5 Pelajaran tentang Hidup yang Saya Pelajari dari Aktivitas Blogging

by - September 17, 2017

Ada 5 pelajaran hidup yang saya dapatkan dari blogging


Bagi sebagian orang, ngeblog mungkin hanyalah sekadar hobi. Sedangkan bagi sebagian yang lain lebih dari itu.

Kamu termasuk yang mana, seharusnya itu nggak jadi masalah besar. Mau hobi, atau kamu jadikan sebagai sumber penghasilan. Semua sah-sah saja. Yang jadi masalah adalah ketika kegiatan bloggingmu ini lantas membuatmu jadi punya musuh.

Anyway, selama 10 tahunan ngeblog, ternyata saya pun mendapatkan banyak pelajaran hidup dari kegiatan blogging saya ini. I don't know about you, tapi seenggaknya, buat saya, ngeblog telah mengubah hidup saya secara keseluruhan.

Apa saja?


5 Pelajaran yang saya dapatkan dari blogging



1. Nggak pernah ada yang namanya hasil instan yang bagus


You know, saya sudah jalan 11 tahun and I've been through things. Kalau mau tahu cerita proses saya ngeblog, saya pernah bercerita juga di blog ini. Jadi, nggak usah saya ceritakan secara lebih detail lagi.

Sekarang, saya sering dapat pertanyaan, "Saya sudah ngeblog 3 bulan, kok trafficnya menyedihkan ya?" Atau, "Duh, udah ngeblog setahun masih nggak bisa juga dapat job review."

Yang bisa saya lakukan hanyalah menyuntikkan semangat pada mereka-mereka ini.

Ngeblog mengajarkan saya bahwa nggak ada hasil instan. Saya sudah ngeblog selama 5 tahun, baru blog saya dilirik oleh satu brand besar. Itu pun saya harus melalui dulu one day one post, rajin promosi de el el, hingga Alexa saya menembus angka 80.000 an.

Saya sudah ngeblog 10 tahun, baru deh saya bisa ikut menulis sana sini sebagai content writer dengan fee di atas standar Projects.co.id.

Begitu juga saat saya mengelola Rocking Mama. Setahun saya berjuang keras, baru deh beberapa artikel nangkring di page one Google. Itu pun dibantu juga oleh kerja keras tim marketing Zetta Media, nggak cuma SEO on page yang saya lakukan doang. Mereka yang rajin banget jalin kerja sama sana sini dengan aplikasi-aplikasi berita untuk menyebarkan konten yang sudah saya dan tim redaksi buat.

Desember nanti 2 tahun, Rocking Mama sudah punya pageview 1.1 juta per bulan. Kerja setahun, bisa dibilang 24/7. Itu pun belum apa-apa dibanding Trivia dah. 2 tahun 4 juta PV/bulan! Pppffft :))) *bully Resty*

Saya pernah nggak all out di Rocking Mama. Maunya Sabtu Minggu libur, nggak ngedit. Malas mikirin SEO, dan sebagainya. Tapi performanya lantas seret. Meski saya nggak ditegur secara langsung, tapi lihatnya sungguh ngenes. Kayak nggak maksimal. So, saya pun tancap.

Sungguh, nggak pernah ada hasil instan di dunia ini. Semua harus dilalui dengan kerja keras. Karena ngeblog, saya pun semakin memahaminya.


2. You won't get anything, if you don't give first


Saya pernah dengar Mbak Ollie Salsabeela bilang begini, "Give people what they want, and then ask what you need."

Ya, kurang lebih gitu deh. Persisnya saya lupa kalimatnya.

Intinya, kalau kamu memerlukan sesuatu dari orang lain, maka berikan dulu buat mereka baru deh minta apa yang kamu mau.

Soal ngeblog juga begitu. Give your audience the information they need, and they will give you anything.

Ngeblog buat saya jadi sarana dan media berbagi. Selain buat catatan untuk diri saya sendiri sih. Yah, istilahnya pengin belajar bareng. Siapa tahu kalau saya kasih bahasan, terus ada yang lain yang lebih tahu bisa kasih tahu saya lebih banyak lagi. Kan, jadi nambah ilmu saya kan?

