Beberapa Jenis Latihan Menulis yang Bisa Dilakukan untuk Menghasilkan Tulisan yang Powerful - Part 2

by - Februari 24, 2019




Hae. Saya mau ngelanjutin bahasan mengenai latihan menulis untuk menghasilkan tulisan yang powerful kemarin nih :)

Kentang banget, nggak diterusin. Yekan? Wqwqwq.

Kemarin sudah bahas latihan untuk bisa menghasilkan tulisan yang jujur, dengan gaya yang khas, dan bagaimana agar bisa kreatif out of the box.

Sekarang, saya mau lanjutin, cuma tinggal beberapa aja kok nih. Hehehe.


Beberapa Jenis Latihan Menulis untuk Menghasilkan Tulisan yang Powerful


1. Latihan menulis efisien dan ringkas


Nah, ini sebenarnya sudah pernah ada juga saya tulis di blog ini, bagaimana cara melatih diri menulis efisien. Tapi bolehlah kita bahas lagi ya, biar satu rangkaian gitu.

Menulis tanpa efisiensi pemakaian kata bakalan berpeluang tulisannya OOT, nggak fokus, panjang tapi pointless. Orang yang baca juga lebih berpeluang gagal paham. Dan OOT ini kadang nggak disadari banget deh. Apalagi kalau kita emang hobi ngobrol di real life. Suka cerita, suka ghibah #eh Wqwqwq.

Biasanya kalau sudah punya kebiasaan begini, ya kebawa juga ke tulisan.

Jadi, gimana cara melatihnya, biar "kebiasaan buruk" ini nggak kebawa ke tulisan kita? Simpel aja kok. Kamu cukup melakukan beberapa hal berikut sering-sering:

  • Set timer ke 2 menit. Atau, 5 menit juga boleh. Terserah deh, mau berapa lama.
  • Siapkan satu topik untuk kamu bahas. Bebas aja, terserah. Yang receh-receh juga boleh. Nggak usah yang susah-susah. Misalnya, mau nulis tentang "hujan".
  • Begitu timer sudah mulai berdetik, mulailah menulis bebas dengan topik hujan. Just write, jangan diedit, jangan dipikirkan kata-katanya jelek, atau banyak typo. Just write!
  • Begitu timer berhenti di 5 menit, maka kamu harus berhenti. Nggak perlu dikasih ending atau closing. Pokoknya berhenti saja.
  • Lalu lihat berapa jumlah kata yang berhasil kamu kumpulkan dalam tulisan mengenai "hujan" itu.
  • Tugas berikutnya adalah rewrite atau tulis ulang tulisanmu itu menjadi separuhnya. Kalau tadinya panjang mungkin 100 kata, coba jadikan 50 kata. Dan usahakan intinya tetap sama, dengan kualitas informasi yang sama.
Nah, beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengefisienkan tulisan adalah dengan:
  • Memilih diksi yang tepat dan lebih singkat. Kadang ada beberapa kata yang ternyata bisa diwakili oleh satu kata aja lo, hanya karena kita menggunakan diksi yang tepat.
  • Satukan subjek yang sama. Kadang ada beberapa kalimat bersubjek sama yang bisa disatukan saja menjadi kalimat utuh.
  • Cek pengulangan informasi. Kadang kita berkali-kali menyebutkan sesuatu dalam satu paragraf atau tulisan. Coba dicek, sebisa mungkin jangan ada pengulangan kalau memang nggak penting-penting amat.
Semakin sering latihan ini kamu lakukan, maka semakin peka pula kamu dalam menentukan efisiensi pemakaian kata yang kamu pakai. Peluang untuk OOT pun semakin sedikit.


2. Latihan menulis dengan emosi




Artikel yang bagus itu adalah artikel yang dipenuhi dengan emosi, tapi bukan emosional.

Nah, ini pernah saya baca di mana, juga saya lupa :)) Silakan, yang tahu, info saya di kolom komen ya. Biar saya tambahkan atribusinya.

Pernah baca artikelnya Pungky Prayitno, yang soal depresi pascamelahirkan yang pernah dialaminya? Tahu nggak, kenapa tulisan itu begitu viral? Apakah Pungky mikirin syarat-syarat artikel viral saat menulisnya? Saya berani taruhan, enggak.

