[Guest Post] 5 Tip untuk Memulai Blog DIY dan Craft ala Craft Blogger Beyourselfwoman

by - Mei 30, 2018

Foto by Beyourselfwoman.com


Guest post ini ditulis oleh Lusi untuk blog CarolinaRatri.com


Lusi Tris


Tadinya keputusan blog Beyourselfwoman fokus di niche DIY (Do It Yourself) dan craft itu boleh dibilang sebagai suatu kesalahan besar.

Dahulu blog Beyourselfwoman membahas bermacam-macam topik. Paling banyak tentang hubungan sosial dan dunia blogging dengan pilihan kata yang “jleb-jleb”. Pilihan kata-kata yang tajam sangat disukai pembaca dari kalangan perempuan dewasa.

Setelah memutuskan fokus di DIY dan craft, dari blog yang selalu ramai pengunjung, mendadak sepi kayak kuburan. Kalau bukan karena niche ini “gue” banget, pasti sudah males ngeblog dalam suasana sunyi senyap seperti itu.

Sehobi-hobinya ngeblog dan sehobi-hobinya ngecraft, tetap harus ada pertimbangan rasional mengapa bertahan di niche ini meski pageview terjun bebas, yaitu:

  • Punya bahan yang tidak ada habisnya.
    Bahan menulis adalah makanan bagi blog agar tetap hidup. Bahan itu bukan berarti benda seperti kain atau kardus, melainkan tema yang akan dibahas. Blogger crafter itu tidak harus selalu mencipta demi konten tapi juga tidak mungkin hanya obral kata-kata semata. Jika keduanya dikombinasikan, akan menjadi bahan menulis yang tak ada habisnya.
  • Belum banyak yang menggarap niche ini sehingga lebih punya peluang untuk menjadi blog referensi.
    Tidak seperti di luar negeri, crafter Indonesia masih sedikit yang mau ngeblog. Crafter luar negeri tak hanya rajin ngeblog, tapi juga melengkapi diri dengan channel Youtube. Mereka tidak hidup dari pesanan jahit, melainkan dari endorsement, sama seperti beauty blogger atau food blogger. Food blogger tidak harus selalu hidup dari pesanan kue, kan?

Beberapa waktu lalu blog Beyourselfwoman yang sepi ini mendapat kepercayaan sebagai salah satu pengisi acara di sebuah Paint Expo. Coverage-nya luas dan mereka sangat menghargai keberadaan blog Beyourselfwoman di acara tersebut.

Sudah tentu ada imbalannya juga. Tapi, yang paling penting adalah menjalin network baru dengan brand. Harapannya sih untuk jangka panjang.

Kok bisa begitu ya?

Ternyata pihak penyelenggara tidak melihat page view sama sekali, melainkan karena mereka hanya menemukan blog beyourselfwoman sebagai craft blog di Jogja melalui mesin pencarian google.

Nah kan? Tidak ada saingan! Apakah itu saja sudah cukup? Enggak dong! Setelah menemukan blog Beyourselfwoman, mereka melihat ke dalam lagi yaitu interaksi dengan pengunjung. Meski pengunjung sedikit, tapi karena pengunjung tersebut bertanya dengan serius, blog Beyourselfwoman dianggap bisa memberikan pengaruh kepada penghobi craft.

Waktu Carolina Ratri minta saya menulis tentang tips membuat blog DIY dan craft, sejujurnya saya tidak punya tip yang sudah teruji di banyak blog. Tip-tip saya ini baru teruji di blog Beyourselfwoman.

Karena itu, silakan diambil yang paling sesuai saja.

Saya berharap, cerita di atas tadi dan tip di bawah nanti bisa memberikan gambaran kepada  teman-teman yang tertarik dengan niche ini.

5 Tip Memulai Blog DIY dan Craft


Craft Blog: A Superniche. Image via Etsy.

1. Motivasi


Motivasi itu wajib dimiliki jika hendak menetapkan niche, karena ini akan menjadi kegiatan jangka panjang.

