Ini Dia 7 Tipe Artikel yang Biasanya Banyak Mendapatkan Komen dari Pembacanya

by - Mei 07, 2016

Karena komen selalu menjadi 'indikator' kesuksesan kita menulis artikel

Artikel berikut adalah artikel yang saya tulis berdasarkan pengamatan saya pada blog sekitar saya. Kalau blog saya yang ini sih, komen masih agak berbanding lurus dengan gencarnya saya share link dan promosi konten. Jadi, orang-orang masih jarang datang karena mereka memang pembaca setia blog ini, ataupun karena mereka menemukannya di SERP. Lagipula komen rata-rata di blog ini juga baru sekitar 20 komen aja setiap artikelnya. Kalah jauhhhhh sama para seleblog :)

Tapi justru itulah yang memacu saya untuk mengamati, dan ini adalah catatan pengamatan saya. Semoga saya bisa mempraktikkannya satu per satu, supaya lebih bisa menarik banyak komen.

Mengapa komen artikel itu penting?
Well, nggak perlu dimungkiri lagi sih ya, bahwa komen selalu menjadi 'indikator' kesuksesan kita menulis artikel, baik di blog sendiri maupun kalau kita menulis untuk web atau blog lain. Meski sebenarnya juga bukan merupakan indikator mutlak sih, karena saya lihat banyak juga artikel lain yang benar-benar bagus tapi nggak mengundang komen, but people do search the information. Orang-orang datang, mengambil informasi yang bermanfaat, lalu pergi lagi tanpa meninggalkan komen.

Buat saya pribadi, komen adalah satu bentuk perhatian yang diberikan oleh pembaca atau si pengambil informasi. Dan perhatian tersebut akan memicu kita untuk menulis lebih baik. Betul nggak?
Nggak jarang juga, para ahensi brand itu ngelihat interaksi di blog kita, sebelum akhirnya memutuskan apakah kita layak untuk diajak kerja sama.

Nah, terus gimana ya, bisa mendapatkan komen yang banyak? Kadang kita udah gencar memromosikan artikel yang sudah kita buat. Berharap mendapatkan pageviews, tentu saja, dan bonus dikasih komen. Tapi kok tetep aja komennya dikit amat? Padahal sudah dipromosikan ke mana-mana.

Well, dari pengamatan saya, ada beberapa tipe artikel blog yang sangat potensial mengundang komen.

1. Artikel yang gampang dikomenin


Eits, jangan meremehkan dulu.
Syarat pertama agar dapat banyak komen adalah artikel harus gampang dikomenin. Orang harus dengan mudah menemukan di mana dia harus komen kalau dia memang ingin meninggalkan komen kan? Lha, kalau kolom komennya aja disembunyiin, terus kita musti petak umpet gitu komennya?

Captcha itu juga menyulitkan bagi beberapa orang. Kadang huruf captcha-nya juga nggak jelas, udah gitu musti nungguin muncul gambar-gambar untuk dicocokkan. Kadang si pengunjung nggak punya kuota dan waktu yang banyak buat printil-printil tersebut.

Menggunakan third party juga nggak terlalu memudahkan pengunjung untuk komen. Misalnya, pake facebook comment plugin. Iya sih, maksudnya bagus, biar yang komen juga langsung share di wall facebook mereka kan? :) Well, menurut saya pribadi sih, nggak semua orang suka membagikan apa yang dibacanya di beranda facebook. It's kind of privacy thingy. Ada juga lho, yang nggak suka facebook-an. Membuat komen dengan facebook comment plugin akan memaksa mereka untuk login ke facebook kan? Dan itu akan membuat mereka memilih untuk nggak komen, dengan alasan yang mereka sendiri yang tahu.

Disqus, dan juga komen via Google+, itu juga kurang bersahabat. Disqus karena 'memaksa' kita untuk bikin akun di Disqus. Google+ juga begitu. Jadi susah kalau seumpama nggak punya akun Disqus atau Google+.

