Bagaimana Cara Melakukan Keywords Research untuk SEO Basic

by - Desember 22, 2016



Di postingan beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas mengenai betapa pentingnya bagi blogger untuk segera memikirkan keywords dalam artikel-artikel yang dibuatnya.

Yang belum baca, barangkali bisa baca dulu yah.
Karena artikel yang ini merupakan sekuel dari artikel tersebut.
(((sekuel)))

Anyway, setelah tahu betapa pentingnya keywords untuk setiap artikel kita di web ataupun blog (saya mendingan pakai istilah situs aja ya, karena saya sebenarnya ngomong secara global, bukan untuk blog saja), maka sekarang pastinya yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana sih caranya melakukan keywords research?

Bagaimana cara menemukan keywords yang pas untuk artikel kita?
Apa saja keywords yang cocok dan bisa kita sasar untuk setiap artikel yang kita tulis?

Yes, itu akan kita bahas sekarang ya. Dan mind you, yang saya tulis ini adalah sejauh catatan belajar saya soal keywords so far. Saya juga masih belajar tertatih-tatih. So, kalau ada yang salah, kurang tepat, atau perlu di-update, please please please kasih catatan di komen. Biar saya juga dapat tambahan ilmu, yes?

Oke.
So, saya nggak perlu jelasin lagi mengapa kita perlu belajar serba serbi tentang keywords ini. Seharusnya sudah jelas di artikel yang lalu.

Tapi, kita akan mulai dulu deh dari pengertian keywords research ya.

Keyword research is when people use keywords to find and research actual search terms that people enter into search engines. The knowledge about these actual search terms can help inform content strategy, or marketing strategy overall. 
Begitu penjelasan dari Hubspot.

Keyword research adalah di mana para penulis konten melakukan riset terhadap istilah yang dipakai orang saat sedang menggunakan Google. Tujuannya pastinya adalah untuk menyediakan supply yang diinginkan oleh demand.


Bagaimana cara melakukan keywords research


Keywords research ini sebenarnya bagus kalau dilakukan sebelum menulis artikel kayaknya ya, tapi setelah kita membuat outline untuk tulisan kita.

Kenapa?
Karena dengan demikian, kita bisa sekalian memasukkan keywords-nya ke dalam artikel, jadi nggak terlihat aneh. You know, kadang kita memang sulit memasukkan keywords tertentu kalau artikelnya sudah jadi. Kalimatnya jadi nggak nyambung, jadi nggak luwes, dan seterusnya.

Dengan sudah mengantongi keywords sejak awal, sepertinya sih kita jadi bisa mengolah sekalian dalam kalimat yang luwes dan hidup.

So, gimana nih jadinya?

1. Buat bucket list beberapa kata atau frase yang mungkin digunakan orang untuk mencari artikel di Google


Kita dapat mulai dengan membuat daftar kata atau frase yang bisa mewakili inti topik dari artikel yang kita tulis. Pastikan kata atau frase tersebut adalah kata dan frase yang familier diketahui oleh banyak orang ya. Umum, gitu maksudnya.

Jangan memilih kata yang cuma kepikiran olehmu sendiri. Misalnya ya, review soto paling oqhe di Jogja hanya karena kamu kalau nulis "oke" selalu dengan kata "oqhe". Itu nggak umum dilakukan oleh orang lain.
Atau, memilih keyword "gue cari hotel". Kata "gue" di situ nggak terlalu umum dipakai, karena nggak semua orang menggunakan kata "gue".

Sekali lagi, carilah kata yang umum ya.
Jadi misalnya. Saya mau nulis artikel soal parenting, maka kemudian saya akan menuliskan kata "mengasuh", "mendidik", "pengasuhan anak", dan lain-lain. Saya juga bisa memasukkan kata "orangtua", "anak" dalam daftar tersebut. Karena tetap berhubungan kan?

Satu atau dua kata dulu nggak papa. Untuk mendetailkannya kita ke langkah kedua.