Niche tersebut akan mewarnai hidup dan media sosial kita. Kalau tidak ada motivasi, cuma bakal hot di awal saja, lalu melempem. Tiap kita memilih satu niche berarti akan mengorbankan banyak hal. Jadi, sayang kalau cepat menyerah.

Motivasi itu terpulang kepada kebutuhan kita masing-masing sehingga tak perlu mengacu pada tip mana pun.

Kalau motivasi saya sendiri adalah usia. Usia saya sudah tidak muda lagi dengan anak-anak yang beranjak dewasa. Saya harus memiliki sesuatu yang bisa saya kerjakan dengan tenang sampai kapan pun.

Kalau teman-teman lihat channel craft youtube luar negeri, banyak crafter yang sudah nenek-nenek dengan view luar biasa. Enaknya crafter itu karena tidak wajib modal tampang sehingga cocok dengan keseharian saya yang tidak terlalu suka selfie.

Makanya, meski penyajinya sudah nenek-nenek tapi channel-channel tersebut tetap banyak view karena pengunjung tidak butuh tampang kita. Saya bahkan mengidolakan channel menjahit Nancy’s Notion yang sudah stroke sampai beliau meninggal.

Selain itu, sebagai blogger yang sering datang ke event, mungkin 5 tahun lagi saya sudah kewalahan kalau harus mendaftar bareng blogger-blogger muda demi berebut seat untuk  hore-hore di acara pejabat.

Ah, 5 tahun kelamaan! Mungkin 3 tahun lagi sudah terjadi karena dunia blogging itu berkembang cepat. Tiap tahun banyak blogger baru yang pandai menulis, pintar SEO dan tampil percaya diri. Sementara saya semakin lamban dan sulit mencerna perkembangan blogging, utamanya secara teknis.


2. Detoks


Detoks ini adalah bagian terberat.

Yang termasuk di dalam detoks ini adalah event, job dan lomba. Betul! Detoks itu harus dilakukan terhadap semua hal yang menghidupi seorang blogger, makanya saya katakan yang paling berat.

Rasanya sombong banget melewatkan beberapa job karena tidak nyambung dengan niche. Hari gini, cari duit kan susah banget? Kalau fee dari job-job tersebut dikumpulkan, bisa untuk membantu menyediakan menu bergizi tanpa kenal tanggal tua.

Makanya, supaya tidak terlalu sedih, motivasi di atas harus diperkuat.

Ketika sudah memilih sebuah niche, kita harus berani bilang “tidak” terhadap semua yang tidak nyambung dengan niche tersebut. Sama dengan detoks untuk diet berat badan, detoks ini pada mulanya juga sangat menyiksa. Aneh nggak sih kalau tiba-tiba saya menulis tentang susu balita meski saya bisa meminjam anak tetangga untuk keperluan foto produk?

Tapi, untuk menjaga networking, kita tidak bisa juga terlalu saklek terhadap teman, koordinator atau agensi yang sudah kita kenal. Biasanya saya minta waktu untuk memikirkan hubungan produk atau event tersebut dengan blog Beyourselfwoman.

Kalau sudah mentok, tidak ada ide, dengan berat hati saya akan menolaknya baik-baik. Misalnya tentang event produk susu balita tadi masih bisa saya terima, karena yang saya tulis adalah program CSR (Corporate Social Responsibility) di bidang pemanfaatan limbah sehingga berhubungan langsung dengan kategori DIY.


3. Goal


Meski niche itu sendiri sudah fokus, tapi perlu lebih mengerucut lagi dengan menetapkan goal. Superblogger mungkin bisa mencapai semuanya tapi biasanya tidak secara bersamaan. Jadi harus ditetapkan mana yang ingin dicapai lebih dulu.

Untuk craft blog, godaan utamanya adalah jualan hasil karya sendiri, workshop, dan endorsement.

Ya, sebenarnya semua bisa dicapai kok, tapi sulit kalau barengan. Kesulitannya adalah dalam menjaga kestabilan konten. Menulis, memotret, mengedit, dan share konten itu saja sudah kewalahan. Merespon buah dari konten tersebut akan menimbulkan kerepotan baru.