2. Artikel yang punya konten yang bagus


Aih, abstrak dan klise banget nih yang ini.
Yang kayak apa itu artikel dengan konten yang bagus? Well, ada beberapa petunjuk sih di artikel saya yang ini.

Paling gampang untuk mengecek apakah artikel kita worth to comment adalah dengan bertanya pada diri sendiri right after we finish the article.
Kira-kira, kalau aku baca artikel seperti ini, aku bakalan tertarik untuk komen nggak ya?
Jawablah, dengan menyingkirkan kemungkinan, bahwa "iya, aku akan komen, demi sopan santun" atau "iya, aku akan komen, karena kemarin aku udah dikomenin sama si penulis". Tapi lebih ke, "iya, aku akan komen karena aku punya pengalaman yang sama/berbeda", misalnya. Atau "iya, aku akan komen, karena aku baru tahu informasi ini dan aku pengin berterima kasih pada si penulis". Atau "iya, aku akan komen karena aku punya informasi tambahan yang barangkali bisa ditambahkan".

Keliatan kan, bedanya? Pssst, tolong jangan baper dulu. Memberi komen atas nama sopan santun itu sih bagus banget. Tapi mengapa saya nggak merekomendasikan pertanyaan tersebut untuk ditanyakan pada diri sendiri dalam hal ini? Ya, karena dorongan itu nggak murni dari dalam diri sendiri. Tapi lepas dari itu, silakan aja sih, mau ngomen yang kayak gimana juga :)) Ini kan untuk menguji aja kan, apakah kita mau ngomenin artikel tersebut karena memang menarik.

3. Artikel yang relevan dengan pembaca


Artikel yang menuliskan pengalaman atau hal-hal yang sering dijumpai oleh banyak orang, pasti lebih mengundang komen. Apalagi kalau di akhir artikel ditambah dengan pertanyaan terbuka untuk memancing pembacanya untuk berbagi pengalaman. Wih, pasti deh, banyak komennya.

Misalnya, saya dulu di blog Redcarra.com, pernah menulis tentang saya yang mengalami pelecehan seksual. Sampai dengan blog itu akhirnya matik, artikel tersebut paling banyak dikomenin. Dan, yang komen, adalah mereka-mereka yang juga mengalami pelecehan seksual tapi nggak berani bersuara. Bener-bener bikin miris. Setiap kali saya baca komen baru di artikel tersebut, rasanya hati saya teriris. Dan saya yakin, banyak pula yang merasakan hal yang sama saat membacanya. Pada akhirnya memang cerita saya tersebut saya sediakan bagi mereka yang pengin curhat mengenai pelecehan seksual yang dialami tapi nggak berani menceritakannya. Semoga dengan bercerita di artikel tersebut, ada sedikit kelegaan yang menyelusup ya. Meski sama sekali nggak mengatasi masalah sih :-|

Nah, tentang pertanyaan terbuka di akhir artikel nih. Menurut beberapa ahli, ada dua jenis pertanyaan; yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Hmmm, contoh langsung aja deh.

Pertanyaan tertutup:
Kamu suka travelling?
Jawaban "Ya" atau "Tidak", and that's it.
Apa warna favoritmu?
Jawaban: merah, biru, hijau. And that's it.
Punya hewan peliharaan apa di rumah?
Jawaban: kucing, anjing, burung. And that's it.

Pertanyaan terbuka:
Kalau kamu, gimana sih cara kamu merencanakan liburan? 
Jawabannya: biasanya sih aku akan nyari dulu saran-saran di TripAdvisor, lalu kumpulin info-info penginapan, objek wisatanya. Baru sortir lagi, mana yang cukup murah. Bla bla bla. (panjang)
Menurutmu, lebih baik pilih warna merah atau biru ya untuk kamarku ini?
Jawaban: Biru lebih baik, soalnya ... bla bla bla.
Kalau kamu, apa yang paling susah soal memelihara binatang di rumah ini?
Jawaban: Kandangnya. Karena rumah agak sempit, jadinya ... bla bla bla.

