4 Penyebab Artikel Blog Kamu Tidak Ramai Pembaca

by - Agustus 20, 2020


Ada berjuta-juta artikel blog yang diunggah ke internet setiap harinya. Untuk menulis satu artikel blog sepanjang 1000 kata lebih, biasanya dibutuhkan waktu mulai dari tiga jam hingga seharian penuh. Ini rata-rata.

Monmaap, kalo saya mah 1000 kata maksimal 1.5 jam saja, cyint. Kalau 3 jam kelamaan, numpuk pekerjaan yang lain. Iya, mau sombong mah maksimal aja.

*dimuntahin*

Balik ke topik.

Untuk mengukur kualitasnya, bukan hanya berdasarkan isi informasi yang diciptakan, tapi juga berdasarkan jumlah pembaca pada artikel di blog itu sendiri.

Bagaimana jika artikel blog kamu tidak ramai? Artinya ada beberapa faktor yang belum dimaksimalkan. Ini bukan mengenai kualitas informasi yang disampaikan saja, tapi meliputi keseluruhan batang tubuh tulisan. Sebab, bisa saja isi informasi yang kamu tulis dan sampaikan sudah bagus, tapi tetap sepi pengunjung.

Apalagi jika postingan blog tersebut dibutuhkan untuk kegiatan pemasaran bisnis, padahal konten marketing membutuhkan keduanya. Belum lagi kamu harus bersaing dengan banyak artikel yang selalu bermunculan setiap harinya. 

Konten blog yang bagus bisa menjadi pendukung yang baik dalam strategi digital marketing. 

Jadi, mengapa artikel blog kamu tidak ramai pengunjung?

Tidak Ada “HOOK” yang Mengait Pembaca

“Hook” merupakan kalimat pembuka yang bisa membuat pembaca tertarik untuk membaca artikel blog kamu sampai habis. Hook bisa digunakan untuk semua jenis tulisan, termasuk artikel blog personal dan artikel untuk keperluan konten marketing. 

Hook ini bisa berbentuk apa saja, asalkan unik, menarik, dan juga bisa membuat pembaca penasaran saat pertama kali melihatnya.

Untuk membuat hook kamu bisa menggunakan fakta yang menarik, data statistik dari suatu sumber, menggunakan anekdot atau kutipan orang terkenal, menggunakan pertanyaan, kalimat mengejutkan bagi pembaca, dan kalimat yang bisa membuat pembaca tertawa lantaran agak nyeleneh.

Hook harus dibuat seperti ‘candu’ yang membuat orang ketagihan untuk terus membacanya hingga akhir tulisan. Kamu bisa melihat contoh hook pada tulisan ini dalam kalimat pembuka artikel ini.

“Ada berjuta-juta postingan blog yang diunggah ke internet setiap harinya. Untuk menulis satu postingan berjumlah 1000 kata lebih di blog, biasanya dibutuhkan waktu mulai dari tiga jam hingga seharian penuh”. 

Hook ini dibuat menggunakan  fakta dan data statisitik dari suatu sumber.

Hook ini juga merupakan pengalaman yang biasanya dirasakan oleh para penulis blog. Jika kamu pernah penulis dan sedang membaca artikel ini, tentu  kamu pernah merasakannya juga bukan? Nah, kamu juga bisa membuat hook untuk konten marketing bisnismu yang lebih mengait pembaca atau target audiensmu.

Tidak Memberikan “Angle” atau Sudut Pandang Tulisan

Angle dalam sebuah tulisan sangat penting untuk membuat alur kontenmu menjadi enak dibaca. Angle juga membuat konten yang kamu buat menjadi fokus dan tidak melenceng dari topik utama yang ingin disampaikan. Sebab, pembaca tentu tidak akan suka dengan tulisan yang nggak nyambung dengan judul postingan. 

Maka angle ini akan membantu kamu konsisten dalam satu sudut pandang dari awal sampai akhir tulisan.

Untuk membuat angle yang tajam, kamu bisa menggunakan teknik dasar 5 W 1 H yaitu apa, siapa, kapan, kenapa, di mana, dan bagaimana. 

Misalnya untuk kamu mau menulis untuk konten marketing penjualan produk kecantikan, kamu bisa membuat beberapa angle tulisan terkait apa yang akan kamu tulis terlebih dahulu. Seperti, “Apa yang membuat pelanggan tertarik membeli sebuah produk kecantikan ini?” Atau, “Bagaimana caranya pelanggan bisa memilih produk yang cocok?”

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul ini bisa menjadi pemandu kamu untuk melangkah ke tahapan menulis pada paragraf berikutnya. 

