Mengapa Saya Memilih untuk Memisahkan Blog ke dalam Beberapa Niche atau Topik

by - April 01, 2017



"Kenapa sih blog mesti dipisahkan gitu? Seharam itukah menyatukannya dalam satu tempat?"

Saya mendapatkan pertanyaan tersebut dari Mbak Shanty Dewi Arifin.
Ahhh, Mbak Shan. Seringkali postingan atau artikel di blog ini memang terinspirasi oleh pertanyaan-pertanyaan Mbak Shan. Makasih ya. Keep asking me anything, karena, somehow, Mbak Shan telah menjadi sumber ide menulisku. Hahaha. *salim, cium tangan*

Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Mbak Shan saat kami sedang berdiskusi mengenai buku. Dalam sebuah grup menulis, ada yang meminta rekomendasi dari saya mengenai buku sastra yang cocok dibaca oleh pemula. Maka, segera saja saya memberikan tautan ke blog buku saya.

Dari situ, mungkin ya, mungkin, Mbak Shan kemudian kepikiran, ternyata Carra ini ternak blog.

Hahaha. Iya, saya mah ternak blog.

Awalnya semua memang jadi satu, di redcarra.com yang dulu itu. Tapi kemudian satu per satu saya lepas, seiring blog saya yang makin bermasalah. Saat blog kesayangan saya, yang PV per harinya udah 2.000 - 3.000 itu crashed down, maka saat itulah kesempatan besar untuk me-rebranding eksistensi blog. Saya nggak akan menyia-nyiakannya. Separuh sakit hati sih, blog sudah sebegitu tiba-tiba matik. Maka saya harus bikin lagi yang lebih bagus!

We have to use the rage wisely, right? Hahaha.

Saya lalu bikin blog ini, blog buku sendiri, blog fiksi sendiri, blog portfolio grafis sendiri, dan bahkan ketambahan sebuah portal dengan target audience mamah-mamah muda.

So far, saya baru bisa mengembangkan yang portal dan blog ini. Yang lainnya, masih sekilasan, karena tenaga yang terbatas.

Tapi, kenapa saya keukeuh memisahkan blog-blog saya itu dalam topik yang berbeda-beda? Apakah memang haram untuk menjadikannya dalam satu blog? Kan lebih gampang maintenance-nya?

Memisahkan blog dalam topik yang berbeda-beda, mungkin memang terlihat lebih susah dalam maintenance.

TAPI, ada lebih banyak keuntungan atau alasan lain yang membuat saya tetap lebih baik memisahkan blog-blog saya dalam topik yang berbeda.


Inilah alasan saya memisahkan blog dalam topik yang berbeda-beda.



1. Agar update blog saya jadi terlihat "teratur"



Bot Google akan crawling setiap hari. Saat dia berkunjung ke satu website dengan satu update baru, maka kemudian besoknya dia juga akan datang di waktu yang sama, dan berharap akan menemukan update baru lagi. Bot Google akan mencatat, kapan kita update. Kalau dia nggak kecele, dalam artian, setiap kali dia datang dia menemukan update baru, maka dia pun akan happy.

Tapi kalau enggak, si bot akan kecewa dan nggak datang lagi.

CMIIW, begitulah cara bot crawling Google bekerja. Koreksi kalau saya salah ya. Itu adalah pemahaman yang saya simpulkan dari membaca beberapa artikel dan berdasarkan pula apa yang dikatakan oleh guru SEO saya.

Bot crawling Google merupakan "cerminan" pengunjung blog. Saat pengunjung setia blog menantikan adanya update baru, tapi kemudian ternyata nggak ada update, maka mereka pun kecewa.

Saya semakin ke sini semakin yakin, kalau saya cuma bisa update blog di hari Sabtu dan Minggu. Hahaha. Hyaaah ... energi sudah kesedot abis di weekdays, bo'. Kerja di 2 juragan. Wakakakak. Tapi saya nggak mau mengeluh, karena toh semua juga saya nikmati banget. Tapi, ya gitu, ada "harga" yang harus saya bayar. Saya nggak bisa lagi update blog tiap hari.

