Seberapa Panjang Sih Idealnya Artikel Blog Itu?

by - Juli 26, 2016

Nulis panjang tapi nggak fokus, ya buat apa?


"Seberapa panjang sih, artikel kita yang paling optimal itu?"

Pertanyaan ini sering banget akhir-akhir saya dengar dilontarkan oleh teman-teman. Mbak Indah Juli juga pernah menanyakannya saat saya sedang berdiskusi dengan beliau di suatu event beberapa bulan yang lalu. Pun banyak kali yang menanyakannya pada saya di setiap kesempatan saya sharing mengenai konten viral.

Pada kesempatan yang sudah-sudah, saya selalu menjawab biasanya 1.000 kata itu rata-rata yang paling ideal. Minimal 700 kata adalah panjang artikel yang mudah diindex oleh Google (Google sekarang lebih suka artikel yang panjang). Kalau menurut data dari hasil surveynya Hubspot, artikel yang mencapai share terbanyak adalah artikel yang panjangnya kurang lebih 2.500 kata.

Uuuu ... pinjing sikili yi! *saking panjangnya*

Nah, sebenarnya kenapa sih kita harus merhatiin panjang tulisan artikel ini? Mau 500 kata, 1.000 kata atau 100 kata, kan nggak masalah kan?

Well, the myth is, yang dulu sering saya baca dan saya tahu dari orang-orang yang menulis duluan daripada saya, bahwa menulis untuk dibaca secara online (melalui handphone, tablet, dan PC/laptop) itu sebaiknya jangan lebih dari 600 kata. Mengapa? Ini kaitannya dengan ketahanan orang untuk membaca secara elektronik, yang memang lebih melelahkan ketimbang buku.

Namun, makin ke sini, saya sendiri merasakan, bahwa nulis 600 kata itu cukup kentang. Hahaha. Ada banyak hal yang rasanya harus dihilangkan, padahal cukup penting. Saya merasakan bahwa saya nggak bisa menyajikan tulisan yang runut, jadi harus melompat-lompat demi terpenuhinya tulisan pendek namun padat itu. Saya jadi merasa nggak bisa menyampaikan pesan saya secara detail dalam tulisan, yang barangkali dibutuhkan oleh orang lain.

Hingga akhirnya, saya melepaskan aturan 600 kata, dan menulis saja sesuai dengan apa yang sudah saya outline-kan. Sedetail mungkin. Serunut mungkin. Dan hasilnya? Rata-rata tulisan saya akhirnya memanjang sampai 1.000 kata, bahkan lebih.

Ndilalah kemudian Google mengupdate algoritmanya, bahwa dia lebih menyukai good and long article. Saya cari tahu lagi, ternyata 700 kata itu dianggap ideal untuk Google. Dan kemudian ada hasil survey dari Hubspot itu tadi untuk artikel viral.

Dan yang saya ketahui kemudian, bahwa sebenarnya panjangnya sebuah artikel itu harusnya disesuaikan dengan tujuan artikel itu dibuat.

Maksudnya gimana?

Panjangnya sebuah artikel itu harusnya disesuaikan dengan tujuan artikel itu dibuat.

Adalah Joe Bunting, seorang penulis dan entrepreneur, yang menulis artikel mengenai hal ini. So, saya akan menuliskan ulang saripatinya ya.

Saat kita menulis artikel di blog maka tujuan kita menuliskannya adalah salah satu dari berikut:
  • Untuk dibaca oleh orang lain
  • Untuk mendapatkan komentar atau feedback dari orang lain
  • Untuk mendapatkan backlink (dari share)
  • Untuk mendapatkan traffic
Hmmm ... apa lagi ya? Coba ditambahin kalau ada yang kurang. :D

Joe Bunting kemudian mencoba untuk melakukan eksperimen terhadap panjang artikel di blognya. Dia menulis banyak blogpost dengan panjang yang sangat bervariasi, dari mulai mini post sepanjang hanya 100 kata, hingga artikel sepanjang 2.000 kata lebih. Nah, ternyata nih, saudara-saudara, dia telah menyimpulkan sesuatu yang barangkali bisa jadi pencerahan kita mengenai panjang ideal sebuah tulisan ini.

