• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri




Entah karena dipepet sama banyak orang bulan kemarin karena kasus Cambridge Analytica, makanya Facebook bebenah.

Ada beberapa perubahan besar yang sedang dan bakal terjadi di Facebook.
Hmmm, terutama sih buat kita-kita yang mempergunakan Facebook untuk bisnis dan yang memanfaatkan Facebook sebagai partner marketing, kayaknya mesti catet beberapa hal.


Inilah beberapa perubahan dan update Facebook yang sedang dan akan terjadi


Facebook update. Image via MarketWatch

1. Facebook Dating Service


Bakalan ada dating service di Facebook. Hmmm, mungkin sih karena Facebook "pengin" mengimitasi Tinder. I don't know sih. Hahaha. Just a thought.

Dalam fitur ini, para pengguna dapat secara sukarela menambahkan profil kencan mereka, yang dirancang untuk enggak bisa dilihat oleh sembarang orang. Kalau sudah mendaftar di fitur ini, maka pengguna pun bisa menggunakan Inbox khusus, yang terpisah dari Messenger yang biasanya.

Yah, meskipun sepertinya isu privacy masih belum terpecahkan--apalagi dengan adanya layanan ini--tapi sepertinya investor yang menghadiri pertemuan F8 Facebook menyukai ide Mark ini. Terbukti, saham pemegang merek Tinder--Match Group--turun 22% begitu pengumuman ini diberikan.

Mari kita lihat perkembangannya.


2. Embargo Messenger Chatbot dicabut


Sebelumnya, pihak Facebook ngeblok para chat bot yang banyak digunakan oleh brand-brand dan publisher-publisher besar, maka nampaknya para marketing strategic publisher ini sekarang bisa bernapas lega lagi.

Chatbot boleh kembali ke Messenger.

Biasanya brand-brand besar ini memang memanfaatkan jasa chatbot, untuk engaging (berbalut spamming) para followers/likers, hingga mengonversi mereka menjadi real customers.


3. Fitur Clear History


Fitur "Clear History" yang baru akan memungkinkan pengguna Facebook untuk menghapus data yang mereka "setorkan", baik pada Facebook-nya sendiri atau pada aplikasi pihak ketiga yang menggunakan iklan dan alat analisisnya.

Nah, kalau ditelusur dari kasus Cambridge Analytica kan dulu dapatnya data dari aplikasi pihak ketiga, berupa kuis kepribadian kan? Nah, sekarang sepertinya data-data yang kita masukkan ke dalam aplikasi itu bisa dihapus dengan fitur ini. Mark bilang sih, caranya cukup mudah, cuma kayak ngehapus cookie dan cache di browser web itu.

Mari kita lihat juga perkembangannya. Kalau memang "semudah" ini penyelesaiannya, kan nggak harus "digoreng" Kongres Senat dan Wall Street kan ya si Mark? Hahaha. Ampun deh.

Moral of the story: jangan menyepelekan prosedur.


4. Penambahan fitur video chat di Instagram


Yha, ini memang bukan Facebook, tapi untuk Instagram sih. Tapi karena Instagram ini "anaknya" Facebook ya makanya masuk ke agenda update Facebook sekalian.

Selain lagi trial button "mute" di aplikasi beta, Instagram ternyata juga akan menambahkan fitur video chat. Kayak WhatsApp punya kurang lebih kali ya.

Tapi kemarin sempat lihat ada thread di Twitter yang mengulas soal Speech Recognition, utamanya di Iphone. Meski kemudian ada thread tandingan yang menyatakan hal tersebut adalah hoaks, dari seorang senior mobile app developer, tapi yah ... mau nggak mau jadi bahan pertimbangan juga kan?

Tapi, mylov~ ... bukankah tak akan pernah ada yang namanya makan siang gratis? Termasuk di Internet. Mau medsosan gratis? Enggak bisa, mylov~ ... Aktivitas gratismu di Internet itu harus ditukar dengan datamu yang lantas "diperjualbelikan".
*baca dengan nada ngomongnya Romlah--miminnya Mojok*

Anyway ...
Selain penambahan fitur video chat di Instagram, nampaknya Facebook dan Instagram juga benar-benar mengibarkan bendera perang melawan cyberbullying, dengan menambahkan comment filter.

YAH! Padahal komen-komen netyjen ini bisa jadi bahan tontonan lawak yang cukup mencerahkan sore jeh. Jadi nggak ada tontonan lagi kalau mereka kena filter.


5. Apps review diperketat


Nah, ini buntut dari kasus Cambridge Analytica kemarin.
Saya nggak tahu persis--lebih tepatnya, saya enggak mudeng--diperketatnya seperti apa, karena saya enggak pernah bikin aplikasi. Hahaha.

Hanya saja pesen nih buat teman-teman.
Sekarang kan banyak tuh aplikasi ataupun situs yang meminta kita untuk registrasi demi keperluan ini itu, dan kayaknya mudah gitu kalau ada pilihan registrasi dengan Facebook. Tinggal klik Facebook, bisa langsung masuk.
Beda dengan kalau kita registrasi dengan email. Biasanya akan dibutuhkan verifikasi dari email yang dikirimkan ke kita. Registrasi dengan Facebook cuma 1 langkah, cukup. Dengan email, perlu 2 langkah, tapi lebih aman.

Jadi, sebaiknya, selalulah memilih registrasi dengan email saja. Bukan dengan Facebook, ataupun media sosial yang lain. Demi mencegah hal-hal yang nggak diinginkan, kayak kasus kemarin.


6. Penambahan fitur penerjemah di Messenger


Ini juga fitur yang seharusnya bisa membantu kita to get connected. Ada fitur penerjemah di chat Facebook.

Barangkali ada yang suka bermasalah dengan brand atau publisher luar? Nah, no worries mesti bolak balik buka Google Translate. Nulis aja dalam bahasa Indonesia--tapi usahakan yang bener ya, jangan pakai bahasa aneh--nanti si publisher bisa translate langsung di Inbox mereka.


Untuk uji cobanya, Facebook baru nyobain translation dengan bahasa Spanyol. Semoga dalam waktu dekat, semua bahasa bisa ter-cover termasuk bahasa Indonesia.


7. Sharing Facebook dan Instagram Stories dari aplikasi lain


Suka sharing capture-an Spotify?
Nah, nggak lama kamu nggak perlu repot-repot screen capture sendiri. Akan ada fitur yang bisa langsung mengirimkan playlist kamu ke Instagram Stories, dan juga Facebook Stories. Hahaha.

Selain dari Spotify, kamu juga akan bisa share langsung dari SoundCloud, GoPro, dan beberapa aplikasi lain. Kita tunggu aja.



Okek, itu dia beberapa perubahan Facebook yang bisa kita tunggu dalam waktu dekat. Ada sih beberapa yang lain, seperti penjualan Oculus yang didiskon. Ada kali yang mau? Hahaha. Tapi saya nggak akan bahas. Silakan cari beritanya di Google. Banyak kok.

Ada juga pengumuman, kalau WhatsApp Status hits 450 juta pengguna saat ini. Saya jarang pake sih. Ada yang suka pakai?

Yah, semoga kita semua semakin bijak dalam memanfaatkan media sosial ini ya. Karena kalau misal penggunaannya bisa tepat, media sosial ini bisa banget kita pergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kok.

Tergantung kita.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments


Ngikutin berita soal Mark Zuckerberg yang disidang sama Congres di Amrik nggak, soal data pengguna yang bocor dalam skandal Cambridge Analytica?

Perkembangannya agak menggelisahkan--setidaknya buat saya sih, sebagai kuli konten. Ternyata data yang disalahgunakan nggak hanya milik 50 juta pengguna saja, tetapi berkembang menjadi 87 juta pengguna.
Disusul lagi dengan fakta ternyata juga ada 1 juta pengguna Indonesia yang juga bocor dalam kasus yang sama.

Saya sebetulnya juga nggak habis pikir sih.
Soal data yang terunggah ke internet, bukankah seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing user? Jika mereka nggak mau datanya terpakai, ya nggak usah pakai internetlah. :)))

Balik lagi ke soal Babang Mark, saya ... lumayan ngikutin. Dan so far, saya ikutan harap-harap cemas dengan keputusan Kongres Senat tersebut.

Lah, kenapa?
Emang penting banget ya Facebook buatmu, Ra?

Well, kalau buat pribadi sih nggak masalah, saya bisa berekspresi lewat apa pun kok. Tapi soal kerjaan ... nah itu.

Oke, saya mau curhat dikit ah, kenapa saya mau nggak mau ikut gelisah akan nasib Mark Zuckerberg.

Mungkin bagi para pengguna "biasa", artinya mereka yang menggunakan media sosial hanya sebagai media hore-hore, ketimbang cuma nganggur, atau sekadar dijadiin teman nunggu antrean di bank, barangkali nggak akan terpengaruh banyak.

Bahkan Menkominfo, Rudiantara, pun sempat ngetwit, bahwa sekali waktu nggak usah ngakses media sosial itu akan baik buat kita.

Betulkah demikian?
Betul. Itu pendapat hampir sebagian besar orang.

Tapi, mari kita lihat dari sisi lain.
Sebenarnya media sosial itu kan interaksi antara 3 pihak: pihak komoditi (pengguna), pihak "penjual" yaitu para publisher--si penyedia konten, dan pihak "penyedia lapak" yaitu orang-orang yang bekerja di balik platform media sosial tersebut.

Satu sama lain sebenarnya saling membutuhkan.

Sebentar. Pengguna media sosial = komoditi?
Iya.
Baru nyadar ya, kalau kamu-kamu semua itu memang "barang dagangan" di media sosial? *smirk*

Saya pernah bahas ini di salah satu artikel yang saya kirimkan ke Mojok.co, saat saya membahas soal Skandal Cambridge Analytica lalu.