So, saya putuskan saya cuma bisa ngeblog di weekend. Weekdays, saya rotasi share. Bahkan yang lama-lama pun saya share lagi. Maka, saya pun tetap mendapat traffic.

Dengan memisahkan blog per topik, maka saya bisa sekaligus update banyak artikel dalam sehari tanpa takut mengecewakan si Google bot. Dalam sehari, saya bisa update blog grafis, blog buku, blog ini, dan blog gambar saya sekaligus. Selama weekdays, blog-blog saya nggak ada update-an.

Dengan demikian, saya bisa menjaga irama ngeblog saya. Nggak ada beban karena saya membebaskan diri dari pikiran mesti update di weekdays. Sedangkan untuk weekend, sudah pasti banyak yang bisa saya bahas. Bahkan turah-turah sampai tahun depan nih topik artikelnya. Hahahaha.

Semua saya timbun memang. Tinggal keluarin satu per satu. Kok nggak nyekedul aja sih? Kan bisa ditulis di weekend, diskedul untuk keluar di weekdays. Nggak, saya kurang nyaman cara kerja kayak gitu. Karena dengan begitu, saya di weekdays berarti masih saja kepikiran blog. Wah, harusnya blog yang ini keluar nih artikel hari ini. Jadi, malah mantengin :)))))

Saya pengin benar-benar bebas merdeka di weekdays supaya saya bisa fokus kerja. Dan supaya nggak update langsung brek 4 topik, maka saya pisahkan per blog. Sehingga Google ngeh-nya ya per blog itu masing-masing update 1 artikel per minggu.

Tinggal konsisten aja nih, harinya. Saya penginnya sih tiap Sabtu. Tapi kadang Sabtu banyak acara juga ya. Sedangkan hari Minggu saya pengin libur total. Hahaha. Ya itu. Di situ masih galaunya aja.


2. Untuk memudahkan saya nge-branding



Saya nggak mau cuma dikenal sebagai "Carolina Ratri, blogger."
Saya pengin dikenal sebagai "Carolina Ratri, blogger ...."

Saya nggak mau berhenti di kata "blogger" saja. Saya mau ada kata lain yang mengikuti kata "blogger" itu. Tentunya yang bercitra positif.

Blogger itu banyak. Jutaan. Kalau saya hanya dikenal sebagai "blogger", maka apa bedanya saya dengan yang lain?

Dengan memisahkan blog-blog saya per topik, saya pun lebih mudah "mengarahkan" orang untuk tahu nama saya sebagai "blogger yang ...."

Saya pernah nanya. Mas Febriyan Lukito menyebut saya begini, "Mbak Carra itu yang suka nulis content writing tips."

Nah, itu berarti branding saya ke Mas Ryan sudah cukup berhasil :))))

Ranny Afandi lain lagi, "Makcar rocking mama."

Nah, itu berkaitan dengan personal branding saya untuk si portal. Hahahaha. Berhasil.

Mas Dani Rachmat bilangnya gini, "Blogger yang nulis tentang all you need to know about writing and blogging."

Berhasilkah? :D

Kamu sendiri, kalau ditanya, "Carolina Ratri itu siapa?", jawabanmu apa?
Silakan ditulis di kolom komen ya :D Saya kepo.

So far, yang saya branding mati-matian memang blog ini dan Rocking Mama. Untuk blog fiksi, saya lebih ngebranding Monday Flashfiction-nya. Untuk blog portfolio, blog gambar, blog buku, memang belum saya branding se-hidup mati blog ini dan Rocking Mama. :))))

Saya masih keteteran. Saya masih kewalahan dan takutnya nih, kalau saya branding beneran, nanti kalau ada client masuk, malah saya nggak bisa maintain. Jadi yang itu memang saya asal jalan saja. Sekadar mewadahi apa yang sudah saya lakukan, tapi saya belum tahu kapan bisa "jualan" lagi di sana.

Tapi, saya anggurin bukan berarti saya nggak bisa menghasilkan dari sana lho.
Coba lihat alasan saya berikutnya.