Dalam kerjaan juga gitu. Saya kasih apa yang menjadi kewajiban saya, dan kemudian saya pun akan menerima hak saya.

Mau di mana-mana, kalau mau sesuatu, ya beri dulu. Nanti pasti kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau.

Setuju kan?



3. We can't walk alone


Dulu, saya pernah malas gaul, termasuk di dunia blogging. Saya suka sendirian. Single fighter ke mana-mana.

Ngeblognya? Ya, sendirian juga. Saya sih kenal dengan beberapa blogger. Nggak banyak sih,  tapi hubungannya dekat.

Terus gimana dengan performa blognya? Ya gitu-gitu aja sih. Sekadar tempat curhat, mencatat kejadian sehari-hari. Hampir nggak penting buat orang lain (yang nggak kenal dengan saya),  tapi penting buat saya. Akhirnya, ya, yang baca ya saya sendiri =))) dan si suami sih. Karena ia merasa related dengan kontennya.

Yang lain? Ya ... ya ada yang ngomen, karena kan mereka teman saya.
Selain itu?
Ya .. ya gitu deh. Wkwkwkwk.

Hingga kemudian saya bosan. Ternyata ngeblog gini aja. Nggak ada tantangan, pun nggak jelas mau saya apa. Orang hidup saya itu lempeng-lempeng aja kok. Nggak ada yang istimewa. Kalaupun saya ceritakan, ya kurang lebih ceritanya sama dengan yang lain. Terus, ngapain? Nggak ada nilai tambah pun.

Bosan. Membosankan betul.

Lalu, saya memutuskan untuk lebih terbuka. Saya gabung ke beberapa komunitas, saya kenal lebih banyak orang.

Ternyata networking itu penting banget di dunia ngeblog, dan di kehidupan lain!

Melalui ngeblog dan networking, akhirnya saya dapat tantangan baru. Dapat job nulis, dapat job desain, dapat job sketsa. Lebih banyak orang yang tahu, kalau saya bisa nulis, ndesain dan nyeketsa. Satu per satu pun mendatangi minta bantuan.

Lalu bola salju menggelinding.
Sampai saya nggak bisa berhenti sekarang.
Tantangan selalu ada setiap hari! Saya nggak sempat bosan.

Ternyata, saya nggak bisa hidup sendiri ya. Hahahaha.


4. Bullying is a habit


Dulu saat saya paling keras ngebully orang kalau ada yang nggak sesuai dengan pendapat atau pandangan saya. Iya, saya dulu bulliers banget. Somehow, itu membuat saya merasa superior dan lebih hebat ketimbang yang lain.

Kalau ada keributan di sana sini, entah itu twitwor, perang status no mention Facebook, bahkan saling serang di artikel blog, saya ikutan! Saya kepo, saya ikut komen. Saya pilih satu pihak yang sesuai dengan diri saya, lalu saya pun ikutan "menyerang".

Namun kemudian seiring waktu saya merasa, ck, buat apa ya saya gitu? Apa untungnya buat saya? Apakah ini berarti saya pengin diterima di "masyarakat" hingga saya jadi "followers" war?

Ada manfaat nggak buat saya?
Kayaknya kok enggak ada manfaat sama sekali ya?

Ngeblog saya juga gitu-gitu aja. Skill nulis saya juga segitu aja. Malah attitude saya yang jadi minus.

Kemudian saya belajar untuk pasang kacamata kuda. Saya nggak pernah lagi ikut perang-perangan itu. Saya menghindari membully, saya berusaha memahami saat ada orang lain punya pendapat dan pandangan berbeda.

Saya akhirnya jadi pro pilihan.
Saya berusaha menghormati pilihan orang lain, sedangkan saya juga pengin pilihan saya dihargai.

