Pemanfaatan Facebook Page untuk Mendukung Performa Web/Blog Part 2 - Hasil Percobaan

by - Juli 15, 2016

Sekadar catatan dari beberapa saat mengelola Facebook Page


Hai!

Sebelumnya, ada artikel yang mencatat mengenai Facebook Page secara basic dulu. Dan sekarang adalah catatan seputar pemanfaatan Facebook Page untuk menambah, seenggaknya, sedikit traffic ke web atau blog kita. Sengaja dipecah menjadi beberapa bagian, supaya enak nulisnya dan juga lebih detail. Karena saya akan membutuhkan catatan ini suatu saat nanti. Setelah ini besok kemungkinan saya akan bahas mengenai serba serbi organic reach sebuah postingan di Facebook Page.

Dalam postingan terdahulu tersebut, saya sudah sebutkan kalau sebenarnya saya sayang banget kalau sampai Facebook Page udah dibuat, tapi nggak dioptimalkan. Sayang aja udah ada sarana, tapi nggak dipakai kan? Saya cukup penasaran soalnya, masa sih nggak bisa dioptimalkan untuk blog juga? Saya sendiri saat ini sedang mengelola dua Facebook Page, yang satu sebagai PR penerbit, yang satunya untuk portal web.

Yang PR penerbit saya kelola benar-benar secara organic. Nggak pernah pakai iklan sama sekali. Dan bisa bertambah sekitar 3.000-an likers semenjak 2 tahun lalu. Yang untuk promosi portal web, memang ada pasang iklan. Makanya bisa berkembang sampai 12.000 likers dalam 6 bulan. Iklannya sih bukan saya yang pasang. Tapi, saya masih tetap berusaha secara organic-nya.

Keduanya saya pakai sebagai tempat trial and error beberapa tips dan trik yang saya dapatkan dari beberapa tempat. Ada beberapa hal yang memberikan efek yang sama dan cukup signifikan. Makanya, saya harus punya catatan.
Dan saya cukup penasaran, seharusnya yang saya lakukan ini bisa juga dipakai untuk Facebook Page yang akan dipakai sebagai alat promosi blog. Karena secara prinsip, seharusnya sama saja.

Selanjutnya, langsung aja deh.

Ada beberapa hal yang pernah saya coba lakukan pada Facebook Pages yang saya kelola.


1. Menganggap Facebook lebih serius

Facebook - Harus kita manfaatkan sebaik-baiknya supaya memberikan nilai tambah.

Ini yang pertama kali memang harus digarisbawahi. Saya pada awalnya juga nggak pernah menganggap serius Facebook. Facebook hanya sebagai tempat kongkow-kongkow secara virtual, komen sana komen sini, lihat yang lucu-lucu, dinyinyirin, and that's it.

Yang pertama harus kita lakukan adalah melihat Facebook lebih dari sekadar alat buat mainan. We have to take it seriously. Begitupun saat kita mulai membuat Facebook Page. Jangan 'bikin dulu, urusan nanti'. Because, Facebook kita juga nggak akan anggap kita serius juga. So, sedari sekarang, kalau pengin driving traffic dari Facebook Page ke blog, alokasikan waktu khusus untuk mengerjakannya. Dan itu, di luar waktu ngeblog sendiri, atau di luar waktu mainan Facebook. Karena membuat konten di Facebook Page itu juga time consuming.

Kok time consuming? Kan tinggal share aja postingan di blog?
NO. No. Itulah yang selama ini salah. Sekadar sharing doang, it won't take you anywhere at all. Kalau hanya share postingan di blog doang terus tinggal, itu nggak akan ngaruh banyak ke statistik mana pun, entah itu likers, engagement, juga ke traffic. Ternyata itu nggak cukup.
Dari beberapa pengamatan saya terhadap Facebook Pages beberapa brand terkenal, mereka nggak cuma share mentah-mentah dari web mereka. Mereka mengolah konten Facebook-nya secara khusus. Dan, seharusnya, hal ini juga bisa kita terapkan dengan Facebook Page blog kita.

Kok gitu? Terus gimana dong, kalau bukan share postingan di blog?
Nanti ya, akan dijelaskan di bawah.

2. Pilih nama Facebook Page dengan saksama

 

Dengan lebih serius memanfaatkan, kita bisa membuatnya menjadi PR bagi blog kita.

So, mulai dari nama Facebook Page saja, kita harus mulai memikirkannya benar-benar. Menurut pengamatan, nama Facebook Page yang mengadopsi dari nama orang, itu kurang menarik. Kecuali, kalau kita sudah setenar Raditya Dika, atau setenar Riana Rara Maksum, baru deh bakalan menarik perhatian orang. Kalau pengin menarik orang di luar pertemanan, kita harus menggunakan nama yang lebih umum tapi sekaligus unik. Kenapa? Ya karena ... siapa kita sampai orang mau tahu soal kita? Cuma menjadi 'blogger' saja bukan jaminan orang tahu. Blogger itu bukan siapa-siapa di luar sana. Nggak banyak orang tertarik, kecuali yang menggeluti bidang yang sama.

