Beberapa Etika Meninggalkan Komentar yang Baik di Artikel Lain Agar Menambah Nilai untuk Blog Kamu

by - Juni 14, 2016

Yuk, tinggalkan komen yang memberi nilai tambah bagi blog kita sendiri!


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang beberapa tipe artikel yang bisa mengundang banyak komentar. Kalau belum baca, sila bisa dibaca di sebelah sini ya.

Komen, atau komentar, memang kadang menjadi 'segalanya' buat para penulis terutama penulis blog ya. Ada yang bilang komentar itu sebagai tanda silaturahmi. Ada yang bilang komentar jadi tolok ukur keberhasilan kita dalam menulis, kalau komennya sedikit terus jadi baperan. Uhuk. Ada yang bilang komentar bisa jadi kritik buat tulisan kita. Dan sebagainya.

Memang dari awal saya ngeblog dulu, sekitar tahun 2006, komentar memang jadi semacam convo dan menjadi tanda persahabatan antar para blogger. Adalah wajib bagi seorang blogger untuk saling berkunjung dan berkomentar, meski komen 'nyampah', begitu mereka menyebut komen-komen OOT nggak penting. Hahaha. Saya jadi ingat, bahkan saya pernah ngasih award ke seorang teman blogger gara-gara dia komen nyampah sebanyak 10 komen dalam satu postingan :))) Ampun banget dah. Dan, setelah ngecek, ya ampun, postingan itu masih ada, saudara-saudara! Coba lihat di sini. Nggak penting banget deh, ya, dulu ngeblognya. Bahahaha.

Tapi entahlah ya, yang kayak gitu justru ngangenin banget ya. Nulis tanpa aturan, mau ngomen tanpa aturan.

Ah, pada akhirnya, zaman juga berkembang. Mau nggak mau kita juga menyesuaikan kemajuan dan perubahan. Bagaimanapun, meski ini sepele, kemampuan beradaptasi kita sebagai netizen ya diuji lagi oleh waktu. Tsah. Sekarang saya juga malu kalau baca-baca postingan di blog alay saya itu. Tapi ya nggak apalah, itulah jejak-jejak saya pernah muda. *gubrak!*

Anyway, setelah beberapa saat mengembara di dunia perbloggingan, akhirnya saya sampai di tahap hasil observasi soal tinggal meninggalkan komen ini. Yep, akhirnya saya menyadari ada beberapa hal mendalam tentang komen-komen ini, dan seberapa besar pengaruhnya bagi si pemilik blog yang ditinggalin jejak.
Yuk, coba kita lihat aja, hasil observasi saya ini.

Apa sih manfaat meninggalkan komen bagi blogger?

Ternyata banyak manfaat ninggalin komen di artikel lain.

Iya, kenapa sih mesti ninggalin komen di blog lain? Meski bukan merupakan hal yang absolut, tapi ternyata komen-komen di blog telah dipercaya membawa manfaat-manfaat berikut ini untuk para blogger.

1. Membangun branding


Semacam mengenalkan diri sebagai seorang blogger, maka seseorang akan meninggalkan komen di artikel blog milik orang lain. Harapannya tentu saja, kemudian blognya dikunjungi balik. Namanya dunia yang 'tak kasat mata', kalau nggak memperkenalkan diri, mana kelihatan? Salah satu cara memperkenalkan diri di dunia blogging, ya dengan berkunjung ke blog lain lalu tinggalkan komen sambil memperkenalkan diri. Iya nggak?

Leaving comments gets you seen.
Leaving good comments can make people pay attention.

Bener nggak tuh?
Meski sebenarnya, leaving bad comments juga akan menarik perhatian sih. Tapi perhatian yang berbeda. Haha. Tinggal kamu aja mau bentuk perhatian yang seperti apa. Di situlah branding bagi blogger.

2. Menunjukkan 'kemampuan' kita


Apalagi kalau komen di artikel yang memang sesuai dengan niche atau passion kita. Diskusi panjang kan bisa kemudian terjadi. Antara si penulis artikel dan kita sebagai komentator. Kalau diskusi tersebut dinilai sangat bermanfaat, pasti kamu akan dikenal sebagai 'sang expert'. Iya kan?
Ini juga bisa jadi branding untuk kita kan?