Ini akhirnya juga berefek ke networking saya juga sih. Saya memutuskan untuk menarik diri dari berbagai keramaian di dunia blogging, dengan harapan saya akan mendapat "pengganti" lain yang lebih baik daripada sekadar keramaian.

Hidup saya pun lebih tenang.
Saya bisa fokus meningkatkan kualitas diri.


5. Giving up is easy


Dulu saya sering bertanya-tanya, saat awal-awal mengelola blog.

Buat apa coba saya menulis sehari satu postingan? Buat naikin Alexa? Supaya performance blog lebih baik?

Kalau semua sudah lebih baik, terus apa? Apa memangnya terus job dijamin bakal berdatangan, gitu?
Nggak juga. Semua yang di depan itu nampak blur. Lalu, buat apa ya saya ngeblog?

Nggak tahu.
Kalaupun saya saat itu lantas menyerah, ya barangkali saya nggak di sini sekarang.

Sungguh, kalau mau menyerah itu gampang!
Ngeblog mengajarkan saya begitu.

Kalau saya kemudian menyerah juga saat di awal-awal mengelola Rocking Mama, barangkali itu portal juga sudah bhay. Beneran deh, di bulan-bulan awal saya sering bertanya-tanya sendiri, "Bakalan jadi apa ya ini?"

Saya pun sering kepikiran, bahwa persistensi dan kebodohan itu beda tipiiis sekali. Saya hanya harus yakin, yang saya lakukan ini persistensi atau kebodohan. Kalau saya yakin ini adalah persistensi, maka saya harus lanjut. Kalau ini adalah kebodohan, maka saya harus segera berhenti, sebelum saya jadi lebih bodoh lagi.

Ternyata naluri saya bener. Saya yakin ini bentuk persistensi. Maka saya teruskan.
Ah, Puji Tuhan :D


Pelajaran terbesar dari semuanya adalah ikhlas.
Ikhlas saat sharing.
Ikhlas saat tulisan saya diplagiat orang.
Ikhlas saat infografis saya diambil tanpa izin.
Ikhlas juga jadi ukuran saat saya menerima job. Kan saya nggak pernah patok harga standar, semua berdasarkan ikhlas nggak saya melakukannya. Kalau nggak ikhlas, berarti harganya ditambah. Hahaha. Makanya kadang suka bingung kalau ada yang nanya standar fee ini itu :P

Ikhlas.

Yah, pengalaman orang pasti berbeda-beda. Pengalaman saya ngeblog dan pelajaran yang saya dapat darinya pasti berbeda denganmu.

Kamu juga punya cerita dan pelajaran yang kamu dapatkan dari kegiatan ngeblogmu? Ayo, sini cerita, Tulis di blogmu ya. Nanti colek saya di medsos, saya akan round up di sini.

Simak cerita Mbak Ade Delina Putri soal pelajaran hidup dari ngeblog juga, yuk!

You May Also Like

23 comments

  1. Saya ngeblog masihbaru-baru aja, mbak Carolina. Pernah nggak ngeblog karena merasa hal itu bikin puyeng. Tapi akhirnya balik ngeblog lagi. Nulis lagi. Biarpun terkesan curhatan. Yang penting saya hepi melakukannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya dari kemarin komennya rada-rada insecure kalau saya sebutkan soal blog curhat :))) Saya nggak menganggap itu ga bagus lo. Artikel saya di sini juga banyak kok yang curhatan. Nggak keliatankah? :)
      Hanya saja saya pastikan curhatan saya itu bermanfaat, dan bikin saya hepi sudah berbagi.

      Sama kan?

      Hapus
  2. Saya pernah nulis di blognya Mas Ryan, Mbak. Waktu itu sebagai guest post. Hehehe.

    BalasHapus
  3. Awal ngeblog saya sendirian juga blog sepi ga ada yang baca kayak ga ada temen.

    Hingga akhirnya saya coba bersosialisasi, kenalan dengan blogger-blogger dan komen di blog mereka dengan ikhlas tanpa minta kunjungan balik.

