Inilah 5 Tipe Toxic People yang dengan Senang Hati Saya Hindari di Media Sosial

by - Juli 20, 2016

Demi kesehatan, orang-orang tipe begini saya hindari saja. Gimana dengan kamu?


Media sosial layaknya kerumunan orang banyak. Karakter pun bermacam-macam, dan jangan salah, pun bisa dibaca dan dikenali dengan cepat. Karena meski nggak muka ketemu muka, dari tulisan dan attitude online pun bisa kelihatan, seseorang itu toxic apa enggak.

Tapi kan, kita nggak bisa menghakimi orang yang belum kenal mendalam dan langsung. Bisa saja aslinya nggak seperti yang di online.

Betul banget! Kalau memang aslinya beda jauh dengan yang nampak di online, maksudnya orangnya lebih baik, lebih anteng, lebih enak diajak bersahabat, ya menurut saya itu derita dia. Kenapa macak sebagai toxic people saat online kan? :)) Toh, kita bisa memilih mau seperti apa kita saat online. Wise-nya orang sebenarnya juga bisa kelihatan kok meski hanya lewat cuitan di Twitter, status di Facebook, dan lain-lain.

Kalau memang beda, dan yang asli ternyata lebih asyik sedangkan yang di media sosial dia lebih toxic, ya saya tetep kok. Mendingan agak jaga jarak di media sosial.
Kenapa?

Demi kesehatan.


Baca juga: Ini Lho 7 Tanda Insecure Saat Gaul di Media Sosial. Hati-hati! 


Bukankah kita harus surround ourself dengan positive people kan? Begitu juga saat berada di media sosial. Karena itu, saya menghindari atau menjaga jarak dengan orang-orang tipe seperti ini.
(Barangkali, mereka juga sebaiknya kamu hindari saja. Demi kesehatanmu.)


1. The no-mentioners



Biasanya yang kayak gini tuh, ngomongnya pedes.

Namanya bergaul, biasa kali ya ada pro dan kontra, ada yang setuju atau enggak.
Tipe ini adalah tipe orang-orang yang sebenarnya nggak setuju dengan satu kondisi atau pernyataan, kemudian membuat status atau apa pun yang lain. Status yang dibuatnya tersebut memang nggak menyebutkan nama secara langsung. Tapi dengan clue-clue-nya, orang jadi tahu, siapa yang dituju. Nyindir, istilahnya.

Yang begini lalu membuat kepo yang lain. Dan, akhirnya bola salju membesar hingga tak terbendung. Terciptalah suasana yang nggak mengenakkan. Apalagi kalau yang di-no mention-in juga balas. Wah, sedap.

Saya biasanya sih ketawa kalau ada yang suka no mention. Tapi kalau kebanyakan, eneg juga ya. Saya lebih baik menjauh.

2. The blind sharer

Sudah share berita heboh ... ternyata beritanya hoax. Beugh!

Tipe ini adalah tipe-tipe yang suka nge-share berita nggak jelas, gambar mengerikan, konten-konten yang diragukan kebenarannya, tanpa mau kroscek, tanpa mau lihat-lihat. Tipe orang yang membutakan diri sendiri dan picik.

Biasanya sih saya suka sepet kalau ada yang share konten-konten SARA, padahal saya TAHU banget yang dishare itu adalah produk kegagalpahaman. Atau misalnya suka share foto-foto nggilani. Padahal sudah banyak yang bilang kalau yang kayak gitu nggak nyaman. Atau suka share konten-konten provokatif yang konyol, dan udah jelas hoax-nya tanpa kroscek kebenarannya.

Pokoknya yang sharing berita atau konten yang nggak dikroscek dulu deh.

Saya lebih baik menghindarinya, karena yang begini ini bisa membodohkan diri sendiri.


3. The over sharer

Saya dulu pernah melakukannya juga sih. Duh, kalau inget, malu bener!

Sharing is caring. Berbagi itu baik. Tapi kalau berlebihan atau lebay, yah ... nggak sehat juga. Mau contoh? Misalnya, ngobok-obok drama keluarga (meski keluarga sendiri). Atau nyetatus soal how boring pekerjaannya, atau malah ngerumpiin bos.

Atau ... sudah sering kita lihat banyak imbauan untuk nggak terlalu eksploitasi anak di media sosial, karena bahaya. Eh ... malah makin kenceng share foto anak. Duh, saya mah miris kalau yang kayak begini mah. I really feel sorry for the kids. Saya sedih melihat hak privacy mereka terenggut. Apalagi kalau anaknya berpose yang malu-maluin. Lagi mandi, misalnya. Atau lagi nangis.

Ya, pokoknya tipe-tipe yang terlalu mengumbar privacy deh.