Untuk para lifestyle blogger, yang isi blognya campur aduk, tetapkan beberapa bucket list yang paling banyak bahasannya di blog. Misalnya, ngeblognya soal cerita ngasuh anak sehari-hari, resep masakan, sama review buku misal.
Nah, masing-masing kategori bisa di-break down lagi ke beberapa keywords yang berkaitan langsung.


2. Kembangkan masing-masing kata


Langkah selanjutnya adalah mengembangkan masing-masing kata atau frase tersebut menjadi kata dan frase yang lebih fokus.

Saya biasanya minta bantuan Ubersuggest untuk ini.



Nah, di situ saya masukkan kata "mendidik anak" untuk bisa dicari variasinya. Jangan lupa untuk mengubah bahasanya ke Bahasa Indonesia ya.

Lalu klik "Suggest".


Nah, kan. Ada 331 suggestion deh sekarang. Iya, banyak ya.
Tinggal pilih aja tuh.

Kalau kamu bisa lebih fokus lagi pada keyword ini akan lebih bagus. Istilahnya long tail keywords. Kamu bisa mencoba untuk break down lagi beberapa di antaranya jika memang perlu.

Sebentar, apa itu long tail keywords?
Yaitu keywords yang lebih fokus, dan biasanya terdiri atas lebih dari 3 kata.
Kebalikannya, short tail keywords, adalah keyword yang masih terlalu umum. Biasanya hanya 1 - 2 kata saja.

Misalnya, saya masukkan "cara mendidik anak usia 2 tahun" ya. Dan ini dia hasilnya.



Yes, ada 104 hasil lagi deh.

Dan jika kamu bisa memilih long tail keywords yang tepat, maka lebih cepat pula artikel kamu terindex oleh Google.
Apalagi kalau supply kamu nggak ada lawannya, tapi banyak demand-nya. Bakalan lebih cepet lagi.
Lalu bagaimana mengecek supply dan demand-nya?
Kita ke langkah berikutnya.


3. Cek supply dan demand


Setelah kamu mendapatkan beberapa keywords yang pengin kamu pakai, maka langkah berikutnya adalah mengecek posisinya di Google.

Gimana caranya?
Kita pakai jasa Keyword Planner.




Nah, sign in aja dengan akun Google yang sudah kamu punya.
Ohiya, Keyword Planner ini nggak berbayar ya, selama kamu nggak placed iklan. Kalau cuma ngecek keywords mah gratis tis tis 100%.

Maka kemudian, kamu akan dibawa ke page ini.



Isi pada bagian "Search for new keywords using a phrase, website or category".
Yang harus diisi adalah pada "your product or service". Yang web sama category sih kadang saya kosongin aja. Mau diisi juga boleh.


Hasilnya seperti di atas.
Secara bulanan, yang mencari dengan kata "cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas" ada 100 - 1 K, dengan level kompetisi medium.

Nah, kira-kira bagus nggak tuh berarti?

Coba kita lihat di tabel di bawahnya.


Itu adalah tabel suggested keywords yang lain versi Keyword Planner. Coba dicermati.
Kamu akan melihat angka-angka monthly search yang lebih besar kan? Juga dengan level kompetisi yang rendah.

Monthly search besar dan level kompetisi rendah itu konon adalah kombinasi yang bagus. CMIIW.

Tapi kalau kamu mau tetap pakai keywords yang sudah kamu pakai sebelumnya karena itu lebih long tail, itu juga bagus kok.

Sekarang coba perhatikan kalau hasilnya seperti ini.


Nah, ini adalah hasil yang kurang bagus.
Jangan dipilih, dan kamu harus mencari keywords lain.


4. Gunakan keywords dengan tepat


Nah, setelah kamu mendapatkan keywords yang akan kamu pakai, selanjutnya adalah mulai memasukkannya ke dalam artikel kamu.

Keywords yang sudah kamu pilih itu harus ada di:

  • Judul
  • URL
  • paragraf pertama
  • Subheading
  • Meta description
  • seluruh artikel secara merata. Jangan sampai stuffed di satu tempat, artinya jangan terlalu banyak juga. Harus alami dan relevan.