Bahwa nggak pernah ada yang gratis di dunia maya ini, gaes.
Media sosial gratis? Enggaklah!
Kamu harus menukarnya dengan data diri kamu.

Kok bisa? Ya, itu sudah saya tulis di artikel di Mojok itu. Hehehe.
Jikapun ada yang menjanjikan ad-free, tapi pasti ada sesuatu yang lain yang akan mereka gunakan juga sebagai komoditi. Karena apa? Internet is a business, mylov~ #terMojok

Mari kita kembali ke Facebook. Setelah penjelasan saya berikut kamu pasti akan mengerti mengapa kasus Facebook ini bisa mengancam banyak pihak, nggak cuma bala-bala Mark doang.

Coba saya perlihatkan sedikit statistik Google Analytics dari Rocking Mama, sebuah portal bagi ibu-ibu muda, yang kebetulan banget merupakan generasi Facebook.

User Rocking Mama untuk bulan Maret
Dari data di atas, terlihat bahwa traffic dari media sosial memang hanya menempati urutan ke-5 dari pageview yang datang ke web Rocking Mama.

Nah, mari kita lihat ke bagian Social ya.

User yang datang ke Rocking Mama melalui media sosial

Bisa dilihat ya, yang datang dari Facebook ada 90% keseluruhan statistik traffic dari media sosial.

Sedangkan untuk jumlah pageview, dari rerata 50K/hari, 4000-nya berasal dari Facebook. Jadi, kalau Facebook mati, maka kami harus siap-siap untuk kehilangan seenggaknya 4K view setiap harinya.

Hedeh.

So, masuk akal kan sekarang kalau saya bilang, bahwa penutupan Facebook ini sangat menggelisahkan para publisher?

Itu baru Rocking Mama lo. Saya enggak tahu, ada berapa banyak publisher (termasuk blogger) di luar sana yang juga terancam penurunan pageview jika Facebook ditutup.

Means, kami harus memutar otak lagi, menemukan sumber traffic lainnya.

Karena itu, kemarin secara iseng saya ngadain survei ala-ala di Facebook.



Dari hasil sementara pagi ini--saat artikel ini ditulis--sudah ada 47 teman yang sudah baik hati mau ngejawab (abaikan yang jawab Meikarta atau yang nggak serius lainnya). Terima kasih ya.
Persentasenya adalah sebagai berikut:

  • Yang mau pindah ke Twitter ada 25%
  • Mau pindah ke Instagram 40%
  • Lain-lain 31%
  • Sedangkan yang pengin Facebook tetap ada sejumlah 23%


Kok lebih dari 100%? Iya, soalnya ada yang pilih 2 opsi. Lagi pula, ya saya cuma bisa mengumpulkan pendapat 47 orang (itu pun yang mau serius jawab. Wkwkwk.). Kayaknya belum bisa juga sih mewakili banyak pendapat. Tapi ya gitu deh, setidaknya ada sedikit gambaran.

Tapi, kalau saya pribadi sih rada nggak yakin, kalau Facebook bisa tergantikan beberapa fiturnya oleh media sosial yang ada itu.

Twitter?
Selain status di Facebook bisa lebih panjang daripada Twitter, lifespan tweet--atau usia tweet agar bisa terekspos--itu rerata hanya 18 menit, menurut data MOZ. Sedangkan, lifespan sebuah status yang diposting di Facebook itu rerata adalah 2 jam 30 menit, menurut data Wisemetrics.

Instagram?
Kalau kamu adalah selebgram, lifespan post kamu di Instagram bisa mencapai 48 jam. Tapi kalau kamu hanya penggembira ya, paling hanya beberapa menit. Apalagi kalau foto kamu tuh nggak bagus :)))
Untuk di Instagram, kita butuh kekuatan khusus di visual (yang nggak semua orang punya). Untuk blogger, saya lihat hanya sedikit saja yang memang mumpuni di visual. Lagipula, kekurangan paling besar dari Instagram adalah kita tidak bisa memasukkan link hidup ke caption. Link hidup hanya bisa ditaruh di bio.
API Instagram juga nggak memungkinkan kita untuk menjadwal postingan secara otomatis. Bisa sih dibikin draft dulu, tapi nggak terposting secara otomatis juga. Nggak kayak Facebook yang ada fasilitas scheduled post.

Blog?
Hmmm. Saya belum punya gambaran sih gimana mensinergikan portal dengan blog. Repost? Kena ancaman double content, beda sama nyetatus di Facebook. Kalau memfungsikan blog sebagai aggregator juga kualitas si blog nggak akan dinilai bagus sama Google, which means link yang datang dari blog justru bisa "mengancam" keberadaan si portal.
Lagian, blog beda bangetlah sama Facebook, fungsinya beda. Blog lebih ke situs sih, bukan media sosial.

WhatsApp?
Telegram?
Path?
Saya melihat ketiga platform tersebut lebih private ya. Kurang bisa dipakai untuk broadcast sesuatu seperti promosi artikel, kecuali kita mau dianggap annoying.

Lagipula, dengan jumlah pengguna 2.13 miliar setiap bulannya, Facebook masih merupakan raksasa media sosial terbesar saat ini.

Jadi, duh, buat saya Facebook belum bisa tergantikan dengan yang lain, terutama terkait dengan penyebaran dan promosi artikel/konten (meski saya sempat nyumpah-nyumpahin Facebook juga karena jahat banget sama publisher dengan mengubah algoritma Page-nya. Wkwkwk.)

However, sebenarnya Facebook sekarang sih sudah membuat beberapa perbaikan, yang mereka jelaskan melalui Facebook Newsroom, di antaranya:

  • Facebook Events: sekarang pihak ketiga tidak dapat melihat guest list ataupun post di wall events, kecuali admin events.
  • Facebook Groups: pihak ketiga tidak akan bisa melihat foto dan nama-nama para member grup.
  • Facebook Pages: memperketat API untuk apps
  • Facebook Login: jika kita menggunakan Facebook untuk login ke situs ataupun apps lain, maka apps tersebut akan lebih dibatasi aksesnya. Mereka tidak akan bisa melihat data-data seperti religious or political views, relationship status and details, custom friends lists, education and work history, fitness activity, book reading activity, music listening activity, news reading, video watch activity, and games activity.
Hmmm ... kayaknya bisa jadi satu postingan sendiri sih ini. Ntar aja deh, yang lain dalam artikel terpisah yah. Wkwkwk. Ya, intinya 4 itu sih yang paling krusial dan paling penting sekarang.

Yakin banget sih, Facebook pasti berusaha supaya nggak ditutup oleh pemerintah US. Pekerjanya udah banyak, dan bakalan banyak imbas deh ntar bagi para pihak ketiga yang memanfaatkan Facebook ini.

Facebook colaps, ya colaps semua.

Yah. Jadi, sekarang ya berharap sajalah semua akan terselesaikan dengan baik.
Makanya, Bang Mark. Kemarin jahat banget sih sama publisher, ngubah algoritma hingga impression dan reachingnya menurun gila gitu. 
Jangan jahat-jahat sama publisher ya. Karma lo! #hlah
Share
Tweet
Pin
Share
14 comments



Selain Instagram, Facebook akhir-akhir ini juga berbenah. Apa saja yang dibenahi? Kamu bisa lihat di artikel sebelumnya.

Algoritma Facebook sekarang memang (semacam) sedang dikembalikan ke fitrahnya oleh tim Mark Zuckerberg, yaitu sebagai wadah untuk berinteraksi antar orang secara personal.

Media massa elektronik atau brand-brand semakin sedikit tempatnya untuk bisa berpromosi. Algoritma terbaru Facebook memang membuat para publisher ini harus berusaha ekstra untuk mendapatkan target audience yang sesuai. Ya, kalau mau gampang sih, mereka mesti merogoh kocek lebih dalam. Tapi itu pun juga nggak pasti mencapai target audience yang diharapkan, karena mereka mesti memperhitungkannya dengan saksama.

Nah, bagaimana dengan kita?

Kita sebenarnya adalah "pelanggan" yang disayang oleh Facebook.
Facebook melakukan pembenahan itu karena kita juga. Kita sedang berusaha dimanjakan oleh Facebook.

Masalahnya, ada di antara kita yang ternyata "menyalahgunakan" perlakuan baik Facebook, dan abusing term of service yang sudah ditetapkan. Di antaranya adalah spamming.

Ya, karena kita adalah blogger, dan merasa "wajib" untuk mempromosikan blog masing-masing demi mencapai pageview.

Sebagian blogger--saya yakin dengan pasti--nggak pernah baca term of service yang diberikan oleh Facebook soal spamming atau promosi, sehingga tanpa sadar mereka melanggar aturan-aturan yang sudah ada tersebut.

Hingga, awal tahun lalu, sebagian besar blogger mengeluh, bahwa mereka di-mark as spam sama blogger. Komen mereka ter-hide secara otomatis dan dianggap spam oleh Facebook. Mau posting di beranda juga sebagian bilang, susah.

Saya nggak tahu pasti, "dosa" apa saja yang mereka lakukan hingga "menerima hukuman" dari Facebook semacam itu. Karena term of service-nya itu banyak. Bisa saja dilanggar sedikit, bisa banyak, bisa semuanya. Lagian saya juga nggak bisa tahu dengan pasti, dosa masing-masing blogger ini apa saja kan?

Ya kali saya stalking satu per satu. Wk.

Seandainya setiap kali kita "datang" ke tempat baru itu kita pelajari dulu aturan-aturannya, apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan, pastilah kita akan aman-aman saja. Bagaimanapun, itu tempat punya orang. Bukan punya nenek kita sendiri. Jadi, aturan ya aturan. Harus dipatuhi.

