Ini Dia 4 Sumber dan Tips Riset untuk Mendukung Data Tulisanmu

by - November 19, 2017




Salah satu rahasia kekuatan seorang penulis adalah riset.

Mau nulis apa saja, kalau risetnya kuat, ya bisa saja ditulis--bahkan kalau topiknya kurang kita kuasai sekalipun.

Tapi, saya akan membatasi penulisan artikel populer saja ya di sini, misal untuk blog atau portal yang sifatnya fun dan ringan. Kalau untuk penulisan disertasi, tesis, whatever yang berat, yah, mungkin ini nggak cocok. Silakan cari tip di tempat lain :)))

So far, kamu ke mana saja kalau melakukan riset untuk artikel blog kamu?
Googling?

Ya, itu sih memang hal pertama yang selalu kita lakukan kan? Nanya ke Mbah Google, karena blio itu mahatahu.

Tapi, tahu nggak sih, ternyata ada banyak sekali situs-situs yang bisa banget kita manfaatkan saat riset. Bukan, bukan Googling sih, meski beberapa di antaranya memang milik Google tapi lebih spesifik lagi.

Sebagian sih sudah saya cobain, sebagian lagi belum tapi direkomendasikan oleh banyak mastah blogger luar. So, barangkali kamu mau coba duluan juga yes?
Kalau udah coba, boleh kasih tahu saya ya pengalamannya. Boleh ditulis juga di blogmu, nanti saya tautkan ke artikel ini.


4 Sumber riset online untuk tulisan



1. Google Scholar

Interface Google Scholar


Saya coba nyari dengan kata kunci "kesehatan wanita", yang keluar semua sumber terpercaya. Boleh dipakai, jangan lupa sebutkan sumber ya.


Yang satu ini adalah mesin pencari milik Google juga, tapi agak beda.
Mesin pencari ini adalah untuk mencari berbagai dokumen dan literatur ilmiah secara menyeluruh di banyak disiplin dan sumber. Termasuk di dalanya ada artikel, tesis, buku, abstraksi dan pendapat pengadilan, dari penerbit akademis, masyarakat profesional, repositori online, universitas dan situs web lainnya.

Kalau mau ambil sumber terpercaya ya nyarinya di sini. Yang muncul nggak sekadar tulisan di portal abal-abal, tapi bisa jadi hasil penelitian para profesor di beberapa universitas.



2. Google Trend




Yang ini beberapa dari kita pasti sudah familier ya, bahkan sudah sering kali pakai. Saya pun lebih banyak jalan-jalan ke sini ketimbang situs lain, karena saya lebih banyak nulis artikel populer.

Tentang Google Trend, saya sudah pernah nulis secara lengkap di blog ini. Silakan dibaca saja yah. Nggak perlu saya jelaskan ulang di sini.



3. HARO





Nah, yang satu ini belum saya coba sih. Tapi direkomendasikan oleh salah satu situs referensi saya, Social Media Today.

HARO (Help Reporter Out) memberi kesempatan pada para jurnalis dan blogger untuk mengakses database sumber untuk tulisan mereka, dan menawarkan liputan media yang terpercaya kepada akademisi secara daily basis.

“Writing an article, but don’t have the perfect source? Submit a posting with Help A Reporter Out and responses will begin flowing into your email box. Looking to become the front page of Time? Use the HARO emails to help other reporters out with their next big story.” — Social Media Today

Menurut Social Media Today sih, ada layanan gratisnya kok (meski mungkin aksesibilitasnya agak terbatas), dan juga ada yang berbayar.



4. Wolfram|Alpha




Nah, ini semacam ensiklopedia online. Lagi-lagi in english ya :P
Kalau kamu mengira Google udah yang paling pintar, coba yang satu ini deh :)))) Segala macam ada, dari mulai sejarah sampai matematika, dari mulai film sampai reaksi kimia. Hahaha.

Saya sih belum pernah memanfaatkannya secara maksimal. Cuma saya bookmark aja. Kali-kali ntar mesti bantuin anak-anak ngerjain PR kimia or fisika or math. #eh



Itu dia beberapa situs yang bisa kita manfaatkan untuk melakukan riset, selain tentunya dengan browsing melalui Google Search.


Anyway, ada beberapa tips untuk riset ala saya nih.


1. Cek dan ricek


Saat kita menemukan satu fakta, ada baiknya kita kroscek sekaligus ke beberapa source. Mungkin 2 atau 3 sumber sekaligus, lalu di-compare.

Saya biasanya sih membuka sekaligus 2 atau 3 artikel pendukung saat menulis satu artikel. Kalau ada pernyataan atau fakta yang sama, maka saya bisa menyimpulkan kalau fakta tersebut benar adanya.

Kalau ada perbedaan, maka saya pun mencari data/artikel pendukung yang lain.