3. Menambah kenalan


Kadang kita juga mendapat visitor blog baru yang entah dari mana tahu blog kita. Ternyata dia melihat komen kita di blog lain. Yang kayak gini dulu sih iya banget, karena dulu belum ada komunitas blogger, belum ada Facebook, belum ada Twitter. Cara kenalan dan tahu blog lain, satu-satunya, ya lewat komen kalau kita blogwalking.
Dan, saya kira, hal ini masih terus ada sampai sekarang. Kenalan karena sama-sama komentar di satu blog tertentu.

4. Menambah traffic


Dan sebagai 'konsekuensi' atau anggaplah 'hadiah' dari komen kita, kalau memang komen kita bagus dan menarik perhatian, maka blogger lain pun akan penasaran dan kepo. Jadilah mereka berkunjung ke blog kita.
Nah, ini juga bisa berlaku untuk komen yang nggak bagus juga sih. Tapi tahu kan ya, bentuk kekepoannya akan berbeda. Hehehe.
So, kalau mau dikepoin orang, jangan kasih komen setengah-setengah. Bagus sekalian, atau jelek sekalian. Hahahaha. Iya nggak? *dikeplak*

5. Mendapatkan ide postingan


Saya sering nih, karena komen jadi lahirlah artikel baru. Dari artikel baru, ada komen, kemudian lahir artikel baru lagi yang lain. Nggak hanya komen-komen yang ada di blog sendiri. Komen-komen di blog lain pun, sering bisa memicu ide. Makanya kalau saya jalan-jalan, kadang saya juga scrolling komen-komen yang ada, terutama kalau topiknya menarik.


See?
Memang banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari meninggalkan komentar di blog lain. Hmmm, ada satu masalah ding. Ya itu tadi, kalau kamu malah akan menghancurkan image blog kamu sendiri dan juga identitas blogger kamu kalau kamu nggak mempergunakan kesempatan tersebut dengan benar. Contohnya, kalau kamu melakukan hate speech dalam komen kamu, atau ngebully dengan komen kamu.

Iya, catat ya.
Meski kita nggak pernah menulis status atau artikel yang menyerang, tapi kalau kita suka ngomen offensive, itu juga akan menghancurkan reputasi kita sebagai blogger.

So, leaving comments haruslah seefektif mungkin, sebisa mungkin menambah value diri kita sendiri, terutama harus juga mendukung performa blog kita. Percuma kita branding sana sini, bikin niche, lalu share media sosial, kalau ternyata kita nggak pintar kasih komentar kan?

Lalu, gimana caranya bisa kasih komen yang efektif sekaligus bisa mendukung performa blog kita sendiri?

Here are some do's and dont's, bagaimana meninggalkan komen di blog lain


Do's

 

Lakukan!

1. Komenlah sesuai dengan topik bahasan artikel yang kamu baca


 Sebaiknya, dan sebisa mungkin, hindarilah komen OOT atau Out of Topic. Jika kamu mau bertanya tentang hal yang nggak berhubungan dengan isi artikel, hubungi si blogger via japri. Email, atau Twitter, atau Facebook, whatever. You have to look professional, kalau kamu pengin dianggap serius. Betul? Kalau enggak, ya nggak apa juga. Hahaha. Berarti nggak perlu dianggap serius juga kan? :) Simpel.

2. Pertamax! 


Ah, saya dulu paling seneng kalau bisa ngomen pertama kali di postingan orang. Selain kesempatan buat teriak, "Pertamax!" *Iya, nggak penting banget. Tapi beneran deh, bisa mengalahkan sesama pemburu pertamax lain itu sangat menyenangkan!", biasanya si penulis artikel juga lebih memperhatikan komen yang pertama datang ketimbang komen ke-121, misalnya. Udah capek, bo', baca komen yang panjang dan banyak. Ehehe. Itu kalau komen di blog seleblog. Tapi saya sendiri juga selalu lebih perhatian ke komentator pertama sik. Hahaha. Saya anggap, dialah yang paling tertarik dengan postingan saya. Padahal ya, belum tentu juga komentator kelima, keenam dan seterusnya nggak setertarik itu kan ya? Tapi ya gimana ya. Nggak bisa dihilangkan deh, rasa itu.

