkan dan ditargetkan, kapan akan mulai olshopnya :)

      Hapus
  8. Sebagai pemilik onlineshop, saya termasuk yg lama jawab pesan. Wakakakakak.

    BalasHapus
  9. Webku gk pernah update mlh aktif di marketplace mulu, wakaka.
    Lumayan bisa bwt bebenah diri nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendingan webnya diclose aja dulu kalau memang mau fokus di marketplace :)

      Hapus
  10. Aku nggak melakukan hal buruk sih selama jadi penjual, tapi masalahnya adalah aku gapunya toko online tapinya makin banyak yang beli. *buka os*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, buka olshop aja deh, Uneh. Udah laris pastiii!

      Hapus
  11. onlineshop harus menjaga kepercayaan pelanggan. agar terus dipercaya terus. klo banyak yg percaya kan engga diragukan lagi online shop kita

    BalasHapus
  12. baru2 ini aku beli tas belanja kain dari olshop via tokopedia mbak.. dari awal dia udh nulis sih ini agak lama ngerjainnya krn membludak peminatnya.. tapi lamanya berapa lama dia ga bilang, yang ternyata ampe sebulan lebih hahaha... untung ya aku sabar ;p

    trs yg bikin sebel, ada pembeli lain yg marah2 di kolom komen olshopnya, ya karena lama itu.. eh si penjual nge-replynya dgn kata2 ga enak, yg intinya, kalo loe mau cancel, cancel aja, gw jg ga msalah, tapi next time loe pesen lagi, gw blacklist loe, gitu deh kira2 ;p..

    ga asik aja ya bacanya.. inikan sama2 butuh.. kita butuh tas kainnya, dia juga butuh pembeli kan.. mbok ya jelasin yg enak ke pembeli.. kasih tau kalo memang penjahitnya kekurangan orang, dan pembeli membludak.. kalo ga mau dikejar2 gitu, mbok ya sdiain stoknya yg banyak dong, biar begitu ada pesanan, bisa lgs kirim -__-.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin dia lelah :)))) *tanggapan komen macam apa ini?*
      Sebenarnya penjahit kurang, itu bukan 'salah' pembeli kan ya? Itu berarti tantangan dia untuk lebih mengembangkan bisnis. Dan itu bukan alasan untuk galak ke pembeli.
      IMHO.

      Hapus
  13. Saya suka malas belanja sama os yang jawabnya berlebihan. Bisa berlebihan terlalu basa basi, bisa juga kelebihan cueeek banget. Terutama yg disebutin terakhir sih, kesannya galak aja gitu semacam "nih orang nanya mulu, kere banget kayaknya". Memang sih itu terserah orangnya. Kalo udah kyk begini, biasanya saya nyari os lain. Kalau dia bisa bilang, "emang lu aja yg gue ladenin, pembeli gue banyak", saya juga berhak bilang, "emang situ aja yg jual?" Hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Tapi memang kadang serba salah sih ya. Kadang spesifikasi udah ditulis dengan jelas, eh si calon kastomer nanya lagi yang sebenarnya sudah dijelaskan :))

      Hapus
  14. Nah yang point 2 itu kadang bikin gemes deh, sudah ngalami beberapa kali soalnya. Di stock jelas-jelas tertulis ada barangnya, ternyata kosong. Dan pemberitahuannya itu kok nggak langsung hari itu juga, ini sdh seminggu baru bilang kosong stoknya. Ada yg main ganti dengan merk lain nggak bilang-bilang karena barang kosong. Duh kenapa kalo kosong kok nggak diupdate aja bentar! Kan pembeli jadi KZL KZL *numpang curhat :D

    BalasHapus
  15. Kalonya kita order sama salah satu olshop trus lama barang nya nyampe sampai 2 minggu belom datang itu ada hak gak bagi costumer buat cancel orderan nya ? Soalnya kemaren saya cancel kelamaan barang nya nyampe trus respond nya kurang baik kaya di cuekin pas order aja cepet trus pelayanan nya kaya keong lelet eh pas cancel malah di jelek jelekin kan salah dia lama di olshop lain aku order pada cepet

    BalasHapus
  16. memberikan salam kepada pembeli juga tidak kalah penting untuk bisnis online shop ..........

    BalasHapus
  17. wahhh kacau itu, sebelum memulai usaha online shop lebih baik dipelajari dlu caranya, terus ada kemauan dalam berjualan online shop.. wah kalau kayak gitun reputasinya jadi jelek, dan pembeli tidak mau kembali lagi jadi jelek kalau kayak gitu hedeh

    BalasHapus
  18. Sayakan jualan pemula online kadang asal posting gambar dan sedikit keterangan produk, kendalanya tawar menawar di inbok terkadang saya cepet respon trus pelanggan respon begitu sebaliknya wkwkwkw 😄. Jualan online tuh kudu ekstra sabar hebehe kadang kita juga kecewa sama agen yang hanya targeting penjualan tanpa menawarkan resiko barang bisa di tukar jika tak sesuai 😭😭😭 ujung2nya pedagang online yg rugi dan malu hihihi

    BalasHapus