Terus gimana dong? Barangkali nih ya, kalau memang mau menggunakan nama kita sebagai nama Facebook Page, pastikan pula kita punya satu atau dua keywords mengenai topik blog kita.
Misalnya, Facebook Page saya ada kata 'design'-nya. Kata 'design' itulah yang menjadi keyword. Dulu saya pernah bikin Facebook Page buat jualan, dan saya pastikan ada kata 'batik' di dalamnya.
Lalu bagaimana dengan blog gado-gado? Tambahkan saja keyword yang sekiranya mewakili sekaligus menarik juga. Misalnya, lifestyle.

Atau misalnya nih, saya ambil dari blog ini ya. Kalau saya mau bikin Facebook Page, saya akan kasih nama "CR Creative Writing" misalnya. Itu CR dari Carolina Ratri ya, bukan Cristiano Ronaldo. #apeu *dikeplak

Atau kalau mau pakai kata lifestyle, ya misalnya "Carolina Ratri - Lifestyle Blog". Tapi saya sih cenderung nggak usah pakai nama sih. Siapa sih saya? Biar saja orang-orang kenal dengan kontennya. Dengan begitu kan malah lebih baik.
Nah, kalau mau ambil contoh blog teman hmmm ... siapa ya? Mas Dani Rachmat, misalnya. Facebook Page-nya saya akan kasih nama, "Ngobrolin Duit Sambil Nyantai". Hahahaha. Kan unik dan menarik tuh XD *dijepret Mas Dani*.

Terus, gimana dong brandingnya? Kan kita pengin ngebranding nama kita sebagai blogger. Sesungguhnya, akan lebih berat ngebranding nama sendiri, ketimbang topik sebuah blog atau web. Saya melihatnya begini, pertama kita branding dulu blog kita, setelah mendapatkan banyak likers, baru deh nama kita afterwards. Ya kecuali kalau memang sudah jadi blogger kondang atau seleblog, macam Diana Rikasari, misalnya. Dia mau pasang nama, ya sukses aja. Semua netizen juga tahu kalau dia itu blogger.

Logikanya juga nyambung kok. Kalau blognya sendiri sudah terbranding dengan baik, nama kita juga akan ikutan. Jadi, kalau saya sih alih-alih ngebranding nama, mendingan ngebranding topik blog dulu. Nggak tahu kalau Mas Anang.

Sebenarnya ini juga balik ke blogger masing-masing juga sih. Kalau sudah merasa punya cukup magnet untuk menarik dengan nama diri, ya terserah saja.

3. Konten, konten, dan konten

Konten tetap jadi yang utama.

Sekarang saatnya mikirin konten, setelah kita sudah menganggap serius Facebook dan punya nama Facebook Page yang tepat.

Kok konten lagi mesti dipikirin? Facebook Page saya mau dipakai untuk sharing artikel di blog. Ya, berarti tinggal share aja konten dari blog kan? Langsung aja gitu. Kalau perlu pakai dlvr.it aja. Saya sibuk soalnya, nggak sempat kalau sharing yang terlalu ribet.

Yaaa ... nggak apa juga sih. Hak masing-masing. Perhatikan saja reach-nya seperti yang saya kasih screenshoot di artikel basic Facebook Page kemarin. Apakah reaching-nya cukup untuk men-drive traffic ke blog? Dari kebanyakan penjawab survei saya yang lalu sih, kebanyakan masih merasa belum optimal.

Coba deh, come with me ya. Cek, apakah saya bener nih alur pikirnya.
Untuk bisa men-drive traffic dari Facebook Page ke blog, kita harus menautkan antara artikel blog yang dimaksud dengan postingan di Facebook Page. Betul? Nah, berarti kita harus memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa menarik perhatian dulu sehingga postingan di Facebook Page itu bisa dibaca oleh banyak orang. Betul? Dengan demikian, kita HARUS mengolah konten di Facebook Page tersebut secara khusus (based on artikel blog kita) supaya eye catching. Betul?

Ada perbandingan seperti ini yang saya lakukan.
Saya ada dua postingan Facebook Page, yang satu langsung nge-drive ke web. Satunya lagi secara nggak langsung nge-drive traffic ke web, tapi coba perhatikan engagement dan viralitasnya.

Konten yang langsung share dari web. Tergantung dari konten webnya sendiri, reachingnya mencapai 2.124 orang secara organic, tanpa diiklankan
Dari konten web yang sama, saya buat sebagai visual content berseri. Reachingnya bisa 5x lipat.

Dari kedua konten di atas, lalu bagaimana traffic ke web-nya? Barangkali logika umumnya adalah karena konten yang pertama di atas itu langsung me-refer ke artikel asli, pastinya akan lebih banyak klik ke webnya. Betulkah? Apalagi konten kedua yang image berseri itu sudah ada konten pula di masing-masing gambar. Jadi orang nggak perlu lagi datang ke webnya untuk membaca artikelnya yang utuh.

Kalau kamu berpikir demikian, coba lihat dua screenshoot berikut ini.