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan "ya", "tidak", atau jawaban langsung yang lain, yang cukup pendek dan sudah jelas.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang menuntut jawaban dan penjelasan lain, misalnya tips, atau alasannya.

Kalau di Wordpress sih, kita bisa tahu ya kalau kita udah ninggalin komen di blog lain, terus si pemilik blog nge-reply. Hingga kemudian bisa terjadi diskusi yang berkepanjangan. Sayangnya di blogspot nggak bisa. It will be great kalau kita bisa diskusi seperti ini. Untuk bisa memancing komen lebih banyak lagi, berinteraksilah dalam komen. Saya sendiri selalu berusaha menjawab setiap komen yang masuk :)

4. Artikel yang kontroversial


Haha. Yang ini sudah tahulah ya, yang kayak gimana.
Barusan juga rame soal artikel dari seorang travel blogger tentang pelabelan diri para blogger. Heh, saya sih nggak kenal sama travel blogger tersebut, tapi karena cukup rame dibahas di sana sini, ya akhirnya saya kepo. Baca sekilas, dan ... yahhh ... dia tentunya mendapatkan pageviews yang banyak, plus viral, PLUS komen yang banyak juga pastinya yah.

Artikel saya yang ada di Rocking Mama ini juga dibilang kontroversial.

Most viewed article di Rocking Mama


Waktu nulisnya sih ya, saya nggak ada alasan khusus. Tadinya sih rencananya kemudian akan ada semacam opposite attack-nya, macam "Jangan Pernah Katakan Hal Ini pada Ibu Bekerja". Tapi setelah melihat 'kengerian' viral dan komennya, saya malah jadi mati gaya :)) Artikel ini 'hanya' mendapatkan 70 komen di webnya, tidak termasuk replies. Yang terjadi di fanpage ternyata lebih lagi :))

Hampir 2M reached, 4.600 share, di-Like oleh 42K, 177 komen

Sampai dengan saat ini, saya masih belum bisa mematahkan rekornya :)) Bangke.
Meski mungkin terbantu karena di-boost berbayar, tapi artikel lain yang di-boost juga nggak segini amat.

Artikel kontroversial begini juga punya peluang besar untuk viral.

5. Artikel yang memberi informasi baru atau yang lagi ngetrend


Saat ada informasi baru atau yang lagi ngehits, biasanya akan membuat orang 'kebelet' untuk komen. Apalagi kalau informasi baru tersebut ternyata mematahkan informasi lama yang selama ini diamini oleh banyak orang.

Contoh, adalah heboh pas ada update peringkat DA/PA blog tempo hari. Yang kemudian diserbu adalah artikel-artikel tutorial bagaimana meningkatkan DA/PA dengan cepat. Juga soal dofollow-nofollow kemarin. Yang bisa ngasih informasi mengenai dofollow/nofollow kemudian diserbu dengan komen.

Seperti halnya artikel kontroversial, artikel yang 'riding the news' atau 'riding the trend' kayak gini, selain potensial mengundang komen, juga potensial untuk viral.

6. Artikel yang ditulis dengan passion


Ngakuin nggak, kalau kita akan lebih semangat menulis kalau kita menulis sebuah artikel yang sesuai dengan minat kita. Dan itu kerasa juga sampai ke pembaca lho.

Misalnya kayak saya nih. Gampang banget deh ketahuannya :)) Beberapa artikel bisa saya rasakan begitu mudah saya tulis, 1 - 2 jam selesai bahkan dengan image dan infografis yang bagus.
Ada beberapa artikel yang susyahhh banget buat diselesaikan. Tapi karena sudah kadung janji, atau sudah dipesan, ya harus dipaksakan untuk ditulis.
Pada akhirnya keliatan deh hasilnya kayak gimana. Padahal, konon katanya, penulis itu harus bisa menekan egonya.Tapi, ya balik lagi deh. Artikel adalah sebuah karya. Dan itu menuntut seni tersendiri untuk bisa menghasilkan karya yang bisa dinikmati. Kadang kita suka menulis satu topik tertentu, tapi karena memang topiknya kurang diminati orang akhirnya juga kurang sukses. Mau nulis artikel aktual atau nulis fiksi, menurut saya sih, sama-sama butuh seni sendiri-sendiri.
Tapi kenyataan bahwa minat dan mood penulis sangat berpengaruh pada karya, itu jelas nggak bisa diingkari.

