Beberapa Jenis Latihan Menulis yang Bisa Dilakukan untuk Menghasilkan Tulisan yang Powerful - Part 1

by - Februari 10, 2019



Menulis itu 10% bakat, 90%-nya latihan.

Itu bukan saya yang bilang. Ada, saya pernah baca. Tapi lupa baca di mana.
Dan, itu kalau saya. Beda lagi sama Pidi Baiq. Pidi Baiq itu kalau mungkin disuruh latihan nulis, jadinya malah kacau, ga kayak sekarang. Konon, Pidi Baiq itu kalau tulisannya sampai diedit, nggak jadi tulisannya Pidi Baiq lagi. Ilang udah ciri khasnya.

Beda sama saya. Untuk jadi buku, saya harus didampingi editor. Kenapa? Kacau kalau enggak. Saya butuh editor untuk memonitor tulisan saya memenuhi semua aspek tulisan yang baik dan layak baca.

Karena, saya bukan orang yang bakat nulis. Tapi saat didahului dengan suka, lalu latihan, dan akhirnya melakukannya setiap hari, kita bisa menyamai orang yang kondisinya punya bakat menulis sejak lahir seperti Pidi Baiq.

Nggak, bukan berarti saya mengklaim diri sendiri sudah setaraf Pidi Baiq. Saya belum se-halu itu kok.

Dari hasil belajar sana-sini, akhirnya saya tahu ada beberapa latihan menulis yang bisa kita lakukan demi mempertajam keterampilan menulis. Beberapa jenis latihan menulis sudah pernah saya share di blog ini juga. Lebih tepatnya, dalam artikel sebelumnya itu, saya mengajak teman-teman untuk latihan menulis agar lebih efisien menggunakan kata-kata dan membentuk kalimat.

Nah, sekarang saya akan share beberapa macam latihan menulis yang tujuannya untuk membuat tulisanmu lebih powerful.

Seperti apa sih tulisan yang powerful?

Lagi-lagi berdasarkan pengamatan sana-sini (jadi silakan koreksi jika saya salah), tulisan itu powerful, dalam arti kuat dan berkarakter jika memenuhi syarat:

  • Orisinal, jujur, apa adanya
  • Dituturkan secara khas
  • Kreatif dan out of the box
  • Efisien
  • Penuh emosi tapi tidak emosional
  • Storytelling

Wah! Persyaratan kelas berat!
Tenang.

Masing-masing elemen tersebut bisa kita latih kok. Dan, nggak semuanya mesti dilatih sekaligus. Kamu bisa mencoba latihannya satu per satu. Pokoknya intinya, setiap hari latihlah setidaknya satu elemen di atas. Dengan demikian, seiring waktu, akan terbentuklah tulisan yang powerful dengan gayamu sendiri.

Iya, saya sudah mempraktikkannya.

Begini cara melatihnya.



Beberapa Jenis Latihan Menulis untuk Menghasilkan Tulisan yang Powerful


1. Latihan Menulis dengan Jujur




Sebagian orang bilang, saya kalau nulis to the point. Langsung, kadang terasa nyinyir dan sering bernada menyindir. Ada yang bilang lagi, saya kalau nulis cabenya banyak. Malah ada yang bilang, tulisan saya kasar.

HAHAHA.

Saya nggak pernah nyinyir padahal. Saya juga nggak pernah bermaksud menyindir (kalau ada yang kerasa, ya syukur. #eh) Cabai banyak? Enak kan? Pedes. Kasar? Ah, biasa saja.

Satu hal yang pasti: saya cuma berusaha jujur.

Itu dia. Dan memang, nggak semua orang kuat dengan kejujuran #tsah
Tapi tulisan yang jujur itu biasanya membawa nyawa. Ada nyawa terselip di dalamnya, ketimbang tulisan yang terasa di-hold back karena berbagai alasan.

Nah, mau latihan menulis dengan jujur?
Bisa. Ada caranya.
  • Coba pikirkan satu orang yang pernah menyakitimu. Lalu tulis surat untuknya. Keluarkan semua yang menjadi ganjalan di hatimu. Semua. Take your time, nggak perlu buru-buru. Saat selesai, kamu pasti akan menemukan satu tulisan yang sangat jujur. Untuk latihan pertama ini, pasti akan terasa lebih mudah kan? Iya dong. Kalau sudah gape di latihan pertama, lanjut ke latihan kedua berikut.
  • Coba pikirkan satu orang sahabatmu yang paling dekat. Atau boleh juga pacar. Atau suami or istri. Sudah pasti banyak kebaikan yang pengin kamu ungkapkan kan? Etapi bentar. Bukan itu yang harus ditulis. Tulislah hal-hal yang sebenarnya kamu kurang suka dari mereka. Entah dari cara mereka melakukan sesuatu, atau cara mereka berinteraksi denganmu. Nah. Di latihan kedua ini, sekali lagi, tulislah semua apa adanya. Namun, kamu harus memikirkan dari dua sudut yang berbeda juga. Bagaimana agar kekurangannya ini tetap terasa manis dibacanya.
Nah, dua jenis surat sudah tertulis.
Mau disampaikan pada orangnya? Silakan.
Hahaha.

Selamat, kamu sudah melakukan latihan menulis dengan jujur.




2. Latihan Menulis dengan Gaya yang Khas




Ternyata, tak semua orang bisa memunculkan kekhasan pribadinya dalam sebuah tulisan. Dalam artikel blog mengenai ciri khas lifestyle blog yang lalu, saya pernah kasih contoh beberapa orang bloger yang memang sudah punya gaya khas dari sononya. Boleh diintip, kalau ada yang belum baca ya :)

Memang, ada orang yang sudah sangat khas sekali gaya menulisnya, dari sononya. 
Tapi, ada yang gaya tulisannya biasa saja, sampai-sampai ketika kita sudah menutup blognya, kita sudah langsung lupa lagi aja gitu dengan nama blog yang barusan kita kunjungi itu. Saking nggak berkesannya.

Sedih. Tapi justru, yang terakhir ini yang banyak terjadi.

Saya sendiri pernah dibilang begini.
Saat saya menulis di tempat lain, tulisan saya terasa seperti "penulis yang sedang bekerja untuk memenuhi tugasnya". Sedangkan, ketika saya menulis di blog pribadi, lebih terasa seperti teman akrab.

Yaeyalah. Nulis di tempat lain kan saya nggak boleh merepresentasikan diri sendiri. Saya harus menjadi "suara" dari web di mana tulisan saya muncul tah? Hahaha. Beda sama di blog.

Saya anggap itu sebagai "pengakuan" kecil, bahwa personality saya berhasil saya bangun di blog ini.

Kamu juga bisa begitu.
Saya dulu melatihnya dengan cara: Amati, Tiru, dan Modifikasi.

Ha, pasti sudah pernah dengar istilah ini ya? Kamu bisa baca juga artikel soal keidean ini.

Saya dulu punya teman yang saya suka banget gaya menulisnya. Saya pengin bisa menulis seperti itu. Akhirnya, saya tulis ulang tulisan dia, dengan modifikasi sana-sini.





Begitulah saya. Kalau sudah jatuh cinta pada karya seseorang, maka saya pun akan memburu karyanya yang lain sampai lengkap. . Ini adalah buku-buku @agusnoor_ Kesemuanya buku kumpulan cerpen dan puisi. Rasanya sih sudah lengkap. Entahlah. Saya belum ngecek lagi di Goodreads, atau ngecek apakah ada buku yang tercecer di bagian lain dalam rumah 😂. . . Lagi pengin nyusun ulang rak buku. Karena toko buku online-nya mau saya udahin aja. Kalaupun ada buku yang mau saya lepas, akan saya lepas sebagai book swap atau donasi aja. Nggak diperjualbelikan. Demi cita-cita mewujudkan punya Cafe Buku, sebuah kafe sekaligus taman bacaan sastra #CarraCafeBuku2025 😂 aminkan! . sekalian susun ulang, sekalian pamer. Siapa tahu ada yg kasih info untuk melengkapi koleksi. #bookaddict #bookstagram #book #books #booklover #bookworm #books #buku #literature #literasi #sastra #flatlay #flatlays
A post shared by Carolina Ratri's (@carra.artworks) on


Saya mengagumi Agus Noor. Saya sukak pake banget gaya menulis Agus Noor. Saya tahu, Agus Noor adalah "murid" Seno Gumira Ajidarma, sang empu. Tapi, entah kenapa, saya nggak berminat meng-copycat SGA, tapi saya justru lebih tertarik meng-copycat ke Agus Noor.

Maka, ada beberapa fiksimini, flashfiction, dan cerpen Agus Noor saya copycat--lebih tepatnya saya amati, tiru, dan modifikasi--hingga menjadi fiksimini, flashfiction, dan cerpen yang baru. Ending saya ganti, tokoh saya ganti, atau plot cerita saya geser sedikit. Tapi gaya bahasa benar-benar saya tiru habis.

Nah. Kamu juga bisa melakukan hal yang sama.
Coba ambil satu tulisan penulis idolamu, yang punya gaya tulis yang sangat khas, yang pengin kamu tiru dan kembangkan.

Lalu jiplak tulisannya persis. Lalu ubah di beberapa bagian. Setelah selesai, ambil jeda untuk diendapkan. Kembalilah nanti, untuk kemudian menulisnya ulang.
Lakukan ini berulang kali, hingga tak ada lagi bekas-bekas jiplakan kata. Yang masih tinggal adalah gayanya.

Tenang, cara menjiplak ini hanya sebagai latihan. Tulisannya tak harus kamu publish, kalau kamu takut dibilang plagiat. Cara ini adalah cara untuk melatih kita menulis dengan menyerap gaya dari penulis favoritmu.

Jika latihan ini bisa rutin kamu lakukan, di alam bawah sadarmu akan terbentuk sebuah ciri khas baru. Kombinasi antara gaya penulis idolamu dengan gayamu sendiri. Percaya deh. Hasilnya nanti lama kelamaan akan berbeda, tapi gayamu jadi lebih khas lagi seperti penulis idolamu itu.




3. Latihan Menulis agar Kreatif dan Out of The Box



Soal kreatif dan berpikiran out of the box ini juga bukan bakat lo. Tapi bisa dilatih.
Prinsipnya adalah kita harus berpikir dengan cara yang berbeda, dari kacamata yang lain dari biasanya atau yang biasa orang lain pakai.

Dan ini tuh bisa dilatih. Nggak perlu waktu yang lama juga ngelatihnya, asal ada niat dan mau, sertta mau sering-sering praktik.

Caranya:
Ambil satu benda, atau objek apalah terserah. Saya ambil misalnya iPad.
Lalu coba bertanya pada diri sendiri, apa sih fungsi iPad?
Kalau orang lain mungkin akan menjawab, iPad ya sebagai gadget; buat browsing, buat bikin ina inu, buat ngeblog, buat nonton Youtube, buat main games, dan seterusnya.

Tapi coba pikir dengan cara berbeda.
iPad bisa saja menjadi talenan, alas buat ngiris bawang bagi #horangkayah. Bisa kan? Bisa dong. Horangkayah ini. Dari titik mula ini, tuliskan lanjutan ceritamu mengenai iPad sebagai talenan, alas ngiris bawang. Lalu, kalau iPad jadi talenan, piring makan horangkayah itu apa ya? 
Jadi semacam obrolan #CrazyRichSurabayan dll kemarin di media sosial itu loh.

Seru kan?



Saya pernah mendapat ide menulis saat melamun dan kebetulan mata saya tertumbuk pada sebuah snow globe. Tahu kan, snow globe? Itu loh, bola kaca yang dalemnya biasanya diisi cairan dan salju-saljuan. Terus biasanya ada rumah kecil dan pohon-pohon kecilnya. Snow globe ini kalau diputar-balikkan gitu terus kayak rumahnya hujan salju, gitu. Pernah liat kan?

Nah, saya membayangkan, bahwa ada entity atau makhluk yang benar-benar hidup dan tinggal di dalam rumah kecil di dalam snow globe itu. Saya kembangkan ini jadi sebuah flashfiction.

Latihan menulis out of the box ini tak hanya kepakai kalau kita menulis fiksi saja nanti. Bahkan menulis tip dan howto, latihan menulis out of the box ini bisa banget membuat tulisan jadi lebih powerful dan memorable.



***

Nah, sebenarnya masih ada 3 jenis latihan menulis lagi yang bisa kita lakukan untuk menghasilkan tulisan yang powerful. 
Tapi ini sudah 1300 kata. Jadi lebih baik saya sambung saja di artikel depan ya. Biar nggak kepanjangan :)

Jadi, sampai ketemu di Beberapa Jenis Latihan Menulis yang Bisa Dilakukan untuk Menghasilkan Tulisan yang Powerful - Part 2 ya :)

You May Also Like

7 comments

  1. Hahahahaha... kan ada pengakuan bahwa di tempat yang satu lagi hanya "kerja"...Habis terasa banget bedanya, antara yang di "sana" dengan yang "di sini"

    Jadi, kalau sudah ada pengakuan begitu, bisa dimaklumi.

    Cheers Mbak...

    BalasHapus
  2. Saya suka ke sindir mba. Haha
    Btw, aku suka jiplak gaya bahasanya mba cara di Fiksi, paling suka baca FF nya. Tapi tidak pernah berhasil. wkwkk

    BalasHapus
  3. Kalo aku udh terlanjur pede sama gaya menulis-ku, yg jadi masalah adalah: apakah gaya menulis ku ini udh punya ciri khas yg unik? Hmm

    BalasHapus
  4. Kejelekanku dalam menulis adalah menggunakan bahasa gado-gado. Dari sisi EYD, kan gak bagus ya? Kalo murni bahasa Indonesia, diksinya kok berasa formil banget padahal aku pengennya bergaya santai. Gimana tuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa bilang ga bagus? Justru itu bisa jadi keunikan dan ciri khas. Ya enggak apa-apa dong. Aku kadang juga nyampur bahasa Indonesia - English - bahasa Jawa :))) Asal tetap dipahami oleh pembaca dan mereka memang enjoy ya, bisa tetep asyik.

      Kita kan ngeblog, bukan bikin karya ilmiah.

      Hapus
  5. kalau aku sering baca tulisannya mba, runut dan powerful, ga muter2 jg, intinya pointnya itu dapet gitu

    BalasHapus
  6. Membaca tulisan mba Ratri itu..katanya udah 1300 kata, bagi saya rasanya baru seratus. Rasanya baru mulai tahu2 end. Hehe.

    Terimakasih tulisannya mba Ratri👍👍👍👍👍

    BalasHapus