• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri



Disclaimer: tulisan ini pernah dimuat sebagai guest post di blog Ranny Afandi.

Apa sih yang bisa membuat sebuah konten itu menjadi begitu menarik dan unik, sehingga worth to read and worth to share?

Konten yang menarik dan unik--menurut saya nih--adalah konten blog yang dibuat secara akurat berdasarkan fakta dan data, original, dan ditulis sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pembaca (termasuk syukur-syukur bisa memberikan solusi atas masalah pembaca).

Yes, ini adalah jenis konten yang mampu memancing pembacanya untuk memberikan komentar, mau ikutan sharing, dan kemudian mau untuk ikut ngeshare juga agar orang lain juga dapat ikut merasakan manfaatnya.

Konten yang kek gini tuh, tanpa kita terlalu gembar-gembor, tanpa perlu kita minta-minta, akan banyak orang datang untuk baca. Dan, tanpa kita minta pula, mereka dengan senang hati akan ikut ngeshare konten kita sehingga orang lain (yang mungkin berada di luar sirkel kita) bisa ikut baca juga.

Sesuatu banget deh, kalau bisa menulis sampai kek gini. Iya nggak?

Well, berikut ini ada 5 langkah yang bisa kamu lakukan agar bisa menghasilkan konten yang worth to read and worth to share ini


1. Be yourself: Controversial, why not?

Kadang kita terlalu terbius dengan hal-hal yang sedang ngetrend dan dibicarakan oleh banyak orang. Yah, memang nggak ada salahnya sih nulis soal yang lagi ngehits-ngehits kayak gitu.

Yang salah adalah saat kamu menuliskan hal yang sama, dari angle yang biasa aja, yang sama dengan yang juga dibahas oleh orang lain.

Come on, sebenarnya setiap dari kita itu unik kan? Mengapa kamu tak menulis mengenai apa pendapatmu sendiri? Mengenai pikiranmu sendiri? Kemaslah opini kamu, perkuat dengan data dan fakta.

Unpopular opinion? Why not? We need a lot of different insights jika memang pengin belajar dan menambah wawasan.

Kontroversial? Nggak masalah. Selama kamu punya dasar pemikiran yang kuat dan jelas.

Mengenai kontroversi ini, kamu juga harus memahami, bahwa kontroversial itu tidak sama dengan ‘being offensive’. Menulis hal yang kontroversial bukan berarti harus menyerang pihak lain. Selain itu, jangan menulis hal yang kamu nggak pahami. Pastikan kamu paham betul titik persoalannya, baru deh nulis.

Itu yang namanya menulis konten kontroversial. Dan itu nggak masalah.


2. SEO is a must, but quality is the most important thing!

SEO, jelas, itu harus! Bagaimanapun meski kamu menulis konten yang sebagus apa pun, gimana bisa dibaca orang kalau nggak terindeks di Google? Media sosial saja, mungkin nggak cukup.

Namun, nangkring di pejwan tanpa memberikan informasi berharga apa pun pada pembaca, itu juga sama saja bohong. Mungkin kontenmu memang berada di peringkat paling tinggi. Tapi kalau pembacamu merasa tidak menemukan jawaban dalam konten kamu, ya mereka akan pergi.

Boro-boro mau lihat artikel yang lain, mungkin dia juga cuma tinggal beberapa detik saja di blog kamu. Bounce rate jadi tinggi deh.

So, kualitas konten dan optimasi harus seiring sejalan.

Apalagi dengan update Google baru-baru ini. Ada EAT, dan sekarang BERT.

Sudah tahu BERT belum?

Saya sudah berniat pengin bahas BERT sih, tapi sementara masih mengamati situasi, gimana naik turunnya traffic seenggaknya sebulanan, dan gimana reaksi para webmaster. Semoga segera bisa saya tulis. Sementara, baca artikel Moz dulu.

Kek saya paling iyes aja sih. Wqwqwq.