7. Artikel yang dipublish di saat yang tepat


Saya kasih liat hasil survey dari Copyblogger ya.

Grafik via Copyblogger.com


Menurut Copyblogger.com, artikel yang dipublish saat weekdays tend to get more views, meanwhile artikel yang dipublish saat weekend tend to get more comments. Mungkin ini dikarenakan orang-orang punya waktu luang lebih banyak, sehingga mereka nggak buru-buru menutup artikel setelah mereka membacanya. Karena selo, akhirnya mereka pun ninggalin komen. Sedangkan kalau pas weekdays, mereka hanya sekadar membutuhkan informasi-informasi saja. Setelah mereka dapat informasi yang mereka butuhkan, ya mereka langsung capcus pergi karena masih pada sibuk sama kerjaan.
Hmmm.

Dan kemudian, coba lihat survey Copyblogger yang ini juga.

Grafik via Copyblogger.com



Komen paling banyak adalah pada artikel yang dipost di pagi hari, yaitu sekitar pukul 08.00 - 09.00. Mungkin ini karena orang-orang belum full bekerja ya. Jadi masih selo kasih komen di mana-mana.

Nah, mau coba? :D


Well, bagaimana dengan blog jurnal ini?
Komen terbanyak di blog ini adalah komen pada artikel 7 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan oleh Kita Saat Membuat Laman About Me. Mungkin yang dibahas bukan hal yang baru banget juga, tapi banyak yang meremehkan hingga nggak memperhatikan mengenai About Me ini, sehingga banyak yang baru nyadar bahwa laman About Me ini cukup penting bagi seorang blogger.
Dari komen-komen yang ada, kebanyakan sih merasa laman About Me-nya masih belum tergarap dengan baik, beberapa bahkan belum punya About Me.

Kalau kamu, artikel apa yang paling banyak dikomenin so far? Dan, menurutmu, mengapa artikel tersebut banyak dikomen?
Share ya! Coba kita lihat bareng-bareng.
Mungkin kamu bisa menemukan beberapa hal yang bisa kamu pergunakan lagi untuk membuat artikelmu yang berikutnya juga banyak dikasih komen.

You May Also Like

69 comments

  1. Hai mba Cara, salam kenal. Aku setujuuuu sama semua hahahhaha. No satu itu yg sering dialami loh, rempong mau comment aja (apalagi dr hp) akhirnya ya ngga jadi comment *hiks. Oia, aku jadi kepo sama cerita travel blogger hahahhaa *aku ngga gaul bgt hahahhaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali ya :)
      Yang travel blogger? Mmm, anu, kadang nggak gaul itu lebih menyenangkan. Hehehe :D

      Hapus
  2. Aih nih blogger Yogya yang suka aku intipin tips-tipsnya. Kapaaaan ya kita kopdar? :)Cuma komen-komenan aja di medsos sama blog kitaaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh. Kapan ya? Huhuhuuuu ... Sini dong, ke Jogja! *peluk*

      Hapus
  3. Makasih banyak Mbak Carraaaaa... Artikel saya ini sekarang banyak yang dikit komennya. Quantity over quality sih sayanya. Tiap hari publish. Huehehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, aku dulu juga pernah Mas Dani. Satu sama lain emang ada tujuan masing-masing, dan konsekuensi masing-masing sih ya.
      Aku dulu juga ngejar one day one post. Dan waktu itu sih terbukti cukup bisa ngedongkrak DA hingga bisa mencapai 40 :) Meski jadinya miskin komen, dan artikelnya ya nganu ...