3. I work for targeted audience



Sebelum membahas mengenai alasan ini lebih lanjut, saya mau kamu membaca artikel ini terlebih dahulu. Artikel ini membahas mengenai super niche.
Silakan dibaca ya, nanti kalau sudah selesai balik lagi ke sini ya. Jangan kelamaan di sana. Nanti aja habis baca artikel ini boleh balik lagi ke sana. #hloh

Thank you, Mas Febriyan Lukito, yang udah kasih lihat artikel itu. Jadi makin yakin deh saya ngerjain blog ini. Hehehe.

Sudah selesai bacanya? Ceritanya tentang seorang blogger yang hanya mendapatkan visitor kurang dari 1.000 saja per month, tapi dia tetap mendapatkan revenue yang melimpah dari blognya tersebut.

Saya mau kutipkan yang bagian ini.

Relevancy to the readers, not quantity of visitors, has become the new measurement of a successful blog.
 

Being relevant cuts through the noise, makes connecting easier and builds authority quicker.
Once you have authority you can achieve just about anything.

Nah, yang saya bold dan highlight itu PENTING.

Saya punya targeted audience masing-masing untuk blog-blog saya.

Target audience blog ini pastinya adalah para blogger, para penulis dan content writer. Apa yang saya dapat dari target audience yang saya patok di blog ini? Pastinya saya sudah diundang sebagai speaker di beberapa event. Saya juga sudah nulis buku khusus untuk blogger. Shortly, saya akan jualan produk saya sendiri melalui blog ini, yang targetnya adalah para blogger dan writer.

Semoga lancar. Aminkan ya. :D

Target audience blog buku pastinya ya pembaca buku dan penerbit. Sekitar 2 tahun yang lalu, saya menjalin kerja sama dengan salah satu penerbit besar (non Stiletto Book) selama 3 bulan. Saya dikirimi sepaket buku, gratis, untuk saya baca dan saya review di blog tersebut.

Beberapa kali saya juga ikutan nge-host blog tour. Oh iya, April ini bakalan ada blog tour di blog buku saya itu. Ikutan ya. #teteup

Target audience blog grafis pastinya adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan grafis, seperti kartu nama, logo, brosur dan lain sebagainya. Sebenarnya blog tersebut adalah yang paling potensial untuk bisa dipakai jualan. Tapi, saya lagi berhenti ngulik grafis sih. Hahaha.

Begitu juga dengan blog khusus sketsa. Ada targeted audience juga.

Saat saya sedang melakukan networking dengan para blogger dan pekerja digital, maka saya akan menyodorkan blog ini sebagai portfolio saya. Saat saya lagi networking dengan para desainer grafis, maka saya pun menyodorkan blog grafis saya.

Saat ada seorang penulis membutuhkan ilustrasi untuk bukunya, maka saya sodorkan blog sketsa.

Dengan demikian, masing-masing pihak yang membutuhkan bisa langsung saya kasih lihat tanpa terdistraksi oleh yang lainnya. Mereka pun dengan cepat bisa menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Working with super niche akan membawa keuntungan dengan jangka yang lebih panjang buat kita. Saya pastinya nggak mau ngeblog hanya untuk jangka waktu yang pendek. Saya pengin ini menjadi "profesi" saya hingga saya sudah nggak boleh kerja lagi sama Tuhan. Maka, saya pun harus punya planning jangka panjang.

Jadi, kalau saya bikin laporan revenue ala-ala blogger luar itu sih, sudah bisa kayaknya ya. Buahahahaha. *ditabok karena sombong*

Tapi kalau ditanya pageview, wew, jauuuhhhh dari teman-teman blogger semua. Hahaha. Tapi saya nggak baper. Buat apa? Target masing-masing berbeda. Orang masing-masing blog dan web yang saya kelola saja beda-beda kok PV-nya. Nggak bisa dibandingin.

Contoh nih.
Bulan ini pageview Rocking Mama menembus angka 650K. Tapi, blog ini paling cuma 1%-nya doang. Apakah kemudian saya merasa gagal nge-maintain blog ini? NGGAK! Orang targetnya beda. Jumlah mamah muda di dunia ini jelas lebih banyak ketimbang jumlah blogger dan penulis.