Intinya, pakai metode overlap. Kalau faktanya overlap satu sama lain, berarti it's trustworthy enough.


2. Perhatikan kredibilitas situsnya


Ini paling penting ya, karena ada situs yang memang rada ngawur kalau bikin artikel. Kayak Tribun or Detikcom gitu, maap ya. Nggak bisa saya percaya sepenuhnya.

Kalau seumpama soal kesehatan, ya saya biasanya ngecek ke Alodokter, atau HelloSehat.
Atau, biasanya sih saya lebih ke majalah online, seperti misalnya ke parenting.co.id untuk topik parenting, atau Ayahbunda. Kalau fashion, saya ke Elle atau Marie Claire.

Jadi semisal Googling, ya situs-situs yang masuk daftar A itu yang saya prioritaskan untuk dicek. Meski yang muncul di page one nomor 1 itu Tribun atau Detikcom, tapi saya tetep biasanya ke daftar A dulu.


3. Temukan ahlinya


Tip riset paling oke sih ya bisa menemukan sumbernya langsung.
Misalnya, saya mau nulis soal online shop, ya langsung deh kumpulkan teman-teman yang punya online shop, lalu minta interview.

So, kalau punya teman-teman tuh ya dibikin database coba, siapa yang bisa ditanyai apa :))) That's what friends are for, kan ya? Hahaha.

Kalau belum punya teman dokter, coba cari.
Begitu juga pengacara, MUA, pakar keuangan, ... pokoknya dibanyakin deh. Hahaha..

Jadi penulis itu memang penting banget buat berteman dengan semua kalangan, karena semua orang bisa jadi sumber tulisan.



4. Buku tetap jadi sumber terbaik


Mau riset ke mana-mana, kok ya kalau saya nih tetap menganggap buku sebagai sumber pengetahuan dan ilmu terbaik.

Ya, soalnya di buku juga jelas sumbernya dari mana saja. Bisa dicek dan ditelusur. Sepertinya semua bisa dipertanggungjawabkan gitu kalau buku mah.

So, kalau mau bahas topik tertentu, ya berburulah buku dengan topik tersebut.
Zaman sekarang buku juga nggak mesti beli mahal kok (meski kalau bisa beli sih bagus banget). Kita bisa pinjam di iJak, iPusnas, iKaltim dan seterusnya.

Terus kalau pengin punya dan mau yang murah aja, ya beli aja ebook-nya di Google Play Book.
Penting, jangan beli buku bajakan ya. Termasuk ebook bajakan, yang dijual 5000 dapat 4 buku itu.

Masih mending pinjam aja deh. Tapi kalau kamu minta kopi ebook dari teman kamu, yang lalu dikirimin PDF-nya itu juga diragukan orisinalitasnya juga.


Jadi penulis itu memang semacam belajar tiada akhir. Setiap kali menemui topik baru, mau nggak mau ya kita mesti mempelajarinya. Kalau kamu bukan pembelajar yang baik dan detail, ya sepertinya juga susah untuk jadi penulis yang baik dan tangguh.

Nah, kalau ada tambahan sumber atau tips melakukan riset untuk tulisan, boleh ditambahkan di kolom komen yah!

Selamat nulis!

You May Also Like

15 comments

  1. Wah,belajar lagi hal baru dari Mba Carolina Ratri, makasih banyak, mba, ilmunya saya catet nih

    BalasHapus
  2. Buat saya yang masih suka bingung dengan referensi, tulisan ini membantu sekali

    BalasHapus
  3. Wah asyikkkk nambah ilmu n info baru nih. Makasih mba. Langsung pengen coba saya

    BalasHapus
  4. baru tahu google trend doang.,,oke tertarik dnegan google schollar

    BalasHapus
  5. Belum pernah pakai dari semua yang ditulis di atas. Sampai saat ini; yang jadi sumber tulisan masih seputaran personal experience, buku dan film. Klasik banget ya?
    Etapi pengen nyoba si Wolfram, aah..

    BalasHapus
  6. Salam kenal mbak... Terimakasih atas infonya ya mbak. Sangat membantu saya karena saya pemula banget nulis. Baru googling aja tahunya. Hihihiii.

    BalasHapus
  7. Wah jarang" nih ada blog yang membahas sumber referensi. Postinganmu sangat bermanfaat mbak😁👏👏

    BalasHapus
  8. Noted, buku lebih baik ya sebagai sumber. Thanks infonya Mbk

    BalasHapus
  9. Setuju banget Kak Carra, buku emang salah satu sumber paling terpercaya. Sampel skrg masih rajin nongky di Gramedia rutin sebulan sekali minimal 🙊😉

    BalasHapus
  10. Terkadang saya suka asal menulis saja. Sehingga yang terjadi, tulisan saya kadang garing aja dibacanya.

    BalasHapus