Saya mendingan unfollow tipe-tipe yang terlalu mengumbar privacy kayak gini. Sumpah, bukan saya nggak simpati. Mungkin dramanya memang bener, tapi ... that's not the way it works. Really.


4. The braggers

It's the negative people that I avoid gladly!

Nah, yang ini, saya dengan sangat senang hati hindari.

Tipe begini adalah tipe yang meremehkan keberadaan, keunggulan, dan peran orang lain. Tipe begini adalah tipe yang selalu menginginkan panggung untuk dirinya sendiri all the time.

Misalnya, saat ada yang sharing, maka dia pun juga nggak mau ketinggalan ikut "tampil", dan menunjukkan bahwa dia punya yang lebih dari yang lain. Namanya juga bragging, ya dia akan berlagak, belagu. Aslinya? Nggak tahu juga. Biasanya sih yang tipe begini kalau sudah bragging, saat ditanya lebih lanjut, dia akan ngeles atau diam.

Saya sebenarnya kasihan sih dengan tipe yang begini. Whether mereka memang attention whore, atau memang butuh eksistensi. Saya pribadi akan dengan senang hati menyerahkan panggung buat mereka kalau pada mau sih :)) Saya nggak butuh panggung buat eksis. Hahahaha. Eh ini, bragging juga ya? Hahaha.

Cuma ya gitu deh, biasanya mereka ini dengan enteng merebut panggung orang lain. Jadi lama-lama ya, eneg juga lihatnya.


5. The bulliers

Sepertinya ini tipe-tipe orang suci yang nggak pernah melakukan kesalahan.

Saya paling takut sama tipe ini. Jujur banget nih. Saya lebih baik menjauh saja.

Tipe ini akan dengan senang hati "mendamprat" orang lain yang dirasakan merugikan dirinya. Nggak berhenti sampai di situ, dia juga akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk berpihak padanya, dan kemudian bersama-sama "menyerang" pihak lain yang dianggapnya bersalah.

Come on, Gaes! Apakah kita bisa pernah benar-benar luput dari kesalahan? Siapakah kita hingga kita boleh menghakimi sesama?

"Tapi kalau nggak begitu, dia nggak akan merasa bersalah dan kapok!"

Iyakah? Siapakah kamu hingga kamu merasa berkewajiban untuk membuatnya jera?
Ketimbang makan hati, saya lebih baik menghindarinya saja. Tipe ini sungguh mengerikan. Apalagi kalau sampai ada ancaman, semacam, "Jangan main-main deh sama kita!"
Waduw! Kayak preman yah :(


Baca juga: [Guest Post] Ini Dia 4 Tipe Social Media Junkies. Kamu Termasuk yang Mana?


Nah, itu dia 5 toxic people yang dengan senang hati saya hindari. Kalau kamu, adakah tipe-tipe tertentu yang lebih baik kamu hindari saja demi kesehatan jiwamu? Atau, kamu tipenya orang yang bisa woles bergaul dengan siapa aja? Kalau gitu, bagi resep dong, gimana caranya selalu woles gitu :)

Postingan ini saya tulis sebagai dasar introspeksi diri sendiri, agar selalu ingat jangan sampai jadikan diri sendiri menjadi toxic. Kalau saya pernah being toxic, please, maafkan saya ya :) *salim* #masihsuasanaLebaran :))
Dan, tolong ingatkan saya, kalau suatu kali melakukan yang ada di atas itu :)

You May Also Like

43 comments

  1. Mengko yo yen wes di unfriend trus nyetatus begini: Gagal paham itu melihat teman yang sudah friend tapi kok nongol lagi di people to follow. Hahahaaa.... Itu tipe opo yg nggak pernah merasa bertingkah nyebahi? Play victim aja

    BalasHapus
  2. Daku menghindari orang yang suka janji-janji surga neraka jahanam :D
    Tulisannya mengena banget, introspeksi diri ah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((janji surga neraka jahanam)))

      Contohnya kayak gimana itu? :)))

      Hapus
  3. Saya sih woles, ngga tau mas Anang

    BalasHapus
  4. Emang paling ga enak berada dengan lingkungan toxic people tapi kasian juga mba ga ada yang menyadarkan mereka ke jalan yang benar anehnya ttp aza ada yang dukung mati2an mereka itu, disitu bikin saya sakit kepala :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Tapi bukan kewajiban kita kan, buat menyadarkan mereka ke jalan yang benar :)))

      Hapus
  5. kadang perlu ikutin orang yg doyan bragging walau sebenarnya gak usah juga ya.... Lumayan buat bahan gossip *halah, tujuannya udah gak bener* atau kalau kepepet buat bahan postingan :)))))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya sih. Biar ada bahan buat diomongin ya, Kak :)))