Tapi Rocking Mama kalah jauh ketimbang Hipwee, misalnya. Ya jelas dong. Hipwee kan targetnya pukat harimau. Sedangkan coba ya yang single, mana mau mereka baca Rocking Mama? Alasannya, ih, eikeh kan belum mama-mama!

Iya kan???!!!
Padahal yang mama-mama baca Hipwee pun masuk.
See the point here?

Makanya kalau ada yang mau baca, apalagi mau nulis untuk Rocking Mama padahal masih single itu pengiiiin deh rasanya ta pelukin. Hahahaha =))) Beneran!

Kalau mau ngebandingin ya harus apple to apple. Saya punya beberapa target competitor yang harus di-smack down. Dan salah satu faktor mengapa mereka saya anggap kompetitor ya karena target audience yang sama.

So, kamu yang baper kalau lihat teman-teman blogger lain pada pamer pageview, coba deh, nggak usah dipikirin banget-banget. Ada banyak hal lain yang bisa menjadi patokan kesuksesan ngeblog. Jumlah pageview hanya salah satunya. Kamu bisa mencari jalan yang lain. Misalnya, coba diulik targeted audience-nya, lalu stick on it. Nggak usah mikirin angka dan ukuran, just be consistent. Kamu nanti, saya yakin deh, malah bisa mendapatkan revenue yang lebih.



Nah, itu dia beberapa alasan utama saya mengapa saya memisahkan blog-blog dalam topik yang berbeda sesuai niche. Bahkan sebenarnya saya pun pengin banget menyempitkan lagi niche-nya. Misalnya buku, saya pengin spesialis buku sastra ala SGA, Agus Noor, Djenar dkk. Tapi apa daya, godaan ternyata masih lebih kuat dari iman. Jadi saya masih review juga buku lain-lainnya.

Super niche, that's it.

Semoga pertanyaan Mbak Shan terjawab ya. Hahaha. Panjang pun begini. Tapi semoga memuaskan. Kalau ada yang masih kurang dan mengganjal, sila ditanyakan di komen yah. Pasti aku jawab.

Well, happy weekend, Fellas.
Jangan lupa untuk selalu ngeblog dengan bahagia.

You May Also Like

38 comments

  1. Target masing - masing orang itu berbeda. Nuu . . . itu keimanan saya sebagai Emak yang pura - pura blogger

    Ooo . . . Caroline Ratri itu guru ketrampilan menulis sama guru mamah - mamah muda #kena dweeh

    Asyiiik . . . Bunda share di FB ya ya ya nuhun.

    BalasHapus
  2. I got the point. Sebuah masukan berharga dari Mastah yang sudah jalan duluan. Sudah ngalamain lika-likunya nge-blog dan sampai di kesimpulan ini.

    Buat yang belum ngalamin sendiri belokan lika-liku itu, jadi perlu energi extra buat memahami biar nggak sekedar di bilang ikut-ikutan.

    Kepikiran banget punya blog masing-masing, tapi masih ada ketakutan ini itu. "Serius nih mau punya banyak anak? Anak satu aja kayanya nggak keurus."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inner voice ituh :))))
      Dan, mau didengarkan apa enggak, kembali lagi ke kitanya. :D

      Hapus
  3. Harus mulai misah2 blog nih soalnya blogku gado2 banget kayak tahu tektek palugada �� thanks sarungnya Mak Carra

    BalasHapus
  4. AKU BELUM MAMA MAMA UDAH NULIS BUAT ROCKING MAMA LHO #BANGGAPOKOKNYA #PANTANGDIKASIHANI #PADAHALYAGITULAH

    Aku juga kepikiran buat bikin blog seputar pendidikan mbak nanti kalau udah S2 lagi. Soalnya interestku ke sana tapi belum ada kesempatan untuk ngajar lagi :'

    Sama blog seputar KPop. Akoh emang alay bungudh.