      Hapus
  4. Kalau ini saya komen karena saya tertarik dgn judulnya. Lagi butuh informasinya dan eh... Isinya ternyata bagus. So, komen ini sebuah apresiasi dn ucapan terima kasih^^

    BalasHapus
  5. Wah mesti posting pagi-pagi ya? baiklah mari ngeblog pagi heheh, makasih pencerahannya Mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih nggak papa juga kalau nggak bisa posting pagi sih, Mbak. Tapi promoinnya pagi gitu, barangkali bisa dicoba :)

      Hapus
  6. menarik...paling banyak dikomen soal bule hahaha....ya gapapa...
    saya suka komen di artikel yang ringan tapi kalau yg kontroversial harus siap amunisi dulu kalau mau komen...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya barangkali memang artikel itu menarik :)

      Hapus
  7. Selalu posting yg bikin saya pengen mbaca deh mba Carra heheuu.. Kepikiran aja ide utk posting ini yaa mba, meski long weekend drmh.. Cpt sehat utk keluarganya mba

    BalasHapus
  8. Waaaaah ternyata Mak Carra ya yang buat artikel di rocking mama itu, aku pun ngeshare artikel itu ke facebook aku loh. Keren soalnya, nampar banget. Hehe. Setuju banget, biasanya pertanyaan di akhir memng menudahkan kita untuk mneinggalkan komen yaaa. Jadi gapake bingung kan mau komen apaa. Hihihii. Dan kalo aku suka banget ngomenin apa yang aku liat di foto dalam postingannya.

    Artikel aku yang paling banyak dikomenin itu tentang KB IUD dan rasanya jadi ibu muda. Berarti artikel aku itu banyak dikomenin karena memang kontennya penting untuk mereka ya Mak? Hehe

    BalasHapus
  9. Artikel begian layak saya kasih apresiasi dengan komentar hhehehe

    BalasHapus
  10. Utk alasan poin 1 tuh..kalo ada ngeshare postingan di kompasiana biasanya aku skip... susah komen di kompasiana krn harus punya akun. Atau log in dulu di kompasiananya. Sebagus apapun tulisan pasti aku skip kalo aku intio dishare dari blog yg susah komen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah!
      Seharusnya bisa jadi catatan untuk yang lain ya :)

      Hapus
  11. Nah artikel begini yang buat tangan jahil mau komen.
    Ada bau-bau menyan blogging, hahaha...
    Kalau di lapakku biasanya pengalaman saat aku menang hadiah travelling, tips jitu dan parenting.
    Dengan sedikit bermain di judul.
    Lumayan laa, daripada lumanyun.
    Tapi belum menyentuh viral, wong dekat aja belon.
    Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((bau-bau menyan blogging)))
      *endus-endus*

      Aku nggak pasang menyan kok, Mbak :))

      Keep writing ya! Latihan terus, nanti juga bisa viral :)

      Hapus
  12. iya sih, aku juga biasanya ga komen kalo baca postingan yg isinya rada berat, dan panjang pula :D.. selain bacanya perlu konsentrasi, lama2 ngantuk mbak, apalagi kalo bacanya abisa pulang kantor.. krn aku BW skitr jam pulang kantor yang biasanya malam :D . oh iya yg share pake kompasiana aku jg ga pernah komen, krn ga punya akun di sana :)..

    yg pake captcha biasanya sih aku msh mau komenin, asaaaal, jgn dibikin ribet tuh captchanya ;p.. aku pernah nemu captcha yg nth kenapa ga bener2 apa yg aku tulis.. perasaan udh jelas dan itu bener angka dan hurupnya.. wah udh deh, lgs skip aja, batal komen ;p ..ama 1 lagi mbak, blog yg tulisannya pake font rapat, dan super kecil.. pernah nemu tuh.. pdhl isinya bgs, tapi mataku lama2 jd berair baca tulisan kecil dan rapet begitu, bercahaya pula.. hadeuuuh nyerah deh :D

    so far postinganku yg paling banyak dikomen ttg restoran unik molekular gastronomy di daerah gunawarman sana.. mungkin krn konsep restonya blm ada di indonesia ya, jd masih bnyk org2 yg tertarik :) blm ada yg ngalahin tuh postingan itu :D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, banyak ya, yang bikin kita males ninggalin komen.
      Wih, kayaknya seru banget emang tuh resto ya, pantesan banyak yang kepo.