Berhasil 'membuahkan' 70 link clicks
Membuahkan 151 link clicks, belum yang lain-lain.
Lihat perbedaannya kan ya?

So, apakah semua konten web atau blog bisa dijadikan begini? Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya yang pendek ini, biasanya sih yang bisa dijadikan visual content berseri seperti ini adalah yang berupa listicle.
Lalu topik apa saja yang bisa dijadikan begini? Mmm, sepertinya semua juga bisa. Makin detail kita mengamati, makin banyak kita mencoba, maka makin peka pula kita bisa memprediksikan sebuah artikel bisa kita viralkan di Facebook Page atau enggak.

Saya juga sering gagal mem-viral-kan seperti ini. Tapi beberapa kali saya mencatat, ada beberapa jenis konten yang bisa viral di Facebook, yaitu video atau slide atau gif, dan image berseri seperti di atas.

Namun sebelumnya, kita ya harus punya konten yang kuat dulu di blog. Kalau enggak, ya tetep susah juga kalau mau nge-drive traffic-nya.
Nah, sekarang tahu kan, kenapa bikin konten Facebook Page itu time consuming, dan juga membutuhkan keseriusan?

Dari beberapa kali percobaan, saya akhirnya nggak bisa menyangkal lagi, bahwa traffic dari Facebook Page ke blog itu tergantung pada organic reach terlebih dahulu. Sepertinya kalau organic reach-nya saja nggak terlalu bagus, mau diiklankan juga reaching-nya pun nggak terlalu memuaskan. Nah, organic reach yang bagus itu tergantung pada konten blog juga, berarti kan.

Terus, apa lagi ya yang bisa kita lakukan untuk bisa mendapatkan organic reach yang bagus? Ternyata ada beberapa hal yang bisa kita usahakan untuk bisa meningkatkan organic reach ini. Eh tapi kayaknya kita perlu tahu dulu sih, basic-basic mengenai organic reach ini. Kalau kita tahu apa saja formula yang ada di dalam organic reach itu, kita pasti akan tahu apa yang harus kita manfaatkan untuk bisa meningkatkan jumlahnya.

Betul nggak logika saya?

Hmmm ... nyambung ke postingan berikutnya deh.
Udah panjang. :)))

You May Also Like

17 comments

  1. Hehe.. Dulu pernah diajarin sama bos dikantor lama.

    "Kalau gambar yang lo buat dan lo sendiri ga mau ngeklik, mending ga usah dinaikin deh. Jadi, ajuin ke gue kalau gambar lo & teks lo udah mau lo klik sendiri.!"

    BalasHapus
  2. Duhhh kentang nih mbak. Hahaha. Penasaran sama lanjutannya jadinya. Hehehe.

    Setuju sama yang organic reach n klik. Beberapa kali perhatikan gitu. Cm blm coba iklankan post sih. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja dibikin kentaaaang :))
      *terus nyemur kentang*

      Hapus
  3. Walah ... kebiasaan tinggal pasang link web nya ... ternyata yg ke-2 lebih tinggi ya click nya :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. It's just hasil percobaan :)
      Barangkali juga kalau kamu coba, hasilnya nggak sama.

      Hapus
  4. oalah begitu rupanya.. Sampai saat ini sih masih sering asal share doang... makasih mbak buat infonya.

    BalasHapus
  5. Wuaaah sudah terlanjur nih pake nama aja Fanpage ku, betul juga ya kasih nama yg lebih menarik dan mengandung keyword yg mewakili *garuk-garuk kepala lagi :D
    Nunggu postingan lanjutannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sik, MakLi. Postingan selanjutnya nunggu wangsit dulu ya. :)))

      Hapus
  6. Aiiihh FPku berantakan nih mbaaaa :(

    BalasHapus
  7. Mbak Carra! Ini yang ada di pikiran saya beberapa minggu terakhir. Sudah bikin iklan Facebook buat dapet likes dan dapet tuh sekian ribu likes. Eh reach ya kok ya mumble. Trus sempet klak-klik nama pagenya buat diganti. Udha mau submit, trus ragu-ragu lagi. Eh ya langsung ditabok kiri kanan di postingan ini. Buahahahaha. Fix deh saya ganti nama. GANTI NAMA! Nah yang creating content original buat FB sih masup akal Mbak. Kalo asal share aja gak tinggi emang engagement ya.

    BalasHapus
  8. Waah makasih sharingnya, kalau saya pengalaman nangani fanpage blog keluarga dan lokalitas Malang ternyata lebih menarik yang lokalitas malang karena orang malang yang ngeliatnya akan lebih tertarik. Jadi konten n nama emang penting.
    Saya masih kurang mudeng dengan visual content itu kita bikin infografis buat tulisan kita ya Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada rasa lokalnya biasanya memang harus ditargetkan ke orang lokal juga.
      Visual konten bisa berupa image, atau infografis, atau video :)

      Hapus
  9. Artikel-artikelnya bikin kecanduan..hahah
    Thanks sudah berbagi. mba. :)

    BalasHapus