Contohnya saya yang belum terlalu pandai menjahit, memilih mengutamakan membagikan tutorial daripada menjual hasil karya saya. Tahu diri sajalah, enggak perlu melebih-lebihkan kemampuan kita. Sebagai gantinya, pengunjung saya ajak untuk mengikuti perjalanan saya belajar dari tutorial ke tutorial.

Bagusnya, kita memang tidak perlu menjadi pakar lebih dulu untuk menjadi blogger crafter. Yang penting kita punya passion, mau berkarya dan jujur pada pembaca. Memang sih, pada akhirnya saya mendapat pesanan dan endorsement sebagai  bonus terhadap kemajuan yang sudah saya dapatkan.


4. Open


Menjadi pribadi yang terbuka itu penting untuk menghadapi kejenuhan menggarap satu niche. Antara lain dengan siap belajar pada siapa pun, tak takut berbagi ilmu, senang dengan pencapaian crafter lain, dan mau mencoba mewujudkan ide serta saran pengunjung blog.

Beda craft blog dan website kerajinan adalah interaksi.

Sebenarnya blog Beyourselfwoman bukan satu-satunya yang membahas kerajinan Jogja di dunia maya. Banyak website kerajinan di sini yang dibuat dan dikelola secara profesional sehingga secara tampilan dan konten jauh lebih bagus dari blog Beyourselfwoman. Tapi mereka memposisikan diri sebagai pemberi informasi dan etalase.

Craft blog seperti blog Beyourselfwoman ini mengisi kekosongan interaksi tersebut dengan berusaha membangun komunikasi dengan pembacanya.


5. Detail


Detail adalah faktor yang paling menentukan dari konten craft. Jika tidak suka detail, berarti tidak cocok menjadi blogger crafter.

Saya baru menyadari itu ketika memberikan workshop di Paint Expo lalu. Banyak sekali peralatan dan petunjuk yang harus saya persiapkan. Padahal itu hanya untuk workshop satu jam dan sebagian peralatannya sudah disediakan oleh klien. Selama ini, saya hanya merasa kalau untuk mengerjakan satu konten saja  perlu waktu berjam-jam.

Detail tersebut tidak hanya di peralatan, tapi juga di keterangan tutorial.

Statistik pengunjung yang bisa kita dapatkan dari Google Analytics adalah usia dan gender, tapi tidak ada keterangan apakah mereka masih pemula, sudah pakar, atau malah cuma suka melihat karya craft saja.

Supaya aman, sebaiknya semua detail dilengkapi. Pernah seorang pembaca berkomentar putus asa di blog Beyourselfwoman, karena tidak ada foto dan ukuran gap untuk membalik jahitan. Padahal itu perkara sepele bagi di blogger yang suka menjahit tapi penting banget untuk pemula.

Analoginya sama dengan resep masakan yang mencantumkan bahan garam secukupnya, tapi pembaca tetap bertanya berapa sendok. (Iya, ini gue banget setiap kali mau belajar masak dan ngadep resep =)))  --Carra)

The ultimate tip dari semua tip di atas adalah tabah.

Soal platform, template dan SEO, silakan mengaduk-aduk blog ini. Tip blogging terbaik ada semua di blog Carolina Ratri. (Uhuk!!!  --Carra)

Masalahnya, yang mengetikkan keyword seputar craft dalam bahasa Indonesia itu tidak banyak, alias tidak banyak yang mencari.

Meski demikian, ada optimisme di depan sana. Semakin banyaknya pecinta home decor  belakangan ini membuat peluang craft blog semakin baik. Para pecinta home decor membutuhkan banyak inspirasi untuk membenahi dan menghias rumah. Craft blog tinggal menyodorkan ide-idenya atau bahkan menjual karyanya.

Demikian tip membuat blog dengan niche DIY and craft ala blog Beyourselfwoman.
Semoga bermanfaat.

