• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri

4 Tip Mengatur Keuangan Sebagai Seorang Freelancer

Ketika kamu akhirnya memutuskan untuk bekerja sebagai seorang freelancer maka sekaranglah saatnya untuk menentukan bagaimana mengatur keuangan kamu. 

Pastinya sih, hal ini bergantung berapa banyak klien yang bisa kamu tarik, dan berapa banyak pula tugas dan pekerjaan yang diberi. But, problema seorang freelancer memang di situ; gimana caranya bisa memastikan ada penghasilan yang masuk.

Saya sendiri sih memang lebih suka mendapatkan klien yang bisa rutin setiap bulan. Tapi, ya sadar juga. karena maunya kerja tanpa ikatan, so, kita juga harus siap ketika sewaktu-waktu klien minta setop.

Pusing sih, memang, kalau sudah mulai mikirin ini. Semacam nggak ada secure-secure-nya. But I have enough, saya sudah cukuplah ngerasain gimana kerja kantoran. Dan sepertinya, it's not my thing. Too many bullshits yang harus saya telan. Puluhan tahun kerja di beberapa kantor, disayang sama (mantan) bos-bos saya, tapi selalu saja malah yang suka bikin masalah itu kroco-kroco. Mau perusahaan gede, dengan ratusan karyawan, atau kecil yang cuma berkaryawan tetap 5 orang, sami mawon ternyata. Wqwqwq. Ya sudahlah. 

So, saya memang memutuskan, tak lagi mengikatkan diri pada siapa pun. Terus, ya, gimana caranya bisa survive sebagai full time freelancer.

Enough about me.

Jadi, gimana nih cara mengatur keuangan sebagai seorang freelancer?

Bagaimana Mengatur Keuangan Seorang Freelancer?

Jika kamu bingung bagaimana menentukan untuk menggaji diri sendiri sebagai seorang freelancer, berikut beberapa ide yang bisa digunakan dan didahulukan berdasarkan tingkat kebutuhannya.

Mulai dengan Menentukan Pengeluaran

Sebelum kamu mulai untuk memberikan gaji kepada diri sendiri, tentukan dulu berapa besar pengeluaran beserta rinciannya yang secara rutin bulanannya. Pasalnya, pemasukan boleh saja tidak teratur, tetapi kunci pengelolaan uang freelancer itu pada pengeluaran. Kamu bisa membuat pengeluaran yang pasti.

Kebanyakan freelancer, termasuk pemilik bisnis dan UMKM, itu memiliki biaya operasional yang peruntukannya hampir sama, dan hal ini sangat penting untuk menjaga usaha dan kegiatan freelancer agar dapat berjalan dengan lancar.

Penting kiranya untuk membayar diri sendiri layaknya pegawai namun kamu perlu menyadari bahwa kamu juga bertanggung jawab untuk setiap biaya dan kebutuhan bisnis yang ada.

So, kalau kamu sudah ada nominal pengeluaran yang tetap--yah, kurang sedikit atau lebih sedikit, sediakan allowance yang cukup ya--maka kamu bisa mendapat gambaran, berapa gajimu dalam sebulan.

Pisahkan Rekening

Akan sangat membantu, jika kamu punya rekening yang terpisah, untuk keperluan bisnis dan keperluan pribadi.

Dengan memisahkannya, kamu tidak akan sembarangan mengambil dana bisnis untuk kepentingan pribadi. Selanjutnya, kalau kamu dapat fee atau invoicemu cair, maka terimalah di rekening bisnis. Nah, setiap bulannya--mau tanggal berapa pun sesuai kebutuhanmu--transferlah sejumlah gaji ke rekening pribadi. 

Kamu dapat memilih metode pembayaran yang dapat digunakan untuk menjalankan bisnis sekaligus memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Alokasikan Uang

Setelah mengetahui berapa besar pengeluaran yang dibutuhkan, maka kamu dapat mengalokasikan penghasilan yang ada untuk menutupi cost tersebut. 

Pastikan juga kamu mengestimasikan pembayaran pajak juga ya, sesuai dengan aturan masing-masing negara. Indonesia sendiri mulai mengenakan pajak pendapatan jika memiliki penghasilan di atas Rp4.500.000 per bulannya. 

Jika tidak terkena pajak, maka langsung kurangi pengeluaran yang ada dengan penghasilan tersebut. Sedangkan sisanya menjadi gaji diri sendiri.

Kamu juga bisa menjadi freelancer layaknya pemilik usaha UMKM dan memilih pembayaran gaji layaknya pegawai biasa. Menjadi pemilik usaha ini menjadikan kamu sebagai pemilik sekaligus pegawai namun memiliki peluang untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Cari Pembayaran yang Sifatnya Dua Mingguan atau Bulanan

Kamu bisa juga memperoleh pendapatan yang layak serta sepadan dengan memilih pekerjaan yang rentang waktu pembayarannya setiap dua minggu atau per bulan. 

Melalui pilihan ini, kamu bisa mencari pekerjaan lain dengan penghasilan yang berbeda agar kamu dapat mencukupi berbagai keperluan lainnya. Tetapi, kamu dapat menentukan frekuensinya bergantung kepada fee dari klien. 

Sebagian freelancer, biasanya menyukai pembayaran yang sifatnya bulanan. Karena lantas bisa menentukan dan memperoleh invoice dari klien secara rutin tiap bulannya. Hal ini juga memudahkanmu untuk memeriksa dan melacak pembayaran tersebut.