Pada dasarnya, nggak ada yang salah memang panjangnya mau 100 kata, 500 kata, atau 2.000 kata. Tapi, masing-masing ada peruntukannya!

Nah, menurut Joe Bunting, ada 3 pertanyaan mendasar yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri untuk kemudian bisa menentukan seberapa panjang artikel yang harus kita tulis.

1. Apakah kita menulis untuk mendapatkan komen?


Buat konten pendek, yang bisa driving discussion untuk bisa mendapatkan komen yang banyak

Kalau iya, berarti 'shorter is better' adalah dalil yang cocok untuk jenis artikel seperti ini. Pembaca belum sampai lelah membaca, dalam kondisi kentang, lalu pancing dengan pertanyaan.

Maka, yang biasanya terjadi adalah diskusi yang panjang. Joe Bunting sendiri suka banget memberikan writing prompt di blognya, yang kemudian akan mengundang orang untuk berpartisipasi. Dia bilang, panjang artikel jenis ini nggak boleh lebih dari 275 kata. Ya, dikira-kira aja sih. Pokoknya jangan panjang-panjang, nggak bikin pembaca capek duluan terus udah males mikirin jawaban.

Writing prompt itu bisa dibilang pancingan, atau pertanyaan survey gitu deh. Kayak yang hari ini saya lakukan di Facebook. Itu kan cuma berapa kata yah? Komennya? Udah lumayan.




Coba kalau itu ditulis di blog, apakah efeknya sama? Sepertinya sama saja. Cuma mungkin nggak secepat di Facebook, yang realtime ya.

Tapi, meski bisa mengundang banyak komen, artikel pendek seperti ini cenderung kurang share-nya, dan berat banget untuk diindex oleh Google. Jadi Joe Bunting menyarankan, artikel sejenis ini paling cocok untuk building audience dan membangun engagement.

So, maybe bisa kita pakai juga di Facebook Page, jika kamu menginginkan awareness nambah dan build more engaging content untuk Facebook Page kamu.

2. Apakah kita menulis agar di-share oleh orang-orang?

Hasil penelitian OkDork

Kalau iya, Joe Bunting menyarankan untuk menulis medium length posts, sekitar 600 - 1.250 kata.

Tapi tentu saja, panjangnya tulisan ini bukan faktor satu-satunya yang bisa membuat sebuah tulisan itu akan dishare lho ya. Tetap ada itu yang namanya kualitas konten, topik yang diangkat, dan apakah tulisan kita itu memecahkan masalah yang dibawa oleh pembaca, akan menentukan seberapa besar sebuah konten bisa viral.

Yang saya tambahkan di sini juga adalah fokus tulisan. Kalau tulisannya panjang tapi nggak runut, mbleber ke mana-mana, bahas apa-apa yang nggak ada hubungan dengan topik utama ... ya dadah bhaybhay saja tetepan.

Oh iya. Dan judul ya! Judul ini penting banget kalau kamu mau postingan kamu viral. (meski kemudian yang terjadi adalah, artikel kamu dishare tanpa dibaca :))) wakakakak. Tapi viral kan?)

3. Apakah kita menulis untuk mendapatkan traffic dari Google (based on algoritma terbaru)?

Hasil penelitian serp IQ

Kalau iya, Joe Bunting menyarankan untuk menulis setidaknya 2.400 kata. Dia mengatakan bahwa, "Search Engine Optimization (SEO) is a tricky business, and while the rewards for getting it right can be extremely high, focusing too much on it can be a huge waste of time."

Kalau mau baca lebih lengkap mengenai penelitian terhadap hubungan antara Google dan artikel panjang, kamu bisa baca di sini nih. Bahasa Inggris ya, artikelnya. Hehehe. Soalnya belum ada kayaknya yang bahas itu di sini kayaknya mah.