---

Catatan Carra

Masih banyak yang nggak punya nyali untuk fokus niche. Image via Kotausaha.


Memutuskan untuk fokus di satu niche memang sepertinya merupakan ketakutan terbesar bloger Indonesia, setelah ngasih eksternal link ke artikel referensi ya. LOL.

Setiap kali, saya selalu mendengar, bahwa teman-teman belum mau fokus ke satu niche (saya belum menyebutkan superniche), dan biasanya dengan alasan:

  • Takut kehabisan bahasan 
  • Takut rezeki terhambat, karena enggak semua job bisa diterima
  • Takut pageview turun drastis
Mengikuti perjalanan Mbak Lusi yang mulai fokus di niche crafting di tulisan di atas, saya mau enggak mau terkekeh sendiri, lantaran saya sepertinya juga ikut andil menyemangati Mbak Lusi untuk rebranding blognya.

Kayaknya saya juga pernah bilang ke Mbak Lusi, pageview kemungkinan akan turun drastis. Tapi jangan salah, craft blog nggak ada lawannya di sini. 

Itu persis dengan pengalaman saya, dari redcarra.com yang menulis apa saja, lalu rebranding ke blog ini yang fokus ke tip-tip menulis konten. Pageview tinggal seperempat, bahkan sampai sekarang pun belum sebanyak redcarra.com yang 2000-an view setiap hari.

Tapi ya memang ada yang namanya superniche. Saya pernah bahas soal ini di artikel alasan saya memisahkan blog per niche-nya.

So, saya cuma mau lagi-lagi mengutipkan yang satu ini.

Relevancy to the readers, not quantity of visitors, has become the new measurement of a successful blog.

Being relevant cuts through the noise, makes connecting easier and builds authority quicker. Once you have authority you can achieve just about anything.

Sudah terbukti pula pada Mbak Lusi. Pageview memang sedikit, tapi beliau menjadi satu-satunya craft blogger di Jogja dan kemudian digandeng oleh brand untuk menjadi pemateri dalam sebuah workshop.

Brand tersebut tak mungkinlah mencari pemateri dari kalangan blogger medioker. Sehingga ya ... enough said-lah ya. Who has the authority of craft blogger?

Nggak perlu koar-koar dan self-proclaimed, cukup fakta yang berbicara ;)


Mau nulis guest post untuk blog ini juga?
Kirim aja artikelmu dalam format .doc terlampir melalui email ke mommycarra@yahoo.com ;)

You May Also Like

6 comments

  1. Pengunjung bisa datang karena konten si... Saya baca juga karena kontennya

    BalasHapus
  2. Wah... perjalanan mbak Lusi dalam mengembangkan niche DIY ini berat juga ya. apalagi yang detoks penghasilan. Susah banget tuh mbak. Kan sayang uangnya (bayanganku sih bnyk yg gini). Padahal yah... namanya juga ingin memberi konsistensi baru ya.

    Eh saya ingin nanya malah. kl DIY gini, efek traffic dari pinterest banyak gak mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Crafter memang pinterest minded banget mas. Aku lagi belajar cara ambil traffic dari sana nih. Ayo nulis tipsnya dong buat aku belajar.

      Hapus
  3. Jadi pengin bikin blog DIY & Craft nih mba.

    BalasHapus
  4. Niche craft blog memang jarang ya kulihat, kalo cooking sih udah bejibun banyaknyaa :D
    Mbak Lusi udah pinter jahit, kreatif bikin DIY, bahkan ngecat juga bisa dikerjakan sendiri *barusan mampir ke blog nya :)
    Waktu anakku diminta bikin sesuatu produk dari kain batik, aku waktu itu igetnya langsung ke blog mbak Lusi. Kali aja nemu ide dari situ.

    BalasHapus
  5. aku sangat tertarik utk buat craftblog, semoga bulan ini dapat aku mulai.... trimakasih atas tips nya ... semangattttttt

    habis ni...lgsg mampir ke blog mbak nya

    BalasHapus