3. Tinggalkan komen dengan antusias


"Nice post."
"Artikelnya bagus."

Hu um. Makasih ya.
... and that's it.

Kira-kira orang bakalan kepo nggak sama si komentator?
Kayaknya sih enggak ya.

Beda kalau seperti ini misalnya.
"Mbak Carra, saya juga suka nulis flashfiction. Coba nulis, tapi kayaknya butuh latihan lagi deh. Punya rekomendasi nggak, di mana saya bisa baca-baca flashfiction yang asyik? Yang bisa kasih saya contoh, flashfiction yang bagus? Saya pengin nulis bagus."

Oh, pasti bikin saya kepo sama blognya deh :)))
Itu sekadar contoh loh ya. Yang paling gampang hahaha. *tutup muka. Isin.*

Maka, tinggalkan komen dengan antusias. Kelihatan kok meski hanya sekadar satu kalimat doang mah. Percayalah.

4. Say what you want to say


Nggak usah memaksakan diri untuk selalu komen juga, itu kalau saya pribadi. Komenlah pada hal yang memang harus dikomenin, yang pantas dikomenin. Tulis apa yang kita pikirkan saat membaca artikel. Tanyakan apa yang ingin ditanyakan. Kalau ada yang kurang setuju, ya tulis saja dengan baik.
Kecuali kalau saya nggak setuju banget, biasanya saya malah diem sih. Hahahaha.

Itu kalau saya. Ketimbang saya hanya komen ala kadarnya sih.

Intinya, say what you want to say on comments.

5. Tentang link hidup


Beberapa blogger menyatakan nggak suka kalau ada link hidup 'mampir' di kolom komen artikel blognya. Blogger lain, yang gemar meninggalkan link hidup, bilang blogger yang begitu itu belagu.

Hmmm, pendapat saya seperti ini.
Link hidup di kolom komen will hurt blog di mana kamu tinggalin link hidup tersebut. Kadang satu artikel blog saja sudah dipenuhi dengan link hidup ke website lain, kalau artikel tersebut merupakan pesanan. Kalau kamu meninggalkan link hidup ke blog kamu di kolom komen, ini akan menambah 'beban' bagi si pemilik blog. Sudah tahu kan, kalau Google strict banget dengan link keluar dan masuk dari dan ke blog kita? Link keluar dan masuk ini sangat bikin peringkat ini itu blog kita jadi sangat peka.

So, kalau kamu mau meninggalkan link blog kamu, kan sudah disediakan di identitas komentator. Ada kan, kalau mau nulis komen terus kita harus ngisi juga nama, email, dan juga link website? Nah, di situlah seharusnya kamu meninggalkan link blog kamu.

Kalau memang sangat terpaksa sekali kamu harus meninggalkan link hidup di kolom komen, pastikan ada hubungannya dengan artikel yang kamu komenin.
Misalnya nih, ada artikel yang sedang mengupas satu masalah dalam ngeblog. Kebetulan kamu pernah menjawab permasalahan yang ditulis oleh blogger tersebut di blog kamu, dan kamu rasa artikel tersebut bisa membantu si blogger. Ya, nggak ada salahnya juga, kamu tinggalkan link hidup menuju artikel blog kamu.
Yang kayak gini justru helpful.

Atau kalau di giveaway, kan kamu diminta untuk menyetorkan link di kolom komen. Ya, sudah. Lakukan saja.

So, what you have to do?
Tinggalkan link pada tempatnya.

Dont's

Jangan lakukan.


Setelah beberapa hal yang bisa kita lakukan saat meninggalkan komen di blog lain, sekarang saatnya tahu apa saja yang jangan sampai dilakukan saat kita ngomen di postingan orang.