Nah, itu dia cara melakukan keywords research.
Sebenarnya ada beberapa tool yang bisa bantu kita untuk melakukan keywords research. Tapi saya biasanya pakai 2 itu aja. Mungkin lain kali saya akan tulis beberapa tools lain itu ya, sebagai alternatif aja. Karena lain orang, lain pula metode keywords research-nya.

Duh, nentuin keywords kok ternyata panjang juga prosesnya ya?
Ya emang. Tapi dengan adanya keywords yang tepat, maka artikel kamu pun dengan mudah ditemukan oleh mereka yang memang membutuhkannya.
Hingga suatu kali nanti, kamu sudah nggak perlu lagi share-share melelahkan di media sosial. Tinggal tunggu aja orang datang ;)

Tapi SEO nggak cuma tentang keywords yah, meski ini bisa jadi awal mula kita belajar SEO. Ada banyak hal yang harus dipikirkan jika mau full SEO friendly. Tapi memang, belajar SEO itu nggak serta merta bisa langsung kelas XII. Harus bertahap dari kelas I SD dulu. Ini memang basic banget. Tapi kalau basic aja kayak gini belum paham, ya akan gagal paham aja seterusnya.

Jangan berpikir juga kalau ini sudah diterapkan, lalu tiba-tiba wuzzz artikel kita langsung bertengger di pejwan. Sekali lagi, SEO is marathon thing. Banyak yang harus dipelajari, diterapkan, dengan waktu yang cukup lama. Tinggal kamu bisa konsisten apa enggak.

Ini hanya sebagian kecil banget dari SEO.

Selamat praktik, dan kalau ada yang perlu ditambahkan atau di-update, please let me know ya ;)

You May Also Like

57 comments

  1. Inii yg slalu aku bingung.. Tp akhirnya jd tercerahkan setelah baca artikelmu mba. Slama ini aku slalu bikin keywords nya di bag meta description.. Tp biasanya g detil dan ga merata.. Baru tau kalo hrs ada di judul, subheading, paragraf utama dan url yaaa.. Oke siip.. Artikel selanjutnya aku mau coba begitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keywords kalau sudah ketemu, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya :D

      Hapus
  2. Wowww banget pembahasannya. Nambah ilmu lagi. Makasi mba

    BalasHapus
  3. Kece. Pembahasannua asyik.bisa dicoba

    BalasHapus
  4. Bacanya pelan pelan biar paham..tapi orang mudeng juga faktor umur kek nya mba hehe.. mks tipsnya mba

    BalasHapus
  5. Ah! Sukaak!
    Coba ahh praktekin...

    Makasih infonya,Mba. Ntaps!

    BalasHapus
  6. Yeees.. Sekuel yg ditunggu2 akhirnya muncul. Keep posting yaa mba. Diriku bener2 bth pencerahan ttg seo dkk ini..

    BalasHapus
  7. Pantesqn aku masih suka bingung ngurusin keyword planner karena mengabaikan bucket list hahaha.. Pas buka keyword planner suku kepikiran gini: kira-kira apa lagi, ya? Akhirnya skip aja langsung tulis di blog atau draft.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nggak siap dulu dengan apa yang mau dicari ya jadinya bingung aja atuh :D

      Hapus
  8. Nice mbak. Emang bener yang terakhir. Gak akan otomatis nomor 1. On page SEO hrs diimbangi dengan off page SEO nya. Tapi kalau dilakukan pasti bisa kok.

    BalasHapus
  9. Makasih pencerahannya, Mbak.
    Btw aku trus bingung kok terdaftar di Google AdWords itu gimana urusannya? Hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Keyword Planner kan Adwords punya. Kan sudah kelihatan tuh di gambar :))
      Asal bagian billing nggak diapa-apain biasanya sih aman kok. Nggak perlu bayar.