    Maacih Mbak Caaaar buat kesempatan dan ilmu2nya :*

    BalasHapus
  5. Konsisten itu yang susyaahnyaa....mashaallah.

    Saya beranak 3 blog, tapii ((lagi-lagi pake tapi)) fokusnya ke 1 blog.

    Sudah layak kah yang 2 lainnya saya TLD kan...?

    *karena salah satu bentuk keseriusan, salah satunya menurut saya adalah berani meng-TLD kan blog tersebut.

    Kalo semua gretongan maah...cincai yaa, mba Carra..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blog portfolio grafis, blog buku, dan blog fiksi itu pakai gretongan :)
      Disesuaikan saja dengan target customer/audience-nya. Untuk portfolio grafis dan buku, klien nggak terlalu memusingkan TLD atau enggak. Fiksi pun begitu.
      Belum tentu yang gretongan nggak bermutu.

      Hapus
  6. yey dapet pelukan. aku sering baca rocking mama lho mba.

    pernah punya blog buku, tapi tetep aja pengennya update di blog utama heuheu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sini peluuuuuuk :D
      Hahaha. Soalnya kadang suka sayang ya, sama blog utama :))) Aku juga sih dulu.

      Hapus
  7. Mbak ratri, kalau kitanya masih bingung mau nentuin nichenya apa karena "ngerasa nggak ada yang bener-bener ahli" untuk kategori tertentu gimana ya?. Apa jalanin yang ada dulu? tapi sampe kapan yak.. *lagi galau-galaunya nentuin niche*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk menentukan niche, nggak harus dari "keahlian" kita doang lho. Bisa juga yang sesuai minat ;)

      Hapus
  8. kalau saya mengenal mbak carra sebagai jujukan belajar content. Selalu penasaran saya mau belajar apalagi di blog ini.

    BalasHapus
  9. Duh iya Mbak suka baper kalau lihat yang pamer PV. Blog saya yang armitaconsultant.com itu juga nichenya super Mbak, dengan targeted audience: orang tua yang sedang mempersiapkan nama untuk calon buah hatinya. Memang sih, PVnya gak sebanyak blog saya yang armitafibri.com :)

    Saya sering mampir ke blog ini walaupun gak selalu ninggalin komen :)

    Thanks sharingnya Mbak, agak lega+bahagia juga saya baca ini karena hari sebelumnya lihat yang lain PVnya ratusan ribu. Hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu niche yang super banget. Tantangan bangetlah itu. Tapi kalau sukses, you'll be the only one mungkin. Keren bangetlah. Terusin, Mbak. Nggak usah baper-baperan. Rugi.

      Hapus
  10. makasih tulisannya, teh.
    bikin iman saya kuat utk me-maintain blog saya yang baru jalan 1 bulan ini agar nggak campur-campur sama yang lain.
    meski PVnya masih sangat menyedihkan, haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((bikin iman kuat)))
      Wkwkwkwkwk. Semangaaaat!

      Hapus
  11. Aduh galauuu. Pertanyaan sama pernah dilontarkan suami --> kamu pengin blog satu aja tapi besar atau banyak blog dg niche khusus. Enaknya satu blog gampang maintenancenya, tapi klo down atau tiba-tiba musnah krn bbrp faktor, ya pasrah aja deh. Blog banyak, hilang satu masih ada yg lainnya <--
    Dan sampai sekarang galau masih berlanjut :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk. Silakan dilanjut perenungannya, Mak! :D

      Hapus
  12. Waahhhh infonya bermanfaat banget. Saya pun sering bangeeettt bapwr kalo jumlah viewer saya perhari gak terlalu banyak. Apalagi perbulan...aahhh suka sedih deh rasanya. Tp ya balik lagi semuanya tergantung kebutuhan masing-masing. Saya pribadi pun blom memisahkan niche per blog. Punya satu blog aja ribeettt ahahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, semua memang kembali ke blogger masing-masing. Dengan tahu faktor-faktor penentu viewer, semoga nggak baper lagi ya :D