Search engine suka artikel yang panjang, original, dan yang berfokus pada pemecahan masalah yang mungkin sedang dialami oleh pembaca. Inget kan sekarang SEO bukan lagi Search Engine Optimization, melainkan Search Experience Optimization? Bahwa search engine i.e. Google, lebih menekankan pada pengalaman atau experience dari user. Ya, kita-kita gini deh. Saat kita lama menghabiskan waktu di satu website, apalagi terus buka-buka yang lain, data visiting kita akan dirangkum oleh Google.


Nah, jadi kesimpulannya gimana nih?
Begini yang saya tangkap yah, nggak cuma dari tulisan Joe Bunting, tapi juga dari beberapa artikel referensi luar. CMIIW.

  • 75 - 300 kata, untuk artikel yang bertujuan meng-generate discussion. Artikel ini akan jarang dishare, kecuali kalau ngajakin yang lain untuk ikutan diskusi, juga akan sulit mendapatkan trafik dari Google.
  • 300 - 600 kata, adalah ukuran standar artikel di blog yang disarankan oleh banyak blogging guru (terutama di luar negeri sih saya bacanya). Tapi pengalaman saya, nulis artikel sepanjang ini tuh kentang nanggung abisssss, nggak sempet jelasin apa-apa deh :)) Terlalu singkat juga untuk bisa di-noted sama Google sebagai artikel yang bisa memuaskan pembacanya.
  • 750 kata, merupakan panjang artikel jurnalisme yang paling ideal. Menurut beberapa blogging guru, artikel dengan panjang segini tuh cukupan deh jumlah share-nya.
  • 1.000 - 1.500 kata, komennya mungkin akan lebih sedikit. Karena orang-orang yang baca sampai selesai biasanya telah terpenuhi hasrat ingin tahunya, dan nggak ada lagi yang ditanyakan. Biasanya artikel sepanjang segini itu juga sudah mencakup pembahasan masalah yang cukup detail, dan juga sudah menawarkan solusi meski nggak terlalu dalam. Tapi ya, cukuplah.
  • 2.500 kata atau lebih, ini yang didemenin Google. Logika saya sih, kalau memang artikelnya menarik dan mampu membuat pembacanya menyelesaikan sampai akhir, berarti pembaca akan tinggal lama di artikel tersebut yang berarti ini akan mengurangi bounce rate. Bener nggak? Sehingga hal ini akan dinilai Google sebagai good user experience. So, Google pun akan merekomendasikan artikel sejenis ini pada pembaca yang lain.
Nah, semoga bisa menjawab pertanyaan umum mengenai seberapa panjang artikel blog itu sebaiknya. Kita harus menyesuaikannya dengan peruntukan masing-masing.

But ... you know what?
Jangan jadikan ini patokan saklek sebuah tulisan. Untuk blog pribadi apalagi, just write as you want. Pastikan saja artikelmu tetap fokus, entah pendek entah panjang. Kalau memang perlu bahas mendetail, ya tulis saja secara detail. Setiap panjang artikel masing-masing punya keuntungan sendiri-sendiri, tinggal kamu kenali saja, lalu make the most of it.

Yang paling penting: apakah kamu menawarkan solusi pada pembacamu? Apakah kamu menulis apa yang diperlukan oleh pembacamu? Apakah kamu mendengarkan pembacamu?

Ada pendapat lain? Atau ada yang mau ditambahin?
Sok, ditulis di kolom komen yah!

You May Also Like

71 comments

  1. Aku pengen tulisanku nongol di page one Google, setia setiap saat :v
    Sekarang lagi berusaha nulis dengan napas panjang, kalau mentok ya 500 kata, karena udah nggak tau lagi apa yang mau ditulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 500 kata juga nggak apa, asal sudah menyampaikan pesan secara tuntas :D

      Hapus
  2. Menulis secukupnya saja, kepanjangan ya bosen kependekan ya aneh. Tapi, balik lagi sih sama orangnya. Tingkat kenyamanan seseorang berbeda-beda, bisa aja ada yg nyaman dengan ribuan kata ada juga yg ratusan. Intinya, dibuat senang & bermanfaat aja ketika menulis mah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bervariasi memang lebih asyik :)
      Makasih ya, Terren.