3. Kualitas, kualitas dan kualitas

Setiap kali kamu akan publish konten blog kamu, pastikan beberapa hal berikut sudah benar.

Akurasi

Yang pertama, konten kamu tersebut harus berdasarkan data yang akurat. Kamu menuliskannya berdasarkan pengalaman pribadi? Jujurkah kamu saat menuliskannya? Jika kamu mendapatkan data konten kamu dari sumber yang lain, apakah sumber tersebut bisa dipercaya? Sudah dicek bukan hoax kan? Sudah cantumkan sumber?

Enak dibaca?

Yang kedua, cek typo, ejaan, dan juga tata bahasanya. Membaca konten tulisan yang kebanyakan typo, itu ibaratnya mata kita kelilipan melulu. Apalagi kalau sampai harus menebak-nebak maksud si penulis.

Jangan sampai pembaca bertanya-tanya, ini nulis apa sih?

Atau sampai mereka berpikiran, "So what?" lantaran saking enggak jelasnya maksud kita apa.

Duh, please deh. Baca sekali lagi sebelum kamu publish. Pastikan semua rapi dan bersih dari typo.

It's ok kok kalau gaya nulis kamu enggak sesuai dengan KBBI, enggak baku, dan sebagainya. Bukankah itu yang jadi salah satu keunggulan blog? Gayanya personal? Kalau terlalu baku ya jadi kaku juga. Tetep enggak enak dibaca.

Tapi, sebaiknya bedakan sama typo. Atau kalimat yang enggak nyambung.

Coba deh dirasain. Beneran, enggak enak dibaca. Belum lagi ada risiko gagal paham. Gimana mau ngeshare orang sendirinya aja gak paham yang ditulis itu maksudnya apaan?


4. Kenali pembacamu

Karakter pembaca memang berbeda-beda. Ada yang suka membaca artikel singkat namun padat, ada juga yang suka artikel yang membahas satu topik secara mendalam dan detail. Beberapa yang lain suka kalau membaca konten dengan konten visual yang banyak, sedangkan yang lain lagi suka membaca teks saja (soalnya mungkin konten visual bikin boros kuota #eh)

Nah, pastikan kamu tahu karakter pembacamu ya. Juga sesuaikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Gaya bahasa, cara kamu bercerita, juga topik yang kamu tulis sangat berpengaruh pada karakter pembaca yang akan datang ke blog kamu.


5. Pastikan konten kamu bermanfaat

Mau nulis curhatan? Siapa bilang nggak boleh? Boleh bangetlah! Banyak juga kan, blogger yang menulis curhatan dan kemudian jadi viral?

Ya itulah. Karena--meski curhatan--tapi tulisannya bermanfaat. Apa manfaatnya? Ya biasanya sih tulisan curhatan itu relatable ke banyak orang lain. Banyak orang merasakan atau mengalami hal yang sama. Jadi berasa ada temen gitu. Akhirnya karena merasa "ada temen" lalu dishare deh.

Kadang ya ada rasa "pembenaran diri" sih emang. Hahaha.

Salahkah? Ya, enggak dong.

Lepas dari topik bahasannya, kan pokoknya share-able. Iya nggak?

Makanya, pastikan saat pembaca kamu datang dan membacanya, ada manfaat yang akan dia dapatkan. 

Ya kayak di atas itu. Mungkin dia kemudian bisa ikutan curhat? Mungkin kemudian dia bisa mengambil pelajaran dari curhatan kamu? Mungkin dia kemudian bisa sharing karena dia punya pengalaman dan insight berbeda?

Pembaca blog kamu adalah mereka yang peduli akan apa yang kamu tulis, mencari informasi yang mereka butuhkan, atau sekadar mencari hiburan dari tulisan kamu.

Jadi, berikan apa yang mereka butuhkan. Jika mereka merasa kebutuhannya terpenuhi, maka tak perlu kamu undang pun, mereka akan balik lagi ke blog kamu.