      Hapus
  13. Setelah baca postingan mba yang ini. Langsunh bikin saya mikir buat nyari pembaca yang cocok dengan blog saya hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, audience atau pembaca itu kita yang nentuin kok! Semangat! Good luck ;)

      Hapus
  14. saya itu kenal mbak carolina ratri sebagai content writer. dan baru di blog ini saya ngerasa beda banget cara pembahasannya sama tips di blog-blog lain. entah saya jadi betah dan suka mampir ke blog ini.
    dan pembahasan soal niche ini mengenan dan pas buat saya yang lagi galau dengan niche.
    soalnya masih newbie dan blog saya isinya masih curhatan dan pengalaman pribadi.
    mohon sedikit nasehatnya..
    by the way saya juga suka baca flash fictionnya....
    trims.

    BalasHapus
  15. Bener mak..suka baper kalau ada yg share PV..tapi bener kata makcar..harus konsisten mnulis dan tulislah apa yg kita sukai

    BalasHapus
  16. Jadi makin semangat nih saya ngeblognya, mba Ratri bisa kelola banyak blog dan nggak pantang menyerah walaupun kerja di 2 tempat...hebattt :)

    BalasHapus
  17. Mba Carra di mata saya adalah suhunya blogging. Setiap kali merasa buntu dg blog, sy pasti baca blog ini. Rasanya pikiran lgsg tercerahkan. Makasih lho mbaak. Keep sharing, ya. Jgn pernah bosan.

    BalasHapus
  18. Ternyata langkahku bikin blog perniche udah benar dong. Sayangnya langkahku kurang dibarengi dengan konsisten. Huhuhu, ternyata konsisten itu berat, hikz....

    BalasHapus
  19. Aku penginnya begini, apa daya gak ada energi sampai segitu. Tapi baca artikel ini aku jadi tahu, aha... Ternyata gitu ya, kenapa pageviewku yang gak heboh itu enggak bikin blog sepi job. Thanks Mbak.

    BalasHapus
  20. Mamaaaa Cara, you're ROCK!
    Udah lama jadi silent reader di rocking mama, mama Carra yg bikin semangat mempercantik blog saya... I'm your biggest fans Mam!!

    BalasHapus
  21. Pengennya sih blognya dipisah nichenya tp apa daya...satu aja gak beres2 😆😆 btw, posting seminggu sekali gak papa yaa mba u DA/PA

    BalasHapus
  22. Mbak Ratri ituw.... buat aku lebih ke seorang guru yang banyak share tentang menulis dan nge-blog. Yang kedua, seorang penulis fiksi yang keren banget (mbak, inget ngga aku pernah minta link cerpen2nya buat bahan bacaan anakku? dia juara 1 loh jadinya ^^). Yang ketiga, seorang yang profesional sekaligus bersahaja banget, bisa2nya kerja sambil tetep ditanya2in, hehehe.... Ah, semoga rahmat dan kebaikan selalu tercurah untukmu ya, mbak :*

    BalasHapus
  23. Aku tau mbak Carra dari rocking mama. Personal branding yang nyantol di pikiranku tuh mbak Carra yang suka share tips nulis dan blogging. Tulisannya santai tapi berbobot, tips nya aplikatif, jadi mudah buat diikutin ^^ Makasih ya, sukses terus mbak..

    BalasHapus
  24. Aku jg lg misahin blog, tp ada beberapa tema yg jd satu. Blog buku ada, blog film, review kecantikan jd satu, blog jalan sama makan lain lagi. Jd bneran ternak, hahaha

    BalasHapus
  25. thanks untuk artikelnya....

    untuk membuat artikel dalam beberapa niche ynag berbeda dalam blog yang berbeda, benar-benar sulit, rasanya ndak mampu ngurusnya. kalau dalam satu blog, lebih mudah ...

    BalasHapus
  26. Ada yang masih baca di tahun 2024 ini ?? Pemahaman nya sangat detail, sehingga saya menyadari apa yang kurang dari "BlogRoni" blog yang saya kelola. Benar kata mimin seharusnya dapat konsisten saat mengatur niche ke dalam blog

    BalasHapus