Tapi ya gitu deh. Jarang yang mau membaca manual dulu, atau term & condition, atau yang semacamnya. Terus kalau sudah kena batunya, baru deh ngeluh.

Ya, alhamdulillah-nya, saya sampai sekarang masih selalu lolos dari "hukuman". Padahal saya juga cukup sering mempromosikan link ini itu. Mungkin karena saya punya tulisan di berbagai tempat, nggak cuma di blog pribadi saja, sehingga meski saya selalu promosikan tulisan saya, tapi sumber link-nya beda-beda :D

Ya mungkin juga gitu.
Atau, karena saya lebih banyak merusuh di beranda pribadi, bukan di grup, bukan di komen orang. Jadi ya, mungkin dianggapnya bebas aja deh, orang di beranda sendiri.

Entahlah.

Tapi, apa pun, coba deh disimak, beberapa cara promosi yang salah yang dilakukan oleh para blogger berikut ini, yang saya kumpulkan berdasarkan pengamatan.


9 Dosa pengguna Facebook yang paling sering dilakukan


1. Share dalam waktu yang bersamaan


Saya sering lihat, para blogger share satu artikel sekaligus, baik ke beranda sendiri, ke grup maupun nyebar link ke komen orang.

Kalau kita punya 20 grup blogger, ya kita akan share langsung ke 20 grup tersebut secara berturut-turut.

Atau, posting di akun Facebook pribadi, dan juga sekaligus ke Facebook Page, terus dari Facebook Page langsung disebar ke berbagai komunitas.

Yang kayak gini nih kelakuan spammer, bukan blogger.

What to do instead:
Jangan sebar langsung ke banyak tempat dalam waktu yang berurutan. Kamu bisa promosi blog dengan waktu yang diatur.

Misal, hari ini sebar link ke Kumpulan Emak Blogger, besok ke Warung Blogger, dan seterusnya.

"Malas laa, kalau bisa sebar link hari ini sekalian, besok sibuk soalnya."
Ya, diaturlah. Posting link paling berapa menit sih?

Atau kalau memang harus semua tersebar hari ini, beri jeda waktu yang cukup panjang. Satu jam, dua jam. Banyak sih yang bilang, interval 5 menit sebenarnya juga sudah cukup. Tapi ya, demi amannya, coba share dengan interval sejam dua jam.


2. Nyebar dengan caption yang persis


Kadang kita memang mau cepetnya aja kan? Nyebar link, ya pengantarnya kopas aja.
Bikin satu, lalu dikopi, share.
Untuk ke grup yang lain, tinggal paste, dan share.

Cepet!

Apalagi ada juga fasilitas Facebook yang memungkinkan kita menyebar langsung ke multiple group langsung sekali klik aja.

Nah, ini kesalahan nih.

What to do instead:
Cobalah untuk menulis caption atau pengantar share yang berbeda satu sama lain. Sesuaikan dengan target pembaca.

Jangan malas nulis caption.
Blogger kok malas muluk.


3. Konten nggak original


Sebagian dari kita masih mengambil gambar, misalnya, dari Google search. Meski sudah menyantumkan sumber, tapi kadang ini masih berisiko dianggap spam oleh Facebook.

Karena kalau gambar--terutama yang kita pergunakan sebagai featured image yang kemudian kalau dishare nongol menyertai link blog kita itu--sudah pernah dilaporkan sebagai spam ke Facebook, maka gambar tersebut akan masuk ke dalam database spammer Facebook.

Sehingga kalau kita share gambar yang sama, maka otomatis akan langsung dianggap spam juga oleh Facebook.

Nah, ini nih. Makanya penting ya, untuk tahu license sebuah gambar yang kita pakai di artikel blog. Kalau nggak bisa pakai gambar sendiri, pastikan gambar tersebut berlisensi CC0.

Berlisensi CC0 saja masih belum jaminan yakin aman kok.
Paling aman itu ya pakai gambar sendiri.

What to do instead:
Selalu gunakan gambar yang berlisensi bebas dipakai tanpa copyright. Kalau mau ambil di Google, pastikan kamu ambil yang Usage Rights-nya labelled for noncommercial use.

Atau ambil gambar-gambar yang ada di website penyedia image CC0. Saya punya banyak daftar website-nya. Silakan dilihat. Lalu usahakan untuk dimodifikasi. Misal, diedit lagi warnanya, ditambahin tulisan dan sebagainya. Pokoknya jangan polosan apa adanya.

Ini kalau kamu ambil dari sumber lain.

Atau, paling aman ya pakai gambar sendiri. Wislah, pasti aman.

Nah, ini juga catatan.

Bahwa konten di sini nggak cuma gambar ya. Tapi juga tulisan. So, kalau semisal kamu share link dari sumber lain, dan link tersebut sudah pernah dilaporkan sebagai spam, maka kamu pun akan dianggap spammer.

Jadi, be careful saat kamu share link dari mana pun.


4. Over tagging


Ini dulu sempat booming, terutama buat para pemilik online shop di Facebook.
Upload foto produk terbaru, lalu tag banyak orang di friendlist.

Sekarang, sudah nggak ada sih. Ya, setidaknya di saya. Nggak tahu yang lain. Masih adakah yang suka ngetag banyak orang begini?

Meski nggak dianggap spam oleh Facebook pun, saya sebenarnya merasa gengges kalau ditag di foto yang nggak ada hubungannya sama diri saya sendiri.

Behavior kayak gini jelas spamming.

What to do instead:
Pastikan kalau ngetag ya karena orang tersebut ada di dalam foto. Atau fotonya memang berhubungan langsung dengannya.

Misalnya, ada yang ngetag saya di buku Blogging: Have Fun and Get the Money. Nah, itu saya seneng banget. Hahaha.


5. Melanggar aturan-aturan lainnya


Ada beberapa behavior atau kelakuan pengguna Facebook yang melanggar aturan (kalau saya jabarkan jadi poin satu per satu, bakalan terlalu panjang sih. Jadi saya jadikan satu di poin terakhir ini aja.)

Maka, tolong pahami, bahwa beberapa kelakuan di bawah ini dilarang oleh Facebook.

  • Ikut menyebarkan artikel-artikel hoaks dan clickbaity.
    Facebook sudah punya database website mana saja yang punya konten tak berkualitas, yaitu website yang penuh berita hoaks, clickbaity, ujaran kebencian, dan berbagai macam jenis thin content lainnya.
    Dari mana mereka mendapatkan database ini?
    Ya, karena behavior kita juga. Kalau kita terlalu cepat mengunjungi satu website yang linknya disebar di Facebook, maka itu juga akan "direkam" bahwa kita nggak puas dengan isi konten website tersebut. Atau kalau kita pernah melaporkan satu link/akun sebagai spam, ya itu ikut menjadi bahan pertimbangan Facebook.
  • Memasukkan orang ke dalam suatu grup Facebook tanpa izin.
    Yes, ini juga akan menjadi pertimbangan Facebook untuk menganggapmu sebagai spammer. Indikasinya mudah, kalau orang yang kamu masukkan ke dalam grup tersebut langsung leave group, maka satu poin untukmu sebagai spammer.
    Jadi, sebelum memasukkan orang ke dalam suatu grup komunitas, pastikan kalau orang tersebut mau dan suka dicemplungkan ke dalam grup kamu ya.
  • Add friend banyak akun sekaligus.
    Yang kayak gini juga menjadi standar media sosial mana pun. Di Twitter dan Instagram pun juga sama. Kalau kamu follow akun lain dengan membabi buta, maka kamu bisa dianggap spammer.
    Karena ya wajar saja sih. Ini bukan perilaku normal. Facebook itu untuk menjalin silaturahmi antar teman. Kalau ujug-ujug add friend banyak, maka kemungkinan yang belum kenal pun di-add friend. Nah, ini mencurigakan intensinya.
  • Mempergunakan nama bisnis sebagai nama akun Facebook personal.
    Kalau bisnis, ya buatlah Facebook Page, bukan akun Facebook personal. Jadi, pastikan nama akun Facebook kamu adalah nama orang. Nggak boleh pakai nama bisnis ya.
    Misal, nama "Mary Bakery" gitu, nggak mungkin akan diperbolehkan oleh Facebook untuk menjadi nama akun personal.
  • Mempromosikan sesuatu di status orang.
    Nah, ini masih sering saya jumpai sekarang. Ya, kalau merekomendasikan sih beda ya, biasanya akan ada usaha untuk engaging dulu.
    In the other hand, spamming itu asal naruh statement bernada promosi di status orang (biasanya di komennya).
    Kadang di grup Rocking Mama Community juga suka nih ada yang gini. Nggak mau baca aturan grup, lalu nyepam. Nyepamnya di komen lagi. Sori ya, kelakuan kek gini tuh enggak banget.
What to do instead:
Ya udahlah. Nggak usah dilakuin :)))


So, yang mana saja nih yang masih kamu lakukan sampai sekarang?
Kalau masih ada, ya, barangkali sekarang kamu mesti mempertimbangkan untuk behaving a little. Bagaimanapun, kita numpang di lapak orang. Ya, bagusnya kita harus beretika juga dan mau mematuhi semua peraturan yang ada.

Yakin deh, bakalan lebih nyaman juga buat kita.
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments



Siapa yang masih baper karena di-marked as spam sama Facebook? Hahaha. Ya, samalah sama Facebook. Dese itu juga baper, karena kelakuan kita.

Yeap. Facebook berubah lagi algoritmenya sejak Januari 2018 kemarin. Kenapa kok diubah?

Saya pernah nulis status begini di Facebook.