1. Spammy self promoting


Ada komentator yang disebut sebagai 'spammy self promoter'. Yaitu, mereka yang meninggalkan komen tidak manusiawi. Spammer.
Biasanya adalah para tukang obat, tukang jualan ini itu, tukang promosi, yang nggak menggunakan nama asli yang jelas.

Beberapa blogger memang membiarkan saja para spammy self promoter ini ngomen di blognya, tapi sebagian blogger lain dengan senang hati akan menghapusnya. Termasuk saya. Hahaha.

Ya, buat apa saya simpan komennya? Kadang juga nggak nyambung. Kalaupun nyambung kok ya, saya nggak suka liat identitasnya. Apalagi kalau kemudian meninggalkan link hidup yang nggak ada hubungannya sama artikel. Coba, buat apa disimpan? Mbok saya dibujuk buat nggak hapus :))

So, ini adalah hal yang jangan sampai kita lakukan ke blog lain ya :)

2. Bullying


Perlukah ini saya jelaskan?
Sudah tahu kan ya, efek bullying pada diri sendiri? Kayaknya aja itu menguntungkan kita. Tapi sebenarnya enggak.

Lagipula, segala sesuatu bisa kok diurus dengan baik-baik kan? Bisa ditulis dengan baik.

3. Komen satu dua kata


Ini seperti yang saya jelaskan di atas. Tentang komen "Nice post.", atau "Artikelnya keren, Gan."
Ya kalau yang lain mau gitu ya biarin sajalah. Kembali ke diri kita masing-masing ya.

Tapi kayaknya kok ya nganu ...

4. Komen sebelum baca


Yang ini juga nganu ...
Ah, masih perlu ya, ditulis kenapa kita harus membaca dulu artikelnya baru komen?

5. Anonymous


Oh ...
... zzzZZZzzz ...
*molor*

Hanya satu kalimat aja sih.
If you want to say something, don't hide!

To blog is ...?

So, gimana nih dengan habit ngomen kamu?
Adakah masalah selama ini? Pernahkah kamu meninggalkan komen di blog lain, dan kemudian merasakan manfaatnya? Atau, malah kerugiannya?

Share ya, di kolom komen :)

You May Also Like

67 comments

  1. Mba, menurut mba Carra nih. Kalau ada yg komentar, tapi pas di kolom link komentar itu dimasukan link artikel bukan link homepage blog? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, memang ada juga yang begitu ya, Terren. Biasanya kalau lagi pada ikutan lomba SEO.
      Aku kadang ngebiarin, kadang ta hapus juga. Aku selalu kepoin sih artikelnya. Kalau memang isinya bermanfaat, dan bagus, aku biarin.
      Atau kalau aku kenal sama komentatornya, ya sering juga aku biarin hahaha.

      Balik ke masing-masing lagi :)

      Hapus
    2. Yang susah kalau habis lombanya lgs dihapus mbak. Beberapa nemu yang kayak gitu. Akhirnya jd broken link di kita yang dikomen.

      Smpt nanya sama Neil n dia sendiri balikin ke empunya blog. Tp dia pribadi menganggap yang ksh link artikel itu spamming.

      Hapus
    3. Iya, memang kalau ninggalin link-nya link ke artikel alih-alih homepage blog, bisa dikategorikan spammy kalau di luar sana. Tapi ya, kadang nggak tega juga. Jadi aku masih liat-liat.
      Tapi kalau lalu dihapus dan jadi broken link, besok-besok lagi kalau ngomen dengan cara yang sama yamonmaaf ya, langsung dihapus. Hehehe.

      Aku sendiri berusaha untuk nggak pernah meninggalkan jejak kayak gitu.

      Hapus
    4. Nah ini Mbak Carra memang yang saya temui. Selama ini saya biarin aja nih yang ninggalin jejak link lomba blognya mereka, tapi begitu kedetect broken langsung saya hapus semuanya. Kalo blog teman-teman yang emang akrab dan kenal ya masih saya edit sih pas ketemu broken link ke mereka.

      Hapus
    5. Iya, Mas. Memang tergantung keikhlasan si pemilik blog ya :)
      Nah, tinggal kita aja nih. Apakah suka ninggalin komen sejenis ini? Kalau iya, kira-kira kepikiran enggak kalau ternyata yang kita lakukan itu 'merepotkan' si pemilik blog?