      Hapus
  3. blogging paling sanggup 750 kata aja, klo lebih pasti isiannya ngalor ngidul

    BalasHapus
  4. sekarang ini masih nyaman nulis di atas 700 kata. Itu juga ga sadar bisa sampe gitu. Justru bikin riweuh kalo disuruh nulis ga boleh lebih dari 500 kata. * kemudian nangis di pinggir kali *

    BalasHapus
  5. Justru awalnya posting 1000 words abis itu mulai turun karena bingung mau nulis apa hiiik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Berarti mungkin sekarang lebih fokus ya :)

      Hapus
  6. Aku tipe orang yang kalau nulis nggak bisa pendek *sigh*
    Tapi masih nyari trik bikin judul sama kalimat pembuka yang oke. Kadang ngerasa stuck di judul sama paragraf pembuka. Lalu frustasi, hahahaha

    Tapi alah bisa karena biasa kan ya Mba? Jadi ya mari sering-sering latihan. Hap hap semangaat^^

    BalasHapus
  7. Postinganku masih sekitar 600 kata.
    Pernah nulis sekitar 2500 kata yang tentang anakku kena demam berdarah *keenakan curhat :D

    BalasHapus
  8. Tfs mba, menjawab pertanyaan saya selama ini ^^

    BalasHapus
  9. hemmm kalo saya nulis terbatas dengan kata, saya jadi sulit untuk menulis. jadi mikir 2 kali untuk menaruh tulisan, antara yang ada di pikiran dan kata yang ditentukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kalau untuk blog sendiri, bebaskan saja :)

      Hapus
  10. Wahh ternyata ada ketentuannya juga ya. Saya baru tau. Nice share Mbak :)
    Kapan-kapan bahas juga bagaimana bikin outline artikel dong he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan ketentuan sih itu. Hanya sekadar sharing, kalau kita mengenal berbagai jenis tulisan itu bagus karena kemudian kita bisa tahu pemanfaatannya secara tepat. Karena kalau dilihat-lihat lagi, tulisan seperti itu berkaitan dengan psikologis pembaca. Contohnya, kita harus tahu kapan pembaca mulai lelah baca, kapan pembaca bisa dipancing berkomentar dan seterusnya :)

      Iya, nanti akan bahas mengenai outline. Sudah diantrekan kok. Makasih ya!

      Hapus
  11. Kalau saya sih menganut bukan panjang pendeknya atau jumlah katanya mbak. Tapi lebih isi tulisannya.
    Kalau pendek tapi isinya bagus pun akan saya share. tapi kalau panjang cuma isinya muter2 doang atau "meniput" gak deh. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku biasanya paling 300 kata aja

      Hapus
    2. Yes, Mas Ryan. Memang pendek dan panjang sih biasanya nggak ada hubungannya dengan kualitas tulisan. Tergantung topik tetepan :)

      Hapus
  12. Wah berguna banget buat newbie blogger kayak aku, thanks mba:) Oh iya mau nanya, kalo untuk topik tulisan biasanya yg disukai google apa yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau topik kan tergantung pembacanya, Mbak. Apa yang trending di Google kan biasanya ditentukan oleh banyaknya orang yang nyari.

      Untuk lihat topik trending Google, bisa lihat di Google Trend, atau di Buzzsumo.

      Hapus
  13. Baru sanggup yang 400-600 kata aja, kalau panjang harus yang bener-bener pengalaman sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pribadi suka kalau ada artikel based on pengalaman pribadi :) BIasanya selalu ada manfaat atau hikmah yang bisa dimunculkan juga buat pembaca :)

      Hapus
  14. aku nulis semaunya aja, sesuai dengan yg ada dipikiran, paling dikit sih 400 kt paling banyak 1000an itu juga jaraang mak.
    kan curcool nulisnya hahhaa..

    maturnuwun Mak'e keceh tulisanne..