      Hapus
  10. wow banget
    Ternyata begini caranya
    Makasi mbak, dapat ilmu lagi

    BalasHapus
  11. nah, mas Ryan atau mas Dani kayaknya pernah nulis ini...trus aku terapi, habis itu engga lagi. makasih mba diingatkan hehe. asli ini sambil praktek aku wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mereka mah udah kelas lanjut. Aku masih kelas dasar :))

      Hapus
  12. wah nambah ilmu banget makasi banget mba baru tahu loh :) langsung terapin

    BalasHapus
  13. Ah iniiih... Aku pernah ikut intip2 mba dulu, seo cuma ngintip dgn mas Ali Akbar. Ngintip doang, prakteknya nggak :)) makasih yaaa mbaaa^^ mau nyobain lagiiih aah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... mbak Suci ngintipnya ke sang suhu langsung.... saya belajar dari muridnya pak Ali doang.

      Hapus
  14. niatnya sih pengen nyoba mbak, tapi masih sebatas niat terus he.. he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yasudah. Itu seperti aku soal niat diet.
      Masih ada tahun depan, dan tahun depannya lagi kok. Hehehe.

      Hapus
  15. Mbak, subheading itu yang mana sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subheading itu yang biasanya ada tag H2-nya, Mbak Mita :)
      Kapan-kapan kita bahas tentang hierarki artikel yang SEO friendly ini ya.

      Hapus
  16. makasih sharingnya. Tercerahkan...rah...rah...seperti matahari...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wih. Semoga mataharinya juga selalu cerah ya, Mbak :))

      Hapus
  17. makasiiihh mbak, ilmu bangettt ini buat saya yg masih dodol soal keywords :*

    BalasHapus
  18. Aku biasanya cuma make Google Keyword Planner mbak, nembak satu kata kunci yang searchnya paling banyak dulu tapi kira2 gak bakalan absurd klo dibikin artikel, nanti dikolaborasi sama beberapa keyword turunan buat disebar di sepanjang artikel. Buat ngecek SEO friendlynya cukup pake plugin Yoast, bisa otomatis ngecek kemunculan keyword di judul, url, subheading, sampai keyword diversitynya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you tambahannya, Mastah.
      Kalau di WP memang enak ya, ada Yoast. Punya alternatif untuk yang di blogspot nggak?

      Hapus
  19. Wow, lengkap dan applicable banget ini. Terimakasih mbak Carra 😄

    BalasHapus
  20. ditunggu lanjutannya soal keyword ini mba

    BalasHapus
  21. Nah ini.... Jujur masih kelimpungan banget Mbak kalau masalah keyword. Emang pertama kali harus bikin outline-nya dulu terus diselipin keyword2nya itu kali yak. Tak perbaiki dari situ duls ja deh ihihi makasih mbaaaak <3

    BalasHapus
  22. Mbak, nambahin dikit, setahu saya competition di google keyword planner itu bukan menunjukkan persaingan di serp, tapi menunjukkan persaingan advertiser yg nge-bid keyword tersebut di google adwords. Competition yg rendah menunjukkan bahwa advertiser yg nge-bid cuma sedikit. Jadi, competition yg rendah gak selalu berarti persaingan di serp juga rendah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah. Tambahan pengetahuan banget nih. Makasih ya!

      Hapus
  23. Harus rajin keyword research ya biar makin josss artikelnya, ga lelah share-share, hahaha. Btw mau nanya mba, kalau artikelnya udah tayang, tapi trus nambahin keywordnya belakangan, apa bisa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa aja, Mbak :) Aku juga sering begitu kok. Kadang juga aku ganti keywords targetnya.

      Hapus
  24. Ilmu baru nih. Makasih mba, infonya.

    BalasHapus
  25. Whaa ini juossh gandoosh! 😍😍

    BalasHapus
  26. noted mbak, berguna banget untuj saya yang lagi semangat belajar ttg keyword, kalau sy amati blog post saya sendiri ternyata yg suskses di page 1 google udah menerapkan seperti yg diatas

    BalasHapus
  27. Bermanfaat. Terima kasih sekali.

    BalasHapus
  28. Sukaa banget sama para blogger yang sering sharing ilmu daging. Terima kasih Mba Carolina, aku cuss belajar bikin judul yang match sama keyword favorit 😍

    BalasHapus
  29. Terima kasih ilmunya mbak. Perlu banget info seperti ini.

    BalasHapus
  30. Luar biasa pembahasannya ttg basic SEO. Saya suka dan sangat terbantu. Terima kasih ya

    BalasHapus