      Karena konteks tulisan di atas itu, adalah kita yang suka berkomentar. Bukan sebagai si pemilik blog yang ditinggalin komentar :)

      Hapus
  2. Blogwalking membuat kita semakin mengakrabi teman blogger kita. Terkadang, ada komentar yang masuk ke blog itu yang Obat Kuat atau pun sejenisnya itu langsung ku delete, tp terkadang kalau isi komentarnya relevan nggak ku delete mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak apa, Mas. Bagus :)
      Berarti Mas Didik masih toleran :D

      Hapus
  3. Kasiha juga blog kita kalo penuh dg artikel spam ya mbak. Apalagi spamnya jualan obat kuat. Waduuh, kalo di wp bs pasang akismet sedangkan blogspot bs moderasi. Tapi yang berkomentar harusnya bijak ya mbak. Kasian empunya blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, masalahnya memang kalau di blogspot nggak ada akismet, pun kita nggak bisa edit komen. Jadi memang harus agak 'galak' ya :D

      Hapus
  4. Nice post, artkelnya keren, link hidup dan nama ala-ala tukang obat meski komennya nyambung dengan senang hati aku reject *lalu nyanyi dangdut bahaha*
    Aku juga seneng kalau yang komen rame dan jadi merenung kalau sepi komen huehehe... Kenapa ya orang-orang ya mau komentar? Ga baper sih, tapi jadi evaluasi buat tulisan berikutnya. Kadang berhasil eh kadang mental lagi *lah malah curhat ini*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke blog Neng Efi ah ... terus ngomen 'nice post, Gan.'
      *terus ditendang keluar*

      Hapus
  5. kalau yang komentar 1 kata itu lagi males baca lengkap atau mungkin isinya kurang menarik tapi udah terlanjur BW. hehehe

    BalasHapus
  6. Pertamaxxx eh salah. Kak Aldy dah duluan. Hehehehe.

    Setuju mbak Car buat do n don't nya. Malah kl bisa komen jelek banget aja soal artikelnya. Biasanya narik org lari ke yang komen ini siapa sih. Sampai komen kayak gitunya. Hahahaha. *dikeplak*

    Soal komen sesuai isi artikel tuh harus banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Bikin kepo, tapi efeknya nggak begitu baik sih. :D

      Hapus
  7. Baru-baru ini, saya juga dapet komen yang ninggalin link hidup. Waktu dilihat, kayaknya anak baru. Jadi saya kunjungin balik blognya sambil ngasih tau, kalau bisa link blognya di simpen di profil komentator aja. Mudah-mudahan, dia gak tersinggung ya Mbak..he..he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dikasih tahu aja baik-baik. Pasti akan diterima dengan senang hati.
      Semangat ya :)

      Hapus
  8. mak carra, aku kayaknya gak pernah komen pertama di blog ini, tapi aku selalu antusias baca tulisannya mak carra sampe selesai. banyak ilmunya. makasih ya maaaak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awww. Iya iya. Bukannya aku mengecilkan arti yang sudah baca tapi komennya nggak pertama koook. Aku tetap menghargai semua yang sudah datang, mau baca, apalagi yang sudah susah-susah meninggalkan komen. Makasiiih banget.
      Sekadar menggarisbawahi, bahwa komen pertama itu selalu menjadi perhatian pertama si penulis artikelnya. Gitu ajah sih :D

      Makasih yaaa, sudah baca :-*

      Hapus
  9. Nice post, gan.. #eh Beneran nice kok inih postingannya, useful, helpful..as usual..Mba Carra gitu loh :)

    BalasHapus
  10. Iyaahh mak.. aku setuju masalah link hidup. Gregetan banget, soalnya kan sudah ada di url setelah name itu kan. Gak perlu dicantumkan di komen, aku tau kemana harus berkunjung. Hiks. Pernah mau dibuatin postingan, cuma gak enakan hahahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buatin dong, postingannya. Kan kita harus saling memberi inspirasi dan masukan satu sama lain ;) Tinggal cara nulisnya saja.
      Makasih ya, sudah baca.