      Hapus
  13. Iyaaa banget mba kalau disqus entah sebagus apapun artikelnya ak ga komen padahal pengen komen berharap tuan rumah ganti gitu mode untuk komennya ga pake disqus,dan kalau ak biasanya tips dan info yg banyak di komentarin ^^

    www.leeviahan.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai. Lain kali, link blognya bisa dimasukkan ke dalam ID komentator yah.

      Hapus
  14. Saya kyknya salah stu yg gk terlalu seneng klo fasilitas komennya pake FB or Google+, kan kepengennya ninggalin url blog hehehehe :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu biasanya juga salah satu alasan kenapa orang males ninggal komen.

      Hapus
  15. Banyak banget Mba yang harus harus harus harus banget aku perbaiki dari blog-ku. Sementara artikel yang sampai hari ini masih banyak banget pembacanya ... apa ya? Kayake sama semua.

    Mbaaa,kapan ya aku bisa ketemu mba trus nanya nanya banyak hal tentang nge-blog? Mauuuu banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sama semua. Pasti ada yang lebih banyak :) Coba cari lagi, lalu cermati. Kira-kira yang menarik apanya :)

      Iya, kapan ya Cha? :)) AKu juga mauuu ...

      Hapus
    2. Dan di bulan ini aku berkunjung lagi ke post mba Carra. Re-read lagi,karena ngerasa butuh ilmu lagi.

      Semoga kita segera bisa meet up ya mba. :) *kepengen banget

      Hapus
  16. Hai mbaa..
    Kalo di blogku, biasanya yg rame itu artikel menyusui. Pernah jg waktu itu bikin artikel ashanty. Banyak jg yg komen. Ya tpi ga sebanyak seleblog si hihihu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak perlu dibandingin sama blog orang, karena kan tipikal dan jumlah pengunjung kan menentukan :)
      Bandinginnya sama postingan di blog sendiri.
      Kalau ada yang komen banyak, bisa dilihat tuh, benar-benar tertarikkah?
      Kalau iya, bisa nanti bikin postingan setipe lagi untuk mengundang komen lagi :)

      Happy blogging!

      Hapus
  17. Kalo kuintip blogku, postingan paling banyak dapet komen ya postingan lomba. Mungkin sesama peserta lomba saling intip & komen2 an hehehe. Setelah itu postingan ttg masakan, baik tips atau resep. Kalo yg pageview paling gede postinganku berjudul "Amankah makan kuning telur warna orange?". Mungkin karena masuk Vivalog. Tapi komennya nggak banyak kok :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tips atau resep biasanya emang mengundang banyak komen ya, MakLi. Biasanya nanya-nanya yang kurang jelas gitu kan ya? Atau biasanya kalau ada yang punya pengalaman berbeda :)

      Hapus
  18. Wah,, ilmu banget nih mba, kalo aku emang ga ngeh soal ilmu perbloggingan ini mba,tapi yg pasti aku suka banget kalo ada yg ngomenin artikel ku, ternyata ga asal nulis ya mba,, tq bnaget infonya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari belajar blogging bareng :)
      Selamat nulis!

      Hapus
  19. Hooo..jadi mengevaluasi kualitas tulisan nih. Makasih sharingnya, daleeem buat saya.

    BalasHapus
  20. Mksh sharringnya ya Mba.. ternyata ada beberapa hal yang membuat komen di blog kita rame ya..

