Psikologi di Balik Konsumsi Konten Video Blog: Mengapa Kita Lebih Suka Menonton daripada Membaca?

by - September 13, 2023

Psikologi di Balik Konsumsi Konten Video Blog: Mengapa Kita Lebih Suka Menonton daripada Membaca?

Berdasarkan data dari PISA (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD, aka Economic Co-Operation and Development, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 72 negara dalam ketertarikan membaca. Faktanya, 91,58% orang Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas memang lebih memilih untuk menonton TV atau film. Data ini sejalan dengan informasi dari UNESCO yang menyatakan bahwa hanya 0,001% orang Indonesia yang suka membaca. Jadi, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang benar-benar suka membaca.

Bagaimana dengan kamu? Kamu lebih suka membaca ataukah menonton video blog, dengan konten yang sama-sama dibuat orang?

Mengapa Kita Lebih Suka Menonton Konten Video Blog?

Meskipun tidak semua orang lebih suka menonton video daripada membaca, ada beberapa alasan psikologis dan biologis mengapa banyak orang cenderung lebih tertarik pada konten video. Berikut beberapa alasan di balik preferensi ini.

Proses Sensorik yang Lebih Menyeluruh

Proses sensorik mengacu pada cara kita menerima dan menginterpretasi informasi dari lingkungan sekitar kita melalui indra. Ketika kita berbicara tentang "proses sensorik yang lebih menyeluruh" dalam konteks menonton video versus membaca, kita berbicara tentang jumlah indra yang terlibat dan bagaimana otak kita memproses informasi tersebut.

Saat menonton video, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran kita secara bersamaan. Gambar bergerak dikombinasikan dengan suara, musik, atau narasi. Hal ini memungkinkan otak untuk menggabungkan dua sumber informasi utama sekaligus, menciptakan pengalaman yang lebih kaya. Sementara itu, saat membaca, kita terutama menggunakan hanya satu indra (penglihatan) untuk memproses informasi. Bagi sebagian orang, hal ini membosankan.

Video kemudian dinilai lebih efektif dalam mengevokasi emosi karena kombinasi dari gambar, suara, musik, dan bahasa tubuh. Emosi yang dirasakan melalui suara seseorang atau ekspresi wajah mereka bisa sangat kuat dan memungkinkan pemirsa untuk merasakan empati atau keterkaitan yang mendalam. Jadi lebih gampang relate, gitu.

Pemrosesan Informasi

Otak manusia cenderung memproses informasi visual dengan cepat. Dikutip dari situs International Forum of Visual Practitioner, disebutkan begini:

The human brain processes images 60,000 times faster than text, and 90 per cent of the information transmitted to the brain is visual. 

Artinya, otak manusia dapat memproses gambar 60ribu kali lebih cepat daripada tulisan, dan 90% dari informasi itu dikirim ke otak dalam bentuk visual. So, rasanya ya wajar banget kan, dari fakta ini saja mengapa kita lebih suka nonton konten video ketimbang membaca?

Hal ini juga erat kaitannya dengan kemalasan kognitif sih sebenarnya. Mengonsumsi konten video memerlukan usaha kognitif yang lebih sedikit dibandingkan dengan membaca. Dalam masyarakat yang serba cepat dan penuh distraksi, kemudahan ini of course akan lebih menarik

Ritme dan Perhatian

Suara, musik, dan ritme dari video dapat memengaruhi perasaan dan perhatian kita. Inilah kenapa, video sering kali dapat mempertahankan perhatian pemirsa lebih lama daripada teks, terutama jika video tersebut dirancang dengan baik.

Memori

Menggabungkan input visual dan auditori dapat meningkatkan retensi dan ingatan. Saat otak kita menerima informasi dari lebih dari satu sumber sensorik, informasi tersebut lebih mungkin untuk "menempel" dalam memori jangka panjang kita.

Dengan demikian, konten video lebih bisa menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dimengerti. Ini khususnya berlaku untuk tutorial, demonstrasi, atau materi pendidikan lainnya.

Dengan semua alasan di atas, tidak mengherankan jika banyak orang merasa lebih terlibat atau mendapatkan lebih banyak informasi dari konten video dibandingkan dengan membaca teks. Meskipun demikian, preferensi ini bersifat subjektif dan bervariasi di setiap orangnya. Ada orang yang mendapatkan kepuasan dan pemahaman mendalam dari membaca, dan merasa lebih terkoneksi dengan kata-kata tertulis daripada konten visual atau auditori.

Saya misalnya.

So, apa yang harus dilakukan, untuk mengakomodasi pergeseran minat ini, terutama bagi bloger?

Bloger Seharusnya Lakukan Ini, untuk Bisa Mengakomodasi Pergeseran

Psikologi di Balik Konsumsi Konten Video Blog: Mengapa Kita Lebih Suka Menonton daripada Membaca?

Yaqin, kalau bloger harusnya ya gape-lah mengakomodasi pergeseran begini. Salah satunya, pasti berani diadu di masalah optimisasi.

So, kalau bloger mau mengakomodasi konten video blog lebih banyak, tentu komponen SEO harus jadi perhatian juga, enggak cuma masalah konten.

SEO (Search Engine Optimization) untuk konten video adalah praktik mengoptimalkan video agar dapat ditemukan dengan mudah melalui mesin pencari, terutama di YouTube, yang merupakan mesin pencari video terbesar di dunia, serta Google dan mesin pencari lainnya. Seperti SEO untuk konten teks, tujuan utamanya adalah meningkatkan visibilitas dan peringkat video blog dalam hasil pencarian untuk meningkatkan jumlah tayangan dan interaksi.

Berikut beberapa elemen dan strategi yang penting dalam SEO untuk konten video.

1. Judul Video

Judul video harus jelas, deskriptif, dan sama dengan prinsip SEO umumnya, di judul video mengandung kata kunci yang relevan. Hindari judul yang terlalu panjang atau membingungkan.

2. Deskripsi Video

Berikan deskripsi video yang detail tentang apa yang dibahas di dalam video yang kita buat. Siapkan beberapa kata kunci yang relevan tanpa mengorbankan kualitas narasinya. Pastinya sebagai bloger, paham kan ya,  maksudnya seperti apa?

Jangan lupa tautkan ke blog, media sosial, atau sumber lain yang relevan.

3. Tag dan Kata Kunci

Gunakan tag dan kata kunci yang sesuai dengan konten video. Pastikan kata kunci yang kamu gunakan relevan dengan apa yang pengguna mungkin cari. Ingat prinsip search intent di SEO.

4. Thumbnail

Gunakan gambar thumbnail berkualitas tinggi yang menarik perhatian dan relevan dengan konten video.

5. Transkripsi dan Subtitle

Sediakan juga transkripsi video dapat membantu mesin pencari memahami konten video blog yang dibuat. Subtitle yang muncul di bagian bawah tampilan video juga penting, karena dapat memperluas audiens kita ke penonton yang berbicara bahasa selain bahasa Indonesia. So, kalau memang diperlukan, bikin subtitle dalam bahasa Inggris ya.

Bayangin, kalau kita bikin konten video blog traveling misalnya, yang mengulas berbagai tempat wisata di Indonesia, lalu ditonton oleh orang yang tinggal di negara lainnya, kita secara enggak langsung sudah mempromosikan wisata negara kita loh.

6. Interaksi dan engagement

Video yang memiliki banyak tayangan, suka, komentar, dan berbagi cenderung diberi peringkat lebih tinggi karena dianggap memiliki kualitas lebih baik atau lebih relevan. Prinsipnya sama dengan SEO pada umumnya.

So, jangan ragu untuk sebarkan konten video blog melalui media sosial, email, dan platform lain untuk meningkatkan tayangan dan engagement ya.

7. Optimalkan untuk Perangkat Seluler

Dengan banyaknya pengguna yang menonton video melalui perangkat seluler, pastikan video yang dibuat dioptimalkan untuk ditonton di berbagai ukuran layar.

8. Durasi Video

Sementara video yang lebih pendek cenderung lebih mudah ditonton, video yang lebih panjang sering kali dianggap lebih mendalam atau komprehensif. So, pertimbangkan dengan baik, sesuaikan dengan tujuan dibuatnya konten video tersebut dan juga karakteristik penonton atau audiens blog kita.

9. Backlinks

Sama seperti SEO untuk website, mendapatkan backlink berkualitas ke konten video dari sumber-sumber tepercaya dapat meningkatkan otoritas dan peringkat video. 

10. Integrasi dengan Konten Teks

Jika kamu mengunggah video ke situs web atau blog, pastikan untuk menyertakan konten teks yang relevan di sekitarnya, seperti deskripsi atau ringkasan video, untuk membantu SEO.

11. Pantau Metrik dan Analisis

Gunakan alat analitik (seperti YouTube Analytics) untuk memantau bagaimana video blog yang sudah diunggah berkinerja. Dengan demikian, kamu akan lebih mudah menentukan apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.

Nah, yang terakhir nih. Ingatlah bahwa algoritma mesin pencari terus-menerus berubah, jadi penting untuk tetap update dengan praktik terbaik SEO untuk video dan selalu fokus pada penyediaan konten berkualitas bagi pengunjung blog kamu.


You May Also Like

0 comments