Setelah angle telah ditemukan, kamu bisa mulai menentukan outline dan menyiapkan bahan yang cocok untuk mengisi tulisanmu. Tanpa sebuah angle, kamu akan sulit membuat outline yang pas dengan paragraf yang koheren atau berkesinambungan.

Kurang Story Telling

Ada banyak artikel blog yang tetap gagal perform, padahal artikel yang dibuat sudah berjumlah 700-1000 kata, bahkan lebih. Hal ini terjadi bukan karena panjangnya postingan yang telah dibuat, melainkan tidak adanya gaya story telling pada tulisan yang dibuat.

Siapa orang yang benar-benar mau membaca postingan pada blog yang panjang jika terkesan kaku dan datar-datar saja? Ya pasti menjenuhkan dan membuat bosan, Esmeralda. 

Apalagi, biasanya orang cukup malas melihat postingan yang panjang dan tidak memiliki gambar. 

Maka buatlah tulisan dengan gaya story telling atau bercerita, tidak perlu panjang tapi cukup menarik dengan pembukaan sebuah narasi yang menyentuh emosi pembacanya. Ada banyak alur untuk bercerita dalam tulisan bisa kamu gunakan. Jika sudah begitu, pembaca akan mengikuti sendiri alur tulisan yang kamu buat hingga selesai.

Belum Maksimal Menyesuaikan Tone Tulisan

Nada tulisan (tone) adalah penggunaan kata-kata yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan sikapnya pada suatu topik. Nada tulisan ini berkaitan dengan apa yang dirasakan penulis saat membuat konten tersebut.

Apalagi jika artikel yang kamu buat untuk kebutuhan marketing, nada tulisan ini wajib ada di dalamnya. Akan tetapi, nada tulisan ini juga sangat tergantung dengan segmentasi audiens atau target pasar yang akan dibidik.

Nada tulisan ini disampaikan menggunakan diksi atau pilihan kata, sudut pandang, tata bahasa, dan juga tingkat formalitas. Misalnya, pada tulisan formal, nada penulis dalam tulisannya harus jelas, ringkas, sopan, dan percaya diri. Sedangkan saat menulis kreatif, nada tulisan yang disampaikan lebih subjektif tetapi tetap sesuai dengan segmentasi pembaca.

Tone ini erat kaitannya dengan ciri khas. Kamu bisa saja menulis topik apa saja di blog dan tetap bisa standout, jika kamu punya tone yang kuat.


Nah, gimana? Apakah ada beberapa sebab di atas yang menjadi alasan artikel blog kamu tidak ramai dibaca orang? Atau, menurutmu, ada sebab yang lain? Yuk, diskusi di kolom komen!


You May Also Like

5 comments

  1. Waah, artikelnya sangat membantu. Apalagi bagi saya sebagai pemula. Semakin hari viewers blog saya belum sesuai harapan:( Semoga artikel ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk saya ke depannya. Terima kasih kak^^

    BalasHapus
  2. Mungkin pengalaman mastah ini perlu kita terpkan di blog kita nih , semota artielnya bermanfaat untuk kita semua

    BalasHapus
  3. Thanks ya pencerahannya kak ratri, anjay pencerahan dong wkwk.. ehh manggilnya kak ratri atau apa nih? pengunjung baru soalnya

    semoga artikel artikel di blog-ku juga bisa sebagus di blog kakak mweheh:v

    BalasHapus
  4. Terimakasih banyak ba ratri artikelnya sangat bagus sekali , karena dapat meningkatkan kembali semangat saya dalam menulis...

    dari bberapa artikel ba ratri juga banyak belajar dari yang agar tidak terjerumus dari sosial media dan waktu mbak ratri dalam menulis artikel sangat menginspirasi banyak orang ,,,,

    permasalahan saya sih banyak tapi lebih parahnya lagi ... nulis artikel baru 15 menit main sosmed 2/3 jam... nah itu penyakit saya mbak ....

    jadi di artikel ini saya banyak sekali mendapatkan ilmu, selain tentang blogging juga mendapatkan inspirasi perihal waktuu... maaf jadi curhat mbak terimakasih banyak.....

    BalasHapus
  5. Aduh mba Ratri... blognya keren sekali, salken ya, begitu nemu blog ini jadi pengen baca terus, sangat membantu saya yg masih tetep gak pinter2 ini, ga bisa bantu diskusi krn apalah saya ini yg justru mendapat pencerahan dr artikel mba, sudah mulai membayang2an gimana tar bikin konten yg menarik, makasi banyak mba Ratri...

    BalasHapus