Kebocoran Data Merajalela, Amankan Data Pribadimu!

by - Juni 04, 2020

Kebocoran Data Merajalela, Amankan Data Pribadimu!


Sudah baca kan, berita tentang adanya kebocoran data dari beberapa marketplace besar belakangan? Padahal belum lama sebelumnya, ada kasus Cambridge Analytica yang melibatkan jejaring terbesar abad ini, Facebook.

Tidak dapat dimungkiri, kecanggihan tekonologi itu membuat aman dan nyaman. Mereka juga sangat memudahkan dan memanjakan. Memudahkan, karena dengannya banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan secara daring saja, tanpa perlu bertemu secara fisik. Misalnya rapat, mendelegasi tugas, mengumpulkan laporan, dan lainnya. Memanjakan, karena berkatnya hampir semua hal bisa dilakukan dengan jari saja. Mulai dari mengganti saluran televisi, membayar tagihan, sampai pesan makanan. Ditambah lagi dengan game online.

Terpujilah wahai pencipta teknologi! Terima kasih! 

Namun demikian, kamu tentunya nggak boleh sembarangan bermain gawai dan mengerjakan semua tanpa perlindungan, bukan? Berhati-hatilah, karena data pribadimu bisa hilang secara ajaib atau dicuri. Ya, kayak yang sering kejadian belakangan.

Tapi, bukankah itu salah satu risiko kalau kita main ke dunia maya? Begitulah cara kerja media sosial, dan media apa pun di dunia maya. Data kita adalah komoditi. Begitu kita signup di suatu web, layanan, platform endebre endebre, maka di situlah kita kasih persetujuan bahwa data kita diambil.

Kalau nggak mau diambil, gimana?
Yodah, gosah main internet.

Susah amat.

Tapi, ya, enggak bisa gitu juga ya. Paling enggak bisa dong kita meminimalkan risiko terekspos. Gimana caranya?

Lakukan Pengamanan atas Risiko Kebocoran Data dengan Hal Berikut

1.Kata sandi

Tentu saja. Memang ini sangat klise, di mana-mana kata sandi memang diperlukan. Tapi justru karena itulah jadi kurang diperhatikan. Disepelekan.

Begini, saking canggihnya teknologi dan otak para pencuri data, mereka akan dengan mudahnya menebak kombinasi kata sandimu. Jadi, lupakan memakai tanggal ulang tahun, nama hewan peliharaan, alamat rumah, nomor kendaraan, atau makanan kesukaan. 

Alih-alih, gunakan kombinasi antara huruf capital, huruf kecil, angka dan tanda baca khusus, setidaknya 8 karakter.

Jangan juga menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun. Kalau sering lupa, kamu bisa membuat password yang sama, tapi bedakan penggunaan huruf capital dan huruf kecilnya. Misalnya Akup4d@mu dan akup4d@mU.

Coba baca artikel pengamanan password ini deh. Thank me later.


2.Bagikan hal penting secara manual

Kalau merasa perlu untuk menginfokan hal penting--misalnya saja sebuah kata sandi--kepada seorang yang dekat, lakukan secara manual. Bisa lewat telepon atau tulis di kertas, tapi setelah itu langsung dirobek, ya! 


3.Pakai hotspot sendiri

Kalau sedang berada di ruang atau fasilitas umum, memang menggiurkan sekali untuk nebeng wifi yekan? Apalagi kalau gratisan.

Tapi, kalau nggak benar-benar perlu, mending pakai saja kuota sendiri. Perhatikan juga mode hotspot mobile hape kamu, jangan sampai dalam keadaan menyala saat berada di tempat ramai.

Atau, gunakan koneksi Virtual Private Network alias VPN saat terhubung dengan jaringan publik. Apalagi kalau kamu mau terhubung dengan situs perusahaan tempat kamu kerja atau bisnis sendiri, salah-salah nanti data perusahaan dibobol. Jaringan ini menjamin koneksimu ada dalam lorong khusus sehingga arus masuk atau keluar dari gawaimu aman. 


4.Sadari jari

Sekarang ini memang rasanya semua hanya one-two click away, atau sebatas satu-dua klik saja. Namun demikian, sadari jari setiap melihat tulisan bergaris biru alias tautan. Jangan asal mengklik, apalagi jika sumbernya kurang bisa dipercaya.

Tautan yang aman adalah yang dimulai dengan https (hypertext transfer protocol with secure socket layer), atau yang memiliki SSL Certificate. Jika tidak ada “s” di belakang situsnya, maka sebaiknya pertimbangkan ulang.

Kalau enggak benar-benar kamu kenal, mending nggak usah deh. 


5.Selalu update fitur keamanan

Nggak hanya memperbarui kata sandi, tapi perangkatnya juga harus diupdate secara berkala. 

Jadi, perhatikan fitur antivirus di gawai kamu, jangan sampai ketinggalan zaman. Tapi biasanya para penyedia jasanya akan menawarkan secara otomatis, kok. Jadi jangan abaikan lagi jika muncul pesan “Update software…”


6.Pasang pelacak

Satu hal lain yang membuat kalang kabut selain hilangnya data, adalah hilang gawainya. 

Nah, pasang juga pelacaknya ya! Aplikasi tracking atau penelusuran ini bekerja sama dengan satelit untuk mencari tahu keberadaan gawaimu -di manapun ia berada- melalui fitur geolokasi.

Pastikan kamu koneksikan semuanya, terutama yang pake produk Apple nih.


7. Backup

Yang terakhir, selalu backup. Seolah memiliki gudang penyimpanan lain, backup akan membuat duplikasi datamu tersimpan. Apalagi untuk hal-hal yang diperlukan untuk dibuka dari bermacam perangkat, CV misalnya. 

Ada beberapa pilihan yang bisa dijadikan gudang penyimpanan yang luas dan gratis, yaitu Dropbox, GoogleDrive, atau OneDrive. Simpanan berbasis cloud ini akan sangat membantu kalau-kalau datamu hilang karena virus atau dibajak. 

Nah, sudah merasa sedikit amankah, sekarang?

Meski demikian, tetap waspada ya. Keamanan data pribadi enggak boleh lagi diremehkan, dan hal ini adalah sepenuhnya tanggung jawab kita. Kalau ada kebocoran, ingat, semua adalah tanggung jawab kita sendiri. Bukan salah marketplace-nya, aplikasinya, platformnya, websitenya, ataupun orang lain.

Semua adalah tanggung jawab kita sendiri, karena kita sendirilah yang menyerahkannya pada orang lain.

You May Also Like

0 comments