Struktur Subheading yang Efektif untuk Artikel Panjang

by - Mei 19, 2025

Struktur Subheading yang Efektif untuk Artikel Panjang

Subheading artikel sering dianggap cuma pelengkap, padahal perannya penting banget dalam menjaga alur tulisan tetap enak dibaca. Apalagi kalau artikelnya panjang dan penuh informasi, subheading bisa bantu pembaca tetap fokus dan nggak cepat bosan. Tanpa struktur yang jelas, artikel bisa terasa melelahkan sejak paragraf kedua.

Menata subheading itu nggak bisa asal tempel judul kecil di tengah-tengah teks. Ada cara dan polanya supaya artikel lebih terarah dan nyaman diikuti dari awal sampai akhir. Nah, sebelum keburu bingung harus mulai dari mana, yuk kenali dulu dasar-dasarnya.

Struktur Subheading yang Benar

Struktur Subheading yang Efektif untuk Artikel Panjang

Supaya tulisan panjang tetap enak diikuti, subheading artikel perlu disusun dengan cara yang benar. Bukan sekadar memecah teks, tapi juga jadi penanda alur berpikir yang jelas dari awal sampai akhir. Kalau strukturnya rapi, pembaca bisa lebih mudah menangkap isi setiap bagian tanpa harus membaca semuanya. Nah, biar makin jelas, berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan saat menyusun subheading dengan benar.

1. Gunakan Hirarki yang Jelas (H2, H3, dst)

Artikel panjang biasanya punya banyak informasi. Supaya nggak bikin bingung, struktur subheading perlu berjenjang. Mulai dari H2 sebagai topik utama, lalu H3 untuk penjabaran atau rincian dari H2 itu. Kalau masih ada detail kecil lagi, bisa pakai H4.

Susunan ini bukan cuma bantu pembaca lebih mudah mengikuti isi, tapi juga bagus buat SEO karena mesin pencari bisa mengenali struktur tulisan dengan lebih rapi.

Contoh praktis:

Misalnya kamu menulis artikel “Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Pemula”

H2: Buat Anggaran Bulanan

 - H3: Hitung Semua Pemasukan

 - H3: Catat Semua Pengeluaran

H2: Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

H2: Mulai Dana Darurat

Baca juga: Cara Menulis Subheading yang Memikat agar Pembaca Tetap Bertahan

2. Buat Subheading Informatif dan Padat

Subheading jangan cuma jadi tempelan. Harus bisa langsung kasih gambaran isi bagian tersebut. Hindari kata-kata umum yang bisa berarti apa saja. Ganti dengan kalimat yang lebih jelas dan menggugah rasa ingin tahu.

Semakin informatif subheading-nya, semakin gampang pembaca milih bagian yang ingin mereka baca atau lewati.

Contoh praktis:

Daripada menulis:

“Tip Hemat Traveling”

Lebih baik tulis:

“Tip Menghindari Pengeluaran Tak Terduga Saat Traveling”

3. Gunakan Bahasa yang Relevan dan Menarik

Subheading harus pakai gaya bahasa yang sesuai dengan siapa pembacanya. Kalau artikelnya ditujukan untuk pemula, jangan sok pakai istilah teknis yang ribet. Tapi kalau untuk profesional, subheading yang terlalu simpel malah bikin kesannya kurang berbobot.

Yang penting, tetap ramah dibaca dan tidak membingungkan.

Contoh praktis:

Untuk pembaca umum:

“Cara Menabung Meski Gaji Pas-pasan”

Untuk pembaca ahli:

“Strategi Cash Flow Management untuk Pendapatan Bulanan yang Fluktuatif”

4. Jaga Konsistensi Gaya

Konsistensi ini bikin tulisan terasa rapi. Kalau di awal subheading pakai gaya perintah, misalnya “Pahami Ini Dulu”, jangan tiba-tiba di tengah-tengah berubah ke bentuk pertanyaan seperti “Apa yang Harus Dilakukan?” tanpa alasan yang jelas. Pilih satu gaya dan jaga terus sampai akhir.

Ini bikin pembaca merasa alurnya terarah dan nggak loncat-loncat.

Contoh praktis:

Kalau subheading pertama:

“Memahami Reksa Dana”

Maka yang lain sebaiknya tetap seragam:

“Langkah Menentukan Profil Risiko”

“Langkah Memilih Reksa Dana yang Tepat”

5. Optimalkan dengan Kata Kunci

Subheading juga berfungsi buat bantu artikel lebih mudah ditemukan di Google. Jadi, kalau bisa, sisipkan kata kunci yang memang relevan. Tapi jangan dipaksakan. Yang penting, tetap enak dibaca dan masuk akal secara konteks.

Kalau bisa masukin kata kunci tanpa terasa “jualan”, itu sudah pas.

Contoh praktis:

Kata kunci: “investasi pemula”

Subheading yang bagus:

“Langkah Awal Investasi Pemula yang Minim Risiko”

Bukan:

“Investasi Pemula Risiko Minim dan Langkah Awalnya” (jelimet dan aneh)

6. Gunakan Subheading sebagai Panduan Navigasi

Subheading bukan cuma pemanis. Dalam artikel panjang, subheading itu seperti petunjuk arah. Kalau judulnya jelas dan urut, pembaca bisa langsung scroll ke bagian yang mereka cari tanpa harus baca semua dari awal. Apalagi kalau pakai fitur daftar isi otomatis, subheading bakal sangat membantu.

Contoh praktis:

Dalam artikel “Panduan Lengkap Merawat Tanaman Hias Indoor”, urutan subheading seperti:

Cara Memilih Tanaman Hias Indoor

Cara Menyiram Tanaman dengan Tepat

Cara Menangani Tanaman yang Layu

… akan jauh lebih membantu daripada:

Pemilihan

Penyiraman

Penanganan

(yang terlalu umum dan bikin bingung)

Baca juga: Jangan Lupakan atau Abaikan Subheading! Gini Caranya Bikin Supaya Menarik

Subheading artikel bukan cuma soal gaya atau pemanis visual. Perannya jauh lebih penting karena bisa bantu pembaca memahami isi tulisan dengan lebih mudah, terutama kalau artikelnya panjang dan padat informasi. 

Dengan struktur yang rapi, pembaca nggak perlu scroll bolak-balik atau bingung harus mulai dari mana. Jadi, kalau ingin tulisan lebih terarah dan nyaman dibaca, mulai aja dari subheading yang disusun dengan tepat.

 Temukan tips menulis lainnya yang praktis dan inspiratif di Instagram Penulis Konten. Jangan lewatkan konten menarik yang bisa bantu meningkatkan skill menulismu!


You May Also Like

0 comments