Tapi satu hal yang pasti, tulisan itu sarat emosi dan related to people.

Adalah penting banget untuk memasukkan emosi saat kita menulis. Emosi ini bisa berarti emosi positif (bahagia, puas, senang, dan sebagainya), dan emosi negatif (sedih, kecewa, marah, dan seterusnya). Dengan melibatkan emosi, kita akan menyeret pembaca untuk ikut merasakan hal yang sama dengan kita.

Tapi tetap kendalikan diri supaya nggak emosional saat menulisnya.

Bagaimana cara melatihnya?
Kamu bisa melatihnya dengan cara menulis hal-hal yang:
  • Menakutkanmu. Tuliskan hal-hal yang bikin kamu khawatir. Scares you the most.
  • Membahagiakanmu. Excites you.
  • Menjijikkan untukmu. Disgusts you.
  • Bikin kamu sedih. Sadden you.
  • Bikin kamu semangat. Fuels you.
  • Bikin kamu marah. Angers you.
  • Membuatmu merasa dicinta. Fills you with love.
Nah, kamu bisa giliran tuh latihan nulisnya, sesuai waktu yang kamu punya. Boleh dipublish nggak? Ya bolehlah. Enggak juga nggak apa-apa. Ini sekadar latihan.

Saat kamu sudah terlatih, maka saat kamu menulis artikel, kamu akan terbiasa turut mengungkapkan perasaanmu juga dalam tulisan itu.


3. Tulisan yang "bercerita" dan mengalir

Nah, latihan menulis terakhir yang bisa kamu lakukan untuk menghasilkan tulisan yang powerful adalah berlatih menulis cerita. Because everyone likes stories, right?

Cuma ya, seperti halnya di latihan menulis no. 1 di atas, kita itu kalau sudah dikasih panggung buat cerita akhirnya ngoyoworo (baca: gagal fokus) ke mana-mana. Yah, mungkin alamnya kita gitu ya. Seneng banget kalau disuruh cerita. Wqwqwq.

Tapi soal menulis cerita ini juga bisa dilatih kok. Yang pasti, kamu memang mesti niat dan rajin aja berlatihnya.

Cara melatihnya:
  • Pikirkan satu hari dalam hidup, Jangan pilih yang hari biasa aja, pilih yang "heboh". Artinya, bisa hari yang bagus banget, atau hari yang sial banget.
  • Lalu tuliskan secara kronologis kejadian saat itu.
Ingat, kata kuncinya ada pada kronologis.
Jadi, tuliskanlah secara berurutan kejadiannya ya. Usahakan jangan lompat-lompat. Pokoknya alurnya just A to Z. Jangan dibikin twist :)))

Kalau kamu sudah lancar menceritakan sesuatu dari A - Z secara kronologis, baru deh kita bisa atur lagi. Karena kadang bisa dibikin flashback atau maju-mundur alurnya, agar lebih menarik.

Tapi yang pertama kali harus dikuasai adalah menulis dengan lengkap secara kronologis.

Karena cerita yang melompat-lompat, kalau kamu belum menguasai tekniknya, bakalan bikin pembaca pusing. Karena ada trik khusus saat kita menyambungkan puzzle-puzzle ceritanya hingga tetap bisa diikuti meski tak berurutan.


Nah, demikian tambahan 3 jenis latihan menulis untuk membuat tulisan yang powerful. Simpel kan? Dan nggak banyak kok. Cuma memang kamu mesti disempet-sempetin melatihnya.

Berlatih menulis itu memang membutuhkan waktu khusus. Kalau hanya "meluangkan", emang siapa yang punya waktu luang? Nggak ada. Sejatinya, nggak pernah ada yang namanya waktu luang itu mah :))

Yang ada adalah saat kita membuat waktu ...

So, selamat berlatih ya.

You May Also Like

2 comments

  1. sangat menambah ilmu ntuk penulis pemula seperti saya. thks mbak

    BalasHapus
  2. makasih mbak tulisannya, lansgung saya terapkan hehe

    BalasHapus