    BalasHapus
  15. Dulu saya bermasalah dengan nulis panjang. Kalau harus menulis artikel 1000 kata, susahnya minta ampun. Sekarang justru sebaliknya, gak bisa nulis pendek. Pasti di atas 1000, dan rata-rata 1500an. Sampai kadang-kadang kangen untuk bisa nulia artikel yang lebih ringkas. Masalahnya sama kaya mbak Carra, nanggung dan terlalu singkat kalau cuma 600an kata.

    Btw, trik lain saya untuk menurunkan angka bounching rate adalah dengan menyisipkan video. Terutama travel video dan dan vlog buatan sendiri. Cuma ya lumayan, PR nya makin banyak hehehe.

    Makasih banget untum artikelnya mbak. Mencerahkan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ugh. Iya, video. PR banget buat saya.
      Pengin memulai dari slide dulu deh. Hahahaa.
      Pengiiiiin banget memperkaya konten dengan video. Tapi, nyadar, terbatas kemampuanku buat video.

      Hapus
    2. Ini kita samaan banget mbak. Nyerah kalau soal video. hahahaha. perlu manggil yang jago kayak Dani tuh

      Hapus
  16. hah, 2500 kata? Tulisan terpanjang saya cuma 1000 kata doang...ugh
    itu pun aku baca sendiri udah ngos-ngosan. jadi khawatir, klo kepanjangan gitu beneran ada yang baca nggak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, di sepanjang artikel kemudian kan dijelaskan mengenai panjang artikel ini :) Sudah dibaca sampai selesaikah?
      Untuk beneran pada baca apa enggak, tergantung cara pengolahan kita, cara mengakali supaya pembaca nggak bosan itu juga seni tersendiri. Nyatanya data membuktikan 2.500 banyak dishare. Jadi pasti ada yang menyebabkan banyak orang suka pada artikel sepanjang itu.

      Hapus
  17. Tfs mba. 2500 kata banyak juga ya. Memang harus memperluas atau menyempitkan topik dalam perjalanannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes. Pelan-pelan saja kalau memang mau manjangin. Sebenarnya nggak harus segitu juga sih. Disesuaikan saja dengan kebutuhan dan tujuan nulis.

      Hapus
  18. Makasih Mbak pencerahannya, pas banget karena belakangan aku bingung idealnya berapa sih panjang sebuah artikel blog saat ini.

    BalasHapus
  19. Jadi inget jaman dulu Mbak Carra. Kalo nulis lebih dari 600 kata diancam sama yang baca (temen-temen komentator) gak akan dikomenin. Bener sih komen rame tapi trefik ya gitudeh (dibawah 1000 per hari. Kalopun naik ya karena sayanya rajin komen n bw juga). Pas saya sendiri baca lagi postingan judul dengan pajangan 600an kata emang rasanya kentang abis. Saya edit pun nambahin info baru masuknya di atas 1000an kata.
    Nah rata-rata artikel saya sekarang di atas 1000 kata dan saya usahakan emang bener-bener ada gunanya. Gak cuman kentang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, panjang atau pendek, bisa agak dikesampingkan. Yang penting, kentang nggak bahasnya atau nanggung nggak, detail nggak, dan seterusnya. Posisikan diri sebagai pembaca :D

      Hapus
  20. emang sih..kalo nulis harus seribu kata...banyak harus mikir apa agi yah..???
    akhir-akhir ini aku suka nulis panjang mba..lebih kurang 1000-an kata.., tapi 750 kata minimal.. yah..ntar dilebihin dikit he2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Iya, kalau dibaca lagi biasanya sih selalu ada saja yang bisa ditambahin ya :D

      Hapus
  21. Fyuh, nulis 1500 ngos-ngosan juga ya Mbak, saya biasanya kalau curhat ya sekitar 700 - 1000 kata hehehee

    BalasHapus
  22. Masih belajar nih mbak Cara pengennya nulis yang panjang dan detail gitu hehehe
    Makasi pencerahannya mbak

    BalasHapus
  23. wah, perlu banyak latihan nulis lagi kayaknya aku mbak, paling banter cuma kuat sampe 800 kata :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. 800 kata juga oke. Asal sudah tahu tujuan nulisnya :)

      Hapus
  24. Wah jadi semangat untuk menulis 1000 kata lebih nih makasih banyak ya..