Status sayah tanggal 19 Januari 2018


Saya rasa, kebanyakan yang ngomen, ngelike, nge-haha di status saya itu setuju adanya. Wkwkwkwk.

Mau miris, tapi ya emang benar adanya kek gitu. Ya, mau gimana lagi? Lagipula, ya istilahnya kita ngikut di lapak orang, ya mestilah ada aturan yang harus diikuti kan?

Telusur punya telusur, ternyata Facebook telah banyak melakukan update, baik itu penambahan dan penggantian fitur ataupun algoritme, dimulai tahun 2006 yang saat itu Facebook berubah 'muka' alias interface, dari yang model lama ke model baru yang berdasarkan timeline.

Sejak saat itu, buanyak sekali yang berubah dari Facebook. Mau tahu? Akan saya kasih resumenya. Saya pernah naruh ini di status Facebook juga, tapi kali ini akan coba saya detailkan lagi.


Warning: Postingan ini akan panjang dan mungkin sedikit njlimet. Buat kamu yang malas baca yang panjang, waspadalah waspadalah! Tapi, saya pribadi butuh ini, supaya bisa lebih memahami otak Mark Zuckerberg.


Berikut ini jejak penelusuran perubahan algoritme Facebook dari waktu ke waktu


2006

Saya bahkan hampir lupa pernah punya Facebook yang kek gini. Image via SlashGear

FB mengganti format FB lama jadul dengan FB baru dengan konsep timeline dan newsfeed, kek Twitter. Yang tadinya info-info di wall ya hanya seputar teman dan diri sendiri, sekarang lebih bervariasi, termasuk dari page-page yang mulai ramai.


2007


Like button


Pertama kalinya "like" button ditambahkan di bawah status atau share kita.


2009


1. Penambahan filter di newsfeed

So that people have more control over what they saw. Rada rumit (saat itu), dan bikin yang biasa membaca newsfeed jadi rada kebingungan. Kita juga mulai bisa memfilter status teman, yang penting diprioritaskan yang kurang penting di-sort out.

2. Bisa posting dengan multimedia

Tahun ini, Facebook juga memungkinkan pengguna untuk menyertakan format multimedia di status mereka.

3. Algoritme berdasarkan popularitas

Prioritas post-post populer dengan skor engagement tinggi untuk muncul lebih dulu di newsfeed rangorang, dan bukannya berdasarkan waktu posting lagi. Jadi, kalau mau ditampilkan berdasarkan most recent ya mesti diatur di bagian situ tuh. *nunjuk gambar di atas*


2011

Eikeh paling sebel fitur ini. Nggak ngerti manfaatnya apa, malah bikin makin crowded dah. Makanya hide terus. Image via TechCrunch.

1. Combined newsfeed

Baik dari brand maupun perseorangan sama-sama bisa muncul di newsfeed. Bang Mark bilang, “When you visit Facebook, you should see the things you’re most interested in, like status updates from your family and closest friends.”
Sehingga postingan yang mereka rasa paling relevanlah yang ditampilkan di newsfeed kita.

Sorry, sampai di sini saya mikir. Begitu "berkuasanya" Facebook ya, sampai-sampai dia yang memutuskan apa yang HARUS kita lihat.
*baca kalimat di atas dengan nada sarkas ya*

2. News Ticker ditambahkan. 

Yaitu semacam newsticker (haelah) tapi bukan headline berita, melainkan aktivitas teman-teman kita. Jadi teman ngomen di status orang yang kita nggak kenal juga nongol di situ.
Menurut saya, fitur ini paling gengges deh. Hahaha. Bikin orang kepo maksimal tanpa faedah.
Sekarang masih apa enggak nih, Newsticker? Kok kayaknya nggak liat lagi ya?


2013

Postingan yang engagement-nya rendah "diberi kesempatan kedua" untuk bisa dilihat oleh lebih banyak orang. Buat yang bisa membangun minimal 50 interaction, maka akan punya "poin" lebih.

Facebook UI update tahun 2013. Image via SlideShare.


Dan, lagi-lagi ada perubahan desain di interface Facebook, konon untuk membuatnya lebih user friendly lagi.


2014


1. Soal aplikasi Facebook

Facebook memperkenalkan fungsi pencarian baru khusus untuk menemukan aplikasi. Ada feed khusus untuk iklan aplikasi berbayar.

2. Search dengan keyword dan nama teman

Facebook menerapkan pencarian kata kunci yang memungkinkan pengguna untuk mencari postingan sebelumnya menggunakan kata kunci dan nama teman. Yes, di tahun ini, pengguna dapat mengakses arsip arsip lama yang sebelumnya dibagikan kepada mereka melalui model pencarian yang simpel.

Di tahun ini, kita juga bisa memilih siapa saja yang bisa melihat status kita secara custom, misalnya cuma untuk mereka yang masuk kategori keluarga, atau closed friends. Kalau yang publik, ya siapa pun bisa lihat.

Facebook juga memungkinkan profil kita dapat ditemukan jika orang lain nge-tag kita di status atau foto mereka. Otherwise, kita juga bisa minta tag foto di-remove kalau kita kurang berkenan.

3. Facebook video

FB juga mulai serius menangani video, demi membuktikan bahwa Youtube bukan satu-satunya search engine video yang mumpuni. View counts is posted with their videos. Juga menambahkan suggested video lain, kalau kita sudah selesai menonton satu video di Facebook.

4. Perang terhadap clickbaits

Facebook mulai menanggapi report para pengguna mengenai postingan-postingan bernada clickbait yang merebak secara serius. Di update ini, Facebook mulai mengamati link-link dari web melalui lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengguna saat mereka mengunjungi web tersebut dari link yang dishare di Facebook. Kalau dengan batasan waktu tertentu, user segera balik lagi ke Facebook dengan cepat, maka link web tersebut ditandai sebagai clickbait. Kalau user lebih lama dari batasan waktu tersebut di link yang dishare, maka web yang bersangkutan akan diberi poin bagus.

Facebook juga mulai mengamati jumlah like dan share link web yang ada. Kalau like dan jumlah share-nya banyak, maka link web tersebut bukan clickbait.

5. Instagram mulai update algoritme juga

Instagram diakuisisi Facebook, dan sedikit banyak juga memengaruhi algo. Instagram (owned by Facebook) had its first algorithm update.



2015


1. Lebih banyak update dari teman yang terlihat

Facebook melakukan survei pada kurang lebih 500.000 pengguna dan menemukan, bahwa sebagian besar pengguna tersebut hanya ingin melihat lebih banyak update/status/postingan dari teman dan keluarga dibandingkan dengan postingan promosi, meskipun berasal dari user yang di-like.

Engagement-bait. Image via Recode.


2. Watch out baits!

Pada bulan Januari, Facebook mulai menindak Pages yang suka posting clickbait, share-bait, like-bait, dan whatever-bait.

“While Pages that post a lot of the content we mention above will see a significant decrease in distribution, the majority of Pages will not be impacted by this change.”

Kebijakan ini mau nggak mau "memaksa" para Pages Admin untuk mikirin ulang strategi social media marketing mereka supaya lolos "hukuman" Facebook yang bisa ngefek ke penurunan share organik yang cukup signifikan.

Kabar baiknya adalah bahwa perubahan ini tidak memengaruhi iklan berbayar.

3. Awas, berita hoax!

Update penting lainnya di tahun 2015 ini adalah tentang berita hoax.
Termasuk posting yang kamu buat sendiri atau punya orang yang kamu share, yang tampaknya hoax. Mulai tahun ini kalau kamu melihat postingan Facebook yang mencurigakan, maka kamu bisa melaporkan bahwa posting atau link itu sebagai hoax.

Begitu sebuah postingan telah dilaporkan oleh banyak pengguna sebagai hoax, maka distribusinya akan berkurang secara signifikan.

Sebenarnya, Facebook nggak akan menghapus postingan yang dilaporkan tersebut, tetapi akan ada notif bahwa ada postingan tersebut pernah dilaporkan sebagai hoax.

4. Mobil apps updated

Apps mobil Facebook diupdate, supaya makin mendekati yang versi desktop. Yaitu penyederhanaan penambahan link dalam status.

Well, bagaimanapun, Facebook sekarang menjadi pengaruh utama dalam referral traffic, jadi masuk akal jika media sosial raksasa tersebut menyederhanakan proses berbagi tautannya.

5. Instant Articles untuk iPhone apps

Mulai bulan Mei 2015, pengguna iPhone melihat fitur baru dari Facebook: instant articles.

Saya nggak terlalu ngerti sih ini, karena saya nggak pakai iPhone. Tapi kayaknya--kalau nggak salah menyimpulkan nih--Facebook Page yang ngetop kayak BuzzFeed, New York Times, National Geographic dll itu bisa diakses dari Facebook tanpa perlu keluar dari Facebook.

Instant Articles akan langsung bisa diakses begitu pengguna mengklik postingan. Artikel akan benar-benar dikodekan dan diformat untuk perangkat mobile.

6. Penambahan GIF

Yep, tahun ini, News Feed Facebook mendukung GIF.

Awalnya, Facebook menghindari banget ini GIF karena mereka merasa News Feed bakalan kacau kalau ada GIF.

Tapi, kemudian update terbaru tahun 2015 ini memungkinkan kita untuk menempelkan GIF dari situs eksternal (Giphy, Imgur, Tumblr, dan lainnya). GIF secara otomatis played di News Feed, kayak video.

7. Penambahan fitur See First di News Feed


Fitur ini penyelamat hidup saya! Halah.

Facebook sangat menyadari bahwa algoritme mereka belum sempurna, sehingga mereka pun memberi user untuk mengontrol feed masing-masing dengan lebih leluasa.

