Republished: Ini Dia 10 Font Paling Populer di Kalangan Desainer Grafis - Kamu Sering Pakai yang Mana?

by - April 12, 2021

Ini Dia 10 Font Paling Populer di Kalangan Desainer Grafis

Karakter sebuah artwork desain grafis--terutama yang berupa komunikasi visual--tak akan lepas dari font. Karena, meski picture talks, tapi informasi utama biasanya tersampaikan melalui tulisan.
Font sendiri bisa banget menentukan karakter sebuah desain grafis. Jadi, selain berfungsi untuk menyampaikan pesan, font juga bisa menjadi elemen desain tersendiri.

Di dunia ini ada buanyak sekali font. Mungkin jutaan ya. Tapi, dari semua font tersebut, ternyata hanya 10 saja yang paling banyak digunakan, terutama oleh para desainer grafis.

Kenapa 10 font ini? Karena bentuknya sederhana, sehingga kalau dipakai dalam penyusunan kalimat dan kata dalam sebuah artwork desain grafis, biasanya juga mudah terbaca meski dari kejauhan sekalipun.

Font apa saja sih yang paling populer ini? Ini dia.

10 font paling populer dan paling banyak digunakan oleh para desainer grafis, dan sedikit sejarah mengenainya

1. Helvetica (Max Miedinger, 1957)






Ya, Helvetica barangkali adalah font paling populer dan paling banyak dipergunakan di seluruh dunia. Helvetica ini simpel dan desainnya modern, tapi sekaligus everlasting.

2. Baskerville (John Baskerville, 1757)










John Baskerville mendesain typeface ini karena dia kurang puas dengan font Caslon yang saat itu sedang ngehits. Baskerville dikatakan sebagai font gaya transisi, antara Caslon yang klasik dengan Bodoni yang modern.

Dalam perkembangannya, font Baskerville didesain ulang supaya tampak lebih elegan hingga melahirkan font New Baskerville.

3. Times (Stanley Morison, 1931)




Manajer harian The Times, William Lints-Smith, mendapatkan kritik dari Stanley Morison untuk typeface atau font yang mereka gunakan dalam surat kabar mereka yang beredar di London. Lints-Smith lantas merekrut Morison agar membuatkan mereka font yang sesuai dengan image The Times.

Morison akhirnya mendesain satu bentuk font baru, yang dinamainya Times New Roman, yang menggantikan font lama, Times Old Roman. Kini Times New Roman merupakan salah satu font yang pualing banyak digunakan.

4. Akzidenz Grotesk (Brethold Type Foundry, 1896)


























Font ini mendapatkan pengaruh dari beberapa font yang lebih terkenal sebelumnya, seperti Frutiger dan Helvetica.

Font ini disukai karena punya variasi ketebalan yang sangat luas, terutama setelah dikembangkan lagi oleh Gunter Gerhard Lange di tahun 1950-an.

5. Gotham (Hoefler and Frere- Jones, 2000)


























Dirilis di tahun 2000, Gotham merupakan pengembangan dari font lama, Gothic, hingga kemudian font ini berkembang dan disukai oleh para desainer grafis karena gaya modern dan simplicity-nya.

Font ini juga menjadi font "resmi" untuk berbagai poster dan komunikasi visual selama kampanye Presiden Obama tahun 2008 lo.

6. Bodoni (Giambattista Bodoni, 1790)




Bodoni mendesain font ini di abad ke-18 di kastel milik Duke Ferdinand of Bourbon-Parma, yang sangat mengagumi hasil karya tangan Bodoni sehingga mengizinkannya untuk membuat kantor percetakan sendiri di dalam kastelnya.

Tahun 1920-an, Morris Fuller Benton mendesain ulang font ini, sehingga style-nya menjadi lebih indah dan elegan lagi. Font ini digunakan dalam berbagai poster film Goodfellas, yang dibintangi oleh Robert De Niro, Ray Liotta dan Joe Pesci.

7. Didot (Firmin Didot, 1784-1811)




Didot merupakan font alternatif Bodoni yang sama populernya, yang dirilis juga kurang lebih dalam waktu yang sama.

Font ini pada dasarnya merupakan versi lebih langsing dari Bodoni sih, sekaligus mengambil sedikit inspirasi juga dari Baskerville.

8. Futura (Paul Renner, 1927)




Didesain tahun 1920-an, Futura menjadi semacam patokan (benchmarking) untuk para desainer penggemar font geometric sans.

Sampai sekarang, font ini hampir selalu digunakan dalam setiap karya komunikasi visual. Volkswagen saja nggak pernah ganti, selalu menggunakan font ini dalam logonya.

9. Gill Sans (Eric Gill, 1928)




Disebut juga sebagai English Font, Gill Sans didesain oleh Eric Gill, yang banyak bekerja dengan Edward Johnston--yang menciptakan font Johnston untuk dipakai oleh media London Underground secara eksklusif.

Gill Sans disukai oleh para desainer grafis karena variasi dan ketebalannya yang beragam.

10. Frutiger (Adrian Frutiger, 1977)




Font ini didesain oleh Adrian Frutiger untuk desain signage bandara baru Paris tahun 1977. Tadinya sih Frutiger sudah mendesain font yang dinamainya Univers, namun katanya font-nya terlalu kaku dan geometris. Kurang luwes gitu deh.

Maka kemudian, font ini pun muncul.


Nah, kamu sendiri suka pakai font yang mana sih? Dan, kenapa suka pakai font tersebut?
Share di kolom komen ya!

You May Also Like

6 comments