    BalasHapus
  25. Thanks for sharing :D kalau saya kendalanya di waktu, nulis 1500an kata butuh waktu berhari-hari huhu. Tapi seperti kata mba, nulis 600an kata nanggung xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berhari-hari juga nggak apa kan? Kalau bisa detail dan informasi lengkap kan bagus :)

      Hapus
  26. Saya ga bisa nulis pendek-pendek sekarang. Jadi nulis Draft dulu semua dari otak dikeluarkan. Habis itu baru edit dan cari ilustrasi. Makanya bisa seminggu lebih buat satu artikel aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok bisa yaaa, seminggu tetap mood nyelesaiin? Aku lebih dari sehari udah males. Hahahaha, akhirnya numpuk jadi draf doang. Pffftt!

      Hapus
  27. Waah nice info mbak, saya tipe 500-700 kata biasanya,,,,nulis panjang kalau mendadak mood aja hahaha,,,oke ini bisa jad referensi saya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. 500-700 kata sudah bagus kok, sebenarnya. Sedengan.
      Makasih ya, sudah baca.

      Hapus
  28. Panjang tulisan untuk posting di blog pribadi, buatku masih bervariasi. Tapi masih juaraaangg nulis sampe ribuan. Hiks. Moga aku ntar bisa nulis panjang2 gitu kyk teman2 deh. Panjang, fokus, dan bermanfaat ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat, Mbak Novarina :)
      Terima kasih ya, sudah baca :)

      Hapus
  29. Wahhh...tantangan bener nulis mpe 2500 kata. Baiklah akan sy coba...

    BalasHapus
  30. Besok klo ak nulisnya panjang ity biasanya faktor curcol #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kalau nggak ada curcol, Mastah biasa nulis berapa kata?

      Hapus
  31. Saya termasuk yang agak sulit nulis panjang-panjang.. Target 1.200 kata aja bisa stress ngerjainnya.. hihihi..

    BalasHapus
  32. Kurang dari 300 kata juga bisa tampil di page 1 google asal jumlah kompetitor yang pakai keyword sedikit

    BalasHapus
  33. Walah..... Berarti angagpan saya dari kemaren2 salah ya....

    Kirain kalau di blog jangan banyak-banyak...

    BalasHapus
  34. wah... lumayan banyak ya katanya

    BalasHapus
  35. Artikel yang lengkap, terima kasih

    BalasHapus
  36. Saya sendiri sebenarnya malas untuk mambaca artikel yang terlalu panjang, namun saya tetap melakukannya. Sisi berbeda saya lebih menyukai artikel panjang adanya struktur menarik pada kalimat dan paragrafnya. Seperti artikel diatas yang penuh dengan banyak point penting didalamnya.

    BalasHapus
  37. Topik ini sering banget ditanyakan oleh para blogger pemula, termasuk saya. Menurut saya, artikel panjang memang bagus banget, dan kemungkinan besar isinya lengkap. Tapi, artikel yang baik juga tergantung dari kualitas apa yang dibahas.

    Misalnya kita bisa menulis ribuan kata untuk artikel pendidikan, namun untuk artikel yang contohnya informasi jarak kota a ke b, atau informasi kota seperti nomor telepon, dan sebagian artikel tutorial. Rasanya akan lebih baik untuk singkat.

    Jadi ketimbang bingung untuk panjang atau pendek, mungkin bisa ditentukan lebih dulu artikel apa yang akan dibuat.

    Itu pandangan saya sebagai seorang blogger pemula hehe

    BalasHapus
  38. Kalau boleh nanya kak kaka masih nulis gak sekarang tahun 2023

    BalasHapus