Salah satunya dengan menambahkan fitur "See First". Kamu bisa baca soal fitur ini di postingan soal detox Facebook News Feed.



2016


Di tahun 2016, ada beberapa updates tapi yang saya tulis di sini cuma yang penting aja ya, yang memengaruhi performa sebuah konten.

No clickbaits! Image via WarFrame


1. Facebook ban!

Situs dengan fake news atau hoax kena ban, mereka dilarang ngiklan.
Meskipun tindakan ini barangkali tetap nggak akan menghentikan para pembuat hoax berhenti, tapi ya seenggaknya mereka nggak akan ngiklan, means tidak akan mendapatkan prioritas untuk muncul. Mereka mesti meraih reach secara organik, yang berarti ada rambu-rambu yang harus ditaat. 

2. Semakin memperketat clickbait

Facebook menerima ribuan keluhan setiap hari mengenai link dan headline bernada "clickbait". 

Pada update algo sebelumnya, Facebook sudah mencoba untuk mengurangi jumlah postingan clickbaits ini untuk muncul di News Feed pengguna. Update terbaru ini memungkinkan Facebook untuk menandainya sebagai spam.

Facebook menambahkan "interaksi" atau engagement sebagai prioritas dalam algoritme mereka. Dengan likes, shares dan comments, maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa satu postingan ietu menarik. 

Namun, tentunya ini bukan satu-satunya poin dalam algo. Masih ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tampil enggaknya sebuah postingan di News Feed kita. Salah satunya adalah waktu. Saat kita melototin satu berita dalam jangka waktu yang cukup lama, maka itu bisa jadi sinyal untuk Facebook agar mereka menandai berita tersebut sebagai berita yang menarik.




2017




1. Oversharing people/brand are being demoted

Setelah clickbait, tahun 2017 ini Facebook punya "target" baru, yaitu mereka yang memposting banyak link dalam sehari, sering berbagi tautan samar ke situs yang sudah ditandain sebagai clickbait atau spam. 

2. Website dengan Page Load cepat mendapatkan prioritas untuk tampil di News Feed

Mengikuti algoritme Google, Facebook tahun 2017 ini juga memprioritaskan situs web dengan waktu loading yang lebih cepat di News Feed. 

Banyak user Facebook mengaku sebel dengan link-link di Facebook dan mesti nunggu bermenit-menit hanya untuk menunggu laman website bisa terload sempurna. 

Survei menunjukkan, bahwa 40% user akan segera meninggalkan website yang waktu loadingnya lebih lama dari 3 detik. 

3. Facebook Stories lahir

Demi bisa mengalahkan kesuksesan Snapchat, tahun 2017 ini ada Facebook Stories, yang bisa berisi gambar, video, gambar, dan efek kamera khusus. 

Setelah 24 jam, Stories ini akan hilang. Dengan Facebook Stories, user lebih bisa berkreativitas saat berbagi aktivitas keseharian, untuk dibagikan pada teman-teman. 

4. Reactions more

Facebook's reactions. Image via Facebook Brand Resources


Ohiya, reactions--kayak love, haha, angry, wow, dan cry--itu ditambahkan di tahun 2016 ya. Dan, tahun 2017 ini, Facebook mulai memberlakukan peringkat reactions dan memasukkannya dalam algoritme terbarunya.

Misalnya, "love" akan menunjukkan kalau user lebih tertarik pada pos tersebut ketimbang sekadar "like". Begitu juga dengan "haha", "angry" dan "cry".

So, coba bikin postingan yang bisa membuat teman-teman kita ngasih reaction ketimbang cuma "like". Saya sendiri pun sekarang lebih suka kasih love, alih-alih like aja. Biar yang teman-teman juga dapat "rapor" bagus di Facebook ;)



2018

Nah! Ini nih.
11  Januari 2018 yang lalu, Mark Zuckerberg nulis begini di statusnya.

“As we roll this out, you’ll see less public content like posts from businesses, brands, and media. And the public content you see more will be held to the same standard—it should encourage meaningful interactions between people.”

Mengheningkan cipta untuk semua Facebook Page yang pernah ada di Facebook, dimulai!

Selain mengurangi jatah Facebook Page apa pun untuk tampil di News Feed, mereka pun akhirnya hanya akan muncul di feed yang khusus untuk Pages.

Selain mengurangi jatah Facebook Pages, Facebook juga hanya mau menampilkan link dari trusted source. Jadi kalau blog/website kamu pernah di-report as spam sama pengguna lain ya wassalam! Bakalan susah untuk masuk lagi ke Facebook.

Begitu juga kalau kamu umpamanya menggunakan gambar (misalnya untuk featured image blog) yang pernah direport as spam oleh pengguna lain, ya maka akan susah juga untuk masuk ke Facebook lagi.



Daftar update algoritme Facebook ini mungkin akan bertambah, secara tahun 2018 ini baru terlalui selama 2 bulan. Kita tunggu aja deh.

Sementara itu, kalau kamu mau tahu gimana caranya sharing di Facebook tapi terhindar dari sempritan spam, saya sudah menuliskan tip-tip sharingnya di web Kumpulan Emak Blogger.
Boleh disimak langsung di TKP ya.

Oke, segitu dulu deh.
Nanti kalau ada perubahan atau update lagi, saya akan nulis artikel baru aja. Soalnya ini udah kepanjangan. :))))

Semoga nggak tambah pusing ya.
*sodorin kopi*
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments


Ngerasa nggak, kalau akhir-akhir medsos makin berasa kurang nyaman? Twitter, WhatsApp, terutama Facebook. Enggak ya? Ya, mungkin saya aja sih.

Makin gerah. Makin nggak nyaman.
Terusnya, gimana? Males buka Facebook?

Jangan!
Kenapa nggak dibikin Facebook-nya lebih bermanfaat? Bisa kasih motivasi menulis, kasih kamu berita yang cakep-cakep, tulisan yang oke-oke, yang memang layak untuk kamu simak.

Gimana cara? Nge-unfriend? Enggak, sampai detik ini, saya nggak pernah meng-unfriend siapa pun. Kalau di-unfriend sih iya. Wakakakak. Eh, tapi itu jujur. Beneran. Kalau di-unfriend saya udah beberapa kali. Nggak tahu sih kenapa. Ada yang saya tanya, kenapa, tapi nggak dijawab. Yahhh, ya sudahlah ya. Dalam hati saya meminta maaf kalau salah. Sungguh, saya nggak pernah sengaja.

Yasud. Nggak mau bahas itu.
Tapi, bagaimana cara 'menyulap' Facebook menjadi feed yang bisa mendukung hobimu, pekerjaanmu, atau apa pun yang kamu minati. Bahkan, kalau kamu memang suka hujatan ya, itu juga bisa kok kamu tampilin semua di beranda Facebookmu. Hahaha. Nggak, ya kasarannya sih gitu :P

Kamu cuma perlu tahu beberapa Facebook hacks yang penting.
Eh, sebentar. Sebelumnya kamu mesti paham dulu soal algoritma Facebook ya.


Mengenal algoritma dasar Facebook



Jadi begini, Facebook memang punya algoritmanya sendiri. Seperti apa, ya itu dirahasiakan sih. Tapi kurang lebih bisa kita amati sebenarnya.

Pada prinsipnya, sepemahaman saya nih ya, kalau meleset mohon dikoreksi, algoritma Facebook hanya akan menyediakan informasi dari teman, Facebook Page ataupun lainnya yang memang sudah berinteraksi dengan kita, yaitu jenis post/status/thread yang pernah kita komen, share, ataupun like.

So, kalau kamu sering nge-like quote-quote motivasi, ya yang kayak gitulah yang disuguhkan oleh Facebook ke news feed kita pertama kali. Kalau kamu sering ngeshare tips-tips DIY, ya yang kayak gitulah yang disiapkan Facebook untuk kita.

Lha, kalau kamu sering ikutan 'war' atau melakukan persekusi pada orang lain? Ya, yang kayak gitulah yang muncul.

Kita ngeklik jenis berita tertentu, maka berita sejenis lain pun akan dimunculkan oleh Facebook untuk kita.

Bahkan, jika kamu menatap foto selfie orang yang sedang senyum lebar lebih lama pun, algoritma juga akan bisa menangkapnya lho.

Lebih lengkap soal algoritma Facebook, Social Media Examiner membahasnya lebih detail loh. Sila baca yah!

Dan iya, itulah alasan saya mengapa saya nggak sembarangan ngeshare, ngomen, bahkan nge-like sekalipun semua thread dan postingan yang bernada negatif. Apa pun itu. Meskipun atas nama membela soal prinsip. Meski saya sepihak pun. Nggak pernah saya like, komen or share.
Tapi ya, namanya manusia. Saya masih suka kepo. Jadilah stalking ke status orang yang lagi perang. Dan, itu juga mengganggu stabilitas feed Facebook saya juga, terus terang. Wkwkwkwk.
Yah, nggak papa. Setidaknya nggak banyak-banyak amat kalau saya ngelike, ngomen or ngeshare.

So, buat kamu, yang mengaku buzzer, hati-hati kalau ngomen, ngelike or ngeshare ya. Kalau kamu terbiasa baca or mengikuti berita negatif, bisa terlacak loh oleh ahensi.

Anyway, balik lagi ke Facebooknya deh.

Dan, sejak update Facebook soal algoritma ini, Facebook memang makin banyak men-deliver status dari teman, keluarga dan kenalan ketimbang Facebook Page.

Nah, masalahnya, nggak semua update dari teman, keluarga dan kenalan itu penting.
Huahahaha. Iya nggak sih? Kalau saya mah iya, soalnya. Kalau teman, keluarga dan orang-orang terdekat mah saya biasanya kalau memang butuh update, langsung tanya aja via japri. Toh, sekarang juga banyak WhatsApp grup sama temen-temen deket.