    Tapi ternyata banyak juga yang kunjung balik bahkan ada yang kasih kritik dan saran.

    Saya juga gabung di beberapa komunitas blogging dan melakukan kopi darat yang membuat blogging jadi makin hidup.

    Ngeblog menurut saya ga bisa sendirian kita juga butuh orang lain yang baca dan menilai hasil kerja keras kita.

    BalasHapus
  4. Mau ikutan nulis aaah *brb merenung dulu

    BalasHapus
  5. Awalnya juga gitu mbak, ngeblog buat catatan pribadi aja.. Makin ke sini, makin berkembang mindset-nya. Ingin berbagi pengetahuan, ingin ketemuan dan temenan sama yang suka nulis (ini karena didorong rasa jenuh ketemuan dan temenan sama yang suka ngomong..), dan yang terakhir, ingin turut berperan dalam 90% berita positif yang berseliweran di internet dan 'menutupi' (walau susah) 10% berita negatif yang ternyata lebih gampang mencuri perhatian. Suwun sharing dan inspirasinya, mbak ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, suka deh tujuan ngeblognya, Mbaaaak. Keep on blogging!

      Hapus
  6. Karena emang suka nulis, jadi awalnya ngeblog itu cuma buat suka-suka. Baru serius ngeblog awal tahun dan baru tahu juga kalo blog digarap dengan serius bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Awal-awal sih sempat iri dengan beberap bloger yang dapat banyak job dan sering diundang review, tapi setelah dikembalikan ke tujuan awal untuk sharing dan menyalurkan hobi menulis, saya akhirnya lebih santai ngeblog (tapi tetap konsisten). Lha kok setelah itu malah justru ada job-job yang berdatangan tanpa pernah diduga sebelumnya :D

    BalasHapus
  7. Awal ngeblog dulu itu, nggak pernah kehabisan ide, ada aja yang ditulis karena dulu nggak mikir macem-macem. Nulis ya nulis aja. Sekarang kadang banyak mikirnya, masa tulisanku cuma begini aja, nggak ada manfaat buat pembaca, akhirnya... nggak jadi nulis hahaha.
    Tentang job, dulu semua diambil, sekarang ya nggak semua dipilih, tergantung tema dan sikon juga sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makin "dewasa" ngeblognya ya, MakLi. Tapi seharusnya ya nggak usah bikin nggak jadi nulis juga sih. Ahahaha.

      Hapus
  8. Wah yang no 5 itu pertanyaan saya banget mba. Tapi sekarang saya sudah menemukan jawabnnya dan semakin bertambah. Terima kasih

    BalasHapus
  9. pengen ikutan bikin tulisan tapi tengsin berat mbak. Karena saya baru dua tahun ngeblog, masih newbie abis hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, gini nih, penghambat orang untuk maju tuh ya sikap begini :)

      Hapus
  10. Kopi instant aja perlu diseduh dulu mbak... sebelumnya harus masak airnya dulu. Jadi yah... gak ada yang instant, termasuk ngeblog.

    BalasHapus
  11. Aku mah malah seneng kalo tulisanku di bully Mba Cara, cz jadi masukan. Yah, udah biasa di bully juga si sama atasan, kalau kerja gak bener ceramahnya bisa setengah hari. Tapi justru dari sana saya belajar untuk lebih baik. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih, Rin, dibully itu nggak enaklah. DIkasih kritik masih oke. :))))

      Hapus
  12. Poinnya sih emang 'cuma' 5, tapi saya merasa dapat banyak sekali pengalaman dari cerita ini. Saya suka baca cerita orang, apalagi soal pengalaman hidup 😊

    BalasHapus
  13. Iya mba. Ngeblog dari 2011 mengajarkan saya banyaaaaakkk sekali hal. Kalau nggak ngeblog, mungkin saya nggak begini.

    BalasHapus
  14. Dengan mengenal blog saya jadi lebih memahami arti dari kata "berjuang" dan ngeblog juga jadi salah satu pelarian positif saya ketika sedang patah hati dan galau.

    BalasHapus