Namanya freelancer, akan ada masanya ketika pendapatan yang kamu peroleh berfluktuasi. Artinya, kadang bisa sangat banyak, dan pada kesempatan lain, kurang. Oleh karena itu, menentukan gaji sendiri dapat dijadikan sebagai batasan minimum pendapatan yang harus kamu peroleh agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan.

Dengan adanya pembatasan minimum pendapatan ini, kamu juga akan terbiasa bekerja dengan target. Kalau misalnya kurang, hayok, semangat lagi biar dapat lebih banyak! Hal ini akan memicumu untuk selalu semangat kerjanya.

Jika pada bulan tertentu kamu memperoleh lebih, maka anggap hal tersebut sebagai ekstra bonus. 

Jangan Lupakan Kebutuhan Lainnya

Setiap freelancer seharusnya membuat list atau daftar kebutuhan rutin. Lalu, pastikan hal ini dapat terpenuhi. Setiap kali kamu memperoleh “gaji sendiri”, maka sisihkan beberapa persen dari gaji tersebut untuk kepentingan kesehatan atau asuransi, uang pensiun atau dana hari tua, dana darurat, dan lainnya.

Dengan melakukannya, kamu dapat mempersiapkan kebutuhan masa depan dengan lebih baik dan tertata. Selain itu keuangan yang ada pun menjadi lebih tertata. 

Kamu dapat memakai berbagai aplikasi untuk mengatur dan mengalokasikan uang tersebut sehingga kamu bisa memenuhi berbagai kebutuhan baik yang sifatnya jangka pendek ataupun jangka panjang. Dengan melakukan cara ini, kamu juga dapat memiliki keuangan yang aman setiap bulannya.

Zaman sekarang apa-apa mudah, ya nggak? Investasi, bayar premi asuransi, dan tetek bengek, bisa kamu lakukan via smartphone. So, pastikan kamu atur aja sepraktis mungkin. Setiap harinya, kamu akan sibuk dengan berbagai kerjaan klien yang bisa beda-beda. Permudah hal-hal lain yang bisa lebih mudah.

Kesimpulan

Jadi, cara terbaik untuk mengatur keuangan sebagai freelancer dengan cara “membayar diri sendiri”.

Beberapa orang menggunakan gaji dan hal ini membantu mereka dalam memperoleh pendapatan yang lebih stabil. Namun, kamu bisa melakukan hal ini dengan cara lain di setiap 2 minggu ataupun setiap bulan bergantung kepada kapan klien akan mencairkan invoicenya.

Namun, pastikan kamu membuat standar minimum pendapatan yang harus diperoleh setiap bulannya dan catat setiap pengeluaran dan pemasukan yang ada agar berbagai kebutuhanmu dapat terpenuhi dengan baik. 

Terakhir gunakan penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi berbagai kebutuhan lainnya seperti kesehatan, pendidikan, investasi dan lainnya.


Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Membuat Konten Visual yang Menarik untuk Mendukung SEO

Optimasi untuk search engine, atau SEO, juga dilakukan untuk media gambar lo, bukan hanya konten artikel saja.  Hal ini bisa kamu lakukan asalkan bisa merangkai atau membuat gambar berkualitas yang menarik perhatian para user lainnya.

Namun, sebelum melakukannya, ada baiknya, kamu tahu lebih dahulu mengenai apa saja jenis gambar atau konten visual yang dapat dipakai untuk ditambahkan dalam konten tulisanmu di blog. Selain itu, pastikan untuk selalu optimalisasikan gambar atau apa saja bentuk konten visualmu tersebut agar lebih mudah ditemukan, baik di media sosial maupun di mesin pencari.

Gambar yang baik dan menarik haruslah memiliki berbagai komponen pendukung, seperti headline yang menarik, visual yang ciamik sehingga pembaca akan memperhatikan gambar tersebut, eye catching, serta penempatan gambar yang proporsional.

5 Jenis Visual Konten yang Dipakai untuk Memperkaya Konten

Sebelum menambahkan image atau gambar yang menarik, kamu harus tahu apa saja jenis-jenis visual konten tersebut. Berikut beberapa tipe konten visual menarik yang bisa kamu gunakan.

1. Infografis

View this post on Instagram

A post shared by Penulis Konten (@penuliskonten.id)

Konten visual satu ini biasa digunakan di website yang dimiliki perusahaan, pribadi, pemerintah, dan lainnya. Pasalnya, infografis ini memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara yang ringkas dan menarik.

Namun, beberapa pihak menganggap bahwa memakai infografis sudah terlalu sering atau terlalu mainstream. Sedangkan beberapa pihak lainnya tidak menyukai konten visual tersebut.

Walaupun demikian, pemakaian infografis masih memiliki banyak efek positif. Pasalnya, saat ini masih banyak pembaca yang menyukai infografis daripada harus membaca artikel dengan teks yang panjang. Infografis biasanya memang disukai karena lebih mudah dimengerti, sehingga lebih sering dishare. Kamu akan memperoleh banyak link dari sini. 

Buatlah konten visual tersebut semenarik mungkin, memiliki informasi yang berguna, dan mudah dipahami. 

2. Foto ilustrasi

Jika blog kamu memiliki foto ilustrasi yang berkualitas tinggi, maka ini bisa jadi faktor sangat penting dalam membangun link building melalui gambar. Namun, pastikan untuk mengoptimasi gambar tersebut sesuai kaidah SEO ya, karena kaitannya nanti ke page load speed time jika tidak dioptimasi dengan baik. Foto yang terlalu besar akan memperlambat loading time blog, dan ini akan sangat berpengaruh bagi SEO.

View this post on Instagram

A post shared by Penulis Konten (@penuliskonten.id)

Kalau kamu enggak punya gambar sendiri, kamu bisa menggunakan berbagai image yang free royalti dari banyak website penyedia photo stock. Ingat, hanya gunakan royalti free image dari public domain ya! Jangan pernah asal ambil dari Google.

3. Foto Behind the scene

Konten visual lainnya yang bisa kamu manfaatkan adalah foto behind the scene. Mengapa? Karena biasanya foto-foto ini akan banyak bercerita, dan bisa memancingmu untuk bercerita lebih banyak.

Everybody loves stories, right?

4. Statistik Berbentuk Tabel, Grafik, dan Peta

Salah satu konten visual yang banyak digunakan adalah tabel atau grafik statistik. Selain itu, juga bisa memakai peta dengan informasi tertentu di dalamnya. 

Sebenarnya, hal ini biasa digunakan dalam bidang penelitian. Namun, kamu bisa memanfaatkan hal ini sehingga tema yang diangkat pada konten blog kamu terlihat lebih relevan, reliable, dan lebih berkualitas.

5. Gif dan Meme

Dua konten visual ini juga bisa kamu gunakan untuk konten sendiri. Biasanya sih, ada unsur humor di dalamnya, sehingga konten jenis ini banyak pun yang suka. 

Jika kamu belum memakainya untuk blog kamu, maka coba gunakan sekarang juga. Karena Gif dan Meme bisa dipakai dan didesain sesuai dengan isi tema dan konten yang kamu miliki.

Membuat meme sendiri itu gampang banget kok. Kamu bisa memakai meme generator untuk membuat meme tersebut. Sedangkan, gambar GIF itu juga banyak banget, biasanya juga dengan bebas bisa dipakai. Asal sesuaikan dengan kontenmu, pilih yang relevan, biasanya the magic can happen soon.


3 Cara Optimasi Konten Visual

1. Tambahkan caption

Menambahkan caption pada alt text gambar akan meningkatkan peluang untuk dibaca sampai 16%, demikian menurut PRSA. Selain itu, dengan memakai caption para pembaca paham gambar yang dipakai serta hubungannya dengan artikel yang ada.

2. Optimasikan nama file

Nama file yang pendek, relevan, dan mengandung kata kunci akan memudahkan untuk memperoleh SEO yang lebih baik.

3. Gunakan Alt Teks

Jika internet yang dimiliki tidak lancar, maka gambar yang ada tidak akan muncul dan digantikan dengan teks. Inilah yang disebut dengan alt text dan jika dipasang dengan kata kunci yang tepat maka dapat meningkatkan SEO websitemu.

Nah, demikianlah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk optimasi terkait gambar atau konten visual di dalam blogmu. Jangan biarkan pembaca bosan dengan hanya menyajikan tulisan, tetapi perkayalah dengan konten visual, apa pun jenisnya.

Semoga bermanfaat ya.


Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Ini Dia 10 Font Paling Populer di Kalangan Desainer Grafis

Karakter sebuah artwork desain grafis--terutama yang berupa komunikasi visual--tak akan lepas dari font. Karena, meski picture talks, tapi informasi utama biasanya tersampaikan melalui tulisan.
Font sendiri bisa banget menentukan karakter sebuah desain grafis. Jadi, selain berfungsi untuk menyampaikan pesan, font juga bisa menjadi elemen desain tersendiri.

Di dunia ini ada buanyak sekali font. Mungkin jutaan ya. Tapi, dari semua font tersebut, ternyata hanya 10 saja yang paling banyak digunakan, terutama oleh para desainer grafis.

Kenapa 10 font ini? Karena bentuknya sederhana, sehingga kalau dipakai dalam penyusunan kalimat dan kata dalam sebuah artwork desain grafis, biasanya juga mudah terbaca meski dari kejauhan sekalipun.

Font apa saja sih yang paling populer ini? Ini dia.

10 font paling populer dan paling banyak digunakan oleh para desainer grafis, dan sedikit sejarah mengenainya

1. Helvetica (Max Miedinger, 1957)






Ya, Helvetica barangkali adalah font paling populer dan paling banyak dipergunakan di seluruh dunia. Helvetica ini simpel dan desainnya modern, tapi sekaligus everlasting.

2. Baskerville (John Baskerville, 1757)










John Baskerville mendesain typeface ini karena dia kurang puas dengan font Caslon yang saat itu sedang ngehits. Baskerville dikatakan sebagai font gaya transisi, antara Caslon yang klasik dengan Bodoni yang modern.

Dalam perkembangannya, font Baskerville didesain ulang supaya tampak lebih elegan hingga melahirkan font New Baskerville.

3. Times (Stanley Morison, 1931)




Manajer harian The Times, William Lints-Smith, mendapatkan kritik dari Stanley Morison untuk typeface atau font yang mereka gunakan dalam surat kabar mereka yang beredar di London. Lints-Smith lantas merekrut Morison agar membuatkan mereka font yang sesuai dengan image The Times.

Morison akhirnya mendesain satu bentuk font baru, yang dinamainya Times New Roman, yang menggantikan font lama, Times Old Roman. Kini Times New Roman merupakan salah satu font yang pualing banyak digunakan.

4. Akzidenz Grotesk (Brethold Type Foundry, 1896)


























Font ini mendapatkan pengaruh dari beberapa font yang lebih terkenal sebelumnya, seperti Frutiger dan Helvetica.

Font ini disukai karena punya variasi ketebalan yang sangat luas, terutama setelah dikembangkan lagi oleh Gunter Gerhard Lange di tahun 1950-an.

5. Gotham (Hoefler and Frere- Jones, 2000)


























Dirilis di tahun 2000, Gotham merupakan pengembangan dari font lama, Gothic, hingga kemudian font ini berkembang dan disukai oleh para desainer grafis karena gaya modern dan simplicity-nya.

Font ini juga menjadi font "resmi" untuk berbagai poster dan komunikasi visual selama kampanye Presiden Obama tahun 2008 lo.

6. Bodoni (Giambattista Bodoni, 1790)




Bodoni mendesain font ini di abad ke-18 di kastel milik Duke Ferdinand of Bourbon-Parma, yang sangat mengagumi hasil karya tangan Bodoni sehingga mengizinkannya untuk membuat kantor percetakan sendiri di dalam kastelnya.

Tahun 1920-an, Morris Fuller Benton mendesain ulang font ini, sehingga style-nya menjadi lebih indah dan elegan lagi. Font ini digunakan dalam berbagai poster film Goodfellas, yang dibintangi oleh Robert De Niro, Ray Liotta dan Joe Pesci.

7. Didot (Firmin Didot, 1784-1811)




Didot merupakan font alternatif Bodoni yang sama populernya, yang dirilis juga kurang lebih dalam waktu yang sama.

Font ini pada dasarnya merupakan versi lebih langsing dari Bodoni sih, sekaligus mengambil sedikit inspirasi juga dari Baskerville.

8. Futura (Paul Renner, 1927)




Didesain tahun 1920-an, Futura menjadi semacam patokan (benchmarking) untuk para desainer penggemar font geometric sans.

Sampai sekarang, font ini hampir selalu digunakan dalam setiap karya komunikasi visual. Volkswagen saja nggak pernah ganti, selalu menggunakan font ini dalam logonya.

9. Gill Sans (Eric Gill, 1928)




Disebut juga sebagai English Font, Gill Sans didesain oleh Eric Gill, yang banyak bekerja dengan Edward Johnston--yang menciptakan font Johnston untuk dipakai oleh media London Underground secara eksklusif.

Gill Sans disukai oleh para desainer grafis karena variasi dan ketebalannya yang beragam.

10. Frutiger (Adrian Frutiger, 1977)




Font ini didesain oleh Adrian Frutiger untuk desain signage bandara baru Paris tahun 1977. Tadinya sih Frutiger sudah mendesain font yang dinamainya Univers, namun katanya font-nya terlalu kaku dan geometris. Kurang luwes gitu deh.

Maka kemudian, font ini pun muncul.


Nah, kamu sendiri suka pakai font yang mana sih? Dan, kenapa suka pakai font tersebut?
Share di kolom komen ya!
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
Menghapus Toxic Link: Mengapa dan Bagaimana?

Banyak pakar SEO mengatakan bahwa backlink memegang peranan besar pada peringkat website. Hal ini memang benar, namun tidak semua link tersebut baik kehadirannya karena ada beberapa di antaranya yang sifatnya toxic (beracun) dan memberi performa buruk pada SEO. Saya sendiri sempat banget pusing sama yang namanya toxic link ini kemarin.

Alkisah, salah satu blog klien, ada yang trafficnya tiba-tiba terjun bebas hingga hanya tersisa 20%-nya saja. Luar biasa ya? Iya, sesuatu. Sempat bikin saya stres. Sayangnya, kalau saya stres itu justru makin banyak makan. Kalo stres bikin nggak makan sih saya pilih stres terus aja. Peluang untuk kurus lebih cepat soalnya. #ehgimana

Balik lagi ke topik.

Setelah ditelusur, bahwa selain karena terkena badai update core algoritme dan robot.txt-nya yang ternyata "bertingkah" gegara plugins baru, ternyata toxic link ini sempat ditemukan juga. "Hanya" 70-an, kalo nggak salah inget. But still ... whoa!

So, menjadi PR untuk bisa melepaskan toxic link ini.

Melakukan disavow atau menghapus link tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada SEO di blog. Nah, mari kita bahas dalam artikel ini, supaya kali ada di antara kamu yang ngalamin. Atau, mungkin, lain kali saya sendiri ngalamin lagi. Biar nggak lupa. Tinggal lihat catatan sendiri.

Pendapat Google tentang Disavow Link

Sebelumnya pernah ada kasus ketika sebuah e-commerce menghapus banyak backlink yang ada di websitenya. Nah, ternyata, ini salah juga, karena peringkat situs tersebut menurun drastis dari yang seharusnya. Kemudian pemiliknya bertanya ke Google, apakah mereka harus menambahkan link tersebut kembali atau tidak.

Menanggapi hal tersebut, Google berpendapat bahwa kita sebenarnya tak perlu takut dengan outbound link seperti ini, kalau memang tak ada masalah dengan website asal tautannya. Nggak perlu dihapus, karena di situlah inti dari world wide web. 

See the word "web" there? Jaringan, betul sekali.

Apalah jaringan kalau tidak ada yang saling terhubung? Tentunya, ya enggak akan ada jaringan.

Nah, kecuali, jika terdapat link-link yang bermasalah sehingga harus segera dihapus. Karena link seperti ini tidak memberikan nilai tambah pada strategi SEO untuk blog atau website kita. 

Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana cara terbaik untuk menghapus toxic link tersebut? Kamu dapat mengatasi masalah ini dengan melakukan panduan di bawah ini.

Cara Menghapus Toxic Link

1. Fokus Hanya pada Toxic Link Saja

Alat penghapus toxic link dimiliki Google, dan berperan penting untuk dalam penentuan peringkat situsmu. Namun, pemakaian tools ini harus dilakukan dengan hati-hati. Karena jika digunakan secara sembarangan, maka yang ada link-link baik juga akan ikut terhapus. Akibatnya, justru fatal, karena ranking website atau blogmu bisa menurun.

Jadi, pastikan dulu bahwa link yang ingin kamu hapus memang benar-benar toxic

Kamu harus memeriksa semua link tersebut untuk mengidentifikasi yang mana saja yang memberi pengaruh buruk pada blog atau website. Kemudian meminta Google untuk menghapus toxic link tersebut.

Punya terlalu banyak link memang nggak selamanya baik. Karena hanya link berkualitas yang bersumber dari website yang memiliki domain dan page authority tinggilah yang memberikan efek langsung pada peringkat websitemu.

Kamu pasti juga sudah paham tentang hal ini kan?

Meski demikian, kamu nggak perlu parno juga. Kelola saja secara alami, kalau core blog atau website-mu sudah baik, butuh buanyak buanget toxic link untuk bisa bikin down.

2. Hubungi dulu pemilik website

Setelah mengetahui link apa saja yang harus dihapus, maka sekarang kamu harus tahu proses eliminasi link tersebut.

Sebelumnya kamu harus akses backlink profile sendiri dengan memakai tool Google Webmaster Tools. Dari tools ini, kamu bisa melihat semua link yang masuk, anchor text yang dipakai, dan lainnya. Perhatikan apakah ada link yang bermasalah, lalu prioritaskan.

Kamu juga bisa mengetahui toxic links yang masuk ke blog atau website kamu, dengan bantuan SEMRush. Kebetulan sih, pada kasus saya, saya minta bantuan Mas Febriyan Lukito untuk ngecek dengan SEMRush. Dan kemudian beliau yang sopan, baik hati, dan tidak sombong itu memberikan list yang sudah rinci berisi toxic links yang harus saya "kerjain". Nggak cuma itu, beliau kasih juga potential toxic links, untuk saya telusur satu per satu. Semua sudah disatukan dalam file Excel. Sudah rapi, saya tinggal klak-klik aja di linknya.

Of course, saya mempergunakan jasanya secara profesional. Kalau kamu mau gampang, nggak pakai pusing, emang deh, mending hubungi saja ahlinya. So, kamu tinggal eksekusi saja ntar. Wqwqwq. 

Setelah dapat list-nya, segera hubungi para pemilik backlink tersebut dan meminta mereka untuk menghapus link yang ada. 

Cara satu ini sebenarnya merupakan cara yang direkomendasikan oleh Google. Karena kamu telah berusaha menghubungi dan menghapus link yang ada dengan baik-baik. Hal ini juga bermanfaat bagi si pemilik website itu sendiri, karena mereka lantas jadi "aware" kalau website atau blog yang mereka miliki ternyata punya "penyakit", dan harus segera diperbaiki.

3. Pakai Tool Disavow

Nah, tapi di satu dan lain situasi, kadang nggak mungkin juga menghubungi pemilik website. So, di sinilah disavow tool ini berguna.

Tapi, disclaimer dulu. Cara ini lebih baik dipakai oleh yang sudah benar-benar paham ya, plus kalau kamu sudah pasti banget bahwa link yang pengin dihapus itu benar-benar toxic link. Jika kamu tidak tahu cara memakainya, mendingan jangan deh. Atau, kalau kamu nggak yakin beneran toxic link atau enggak.



  • Buka Disavow Tool punya Google.
  • Pastikan kamu sudah punya Google Search Console ya, dan sudah terinstall dengan baik pada website atau blog kamu. Kalau belum, ya diinstal dan verifikasi dulu ya, Marimar.
  • Siapkan list toxic link yang pengin dihapus. Siapkan dalam format .txt ya. Bukan format .xls, apalagi .pdf. Pakai NOTEPAD, satu link satu baris.
  • Klik pada "Select Property", dan pilih blog di mana toxic links ada.
  • Akan muncul tombol "Upload Disavow List", klik. Pilih file .txt yang sudah disiapkan, lalu klik "Open".
  • Selanjutnya, file akan terunggah.
Setelah file terunggah, kamu tinggal tunggu deh, sampai Google melakukan disavow.

FYI, proses disavow ini bisa cepat, tapi juga bisa lama, karena Google membutuhkan waktu untuk memeriksa website atau blogmu all over again. Efek menghapus link ini bisa saja baru terasa dalam waktu beberapa bulan.

Saya unggah file list ini 1 bulan yang lalu, dan sampai dengan artikel ini ditulis, belum ada satu toxic link-pun yang sudah ter-disavow. Hahaha. Bahkan, sampai saya berhenti mengelola blog si klien. Yah, begitulah.

Sabar saja.

Nah, demikian cara  mengatasi--lebih tepatnya--menghapus toxic link dari blog atau websitemu.

Semoga cukup jelas ya.

Sampai ketemu di artikel selanjutnya.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kanibalisasi Kata Kunci? Apaan Tuh?

Jaja Miharja mode on langsung nggak sih, pas baca judulnya? Wqwqwq. Yes, pemakaian kata kunci merupakan hal yang lumrah dalam penulisan konten artikel website, karena kata kunci ini akan memberikan dampak positif pada perankingan dalam search result Google. 

Tapi ngulik kata kunci ini juga butuh skill khusus. Alas, mesin pencari sekarang memang semakin canggih. Jadi, tidak mungkin artikel yang tidak relevan akan memperoleh peringkat walaupun kamu memakai banyak kata kunci.

Hal ini dulu sering dilakukan oleh para webmaster, demi ngeboost performa webnya di hadapan Yang Mulia Google. Tetapi, sekarang praktik seperti ini, tak lagi bisa dilakukan. Bisa saja tetap kekeuh kamu lakukan, tetapi besar kemungkinan sih, websitemu tidak akan memperoleh peringkat tetapi malah kena penalti. 

Masalah ini umumnya disebut dengan kanibalisasi kata kunci. 

So, dalam artikel kali ini, kita akan bahas bagaimana mengenali hal ini dan cara mengatasinya.

Apa Itu Kanibalisasi Kata Kunci?

Secara sederhana, kegiatan kanibalisasi keyword ini terjadi jika kamu memakai kata kunci yang sama pada dua atau lebih halaman website.

Pada keadaan ini, mesin pencari seperti Google kebingungan untuk memilih mana artikel yang lebih relevan dan harus diberi ranking. Akibatnya, strategi SEO kamu menjadi berisiko karena antar halaman saling bersaing satu sama lain. Padahal, kamu juga harus bersaing dengan website lainnya.

Kamu bisa saja memakai keyword “soto lamongan” dan artikel lain dengan “soto lamongan enak”. Namun, ketika muncul pencarian akan kata kunci “soto lamongan” oleh user, maka Google tidak bisa menentukan mana dari dua artikel tersebut yang lebih relevan sehingga postingan website milikmu malah jadi tidak terindeks dengan baik.

Tipe-tipe Kanibalisasi Kata Kunci

Biasanya praktik kanibalisasi keyword ini sering terjadi pada dua bagian atau lebih pada halaman website. Kamu harus mengenal hal ini agar dapat memperbaikinya kalau misalnya--sialnya--harus terjadi pada websitemu atau blogmu.

1. Konten

Kamu pasti sering membaca konten artikel website yang membicarakan hal yang sama namun dalam kata-kata yang berbeda. Hal ini akan baik dilakukan jika kamu bisa merangkainya sehingga terlihat dari sudut yang berbeda. Jika tidak maka hasilnya akan amburadul.

Ketika kamu memiliki beberapa artikel dengan bahasan dan keyword yang sama, maka gunakanlah tool yang tepat untuk mengidentifikasinya terlebih dahulu. Kemudian, kamu bisa drop salah satu artikel tersebut.

Namun, drop artikel ini tidak bisa sembarang dilakukan. Kamu gunakan tools yang ada dan periksa mana artikel yang memiliki peringkat tertinggi. Kemudian droplah artikel dengan peringkat terendah.

2. Meta

Kanibalisasi kata kunci pada tingkat meta justru lebih mudah untuk diidentifikasi dan diperbaiki. Hal ini biasa terjadi pada website ecommerce, di mana terdapat banyak konten produk yang sama sehingga judul yang dipakai pun menjadi sama untuk beberapa halaman.

Semisal pada satu halaman memakai kata kunci kaus pria polo dan kaus v neck. Namun, di halaman lain dibuat tag terpisah untuk judul kaus polo pria dan lainnya kaus pria v neck. 

Hal ini kurang oke untuk SEO, karena kata kunci akan tumpang tindih satu sama lain, meskipun mungkin kamu bermaksud untuk membuat halaman yang lebih terperinci. Saran terbaik adalah ubahlah kata kunci pertama menjadi kata yang lebih umum seperti kaus pria lengan pendek, lalu halaman lain pakai kata kunci yang lebih rinci, misalnya kaus polo pria v neck.

4 Alasan Mengapa Kanibalisasi Kata Kunci Merusak Performa SEO

Terdapat beberapa hal yang dapat merusak performa SEO jika melakukan kanibalisasi kata kunci ini, yaitu:

1. Memengaruhi Page Authority

Kanibalisasi kata kunci akan membuat setiap halaman yang ada bersaing satu sama lain. Hal ini juga membuat mesin pencari bingung menentukan mana postingan artikel yang paling relevan. Dampak akhirnya adalah mengurangi otoritas halaman.

2. Penurunan Kualitas Backlink dan Anchor Text

Dua hal ini sangat penting baik untuk SEO On Page ataupun Off Page. Namun, dengan kanibalisasi tersebut, maka backlink yang diperoleh tidak terpusat pada satu halaman untuk kata kunci tertentu dan akhirnya tersebar ke halaman lainnya.

Hal ini tidak baik jika kamu ingin halaman tersebut segera terindeks di Google. Karena membangun backlink untuk website itu nggak mudah, Ferguso.

3. Tingkat Konversi Menurun

Setiap artikel ataupun postingan pasti memiliki jumlah pengunjung yang berbeda. Namun, kanibalisasi ini akan membuat berbagai artikel potensial menjadi sia-sia. Karena orang-orang bisa jadi malah nggak datang ke halaman yang paling potensial.

Jika website ini merupakan ecommerce maka jumlah pembaca yang akan menjadi pembeli bisa jadi akan berkurang.

4. Google Salah Menilai

Hal ini tentu tidak diinginkan siapa pun. Bisa jadi, halaman yang potensial dan bagus malah nggak diindeks Google, sedangkan dia malah mengindeks laman lain yang kurang.

Bagaimanapun, bot Google itu bodoh kok. Mereka nggak sepinter yang kita kira.

Misalnya, kamu ingin landing page tertentu memperoleh rank tinggi. Namun, karena terjadi kanibalisasi, malah membuat halaman lain yang berfungsi sebagai pelengkap jadi berperingkat lebih tinggi dari halaman utama. 

5 Cara Mengatasi Kanibalisasi Keyword

Setelah mengetahui masalah dari kanibalisasi ini, maka kamu bisa mengatasinya dengan beberapa cara di bawah ini, yaitu:

1. Konsolidasikan Kontenmu

Cara pertama yang dapat kamu lakukan adalah perbaharui konten yang ada terutama yang memiliki kata kunci yang sama. Kemudian, kumpulkan artikel tersebut dan coba buat rankingnya di Excel, misalnya. 

Untuk, postingan yang memiliki rank tertinggi dapat kamu simpan, sedangkan yang lainnya dapat dihapus. Namun, jika beberapa artikel lain sudah memiliki backlink, maka gunakan 301 redirect agar trafik yang ada mengarah pada URL postingan dengan rank yang lebih tinggi.

2. Gunakan Landing Page Terpisah

Cara lainnya adalah memakai landing page yang berbeda baik isi konten dan kata kunci yang dipakai. Cara ini bisa digunakan untuk membuat konten yang berkaitan namun memiliki pembahasan yang berbeda secara spesifik.

Jika kamu memakai hal ini dan berinvestasi pada SEO Off Page, maka hasilnya akan luar biasa, Namun, cara ini berlaku untuk jangka panjang dan sulit untuk diperoleh hasilnya dalam waktu yang cepat. Bukan buat kamu yang suka serbainstan deh :P

3. Optimalkan Ulang Halaman Tersebut

Cara ini harus dilakukan secara berkala setidaknya sekali dalam 6 bulan ketika melakukan audit website. Setelah itu temukan beberapa artikel yang memiliki keyword yang sama. Lalu, hapus atau ganti keyword tersebut. Selanjutnya perbaiki semua link yang ada. 

Cara ini tidak hanya baik untuk mengatasi kanibalisasi, tapi juga baik untuk memperbaharui artikel lama sehingga dapat dipakai kembali.

4. Kanonisasi

Yang dimaksud pada bagian ini adalah kanonisasi tag (rel=”canonical”). Cara ini biasa digunakan sebagai penanda pada HTML website yang memberitahukan bahwa artikel ini adalah duplikasi atau mirip dengan artikel tertentu.

Cara ini digunakan agar setiap artikel yang memiliki kata kunci sama tidak akan bersaing satu sama lain dan mengarahkan mesin pencari untuk mengindeks postingan yang lebih penting.

5. Noindex

Cara terakhir adalah memakai fitur noindex. Artinya artikel yang memakai kata kunci sama tidak akan diindeks oleh Google sehingga nggak ada persaingan antara artikel dalam situsmu.

Hokeh segitu dulu soal kanibalisasi kata kunci ini.

Ini adalah catatan dari apa yang saya lakukan setiap harinya, dan pembelajaran saya mengenai SEO dari waktu ke waktu. Bisa jadi ada kesalahan atau missed. So, I'll appreciate jika ada yang mau ngasih masukan dan ditulis di kolom komen.

Thank you!

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Internal Link Building yang Efisien untuk Meningkatkan SEO

Link building merupakan hal penting dalam SEO. Semakin banyak backlink yang diperoleh dari situs yang memiliki otoritas, maka semakin kredibel situs yang kamu bangun. Akan tetapi, banyak juga yang gagal memanfaatkannya.

Salah satunya adalah soal internal link.

Internal link memiliki konsep yang sederhana namun perannya sangatlah penting terutama untuk meningkatkan SEO dan membangun tautan yang baik.

Apa Itu Internal Link?

Internal link merupakan link yang berasal dari halaman yang berbeda, kemudian ditautkan ke halaman lainnya yang berada pada domain atau website yang sama. Link jenis ini bisa dijadikan sebagai panduan halaman agar pengunjung dapat melihat berbagai postingan di website yang kamu miliki.

Mengapa penting untuk ada internal link?

Setidaknya ada 3 alasan untuk memakai tautan ini, yaitu:

  • Sebagai panduan navigasi situs
  • Memberikan panduan struktur atau hierarki postingan pada website
  • Mengatur rank dan otoritas postingan di seluruh bagian situsmu

Bagaimana Internal Link Berpengaruh Pada SEO?

Google dan mesin pencari lainnya akan mengikuti link yang terdapat pada setiap konten di website. Dan, hasil pencarian ini akan di ranking di halaman mesin pencari. Setiap link baik internal atau eksternal akan memberikan sinyal ke Google bahwa konten yang kamu tulis memiliki nilai atau value yang tinggi.

Internal link ini penting karena bisa dipakai untuk membantu pembaca untuk melihat postingan lain yang lebih lengkap atau memiliki informasi yang lebih relevan. 

Google memiliki robot sendiri untuk menelusuri semua postingan dan konten yang kamu miliki melalui link tersebut. Dari link serta kata kunci yang kamu sertakan, maka robot tersebut dapat menemukan artikel yang sesuai dengan pencarian para user. 

Dan, dengan bantuan internal link pula, artikel-artikel dalam blogmu akan lebih mudah muncul di halaman pertama Google. Karena setiap link tersebut memiliki nilainya tersendiri bagi mesin pencari. Jadi, dengan semakin tingginya nilai link tersebut, maka peluang postingan tersebut untuk berada di peringkat pertama mesin pencari akan semakin tinggi.

9 Praktik Internal Link Building yang Efisien

Sebenarnya internal link building ini mudah, lebih mudah ketimbang link building keluar dan masuk blog atau website kita. Namun, ada beberapa praktik terbaik yang bisa kamu gunakan agar link building kamu menjadi lebih efektif dan efisien.

Gunakan Keyword-rich Anchor Text

Pemakaian internal link sebaiknya diterapkan pada bagian teks yang ada di halaman website daripada pada image atau gambar. Ya, bisa sih ditaruh di image, tapi jangan dijadikan sebagai internal link utama.

Untuk melakukan hal ini dengan baik, pastikan anchor text-nya bervariasi, tidak semua keywords kamu tautkan. Hal ini penting agar menghindari ditandai sebagai spam oleh Google.

Pilih satu anchor text yang mewakili keyword, dan kemudian beberapa anchor text lain yang relevan atau merupakan sinonim dari keywords utama untuk dibuat tautan ke artikel lain dalam blog.

Tautkan ke Laman yang Penting

Carilah laman mana yang paling penting dalam blog ataupun website-mu. 

Kamu bisa menggunakan satu landing page yang isinya merupakan sitemap terlengkap blog, seperti yang saya lakukan untuk blog ini. Tautkan sebanyak yang memungkinkan (tapi tanpa terkesan spamming) ke laman tersebut dalam setiap artikelmu. Pastikan anchor text-nya bervariasi, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas.

Atau kamu bisa memakai tool Ahrefs atau Moz untuk melihat halaman mana yang memiliki tautan otoritas yang paling tinggi. 

Hindari link ke homepage, contact page, ataupun halaman lain yang sudah ditautkan ke menu utama.

Gunakan Teks yang Berbeda untuk Setiap Halaman

Nah, ini sudah disebutkan di atas, tapi mari kita ulang lagi. Biar clear.

Anchor  text merupakan teks atau kata yang ditautkan dengan hyperlink yang bisa berasal dari halaman lain pada website yang sama ataupun website milik orang lain. 

Dalam link building, adalah penting bagimu untuk paham cara kerja anchor text ini.

Satu yang penting dan prinsipil--nggak bisa ditawar--adalah gunakanlah anchor text yang bervariasi untuk setiap postinganmu. 

Mengapa? Karena jika anchor text-nya sama pada dua atau lebih laman, hal ini dapat membuat bingung bot Google yang kemudian melihat dua postingan dengan anchor text yang sama tersebut sebagai laman yang sama.

Dengan demikian, skor SEO pada dua halaman tersebut hanya akan dinilai satu, sehingga SEO keseluruhan tidak akan meningkat.

Perbanyak Konten

Untuk internal link building yang baik, perbanyaklah konten. Pastikan semua konten memiliki internal link-nya sendiri sehingga kamu akan dapat melakukan internal link building ini dengan baik.

Jika hal ini dipadukan dengan pemilihan kata kunci yang tepat, maka hasilnya akan sangat luar biasa di Google.

Lakukan Audit Internal Link

Periksalah setiap tautan yang ada setiap 6 bulan sekali. Mengapa? Untuk memastikan bagaimana performa setiap link tersebut, apakah sudah sesuai dengan ekspektasi atau belum. 

Selain itu, kamu bisa mengetahui halaman mana saja yang masih belum optimal internal link-nya, atau malah belum memiliki link internal. Salah satu tool untuk memeriksa hal tersebut adalah Google search console. Tool ini akan melihat setiap internal link yang ada dengan memberikan poin untuk link tersebut.

Gunakan Link yang Berkaitan

Maksudnya adalah pakailah link dari halaman lain yang memiliki keterkaitan topik dengan yang ada pada halaman baru. 

Jadi, jika postingan baru bertemakan psikologi anak, maka kamu bisa memasukkan link halaman lain dengan topik parenting. Hindari kaitkan dengan topik lain, seperti ekonomi misalnya, karena tidak ada kaitannya sama sekali. Bisa disemprit Google juga kalau kebanyakan kayak gini.

Tambahkan Internal Link Manually

Kadang manusia itu memang terlalu kreatif, kalau nggak mau dibilang terlalu malas. Apa-apa minta diauto. Cari follower di medsos pun kalau bisa ya yang auto, nggak usah pakai bikin konten yang bagus atau nggak usah pakai engaging orang lain kok. Iya nggak?

Tapi, ya buat internal link building yang baik, mendingan jangan pakai auto-autonan. Tambahkan tautan internal secara manual dan jangan pakai tool. Karena, tools tidak bisa melakukan hal ini dengan cermat. Namun, jika dilakukan sendiri maka kamu bisa memilih link dan anchor text sendiri yang lebih spesifik.

Gunakan Postingan Lama

Kamu juga bisa merefresh postingan lama agar muncul lagi hanya dengan memberikan internal link yang baru. 

Hal ini juga baik dan bermanfaat untuk meningkatkan SEO. Kamu tinggal mencari postingan lama, lalu cek apakah ada artikel baru yang relevan topiknya kemudian masukkan internal link-nya yang relevan.

Gunakan Link dalam Jumlah yang Wajar

Pemakaian internal link pada postingan website biasanya hanya 3-4 untuk 1500 kata. Tapi ya, ini juga nggak bisa dibilang sebagai standar sih, karena enggak ada yang bisa dipastikan juga.

Tentu kamu bisa menambahkannya lagi asalkan link tersebut dapat membantu pembaca untuk mendapatkan informasi baru. Namun, jangan tambahkan link tersebut secara asal-asalan hingg terkesan spamming.

Nah, demikianlah sedikit strategi internal link building yang bisa dijabarkan untuk sekarang. Artikel ini juga sebagai catatan saya sih, supaya nggak lupa treatment si internal link ini.

Semoga ada juga yang mendapatkan manfaatnya.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Portofolio

  • Buku Terbit
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram

recent posts

Blog Archive

Created with by ThemeXpose