      Hapus
  11. *kali ini mau ninggalin komen ah, biasanya silent reader*
    iya banget nih, komen yang memancing interest si penulis biar dikepoin balik, hehe..
    Paling antusias sih komen di artikel yang tentang minatnya, jadi bisa sekalian brainstorming, tapi pernah udah antusias komen kayak ngajak brainstorming gitu malah cuma direspon, "iya, makasih ya.." ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Iya, semua juga balik ke bloggernya ya.
      Ya barangkali dia sedang lelah. Sabar ya :))
      *pukpuk*

      Hapus
  12. Komentar membawa nikmat, itu judul postingan saya minggu lalu. Saya menceritakan gara2 "rajin" memberikan komentar, hingga membawa saya mendapatkan job yang rasanya tidak mungkin saya dapatkan dengan mimpi sekalipun!

    Ya, dengan memberikan komentar yang ikhlas dan tulus dari hati, siapa kira jika ternayata bisa membawa jalan rezeki.

    Semoga dengan pengalaman saya dan ulasan Mbak Carra ini bisa menambah semangat para blogger untuk lebih tulus dan giat lagi dalam memberikan komentar.

    Semoga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget. Komentar bisa juga membuka kesempatan yang nggak bisa kita duga.
      Tinggalkan komentar yang baik, tapi juga nggak perlu memaksakan diri. :)

      Hapus
  13. gak pernah ninggalin link hidup di koment.... karena ga tau caranya..hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha...tos sama Mba Nova. Bikin link hidup klo komen dari laptop ya mb Carra? Aq pun tak tauu hihi

      Hapus
  14. Wah, itu aku banget mba suka komen ''artikelnya bagus'', ''FF nya keren'', kok jadi jleb banget ya. 😅
    Siap.... memperbaiki saat meninggalkan jejak di blog yang dikunjungi.
    Terima kasih wejangannya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((wejangan)))
      Aku nggak kasih wejangan apa-apa, Rin :))))
      Nggak apa juga sih kalau satu dua kata gitu, kalau kamu benar-benar sudah baca artikelnya. Yang penting ikhlas kasihnya :))

      Hapus
  15. Sama kaya mba Ani Berta bilang, kalau mampir ke blog orang usahakan memberi komentar yang relevan. kalau komentar yang jadinya link broken kaya Mas Teren bilang, saya cenderung langsung delete sih. Karena kan berpengaruh sama blog juga.

    Link hidup ini nih, sering banget, mau ga mau saya delete juga.

    BalasHapus
  16. dulu gue atas nama ninggalin jejak setelah blogwalking termasuk yg asal komen... Tp sekarang udah enggak, mending kl gak nangkep artikelnya ttg apa sih atau gak cucok aja sm fokus (gue kan doyannya baca yg soal makan) ya udah, abis mampir langsung cabut. Drpd cuman ninggalin komen... bagus brooo (padahal yg punya blog itu cewek - curhat sekalian) atau malah nitip jualan. Dua terakhir ini langsung gue apus....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Iya, Kak. Boleh kok, curhat bebas di sini, Kak :)))

      Hapus
  17. Hai Mba Carra salam kenal. Komen pertama dan kunjungan pertama di blognya mba :).
    Iya bener banget komentar yang dua tiga patah kata itu semacam gimana gitu deh walou dari orang yang dikenal baik hehe.

    Tip-tipnya oke nih buat dipraktekin pas blogwalking.