Otomatis, saya nggak terlalu update status memang.

Tapi, saya nggak bisa membiarkan Facebook sia-sia. Karena, sebenarnya, sejak dulu Facebook selalu menjadi sumber ide buat saya. Tapi sungguh, perkara-perkara akhir-akhir ini bikin GERAH. Malesin.

So, gimana caranya mengembalikan Facebook menjadi sumber inspirasi?
Begini caranya.



Beberapa Facebook hacks yang perlu kamu tahu, agar Facebook kamu bisa kembali menjadi sumber inspirasi


1. Berinteraksilah dengan penuh pertimbangan


Misalnya begini.
Kalau kamu pengin post-post dari Rocking Mama untuk lebih banyak muncul di Newsfeed atau beranda Facebook, maka make sure kamu selalu ngelike, ngomen or ngeshare apa yang ditampilkan oleh Facebook Page-nya.
Ingat ya, yang diposting oleh Facebook Page-nya. Bukan dari webnya langsung.

Kadang soalnya pada salah mengerti.

Ganti "rocking mama" dengan nama facebook page lain yang sesuai dengan minatmu. Itu sekadar contoh saja.

Misalnya nih, saya pengin supaya postingannya Neil Patel selalu nongol di newsfeed saya. Maka, saya pun, entah itu ngomen, ngelike or ngeshare, postingan Facebook Page-nya. Bukan dari webnya langsung.

Dengan begini, kita pun "memberi informasi" pada Facebook, jenis status, postingan, artikel, atau thread apa yang kita minati atau inginkan.

Lambat laun, tanpa perlu kamu apa-apain lagi, Facebook akan memberikan informasi yang lebih masuk ke selera kamu.

Makanya, jangan sampai kamu berinteraksi dengan konten yang "tidak menarik" atau "not worthwhile". Jika kamu menemukan berita yang enggak banget, kamu bisa klik Hide Post, supaya Facebook nggak memunculkan berita sejenis lagi di Newsfeed-mu.

Misalnya kayak gini. Klik tanda panah ke bawah dari post yang ingin kamu sembunyikan, klik. Lalu pilih Hide Post.

2. Ubah Newsfeed hanya menampilkan posts yang kamu minati


Tanpa perlu susah-susah, kamu bisa memfilter feed yang akan masuk ke beranda Facebook-mu.

Dari bagian atas, dekat icon tanda tanya kan ada tanda segitiga menurun kan? Nah, itu diklik. Maka akan muncul menu untuk setting, privacy dan lain-lain.

Klik "Newsfeed Preferences".



Lalu akan muncul popup. Ada pilihan "Prioritise who see first" kan?

Kalau itu diklik, maka akan muncul daftar nama teman-temanmu.
Kamu bisa langsung klik ke foto profil masing-masing, untuk kasih mereka bintang. Kalau bintangnya muncul di profil teman-temanmu itu, maka next kamu update newsfeed, maka postingan merekalah yang akan muncul duluan.

Atau kamu hanya mau lihat postingan dari Facebook Pages saja?
Bisa.

Masih di popup yang sama, di bagian kanan atasnya ada option "All". Iya kan? Nah, itu diklik, lalu pilih "Pages Only".

Bintangin yang mau kamu prioritaskan kemunculannya di Newsfeed


3. Unfollow feed yang kamu rasa kurang menarik


Trik yang satu ini barangkali sudah pada tahu sih ya.
Fitur unfollow cukup helpful untuk meng-hide feed tertentu yang tidak ingin kita lihat.

Tinggal klik saja panah ke bawah itu, lalu klik Unfollow.


Saya sendiri sangat jarang menggunakannya. Iya, serius sih. Kalau nggak kebangetan saya nggak unfollow. Saya mending menggunakan filter seperti poin 1 dan 2 untuk mengatur feed dalam beranda.


4. Jalan-jalan ke feed khusus Facebook Page


Untuk beberapa Facebook Pages saya memang nggak kasih bintang.
Tapi kalau saya mau lihat updates dari mereka, saya pun berjalan-jalan ke newsfeed "Pages Feed".



Kamu akan bisa browsing hanya di Facebook Pages yang memang sesuai dengan minatmu di sini.


Kalau saya pribadi sih saya penuhi dengan feed dari Facebook Pages seputar blogging tips dan parenting terutama. Ya, apalagi kalau bukan buat kerjaan.


5. Atur iklan yang muncul di Newsfeed kamu


Ya, iklan Facebook sekarang memang semakin banyak saja.
Dan, kamu juga bisa "membantu" Facebook untuk memilih iklan mana yang bagus dan mana yang nggak relevan.

Kamu bisa mengaturnya di Facebook Advert Preferences ini.

Atau kamu juga bisa mem-filter iklan atau sponsored post dari Newsfeed kamu.


Caranya adalah dengan ikut memberikan feedback saat ada Sponsored Posts muncul di beranda. Either klik "Hide advert" untuk iklan yang kamu nggak suka, atau klik "This advert is useful" agar Facebook bisa menampilkan iklan sejenis lebih banyak dalam newsfeed.

Saya sih sudah beberapa kali klik "This advert is useful", dan memang iya kok. Iklan di beranda Facebook saya selalu iklan yang saya butuhkan.


6. Create your list of friends


Yah, kalau sudah "memenuhi" newsfeed dengan update-an Facebook Pages yang sesuai dengan minat, kadang memang ada beberapa orang teman yang saya butuhkan juga update postnya di Facebook.

Maka kita pun bisa membuat list of friends versi kita sendiri.
Tahu list yang ada di Twitter kan? Mengumpulkan akun-akun tertentu dalam satu list, yang kemudian bisa kita lihat update-nya dalam sekali klik aja?

Ya, Facebook list juga begitu. Sama.
Cara bikin list-nya gampang kok.


Di bagian "Explore", cari "Friend lists" seperti gambar di atas. Klik, kemudian muncul beberapa list kan yah. Biasanya berdasarkan groups yang kita ikuti.

Di bagian atas ada "Create list" kan ya.

Tinggal masukin aja nama-nama teman yang memang kamu ingin masukkan ke list

Nah, mungkin memang sebagian Facebook hacks di atas memang sudah kamu ketahui sih. Tapi barangkali kamu baru nyadar, kalau ternyata semua fitur itu bisa kamu manfaatkan untuk membangun newsfeed Facebook yang lebih baik dan lebih nyaman untukmu.
Buat penulis seperti saya gini, kan butuh banget "makanan otak" yang baik. Yang bisa bikin saya menulis lebih baik, pun menambah wawasan lain yang juga lebih baik.

Dengan Facebook hacks di atas, newsfeed Facebook saya jadi nyamaaan banget :D




Jangan sia-siakan kehadiran media sosial hanya sebagai penebar kebencian, kata-kata negatif, dan semua-mua yang nggak enak dan nggak sedap dipandang.

Ingat, jejak digital itu akan ada selamanya.
Jangan kotori dirimu sendiri.
Rugi banget.

Apalagi buat ibu-ibu yah. Pastikan jejak digitalnya bagus, karena suatu hari nanti anakmu akan menelusurinya.

Oh iya. Artikel ini juga termasuk dalam "How to Build Your Idea Bank".
Sampai ketemu di artikel dalam seri yang sama berikutnya yak.
Share
Tweet
Pin
Share
31 comments
Sekadar catatan dari beberapa saat mengelola Facebook Page


Hai!

Sebelumnya, ada artikel yang mencatat mengenai Facebook Page secara basic dulu. Dan sekarang adalah catatan seputar pemanfaatan Facebook Page untuk menambah, seenggaknya, sedikit traffic ke web atau blog kita. Sengaja dipecah menjadi beberapa bagian, supaya enak nulisnya dan juga lebih detail. Karena saya akan membutuhkan catatan ini suatu saat nanti. Setelah ini besok kemungkinan saya akan bahas mengenai serba serbi organic reach sebuah postingan di Facebook Page.

Dalam postingan terdahulu tersebut, saya sudah sebutkan kalau sebenarnya saya sayang banget kalau sampai Facebook Page udah dibuat, tapi nggak dioptimalkan. Sayang aja udah ada sarana, tapi nggak dipakai kan? Saya cukup penasaran soalnya, masa sih nggak bisa dioptimalkan untuk blog juga? Saya sendiri saat ini sedang mengelola dua Facebook Page, yang satu sebagai PR penerbit, yang satunya untuk portal web.

Yang PR penerbit saya kelola benar-benar secara organic. Nggak pernah pakai iklan sama sekali. Dan bisa bertambah sekitar 3.000-an likers semenjak 2 tahun lalu. Yang untuk promosi portal web, memang ada pasang iklan. Makanya bisa berkembang sampai 12.000 likers dalam 6 bulan. Iklannya sih bukan saya yang pasang. Tapi, saya masih tetap berusaha secara organic-nya.

Keduanya saya pakai sebagai tempat trial and error beberapa tips dan trik yang saya dapatkan dari beberapa tempat. Ada beberapa hal yang memberikan efek yang sama dan cukup signifikan. Makanya, saya harus punya catatan.
Dan saya cukup penasaran, seharusnya yang saya lakukan ini bisa juga dipakai untuk Facebook Page yang akan dipakai sebagai alat promosi blog. Karena secara prinsip, seharusnya sama saja.

Selanjutnya, langsung aja deh.

Ada beberapa hal yang pernah saya coba lakukan pada Facebook Pages yang saya kelola.


1. Menganggap Facebook lebih serius

Facebook - Harus kita manfaatkan sebaik-baiknya supaya memberikan nilai tambah.