      Hapus
  6. Bener, lbh baik dihindari .. baca ini sambil berdoa, semoga terhindar utk menjadi seperti yg kek gini di ke depannya :D

    BalasHapus
  7. Saya ga tau mba, malah jadi tiati bener2 abis baca postingan ini, jangan2 saya one of them lagi. Kan malu saya udah koar2 di komen eh ternyata saya termasuk :)))

    Tapi saya termasuk boam kalau masalah status socmed. Soalnya saya lebih sering ga pekanya, ketimbang peka. Meski ada lah beberapa kali sensinya. Yenemenye juge manusie ye mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjadi nggak sensi itu malah enak lho. Bisa ngapa-ngapain tanpa intensi apa pun :)))

      Hapus
  8. jleb inih tulisannya mbak, jleb sekali

    BalasHapus
  9. Ini sebenarnya sebagian dari buanyaknya tipe2 orang yang berlaku di socmed ya mak. Tapi poin2 ini emang paling banyak ditemui. Aku mah, kadang bisa woles, kadang, yang udah... memilih untuk menyerahkan panggung juga (ini bragging kayanya yaa) wkwkwkw. Anyway, makasih sudah bikin postingan ini, jadi belajar dan mawas diri juga. Semoga bisa menjadi lebih baik setiap saat yes cyin #ThankYouILearn

    BalasHapus
  10. Duh jangan-jangan aku salah satunya ahahaha .. tp di Twitter aku adalah the-lucu-dikit-ngakak-ers Mbak :)) Cuma emang kesel sih sama orang yg follow socmed kita, hanya untuk mencaci kita dan ingin tahu kehidupan kita trus diomongin di dunia nyata di belakang kita. That's soooo rude.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah. Ada juga yang kayak gitu ya?
      Moga-moga kita nggak termasuk di dalamnya ya. Memang perlu untuk introspeksi terus ya :)

      Hapus
  11. Aq selow ajah soalnya sosmed ibarat obrolan diwarung kopi semuanya ada. Cuma jadi lbh mawas diri aja. Yang negatif2 skip ajah.

    BalasHapus
  12. Saya menemui ke-5 tipikal pengguna sosmed ini setiap hari. Memang beracun tapi hampir dibilang saya tidak pernah ambil pusing, hanya kadang kadang merasa kasihan saja kok ya hidup mereka sengsara amat :)

    BalasHapus
  13. Yang nomor 2 malas banget ketemu orang2 yg suka share berita hoax. Sama yg suka buat provokasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Skip skip saja :) Nggak usah ditanggapi ya kan?

      Hapus
  14. Cara selalu woles..Banyak2 maafin aja. Kan kadang saya juga suka banyak salah, kok. Kalau frekwensinya sering, betul eneg juga tapi akhirnya suka jatuh kasian. Tapi mau diapain lagi ya. Sodara bukan keluarga juga bukan.Haha. Apa boleh buat. Menjauh itu memang satu2nya solusi.

    BalasHapus
  15. Aku sih woles nemu orang-orang gini. Meski bikin eneg juga :D
    Cuma kalau nemu yang suka no mention terus ngebully gitu aku milih diem aja. Ga komen atau bikin status tandingan. Biar aja dia sendiri yang menuai badai dari ulahnya sendiri. Ya kalau nyadar sih, kalau enggak ya derita dia ga nyadar-nyadar huehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Cuekin itu udah yang paling bener dah.

      Hapus
  16. Cuekin ajalah orang-orang seperti itu.
    Semoga aku tidak termasuk salah satunya hehehe, kadang emang lupa ya kalo sudah keasyikan nyetatus di sosmed.

    BalasHapus
  17. Saya termasuk korban orang no. 5 hahahaHa
    walaupun ga di mention, tapi di bully itu sungguh ga enak. Makanya saya memilih untuk menghindar. Gpp berkurang temannya, tapi hidup saya lebih damai

    BalasHapus
  18. Semoga aku gak termasuk seperti itu. Kalau aku sih woles sekarang mah. Nggak pernah nanggepin sesuatu yg bikin kezel atau yg bikin debat atau yg bikin mikir jero. Tak biarin lewat aja di beranda sosmed. Mulane uripku tentrem. ihik :D

    BalasHapus
  19. Waktu masih unyu suka over sharing,, berasa hidupku penuh drama hahahaha...
    Tulisannya jleb bgt mbak Carra

    BalasHapus
  20. Setuju banget 5 tipe diatas mending dihindari, karena positif narik yang positif lagi, negatif akan narik negatif lagi ☺

    BalasHapus
  21. Biasanya skip aja... karena gak semubstatusnya bikin gondok.... paling mampir gondok sebentar..hahahha

    BalasHapus