    BalasHapus
  21. Di blog saya ada 2 artikel yang sangat viral, jumlah share sampe 1,7 K. Tapi yang satu dikomen nggak smape 10 orang, yang satunya dikomenin nyaris 200 orang. Sampe sekarang kedua artikel itu masih ada aja yang ngeshare. Setelah saya lihat ternyata yang banyak dikomenin orang karena artikelnya nimbulin pro kontra, jadinya rame. Niat awalnya saya cuma curhat endingnya mati kutu juga hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kereeeen! :)
      Pro kontra itu biasa. Salah satu yang harus dipunya kalau mau menulis viral memang ikhlas. Saat sudah dipost, dan jadi viral, itu harus ikhlas dengan apa pun yang kemudian datang :D

      Hapus
  22. Hallo mbak salam kenal :D
    makasih artikelnya sangat bermanfaat, terkadang ane sering mengabaikan komen-komen ( di blog satunya ) ternyata bagus ya dampaknya. Kita terlihat aktif dan merespon pengunjung. Bayangkan saja kalau saya komen trus dicuekin.. kan ya sebel juga. Hehehe..
    Oke nanti di blog ane yg satunya tak lebih ramah :D #curhat ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya, sudah baca :) Semoga blog kamu makin rame ya.

      Hapus
  23. Halo, salam kenal!

    Mungkin karna saya baru ngeblog gak gitu merhatiin hehe buat saya nulis ya nulis aja, dibaca apa gak ya terserah haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah keren! Penulis yang nggak butuh pembaca :)

      Hapus
  24. Tulisane iki komenable banget mbak. Karena seolah mbak carra ngajak pembaca ngobrol terus mosok iya aku sebagai pembaca g nyaut obrolane.

    Kayane ada dorongan buat pengen komen. Wah kudu bukak kelas iki :))

    BalasHapus
  25. Yang penting dah ninggalin jejak ya mbak ehehe :p

    BalasHapus
  26. Tulisan bernas seperti ini meski sudah lama postingnya tetap menarik diberi komen. Berarti artikel seperti inilah yang bakal panen tanpa mengenal waktu.

    BalasHapus
  27. Mantap banget mbak ulasannya, saya izin catat ya., pointnya. Penting banget nie diaplikasikan oleh blogger pemula seperti saya. Salam kenal mbak, saya yelli asal Aceh. Mampir ke rumah ku ya mbak! yellsaints.com

    BalasHapus
  28. Abis baca postingan ini saya langsung cek captcha, haha... Untungnya udah di-set no. Saya sendiri untuk info yang benar-benar dibutuhkan pas kepepet, seringkali lupa komen bilang makasih sama yang nulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Iya, soalnya terus buru-buru mau praktik ya? Sama dong. Hehehe.

      Hapus
  29. Banyak belajar dari Mbak Olin nih. Inspiratif pakai banget!

    BalasHapus
  30. Ooh, bagitu ya mb.. Terimakasih ilmunya.

    He eh, passion..bener bnget. Kadang ada draft yang bentar aja langsung kelar dan dibaca enak...
    Tapi ada juga yang nulisnya lama, eh dibaca berasa kaku..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang berasa kaku itu, nanti kapan dipoles lagi juga bisa lho. Istilahnya, di-repurpose :)

      Hapus
  31. Aq termasuk yg lg selo saat ini mak, pas kemaren nyemplung di artikel ini lg jamnya yang agak susah untuk komen. hehe. Tq sharingnya ya Mak

    BalasHapus
  32. Kalau menurut pengamtan saya, konten yang kontroversial yang lebih menempati posisi pertama. Karena pembaca tergerak untuk memberi ceramah atau nasehat, atau bahkan cacimakian.
    Artikel yang berguna/bermutu, jarang sekali orang untuk bergerak memberikan jejak komentar.
    Sebenarnya terlalu banyak komentar, pening juga. Yaitu link profil komentar yang telah usang, akhirnya jadi link broken.

    BalasHapus
  33. ya saya setuju konten yang kontroversial memang banyak disukai orang-orang daripada konten-konten edukasi ato yang bermutu

    BalasHapus
  34. Sangat bermanfaat artikel nya

    BalasHapus
  35. Nasya Rafa Zhafira13 Maret, 2024 15:36

    konten yang kontroversial yang lebih menempati posisi pertama, karena banyak digemari orang-orang. Sedangkan konten yang bermutu kurang digemari orang-orang.

    BalasHapus