    Komentar yang oke mengundang semut yang lain. Halah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semut datang pada artikel yang manis. Jadi, pastikan punya stok gula yang banyak ya.
      #apeu

      Terima kasih ya, sudah baca :)

      Hapus
  18. Sarannya bermanfaat sekali mbak. Membingkai etika komen menjadi sebuah tulisan dan menjadi ide postingan blog. Sungguh menarik.
    Nice share

    BalasHapus
  19. Mau nulis pertamax tapi aku nggak pertamax :D Hahahaha
    Aku baca keluhanmu di FB, mbak. Malah jadiinspirasi postingan. Kereeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakakakkk. Keluhan yang manah? Hadeh. Kebanyakan ngeluh aku emang =)))

      Hapus
  20. Haha, emang seneng ya kl bs komen pertama kali di suatu blog post! Apalagi kl di blog itu emang terkenal commentnya akih banget haha :3

    BalasHapus
  21. Baru mengerti istilah pertamax, kirain bahasa alay-alay. Sempat paranoid apakah spam. Oalah, ternyata banyak idiom yang belum saya pahami dalam kancah blogging. Matur nuwun ilmunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Pertamax itu khas blogger zaman baheula sih, Mbak :))
      Keep blogging ya :)

      Hapus
  22. thanks sharingnya mbak,, salam kenal ya. saya blogger baru yang masih abal-abal. dan masih belum terbiasa juga dengan coment di postingan orang, alesannya sih malu, dikira sok kenal dan yang paling seringnya sih bingung mau coment gimana, biar akrab tapi nggak sok akrab, dan komenan saya itu bermanfaat. ;D tapi, setelah tau sepenting ini dan sebermanfaatn ini sebuah komentar, insyaallah akan lebih rajin komentar mbak. thanks sekali lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hei, salam kenal kembali, dan selamat datang di dunia blogging :))
      Hahaha. Emang ada kalanya kita bingung gitu ya, katanya harus ninggal komen kalau berkunjung ke blog, tapi kok bingung mau komen apa :))
      That's ok kok.
      Mau gimananya sih akhirnya terserah masing-masing ya. Bebas.
      Kalau saya pribadi sih, saya lebih memilih nggak ninggal komen kalau memang bingung mau komen atau komen tapi nggak jelas. Demi blog sendiri juga soalnya :D

      Keep blogging ya :)

      Hapus
  23. Mba Ratri poin yang diatas benar, untuk poin 4 berbagi pengalaman kalau komen kita harus memetakan juga latar belakang penulis, apakah topiknya kampanye, mengajak diskusi, atau curhat. Apalagi bila di akhir dia mengajukan pertanyaan (ini mirip jebakan Batman). Bila curhat (terutama perempuan) apapun solusi yang kita berikan, bila dirasa tidak sesuai akhirnya malah blunder. Padahal secara logika belum tentu salah. Ini juga berlaku untuk yang mereka yang diam-diam memiliki agenda kampanye pribadi, dimana pastinya lebih suka semua komentator setuju dengan penggalangan opini mereka, sayangnya yang terakhir ini seringkali demikian halus jadi kita harus memakai feeling dan perlu sedikit coba-coba dalam menebak arahnya...Bagaimana menurut mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, iya. Makanya saya tulis di atas, bahwa kadang saya ya nggak meninggalkan komentar kalau tidak setuju tapi saya lihat si penulis sedang berusaha menggiring opini.
      Ada baiknya memang kita menjaga situasi tetap kondusif, dan juga menjaga reputasi kita sendiri. Kadang begitu lebih baik, ketimbang menceburkan diri dalam 'perang'. Hal tersebut juga akan lebih menguntungkan branding kita sebagai blogger.

      Memang harus bijak.
      Makanya nggak usah memaksakan diri meninggalkan komen. Tapi tinggalkanlah komen yang bermanfaat, bermanfaat untuk pemilik blog, bermanfaat juga untuk diri kita sendiri.

      Hapus
  24. Wah nice post mom Carra *jangan getok aku hihi.
    Eh bener banget, kadang ada komen nggak baca artikel sampe habis lho. Ketahuan kan jadinya, lha di postingan sudah dijelasin kok malah nanya2, berarti nggak baca dong ya.
    Satu lagi tuh kadang ada yg bandel ninggalin link hidup di komen, biasanya kalo komennya masih nyambung ya paling aku edit aja link hidupnya kutaruh di url postingan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keunggulan wordpress ya gitu, Mak, bisa edit komen. Blogspot nggak bisa :) Jadi harus agak 'galak' :))

      Hapus
  25. Sebisa mungkin etika2 ini aku perhatiin sih mbak kalo lg BW k blog lain :). Soalnya mikir jg ,aku toh pasti g mau kan kalo blogku juga diisi ama komen2 ga ptg ato g beretika :).