Nah, gimana nih? Tentunya hal-hal tersebut di atas sudah kamu lakukan kan di blog kamu? Belum? Maka, sekarang saatnya kamu harus mulai melakukannya. Supaya blog kamu makin ngehits dan melejit.

Mau menambahkan tips lain? Yuk, cus tulis di kolom komen ya.
Happy blogging!

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments


Disclaimer: Ini postingan curhatan dan mungkin akan sedikit nyinyir. Tapi, semoga pesan saya tersampaikan dengan baik.

Sepertinya semua orang kepengin jadi penulis buku. Tapi, tidak semua orang punya kemampuan yang cukup untuk itu.

Bukan, maksudnya sih bukan humblebrag atau mau toxic positivity. Wqwqwq.

Tapi itulah yang saya rasakan belakangan ini. Apalagi ngintipin hasil audisi menulis nonfiksi tempo hari.

Aslinya sih saya gemes banget.
Kondisinya tuh, sebagai bagian dari penerbit buku, saya tahu betapa susahnya berburu naskah yang layak ditaruhin investasi, diedarkan ke toko buku, dan dibaca oleh banyak orang.

Yes, people. Menerbitkan buku adalah investasi bagi penerbit, dan pastinya, penulis juga. So, tanamkan ini dalam pikiranmu, ketika kamu berniat untuk mengirimkan naskah ke penerbit untuk diterbitkan secara mayor.

Ada banyak hal yang dipertaruhkan: ongkos jasa ngedit, ongkos jasa layout, ongkos cetak, ongkos marketing, dan pastinya ongkos buat nulis.

Jadi, come on! Kirimkan hanya naskah-naskah yang layak terbit dong!

Eikeh udah nahan banget untuk tetap sopan, enggak menyebut sebagai naskah sampah. Tapi ya begitu kondisinya, gimandong? Sedih akutu! Padahal kamu tahu, berapa banyak naskah yang masuk ke meja redaksi setiap bulannya? Puluhan hingga ratusan.

Dan kadang, enggak ada satu pun yang layak!

Kenapa kebanyakan naskah buku enggak lolos untuk diterbitkan?

  • Genrenya enggak masuk niche penerbit. Come on, kamu harus cari tahu naskah seperti apa yang dicari oleh penerbit, kalau kamu pengin memperbesar peluang naskahmu diterima. Jangan ngirim naskah puisi ke penerbit yang enggak pernah nerbitin buku puisi. BUAT APA? Please deh, do your homework! Kepoinlah itu penerbit yang kamu incar! Termasuk kepoin gimana caranya kirim naskah, alamat email redaksi dan printilan lainnya. Masa kek gini aja nanya sih? (eh tapi kalau enggak nanya, ntar mimin medsos penerbitnya juga nganggur sik!)
  • Topiknya sudah banyak ditulis. Oke, mungkin ini bisa jadi adalah topik populer, yang orang banyak nyari atau suka baca. Tapi, kamu harus menambahkan sesuatu yang lain yang bisa bikin bukumu bakalan stand out di rak buku dong! Kalau kamu nulis sama dengan yang orang lain tulis, ya buat apa diterbitin lagi? Ingat, persaingan. Kamu sebagai penulis mesti banget memikirkan strategi untuk bersaing dengan penulis lain.
  • Tata tulisnya berantakan. Ini loh, yang kadang bikin gemes. Pada halu apa gimana, entahlah. Belajar nulis yang bener dululah. Masa penulis buku enggak bisa bedain penggunaan tanda koma dan tanda titik? Jangan bilang, kan ada editor ya! Keplak nih.
  • Penulis narsis. Bikin buku tentang kisah hidupnya sendiri. Lah, sekarang coba dilihat lagi ya, dirimu itu apakah seseorang yang pernah dipanggil oleh Andy F Noya, sehingga setiap orang harus membaca kisah hidupmu? Tapi sebenarnya, yang kek gini bisa diatasin sih. Caranya, dengan menambahkan tip atau trik, jadi enggak asal curhat doang. Nulis biografi, tapi sendirinya baru terkenal setingkat RT, ya gimana penerbit buku mau naruh investasi?

Hanya punya keinginan saja itu nggak cukup.

Kalau benar-benar berniat menjadi penulis, maka kamu harus punya setidaknya beberapa kebiasaan ini:

  • Mau menulis setiap hari. Penulis ya menulis setiap hari, seperti halnya penjual tahu ya jualan tahu setiap hari. Ketekunanmu menulis akan berbuah kamu semakin peka terhadap tulisan sendiri. Kamu akan bisa merasakan ketika tulisanmu jelek, dan mana yang perlu diperbaiki.
  • Rajin juga membaca. Membaca menutrisi otak penulis, seperti halnya gizi untuk tubuh. Makin bagus nutrisinya, keluarannya juga makin bagus.
  • Bergaul dengan orang-orang yang punya passion yang sama. Karena creativity itu contagious. Kreativitas itu menular. Jadi, pastikan ada di dekat orang-orang yang punya good vibes.
  • Kritis terhadap diri sendiri, jangan jatuh cinta sama tulisan sendiri.

Lalu, apa yang harus diperhatikan saat menulis:

  • Keep your mind open, bahwa nggak setiap orang sepemikiran dengan kita sebagai penulis. Dengan demikian, kita akan terbuka pada diskusi dan kritik. Jangan antikritik dan selalu self-defense kalau ada orang yang memberi kritik, bahkan cela sekalipun. Jangan kek sesembak Sepen Elepen. Please deh.
  • Jangan merasa yang paling tahu, karena sejatinya kita tidak pernah serbatahu. Begitu pun sebagai penulis. Sehingga tulisannya nggak “keminter”. Selalu cek dan ricek fakta, kroscek sana sini dalam menyusun tulisan. Check every side of the story.
  • 5W 1H: who, what, where, when, why, and how harus dijaga porsinya dengan baik. Supaya tulisannya enggak kentang alias nanggung.
  • Tidak semua pembaca “berbicara” dengan bahasa yang sama. Sehingga lihat-lihat target pembaca juga. Jangan sampai malah salah paham, karena tulisan kita kurang bisa dimengerti dengan baik.
  • Write drunk, edit sober. Jangan lupa swasunting. Tulisan berantakan, bikin pusing yang baca. Please, belajar PUEBI. Meski kemudian kamu tetap mempergunakan bahasa santuy, tapi seenggaknya jika kamu punya pengetahuan yang paling basic ini, kamu akan bisa mempergunakannya dengan benar.
 Oke, semoga omelan pendek saya ini enggak terlalu kasar sih. Tapi bener deh. Saya gemes banget.

Ini loh, ada penerbit yang berburu naskah buku, dan open terhadap penulis pemula. Enggak melulu ngejar so-called-penulis viral atau mereka yang berfollower banyak. Seharusnya ini bisa jadi kesempatan buat teman-teman (calon) penulis yang bercita-cita jadi penulis buku.

Tapi ya mbok yao, bekali diri dengan cukup. Jangan halu, dan tetaplah belajar.

Sekian.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Susun Esai yang Kuat dan Terarah dengan Cara Ini

Banyak yang masih bingung ketika diminta menulis esai dengan baik. Padahal, kalau sudah tahu cara menulis essay yang benar, prosesnya jadi j...

Postingan Populer

  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • Writing Preparation: 19 Jenis dan Tipe Konten untuk Blog Post Ini Bisa Jadi Ide Blog Kamu Biar Nggak Ngebosenin
    Hai! Sebelumnya, saya sekeluarga mengucapkan Selamat Idulfitri ya. Kalau saya pernah salah, atau mungkin saya terlalu sering menyakiti ...
  • Ngeblog itu Gampang! Tinggal Simsalabim, Uang pun Datang!
    Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di web Kumpulan Emak Blogger , repost dengan modifikasi di beberapa tempat.  Blogger, buz...

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose