Spam Score: Momok Para Bloger yang Sebenarnya Nggak Penting-Penting Amat

by - Juni 22, 2020

Spam Score: Momok Para Bloger yang Sebenarnya Nggak Penting-Penting Amat


Pasti udah pada familier deh. Selalu saja menjadi objek keributan soalnya. Wqwqwq. Tapi, pasti banyak juga yang sebenarnya enggak tahu spam score itu apaan, dan kenapa banyak orang (baca: bloger) yang selalu panik kalau ada update.

Yang paling sering saya dengar sih yang begini. 

“Duh, enggak jadi dapat job, gara-gara blogku spam scorenya gede.”
"Moz habis update, DA turun, spam score naik. Pasti gara-gara kebanyakan blogwalking deh kemarin."
"Aku nggak mau bw lagilah. Atau nggak usah ninggal komen. Takut ngefek ke DA dan spam score."

Uhuk.
Siapa nih yang kemarin curhat gini?

Yah, wajar sih kalau metrics ini selalu bikin ribut para bloger, terutama yang suka ngejob. Pasalnya, banyak klien yang memakai ukuran ini untuk menawarkan job. Ukuran ini menjadi salah satu kriteria untuk lolos dan terpilih diajak kerja sama. Metrics ini juga sering menjadi "senjata" para klien untuk menekan bloger, demi mendapatkan harga kerja sama yang terjangkau (bahasa alusnya MURAH).

"Tapi, blog lain ada yang DAnya lebih gede dan spam score-nya lebih kecil aja mau loh, dengan harga segini."

Hehehe. Gitu kan yes?

Yeah. Meski saya sudah nggak terlalu aktif ngeblog untuk job (meski banyak juga yang masih nawarin via email, tapi ya kalau enggak masuk dan harganya juga nggak cocok, saya juga nggak maksain. Eh bentar, banyakan malah saya cuekin. Wakakak. Maap! Apalagi kalau email pembuka penawarannya aja udah malesin yah.), juga semakin mengurangi intensitas untuk event-event sejak beberapa tahun belakangan, tapi yes, saya memantau.

Spam score. DA.
Sungguh, dua hal yang bikin hati para bloger Indonesia kebat-kebit.

Nah, mari kita mundur sejenak. Karena untuk bisa ngulik si spam score ini kita mesti tahu dulu, spam score itu apaan.

Spam score adalah salah satu metrics atau standar yang dibuat oleh Moz di tahun 2015, untuk memperkirakan tingkat spam dari suatu website.

Kenapa yang namanya spam ini sangat “dibenci” di dunia maya?

Karena spam ini banyak yang bikin “penyakit”. Ibarat penyakit, spam ini virus. Spam bikin skor user experience memburuk, bikin pembaca malas datang, bikin faedah suatu website atau blog jadi bias, dan berbagai penyakit lainnya.

Lalu, gimana sih cara kerja spam score ini?

Sederhana saja kok, sebenarnya. Moz membuat algoritme ini berdasarkan 17 flags (atau kriteria), yang disesuaikan dengan berbagai peluang spamming.

Apa saja kriteria spam score?

1. Low MozTrust to MozRank Score

MozTrust dan MozRank Score adalah 2 metrics Moz yg menunjukkan tingkat kepercayaan dan popularitas sebuah web.

Kalau kriteria pertama ini terbukti nggak bagus, maka 1 flag terpenuhi.

2. Large Site with Few Links

Yaitu web yang punya banyak laman dan komponen, tapi hanya sedikit banget backlink berkualitas yang masuk. Dengan begini, berarti web tersebut kontennyaa not worth linking to.

3. Site Link Diversity Is Low

Jadi misalnya, blog kita memang dapat 100 backlink sih, tapi 100 backlink itu hanya berasal dari 5 web/blog saja–yang mana kontennya juga so-so doang.

Nah, ini pertanda spamming nih.

4 dan 5. Ratio of Followed to Nofollowed Subdomains

Poin 4 dan 5 emang dijadiin satu, karena memang saling berkaitan. Rasio dofollow dan nofollow ini harus seimbang, juga ketika kita punya subdomain, yang ngelink ke domain utama.

Dari rasio ini, Moz punya formula khusus yang bisa memprediksikan, link dofollow yang berbayar. Kalau kebanyakan atau memenuhi kriteria tertentu, ya marked as spam.

6. Anchor Text

Anchor text juga dipakai sebagai indikator spam oleh Moz.

Misalnya nih, nulis soal penulis konten, terus ada yang ngelink ke blog ini. Uhuk. Maka itu adalah anchor text berkualitas. For both ways.
Yes, both ways. Nggak cuma yang dilink aja yang dapat credit, yang menautkan juga dapat credit.

Jadi intinya, anchor text haruslah relevan.

7. Thin Content

Nah, apa itu thin content? Kapan-kapan kita perlu bahas juga tentang thin content ini secara khusus kayaknya yah.

Pada intinya, thin content adalah konten/artikel yang enggak in depth, membahas topik enggak sampai mendalam, hingga akhirnya nggak bikin pembaca betah berlama-lama tinggal.

8. Site Mark-up Is Abnormally Small

Site mark-up ini misalnya skema, struktur web, atau grafis dan image-nya sedikiiiit banget, secara abnormal gitu.

Jadi, perkayalah kontenmu. Jangan cuma tulisan doang. Tapi juga jangan kebanyakan. Atur porsinya, supaya pas.

9. Large Number of External Links

External links memang penting, karena di situlah prinsip www alias world wide web. Namanya juga WEB, jadi kudu ada “tali” yang saling menaut.

Tapi kalau terlalu banyak hingga mencurigakan, ya jadi marked as spam.

10. Low Number of Internal Links

Nah, ternyata jumlah internal links sedikit juga jadi salah satu “flag” atau kriteria. Apalagi kalau enggak relevan.

11. Anchor Text-Heavy Page

Nah, ini ya, kalau saya enggak salah menyimpulkan nih, ini kasusnya sama dengan keyword stuffing. Jadi keywords-nya dijejel-jejelin gitu sampai artikelnya enggak enak banget dibaca.

Pernah pasti kan, nemu yang kayak gini kan?

12. External Links in Navigation

NAH! Ini nih. Kadang kita menaruh external link di navigasi ya–entah itu di menu bar, atau sidebar, atau di footer.

Ternyata, ini juga jadi salah satu “flag” spam score dari Moz ini lo! Lah terus gimana dong? Ada banner komunitas, ada link ke blog kita yang lain, endebre endebre?

Ya, jaga aja supaya enggak berlebihan. Yang enggak perlu dipajang ya lepas aja. Misal banner lomba yang sudah enggak dipakai lagi.

13. No Contact Info

Wah! Ternyata kalau kita enggak mencantumkan contact info di situs kita, jadi bisa di-mark as spam! 

Well, ini boleh diletakkan di mana aja sih. Bisa di About Us, di footer atau di sidebar juga boleh. Tapi harus ada ya. Jangan lupa ya.

14. Low Number of Pages Found

Nah, page-page kita di web/blog, kalau terlalu sedikit juga bisa jadi peluang marked as spam. Jadi coba deh lengkapi.

Terutama kasih info-info yang bermanfaat, misal ada laman About Us, Disclaimer, Kerja Sama, dan sebagainya.

15. TLD Correlated with Spam Domains

Penentuan pemilihan TLD untuk nama blog kita ternyata jg bisa meningkatkan peluang naiknya spam score.

Misalnya TLD .loan, itu sudah terkenal dengan spam activity-nya. Jadi jangan dipilih menjadi TLD blog.

16. Domain Name Length

Kalau nama domainnya terlalu panjang dan belibet, itu ternyata juga bisa berpeluang meningkatkan spam score ya.

17. Domain Name Contains Numerals

Ada yang URL blognya mengandung angka? Well, waspada aja. Karena ini juga ternyata menjadi salah satu “flag” untuk spam score.


Nah, itu dia 17 flags atau kriteria yang bisa memengaruhi spam score untuk blog kita.

Jadi, gimana dengan blog kamu? Kayaknya di kriteria yang mana nih yg failed? Tapi perlu banget untuk dipahami, bahwa sebenarnya nggak ada website/blog yang benar-benar lolos dari spam. Ini dijelaskan sendiri oleh Moz. Makanya mereka juga punya allowance. Allowancenya gimana?

Kayak gini nih.

Spam Score Flags



Yang hijau, itu berarti nilainya bagus. Peluangnya untuk dimark as spam sama Google kecil. Yang kuning, ya berarti lampu kuning. Mesti diulik, biar hijau. Yang merah, nah ini. Sudah pasti harus ditreatment.

Yang perlu kamu perhatikan dan pahami soal Spam Score:

  1. Perlu digarisbawahi ya, bahwa skor ini adalah angka probability. Angka peluang untuk dianggap spam sites sama Google. Jadi bukan angka absolut. Spam score by Moz ini memang hanya salah satu metrics untuk bisa memahami Google. Bukan satu-satunya standar. Bisa saja, blog kita punya nilai merah di sini, tapi ternyata baik-baik aja di mata Google.
  2. Spam score tidak pernah menjadi faktor peranking dalam Google. Jadi SEO dan spam score juga DA itu nggak ada hubungannya. Spam score 1% terus bakalan berada di pejwan Google? Nggak jaminan. Spam score naik, terus menurunkan traffic? Enggak. Nggak gitu juga cara mainnya. Artikelnya pejwan, berarti spam score baik, dan blog sehat? Bisa banget.
  3. Blogwalking, komen, hanya ngefek sedikit banget sama spam score. Kamu mengurangi blogwalking dan pundung nggak mau lagi komen di blog orang, tapi blog kamu sendiri kurang sehat, ya teteup aja spam score kamu GEDE. Lakukan check up terhadap blog secara menyeluruh, lalu lakukan usaha-usaha yang natural untuk memperbaikinya.
  4. Nggak usah berkecil hati jika kamu "ditekan" oleh (calon) klien karena DA atau spam score kamu enggak memenuhi syarat. Cari saja klien lain yang tidak memasukkan DA dan spam score sebagai kriteria kerja sama. There's so many of them out there!
  5. Calon klien memasukkan spam score dan DA sebagai kriteria kerja sama, karena memang hanya itu yang bisa dipakai demi menyaring sekian juta blog yang ada di Indonesia. Sedangkan, kualitas sebenarnya enggak cuma tergantung pada spam score dan DA.
  6. Fokuslah pada performa blogmu sendiri, jangan terlalu banyak "katanya katanya". Kalau ada yang enggak paham, ya cari tahu sendiri. Sumber belajar ada banyak, semuanya gratis bisa kamu temukan dan pelajari sendiri, kalau kamu memang niat mau usaha.


Ingat, spam score is just a metric.

Jadi misal spam score 70% artinya apa?
Ya, coba dilihat satu per satu flagnya. 70% itu berarti kan kira-kira 9 flags yang dilanggar kalau dilihat di indikator skor di atas. Nah, mana saja yang dilanggar, ya pemilik web yang bisa mencari.

Bisa jadi anchor text yang dipergunakan enggak pernah relevan, bisa juga terlalu banyak link berbayar, atau keyword stuffing, dan lain sebagainya. Kalau penyebabnya ketemu, kan terus bisa diperbaiki sehingga spam score menurun.

Ibaratnya, kita gampang banget sakit. Iya sih, pasti selalu sembuh kalau sudah dikasih obat. Tapi kalau gaya hidup kita emang nggak sehat ya … gimana mau pergi penyakitnya?

Cara menurunkan spam score juga gitu. Itu kan suatu ukuran kesehatan website/blog. Kalau skornya jelek, ya berarti blognya harus disehatin dulu. Nanti, skornya akan menyesuaikan.

Saya bukannya mau mengajak kamu untuk nggak usah peduli sama Spam Score, lalu ngeblog ngawur juga. Intinya ya itu tadi, ada di poin 6 di atas. Fokuslah pada performa blogmu sendiri. Sehatkan blogmu, lakukan hal-hal yang wajar, ngeblog dengan hati senang.

Reward akan datang dengan sendirinya.

Nah, kalau mau lebih jelas lagi, bisa baca-baca di blognya Moz langsung. Paling enak memang belajar langsung dari sumbernya.

Sekian dulu artikel ini, semoga bermanfaat.

Disclaimer: Artikel ini pernah ditayangkan di web KEB, dengan penyesuaian.

You May Also Like

7 comments

  1. paling sebel liat sesama blogger saling masukin blog temannya ke list disavow links karena spam score kemudian protes kenapa SERP nya turun, kenapa nggak lagi pejwan... lah blog satu niche yang saling ngelink di disavow... salah siapa? sukurin. udah diajarin maunya pada instan aja sih. blogger yang harusnya pegiat literasi dengan menulis kok malas baca.

    BalasHapus
  2. kalau ada isu rame di kalangan blogger macam topik ini, aku abaikan. baca juga di twitter yg blogger jd pundung engga komen,,,eheh klo alesannya sibuk dll ga masalah..lha ini karena takut spamscore. hadeuuh. setuju deh, mau itu isu DA isu broken link, spamscroe...penting adalah fokus sama performa blog. meningkatkan user experience, update tulisan, ya..inti dari ngeblog kan disitu.

    BalasHapus
  3. Aku dulu termasuk yang pundung, hahaha. Lalu balik lagi ngeblog dengan bahagia. Ya tetap sih harus berusaha bikin blog jadi sehat. Jangan males ngisi. Sekarang lebih santai soal DA dan teman-temannya

    BalasHapus
  4. Kdg aku sedihnya, temen2 yg dulu srg saling komen, tp skr udh ga lagi, dgn alasan takut spam scorenya naik mba :(. Mungkin Krn aku ga monetisasi blog ku, dan bener2 hanya utk nyalurin hobi nulis, jujur aku ga pernah mikirin spamscore, DA PA dan sebagainya itu. Cukup tau aja, ya udah. Makanya aku msh suka BW dan komen di postnya temen2 ntah yg dulu ato yg baru.

    Tp memang belakangan temen2 blogger yg dulu aktif saling komen, udh berkurang .bisa jd mereka ga mau spam scorenya tinggi kali yaa .. tapi buatku sih, asal memang isi blognya bagus, walo dia ga BW lagi, ya ttp aku baca dan komenin :D.

    BalasHapus
  5. Iya, memang banyak blogger yang heboh dengan DA dan spam score. Kalau aku, sekarang penginnya ya ngeblog dengan bahagia aja lah :D

    BalasHapus
  6. terima kasih atas pencerahannya :)

    BalasHapus
  7. Bukannya gak penting penting amat, emg gak penting Sama sekali

    BalasHapus