Cara Melatih Mood Nulis supaya Stabil
Siapa nih yang suka mood swing, padahal lagi dikejar deadline? Memang ini salah satu masalah terbesar buat para penulis—yang notabene kerjanya sangat tergantung pada mood. Terus, apa iya mau menyerah sama mood? Kalau mau sih, ada loh cara melatih mood nulis supaya lebih stabil.
Mood Nulis Stabil: Gimana Cara Melatihnya?
Yep, bukan sulap bukan sihir. Mood nulis bisa dilatih supaya stabil.
Jangan menyerah sama mood swing, terutama kalau baru di tahap-tahap awal. Biasanya kalau masih di awal sih, mood itu masih bisa dijinakkan. Nah, kalau sudah benar-benar jenuh—artinya kamu sudah beberapa kali melakukan upaya-upaya ini, atau sudah dilakuin semua dan tetep moody, ya berarti mungkin masalahmu lebih besar daripada sekadar mood swing.
Bisa jadi, kamu sudah lelah jadi penulis.
Kalau begitu, ya mungkin alih profesi akan lebih baik.
*Masih berupaya ngurangin kompetitor*
Persoalan mood nulis yang stabil ini enggak cuma sekadar supaya bisa menyelesaikan target. Menjaga stabilitas mood saat menulis paling penting itu untuk memastikan kualitas artikel yang konsisten.
Berikut beberapa cara yang bisa membantu melatih mood penulis agar lebih stabil.
1. Rutinitas Harian yang Teratur
Menciptakan rutinitas harian bisa membantu meningkatkan konsistensi mood. Cobalah menentukan waktu tertentu untuk menulis setiap hari, sehingga otak dan tubuh bisa terbiasa.
Sudah rutin gini saja, kadang mood juga ngajak gelut sih. So, pinter-pinter kita memang melakukan mix and match dengan kegiatan yang lain.
Baca juga: Beberapa Tip Jitu Untuk Membantu Kamu Menjaga Konsentrasi Dan Fokus Menulis
2. Lingkungan yang Mendukung
Sesuaikan lingkungan menulis agar nyaman dan minim distraksi. Hal ini bisa mencakup pencahayaan yang baik, kursi yang nyaman, dan meja kerja yang rapi.
Saya sendiri sekarang prefer meja menghadap ke tembok. Dengan demikian, saya bisa fokus dan lebih bebas distraksi. Cuma, pintu ada di belakang saya. Jadi, kalau ada yang masuk, kalau lagi fokus, saya suka kejengkang karena kaget. Karena rata-rata mereka masuk tanpa suara, terus tiba-tiba ada di samping saya. Wqwqwq.
Ya, yang penting, pinter-pinternya atur meja. Ada yang suka meja menghadap jendela. Cuma, kadang meja kerja menghadap jendela juga kurang bagus, karena terus kebanyakan ngelamunnya.
3. Aktivitas Fisik
Ini yang suka lupa. Saya juga. Lebih tepatnya, “sengaja” melupakan. Apalagi buat penulis yang rata-rata kerjanya sambil duduk. Ini bahaya banget loh. Saya juga sadar.
Olahraga teratur dapat meningkatkan mood dan energi. Aktivitas fisik melepaskan endorfin, yang merupakan hormon yang membuat kita merasa bahagia. Dan, kita butuh endorfin untuk menjaga mood nulis yang stabil.
4. Nutrisi yang Baik
Jangan mi instan mulu deh.
Coba alokasikan penghasilan yang didapat ke makanan-makanan yang bergizi. Kurangi dobel karbo, kayak seblak, mi instan lauk nasi, nasi lauk bakwan, dan sejenisnya. Kebanyakan karbo bikin lemes deh. Ini sudah terbukti.
Asupan makanan yang sehat berdampak besar pada mood kita. Pastikan untuk makan makanan yang seimbang yang kaya akan buah, sayur, protein, dan lemak sehat. Terutama pilih menu yang bener untuk sarapan.
Dan, ya, sarapan. Jangan skip.
5. Pengelolaan Stres
Kadang mood ngedrop karena kita stres. Sudahlah mood ilang, deadline menjelang. Biasanya ya makin ngadi-adi. So, pengelolaan stres ini penting.
Belajar teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dapat membantu mengendalikan stres yang memengaruhi mood saat menulis.
6. Istirahat Cukup
Yes, ini juga kadang “dilupakan”, “diskip”. Atas nama pemenuhan deadline.
Padahal, istirahat juga memengaruhi mood. Mood ngedrop bisa jadi karena kita capek. Kualitas dan kuantitas tidur yang baik sangat penting untuk menjaga mood nulis. Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam.
7. Realistis
Menetapkan tujuan menulis yang realistis dan dapat dicapai bisa membantu mengurangi kekecewaan dan tekanan. Ini perkara banget di saya.
Kadang maunya ngadi-adi. Pengin selesaikan semua dengan cepat, terus masih ditambah ini itu yang sebenarnya enggak urgent-urgent amat, cuma karena “saya harus, karena sebelumnya juga begitu.” Padahal, penyesuaian itu penting, plus kudu sadar diri sekarang energi sudah enggak kayak dulu lagi.
8. Pencatatan Mood
Mencatat perasaan harian bisa membantu mengenali pola atau pemicu yang memengaruhi mood kita, sehingga kamu bisa mengambil langkah untuk mengelolanya. Plus, bikinnya sendiri sudah stress relief buat saya.
Kalau mau, di Pinterest ada banyak contoh. Kamu juga bisa bikin sendiri di Canva. Belum ada templatenya sih, saya cek barusan. Tapi kamu bisa bikin dengan memodifikasi habit tracker atau template lain yang ada.
9. Memberi Ruang untuk Kreativitas
Terkadang, memberi diri sendiri waktu untuk beristirahat dari rutinitas menulis dan melakukan aktivitas kreatif lainnya dapat menyegarkan pikiran dan memperbaiki mood. Ini terutama berlaku banget buat penulis borongan, kayak saya, yang setiap hari ngerjain artikel yang sama jenisnya.
Karena itu, saya punya akun flashfiction, artworks, sampai quotes. Hahaha. Mungkin pada heran, kok sempat ngurusin akun banyak? Ya, kan enggak semua harus update setiap hari. Masing-masing update kalau mau saja. Enggak pengin, ya nggak usah update. Cuma, saya memang “attention whore”, jadi saya kudu posting. Meskipun gak ada follower, yang penting posting saja. Saya suka.
Dengan melakukan beberapa hal yang saya suka—yang sekiranya bisa bikin saya kreatif, bikin otak kerja, enggak monoton—bikin mood nulis juga stabil.
Baca jugaa: 7 Cara untuk Tetap Kreatif
Nah, dari 9 hal di atas, mana nih yang kamu juga sudah coba? Dan, mana yang belum coba? Atau, kamu ada tambahan hal lain yang biasa kamu lakukan untuk menjaga mood nulis tetap stabil? Tambahkan di komen ya.
See ya.
1 comments
Intinya jangan "ngoyo" ya mbak. Kadang mengikuti target dengan mengabaikan mood atau kondisi sekitar yang belum baik malah bikin ide mandek. Nulisnya jadi nggak pakai hati dan asal jadi. Itu sih yang saya pernah alami. Jadi punya pengalihan di akun-akun lainnya juga sangat membantu.
BalasHapus