Ini yang pertama kali memang harus digarisbawahi. Saya pada awalnya juga nggak pernah menganggap serius Facebook. Facebook hanya sebagai tempat kongkow-kongkow secara virtual, komen sana komen sini, lihat yang lucu-lucu, dinyinyirin, and that's it.

Yang pertama harus kita lakukan adalah melihat Facebook lebih dari sekadar alat buat mainan. We have to take it seriously. Begitupun saat kita mulai membuat Facebook Page. Jangan 'bikin dulu, urusan nanti'. Because, Facebook kita juga nggak akan anggap kita serius juga. So, sedari sekarang, kalau pengin driving traffic dari Facebook Page ke blog, alokasikan waktu khusus untuk mengerjakannya. Dan itu, di luar waktu ngeblog sendiri, atau di luar waktu mainan Facebook. Karena membuat konten di Facebook Page itu juga time consuming.

Kok time consuming? Kan tinggal share aja postingan di blog?
NO. No. Itulah yang selama ini salah. Sekadar sharing doang, it won't take you anywhere at all. Kalau hanya share postingan di blog doang terus tinggal, itu nggak akan ngaruh banyak ke statistik mana pun, entah itu likers, engagement, juga ke traffic. Ternyata itu nggak cukup.
Dari beberapa pengamatan saya terhadap Facebook Pages beberapa brand terkenal, mereka nggak cuma share mentah-mentah dari web mereka. Mereka mengolah konten Facebook-nya secara khusus. Dan, seharusnya, hal ini juga bisa kita terapkan dengan Facebook Page blog kita.

Kok gitu? Terus gimana dong, kalau bukan share postingan di blog?
Nanti ya, akan dijelaskan di bawah.

2. Pilih nama Facebook Page dengan saksama

 

Dengan lebih serius memanfaatkan, kita bisa membuatnya menjadi PR bagi blog kita.

So, mulai dari nama Facebook Page saja, kita harus mulai memikirkannya benar-benar. Menurut pengamatan, nama Facebook Page yang mengadopsi dari nama orang, itu kurang menarik. Kecuali, kalau kita sudah setenar Raditya Dika, atau setenar Riana Rara Maksum, baru deh bakalan menarik perhatian orang. Kalau pengin menarik orang di luar pertemanan, kita harus menggunakan nama yang lebih umum tapi sekaligus unik. Kenapa? Ya karena ... siapa kita sampai orang mau tahu soal kita? Cuma menjadi 'blogger' saja bukan jaminan orang tahu. Blogger itu bukan siapa-siapa di luar sana. Nggak banyak orang tertarik, kecuali yang menggeluti bidang yang sama.

Terus gimana dong? Barangkali nih ya, kalau memang mau menggunakan nama kita sebagai nama Facebook Page, pastikan pula kita punya satu atau dua keywords mengenai topik blog kita.
Misalnya, Facebook Page saya ada kata 'design'-nya. Kata 'design' itulah yang menjadi keyword. Dulu saya pernah bikin Facebook Page buat jualan, dan saya pastikan ada kata 'batik' di dalamnya.
Lalu bagaimana dengan blog gado-gado? Tambahkan saja keyword yang sekiranya mewakili sekaligus menarik juga. Misalnya, lifestyle.

Atau misalnya nih, saya ambil dari blog ini ya. Kalau saya mau bikin Facebook Page, saya akan kasih nama "CR Creative Writing" misalnya. Itu CR dari Carolina Ratri ya, bukan Cristiano Ronaldo. #apeu *dikeplak

Atau kalau mau pakai kata lifestyle, ya misalnya "Carolina Ratri - Lifestyle Blog". Tapi saya sih cenderung nggak usah pakai nama sih. Siapa sih saya? Biar saja orang-orang kenal dengan kontennya. Dengan begitu kan malah lebih baik.
Nah, kalau mau ambil contoh blog teman hmmm ... siapa ya? Mas Dani Rachmat, misalnya. Facebook Page-nya saya akan kasih nama, "Ngobrolin Duit Sambil Nyantai". Hahahaha. Kan unik dan menarik tuh XD *dijepret Mas Dani*.

Terus, gimana dong brandingnya? Kan kita pengin ngebranding nama kita sebagai blogger. Sesungguhnya, akan lebih berat ngebranding nama sendiri, ketimbang topik sebuah blog atau web. Saya melihatnya begini, pertama kita branding dulu blog kita, setelah mendapatkan banyak likers, baru deh nama kita afterwards. Ya kecuali kalau memang sudah jadi blogger kondang atau seleblog, macam Diana Rikasari, misalnya. Dia mau pasang nama, ya sukses aja. Semua netizen juga tahu kalau dia itu blogger.

Logikanya juga nyambung kok. Kalau blognya sendiri sudah terbranding dengan baik, nama kita juga akan ikutan. Jadi, kalau saya sih alih-alih ngebranding nama, mendingan ngebranding topik blog dulu. Nggak tahu kalau Mas Anang.

Sebenarnya ini juga balik ke blogger masing-masing juga sih. Kalau sudah merasa punya cukup magnet untuk menarik dengan nama diri, ya terserah saja.

3. Konten, konten, dan konten

Konten tetap jadi yang utama.

Sekarang saatnya mikirin konten, setelah kita sudah menganggap serius Facebook dan punya nama Facebook Page yang tepat.

Kok konten lagi mesti dipikirin? Facebook Page saya mau dipakai untuk sharing artikel di blog. Ya, berarti tinggal share aja konten dari blog kan? Langsung aja gitu. Kalau perlu pakai dlvr.it aja. Saya sibuk soalnya, nggak sempat kalau sharing yang terlalu ribet.

Yaaa ... nggak apa juga sih. Hak masing-masing. Perhatikan saja reach-nya seperti yang saya kasih screenshoot di artikel basic Facebook Page kemarin. Apakah reaching-nya cukup untuk men-drive traffic ke blog? Dari kebanyakan penjawab survei saya yang lalu sih, kebanyakan masih merasa belum optimal.

Coba deh, come with me ya. Cek, apakah saya bener nih alur pikirnya.
Untuk bisa men-drive traffic dari Facebook Page ke blog, kita harus menautkan antara artikel blog yang dimaksud dengan postingan di Facebook Page. Betul? Nah, berarti kita harus memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa menarik perhatian dulu sehingga postingan di Facebook Page itu bisa dibaca oleh banyak orang. Betul? Dengan demikian, kita HARUS mengolah konten di Facebook Page tersebut secara khusus (based on artikel blog kita) supaya eye catching. Betul?

Ada perbandingan seperti ini yang saya lakukan.
Saya ada dua postingan Facebook Page, yang satu langsung nge-drive ke web. Satunya lagi secara nggak langsung nge-drive traffic ke web, tapi coba perhatikan engagement dan viralitasnya.

Konten yang langsung share dari web. Tergantung dari konten webnya sendiri, reachingnya mencapai 2.124 orang secara organic, tanpa diiklankan
Dari konten web yang sama, saya buat sebagai visual content berseri. Reachingnya bisa 5x lipat.

Dari kedua konten di atas, lalu bagaimana traffic ke web-nya? Barangkali logika umumnya adalah karena konten yang pertama di atas itu langsung me-refer ke artikel asli, pastinya akan lebih banyak klik ke webnya. Betulkah? Apalagi konten kedua yang image berseri itu sudah ada konten pula di masing-masing gambar. Jadi orang nggak perlu lagi datang ke webnya untuk membaca artikelnya yang utuh.

Kalau kamu berpikir demikian, coba lihat dua screenshoot berikut ini.

Berhasil 'membuahkan' 70 link clicks
Membuahkan 151 link clicks, belum yang lain-lain.
Lihat perbedaannya kan ya?

So, apakah semua konten web atau blog bisa dijadikan begini? Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya yang pendek ini, biasanya sih yang bisa dijadikan visual content berseri seperti ini adalah yang berupa listicle.
Lalu topik apa saja yang bisa dijadikan begini? Mmm, sepertinya semua juga bisa. Makin detail kita mengamati, makin banyak kita mencoba, maka makin peka pula kita bisa memprediksikan sebuah artikel bisa kita viralkan di Facebook Page atau enggak.

Saya juga sering gagal mem-viral-kan seperti ini. Tapi beberapa kali saya mencatat, ada beberapa jenis konten yang bisa viral di Facebook, yaitu video atau slide atau gif, dan image berseri seperti di atas.

Namun sebelumnya, kita ya harus punya konten yang kuat dulu di blog. Kalau enggak, ya tetep susah juga kalau mau nge-drive traffic-nya.
Nah, sekarang tahu kan, kenapa bikin konten Facebook Page itu time consuming, dan juga membutuhkan keseriusan?

Dari beberapa kali percobaan, saya akhirnya nggak bisa menyangkal lagi, bahwa traffic dari Facebook Page ke blog itu tergantung pada organic reach terlebih dahulu. Sepertinya kalau organic reach-nya saja nggak terlalu bagus, mau diiklankan juga reaching-nya pun nggak terlalu memuaskan. Nah, organic reach yang bagus itu tergantung pada konten blog juga, berarti kan.

Terus, apa lagi ya yang bisa kita lakukan untuk bisa mendapatkan organic reach yang bagus? Ternyata ada beberapa hal yang bisa kita usahakan untuk bisa meningkatkan organic reach ini. Eh tapi kayaknya kita perlu tahu dulu sih, basic-basic mengenai organic reach ini. Kalau kita tahu apa saja formula yang ada di dalam organic reach itu, kita pasti akan tahu apa yang harus kita manfaatkan untuk bisa meningkatkan jumlahnya.

Betul nggak logika saya?

Hmmm ... nyambung ke postingan berikutnya deh.
Udah panjang. :)))
Share
Tweet
Pin
Share
17 comments
Mau memanfaatkan Facebook Page untuk Mendukung Performa Blog? Ketahui dulu apa yang bisa kita manfaatkan!


Hai!

Sebelumnya, sudah membaca pengenalan awal mengenai Facebook Page dan Facebook Ad yang pernah ditulis oleh Terren belum di blog ini?
Belum? Kalau belum, boleh dibaca dulu.

Sebelumnya juga disclaimer juga nih.
Yang akan saya tulis di bawah ini, murni adalah catatan dari hasil pengamatan saya, kemudian saya cross-check dengan tips-tips blogging yang bertebaran, yang kemudian memang saya simpulkan dan tulis sebagai bahan pembelajaran saya sendiri. Jika ada yang tertarik dan ikutan baca, silakan. Jika ada salah data, please let me know :) Karena saya juga masih belajar jalan di industri ini :)

So, sudah makin banyak yang memanfaatkan Facebook Page sebagai 'staf' marketing  blog masing-masing kayaknya. Kecuali saya, yang memang nggak pakai Facebook Page buat blog. Hihihi. Facebook Page saya cenderung buat portfolio sih. Sudah like belum? #eaaaa Teteup ya, cyinnn ... Promosiong. Hahaha.

Facebook Page yang saya manfaatkan sebagai portfolio.


Sebenarnya, dari fenomena pada bikin Facebook Page itu, kemudian tanpa bisa saya kendalikan, berbagai pertanyaan lantas muncul di benak. Apa ya, yang menyebabkan terus pada bikin Facebook Page? Apakah karena katanya bisa dipergunakan untuk branding? Apakah karena katanya bisa dipergunakan untuk promosi blog? Apakah karena katanya bisa mendatangkan traffic?

Kalau jawaban salah satu pertanyaan di atas adalah "Iya.", maka kemudian nggak salah kan jika muncul pertanyaan, "How?".
Facebook Page memang bisa kita pergunakan untuk branding, meski kata "branding" itu pun kalau kita pertanyakan lagi, juga akan lebih abstrak lagi. Branding apanya? Blognya? Seperti apa? Apa sih artinya blog branding? Nanti efeknya apa kalau dibranding?
(Ah, tapi mungkin memang saya yang nggak terlalu tertarik sama teori-teori muluk-muluk sih. Hahaha.)

Facebook Page dan Branding

Contoh branding through Facebook Page: Coca cola. Salah satu dari 50 Facebook Page dengan likes terbanyak.

Saat para blogger ramai-ramai membuat Facebook Page, saya tak bisa menghindarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut datang dengan begitu liarnya ke otak saya. Karena itu, saya pernah menanyakan hal ini pada teman-teman blogger di beranda Facebook saya beberapa waktu yang lalu.




Ada banyak jawaban dalam status tersebut.

Beberapa di antaranya, menyebutkan tentang branding :D Keren banget! Saya sendiri nggak begitu berani mempergunakan kata "branding" dan "rebranding" buat sekadar personal blog apalah apalah yang saya kelola ini.

It's a huge term for me!

Saya lebih suka menyebutnya "repurposing", saat saya berganti haluan dari blog gado-gado ke blog creative writing seperti sekarang. Memperbaiki tujuan, mereka-ulang target audience, dan memperbaiki konten. Cuma satu yang ingin saya lakukan saat itu, menjadikannya sebagai reference blog. Saya pengin jadi kayak Jeff Bullas atau Seth Godin atau Neil Patel. Hahahaha. Alamak! Kejauhan yak? =))

Latar belakang mengapa saya menanyakannya adalah, kalau membuat Facebook Page dengan tujuan untuk promosi blog, pertanyaan berikutnya yang nyangkut di otak saya adalah, mengapa butuh Facebook Page, kalau Facebook pertemanan yang biasa saja lebih banyak teman ketimbang likers Facebook Page?
Apakah ada efeknya? Ada bedanya dengan share di Facebook sendiri? Apalagi kalau likers-nya lagi-lagi teman yang juga sudah jadi teman di Facebook pribadi.

Kalau dengan alasan, "Facebook pertemanan kan terbatas, sedangkan Facebook Page bisa lebih open." ... hmmmm ... kan si Mark sudah menyediakan opsi "Who can see your post?" di mana kita bisa menyetting postingan kita supaya public sehingga bisa dilihat oleh orang meskipun mereka off Facebook? Ada juga pilihan follow profil Facebook seseorang kan? Fungsinya kurang lebih ya sama dengan likers.

Ah, pertanyaan-pertanyaan absurd yang kebelet banget saya tanyakan, tapi ya gitu deh. Soalnya bisa saja pertanyaan tersebut disalahartikan kan? :))) Padahal saya aslinya cuma mikir, bahwa saat melakukan sesuatu, seharusnya kita tahu sebabnya, cara kerjanya, dan terus gimana nih caranya biar berhasil guna. Bener nggak?

Facebook Page, yang sudah susah-susah kita buat itu harus secara efektif bisa mendukung kegiatan blogging kita. Karena buat apa punya Facebook Page kalau nggak kita manfaatkan? Kalau cuma dianggurin? Kalau akhirnya hanya sekadar punya-punyaan? Itu juga supaya waktu kita buat bikin juga nggak mubazir, begitu juga tenaganya. Begitu juga Facebook Page-nya sendiri. Padahal kalau dioptimalkan, Facebook Page cukup mampu membentuk komunitas atau massa lho. Memang ngaruhnya ke blog nanti nggak langsung, tapi dengan terbentuk massa, itu akan membuat kita menjadi lebih influential (yang akhirnya ya, ngaruh juga ke blog).
Bener nggak logika saya?


So, untuk mendapatkan hasil guna, maka kita pun harus melakukan sesuatu dengan Facebook kita. Iya nggak?

Yang pertama, apa dulu nih yang harus kita lakukan untuk mengoptimalkan Facebook Page kita?

Menurut saya, yang pertama kali harus kita lakukan adalah menaikkan reach setiap postingan kita di Fcebook Page itu lebih dulu.

Apa itu reach postingan Facebook Page?


Kalau kita post sesuatu di Facebook Page, nanti akan muncul yang seperti berikut ini. Yang saya kotakin warna merah, itulah reach penghuni Facebook yang berhasil kita engage.

Facebook Page Reach
Nah, kalau reach tersebut diklik, kemudian akan muncul data, seberapa besar engage yang berhasil kita dapatkan. Reach post ini adalah organic reach, dalam artian saya nggak bayar buat mendapatkan reaching segini. Hanya sekali doang post, dan angka tersebut yang saya dapatkan.
Ini yang dinamakan engagement.


Untuk ukuran Facebook Page dengan jumlah likers 11.000+, engagement di atas termasuk kecil

Nah, saya telah menghabiskan waktu berjam-jam sehari 'cuma' buat mengamati pergerakan dua Facebook Page yang saya kelola ini memang :)), dan berikut ini yang berhasil saya dapatkan dari pengamatan panjang tersebut.

Reaching Facebook Page post itu tergantung dari:
  • Jumlah likers, yang mana kita harus mendapatkan likers di luar teman Facebook kita. Betul? Kalau likers-nya lagi-lagi teman Facebook, ya, apa gunanya kan? Nggak usah pakai Facebook Page.
  • Konten. Ya! Benar! Semua memang konten. Konten, konten, dan konten! Mau likersnya segambreng, kalau kontennya gitu-gitu aja, ya jadinya gitu-gitu aja, pemirsa!
Nah, dua hal di atas memang saling memengaruhi. Konten yang bagus, akan bisa meningkatkan jumlah likers secara signifikan secara organic. Begitupun likers yang sudah ada juga akan memengaruhi tingkat engagement sebuah post. Jadi, memang sepertinya nggak bisa dipisahkan. Kita harus memanfaatkan keduanya.

Kalau mau diiklanin, ya bisa bangetlah, meningkat dengan cepat. Hehehe. Tapi, kalau dari pengamatan sih, sebaiknya kalau mau iklan, mendingan iklanin untuk meningkatkan jumlah likers dulu, sebelum boosting your post. Meski boosting your post itu juga bisa meningkatkan jumlah likers juga, KALAU konten kamu memang bermanfaat dan menarik.

Jadi, seperti apa sih konten Facebook Page yang bermanfaat dan menarik itu?
Ternyata ada formulanya lho! Yaitu 70/20/10 Facebook Posting Rule.

Apa itu 70/20/10 Facebook Posting Rule?


Berikut saya screenshoot-kan penggalan artikel yang saya baca di ProBlogger.

Kesimpulan: konten dalam Facebook Page kita ternyata nggak boleh hanya berisi postingan dari blog kita saja. Mengapa? Ada tuh, penjelasannya.


Terus apa yang bisa kita 'adopsi' menjadi konten Facebook Page kita?
Hmmm ... karena artikel ini sudah kepanjangan, maka disambung saja ke artikel berikutnya ya :))
Share
Tweet
Pin
Share
23 comments
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Apa Itu Review Blog dan Kenapa Penting untuk Blogger yang Ingin Naik Level?

Review blog sering kali dianggap pekerjaan sepele, padahal justru ini salah satu kunci untuk membawa blog ke level berikutnya. Banyak blogge...

Postingan Populer

  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 8 Langkah Self Editing bagi Para Blogger untuk Menghasilkan Artikel yang Bersih dan Rapi
    Editing perlu juga dilakukan oleh seorang blogger Kadang, saat kita sudah susah-susah menggali ide, dan kemudian menuliskannya di ...
  • Bagaimana Mencari Topik atau Niche Paling Cocok untuk Blog Kamu
    Barangkali hampir semua blogger Indonesia memulai "karier" ngeblognya dengan menulis segala hal tentang kehidupan sehari-hari....

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose