Turunkan Bounce Rate dengan 7 Hal ini!

by - Agustus 10, 2020

Turunkan Bounce Rate dengan 7 Hal ini!

Jika ada satu hal yang harus diturunkan pada blog atau situs, maka itu adalah Bounce Rate. Kamu sudah tahu kan, apa itu Bounce Rate?

Bounce Rate, atau kalau diterjemahkan itu jadi Rasio Pentalan kurang lebih, bisa mengukur kadar betah atau tidaknya pengunjung berada dalam blog atau situs kamu. Fitur metriks ini disediakan oleh Google Analytic, yang dengan analisisnya dapat menghitung berapa lama seseorang meluangkan waktu pada satu halaman, dan apakah dia hanya membaca di sana atau sudi mampir ke halaman-halaman lainnya. 

Jika bounce rate kamu kecil, maka selamat! Itu bisa jadi salah satu indikasi bahwa para pengunjung betah berlama-lama di sebuah halaman pada blog atau situsmu. Bisa jadi bahkan, mereka berkenan mencari bacaan-bacaan lain di sana. Kesimpulannya, orang-orang senang dan betah berada di blog kamu.

Namun demikian, pengunjung itu susah dipuaskan. Yah, memang tidak bisa disalahkan juga sih, secara informasi dunia maya itu bisa hadir jutaan dalam setiap detiknya. Kebutuhan orang berbeda-beda, dan yang berusaha memenuhinya bertaburan. Membuat blogger dan penulis konten perlu usaha ekstra untuk bersaing. 

Kalau begitu, mari berusaha! 

Coba Turunkan Bounce Rate dengan 7 Hal Berikut!

1. Home sweet home 

Blog atau situs adalah rumah kamu di dunia maya. Seperti halnya rumah di kehidupan nyata, kamu perlu membersihkan dan merapikannya setiap saat. Yang paling utama adalah desainnya. 

Kamu tahu enggak, kenapa rumah minimalis desainnya disukai oleh banyak orang? Karena perawatannya mudah dan praktis. Dilihat pun enggak bera. Begitu juga dengan desain blog.

Desain blog atau situs yang tertata rapi dan sederhana cenderung lebih disukai. So, hilangkan widget yang terlalu banyak, pilih warna terang sebagai background dan hindari warna gelap, tata navigasi yang rapi, dan tampilkan profilmu sebagai pemilik.


2. Lengkapi Profil 

Yup, nama dan foto kamu harus ada di blogmu. Tuan rumah yang baik akan menyambut tamunya secara “transparan”. Apalagi jika blogmu adalah blog personal, bukan blog bisnis atau blog portal.

Lengkapi datamu dengan informasi mengenai diri secara profesional. Mereka yang senang dengan tulisanmu akan merasa lebih nyaman jika tahu sedikit tentangmu, dan mereka yang membutuhkanmu untuk sebuah kerja sama jadi punya pertimbangan yang lebih baik tentang dirimu. 

Siapa juga sih yang mau ajak kerja sama orang yang nggak jelas?


3. Navigasi yang jelas

Nah, ini kadang yang suka enggak diperhatikan oleh pemilik situs atau blog. Kategori artikel ini penting ya.

Ini diperlukan untuk memandu para pembaca menuju tulisan-tulisan lain di dalam blog atau situsmu. 

So, pastikan ada menu bar di atas, untuk memandu pengunjung bergerak ke artikel-artikel lain. Lalu, letakkan gadget yang dapat membuat mereka melihat isi blog lainnya, seperti ada “Featured Post” atau “Popular Post” atau “Archive”. 

Jika tulisanmu pada sebuah halaman itu cukup menyenangkan untuk dibaca, biasanya pembaca akan menurut saja untuk direferensikan tulisan favoritmu atau bahkan meneliti tulisanmu di arsip.


4. Artikel Terkait

Selain dengan gadget, kamu juga bisa menavigasi pembaca dengan menambahkan tautan “Artikel Terkait”. 

Nah, ini bisa jadi beberapa cara sih. Whether kamu sebutkan dalam artikelnya sebagai internal link, atau pakai plugins sebagai widget. 

Setiap kali kamu hendak memublikasikan sebuah tulisan, kamu bisa mencari-cari dulu artikel-artikel sebelumnya yang cukup berhubungan antara satu dengan lainnya. Selipkan tautan itu di sela-sela atau di bagian bawah artikelnya. Apalagi jika judulnya menarik, pembaca tentu akan terpancing untuk mampir. Pastikan saja,  kalimatnya sedemikian rupa sehingga pembaca yakin dan merasa perlu untuk membaca artikel yang ditautkan tersebut. 

Jadi, sebaiknya memang harus terkonsep, jangan asal menautkan.


5. Kurangi Iklan atau Pop-Up

Sebagian memang ada yang enggak terganggu dengan kehadiran popup ini. Namun, jika sekarang bounce rate kamu tinggi, coba kamu lakukan A/B test. 

Percobaan pertama, matikan popupnya. Jika dalam kurun waktu tertentu (misalnya 1 - 3 bulan) bounce rate kamu terindikasi turun, maka berarti pembaca blog atau situsmu adalah mereka yang merasa terganggu akan hadirnya popup.

Jika bounce rate tetap tinggi, berarti ada hal lain yang menjadi penyebab orang-orang kurang betah berada di dalam blogmu.

Percobaan kedua, aktifkan popup. Cek, apakah bounce rate terpengaruh? 

Dari hasil A/B test ini, kamu bisa mengambil kesimpulan, apakah perlu mengurangi iklan popup atau enggak. 

Iklan atau pop up biasanya terasa menjengkelkan, terutama jika pengunjung sedang serius membaca. Jadi, silakan diatur-atur kembali tentang papan iklanmu, berapa besar dan di mana banner tersebut dipasang agar tetap terlihat tetapi tidak mengganggu. 

Begitu juga dengan popup, perhatikan waktu kemunculannya yang menyamankan pengunjung. Memang iklan itu diperlukan bagi penulis profesional, tapi kalau timing dan tata letaknya kurang pas jelas akan menaikkan bounch rate-nya.


6. Kecepatan mengakses 

Konon, jika harus menunggu lebih dari 3 detik untuk menunggu blog atau situsmu terbuka, kebanyakan pengunjung akan menutupnya kembali. Lebih baik ia mencari informasinya di tempat lain saja karena kuota internet eh, waktu itu sangat berharga. 

So, coba cek loading blogmu. Kalau memang lambat, sepertinya kamu harus melakukan beberapa hal untuk bisa mempercepat loading-nya. Sok, silakan diikuti step by stepnya di artikel yang sudah ditautkan.


7. Tulisan yang enak dibaca 

Pada akhirnya, dan hampir selalu, tulisanlah yang paling menentukan dari semuanya. Jadi, wahai blogger dan penulis, tetaplah mencipta sepenuh hati untuk menghasilkan karya-karya luar biasa. 

Buatlah tulisan yang enak dibaca; alurnya runut--nggak jumpy alias loncat-loncat tidak jelas, sekali-sekali terselip humor, sehingga akan membuat pengunjung nyaman dan betah berlama-lama membaca. 

Kenyamanan akan menghasilkan kesetiaan, hingga blog atau situsmu akan disemati “bookmark” bahkan diklik “subscribe”. 

Kelak, tidak hanya pengunjung loyal yang didapat, tapi pemakai jasa akan antre untuk menyewa jasamu. Keren, kan!

Okai, sekarang saatnya menikmati sajian infografis. Monmaap, Mamak masih saja belum sempat ngulik dan bikin inpograpis sendiri. So, ini lagi-lagi pinjem punyanya Babang Neil Patel ya. Judulnya lucuk sih, dan mudah banget dipahami.

Yah, itung-itung buat bekal setelah kamu baca artikel ini. Wqwqwq.

Turunkan Bounce Rate dengan 7 Hal ini!

Gimana? Oke yak?

Selamat mengulik blog supaya bounce rate kamu menurun. Saya juga PR banget nih, buat blognya klien. Makanya saya tulis di sini, biar keinget mesti kerjain dan lakukan A/B test terus sampai berhasil.

Semangat ya!

You May Also Like

1 comments

  1. bounce rate aku lagi tinggi banget nih mbaa.. terimakasih banyak tips-tipsnya ya..

    BalasHapus