    Aku pribadi ya kalo ketemu komen yg marah2 di blogku krn dia g setuju ama yg aku tulis, ya aku jwb balik sih. Tapii pernh dulu ada yg sampe ngancem gara2 aku ngereview jelek ttg makanan di suatu warung yg prnh aku coba, nah kalo yg itu aku tendang ke spam mbak :p intinya, dia komen sopan, aku bakal layani dgn sopan, tapi kalo isinya kurang ajar, tinggal klik spam button toh :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Betul betul betul.
      Makasih ya, sudah baca :D

      Hapus
  26. Dapat ide dari komen. Nah ini ilmu baru.
    Kadang ada tulisan yang sulit diberi komen. Kayaknya ada tipe tulisan yang mudah diberi komen.
    Terus terang saya sulit memberi komen karena harus berpikir. Aha jadi tulisan baru atau mak Ratri sudah membuatnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen kalau menurut aku sih bukan kewajiban, kayak kalau blogwalking.
      So, kalau ada yang kasih komen dan bw ke blogku, itu merupakan sesuatu yang istimewa buatku. Banget.

      Aku sendiri nggak pernah maksain komen. Kalau memang nggak bisa komen, dan cukup diserap aja tulisannya, ya udah. Hehehe.

      Hapus
  27. Baru tahu mba, kalau link url diisi link artikel itu spamming. Duh, aku beberapakali melakukan ini, katanya sih bisa meningkatkan pageviews gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu termasuk spamming. Bikin jengkel kalau artikelnya terus dihapus. Jadi nambahin kerjaan buat ngehapus broken link kan? Kalau nggak dihapus sih, sekali dua kali ya nggak apa kalau aku sih.

      Hapus
  28. Terimakasih mba setelah baca postingan ini saya jadi paham tentang komen saat blogwalking, khususnya meninggalkan link. Saya jadi tahu kalau blogger ada fitur mirip wordpress yang bisa mengisikan nama beserta link web.

    thanks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di blogger memang ada fitur seperti itu, cuma kadang nggak diaktifkan sama pemilik blog :) Jadi kalau nggak ada, kemungkinan sih karena pemilik blog nggak mengaktifkan.

      Makasih ya, sudah baca :)

      Hapus
  29. Setuju banget mba sama artikel ini, saya juga sering banget ngalamin yang namanya nulis cape-cape dan cuma dikomen "nice post" "makasih infonya" dan sejenisnya. Yang kaya gitu kaya ga menghargai sang penulis aja jadinya yang udah bikin artikel cape-cape

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaha.
      Sabar yah! Yang penting kan kita sendiri nggak melakukannya dan memilih untuk meninggalkan komen yang juga bermanfaat :)
      Makasih ya, sudah baca :)

      Hapus
  30. Sepertinya sebelum serius ngeblog, pernah mampir di sini beberapa kali mbak, salam kenal. Hehehe

    Suka banget sama ulasannya mbak, kemarin mampir juga di artikel tentang Gita, tp blm komen.. 😊😊



    BalasHapus
  31. Hai mba carolina ratri.. salam kenal saya Ade Ufi.

    Ini baru pertama saya mengunjungi mba yaa.

    Setuju banget sama tulisan mba Carolina. Yang jadi poin paling berat justru kebanyakan masyarakat kita tuh malas baca, termasuk yang mau komen, cuma dibaca judul doang. Trus main komen deh. Harusnya dijelasin juga ya mba di poin do's alasan kenapa "komen harus baca".. xixixi.. greget.. grrr..

    BalasHapus
  32. Iya Mbak, kadang kadang kalau ninggalin komen biasa aja jadinya kaya spam ya...

    hehehe ini test ya Mbak ya....

    BalasHapus
  33. Alhamdulillah, materinya manfaat banget..., pas butuh cari di google langsung depat.
    terima kasih ya semoga barokah selalu
    aamin

    BalasHapus