• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri

Artikel-artikel yang harus saya simpan di bulan Juni


Hai!

So, mulai bulan Juni ini, setiap akhir bulan (hopefully) saya akan membuat round up post dari blogpost-blogpost, yang tentunya sesuai dengan niche blog ini juga ya, dari rekan-rekan blogger Indonesia.

Sebenarnya saya sudah pernah mengumpulkan feed teman-teman blogger menjadi satu di Feedreader Online, namun karena terlalu nyampur-nyampur maka saya agak kesulitan untuk mencari blogpost yang sesuai untuk saya bikin round up. Tentunya kan saya penginnya nge-round up ya yang sesuai dengan topik bahasan blog ini kan ya, yaitu seputar blogging, tip menulis (baik menulis blog maupun menulis secara umum), ataupun seluk beluk media sosial.


Baca juga: 11 Situs Berkonten Viral Ini Bisa Banget untuk Referensi Menulis  


Makanya saya mencoba untuk build feed reader baru, tapi kali ini di Feedly. Setelah nyari sana sini, memang baru bisa ngumpulin beberapa blog atau web yang sesuai dengan niche saya dengan blogpost yang baik (menurut saya). Nggak apalah, mari kita mulai dari yang sedikit. Nanti lama-lama pasti akan ada perubahan seiring waktu :)

Nah, jadi ini dia beberapa blogpost round up untuk bulan Juni, yang barangkali bisa membantu kamu untuk meningkatkan keterampilan ngeblog, atau sekadar menambah pengetahuan dan wawasan.

1. Ini Kekurangan Gue Saat Pertama Membuat Channel Youtube! - Terren


Ternyata bikin dan post video di Youtube itu nggak asal upload - Image courtesy of Aldyputra.net
Seperti juga ngeblog, ternyata submit video di Youtube itu nggak sekadar langsung upload selesai. Ada beberapa printilan yang harus diperhatikan. Untuk apa? Ya, tentu saja supaya yang lihat banyak.

Mengapa saya tertarik post ini? Karena saya pernah membaca (atau mendengar ya? Lupa.) di suatu tempat, bahwa Youtube merupakan search engine kedua terpenting setelah Google. Yes, bukan Yahoo, bukan pula AltaVista (Yaelah. Ini tahun kapaaan?)
Meski saya belum pede mainan video, tapi saya pikir saya harus simpen artikel Terren ini karena isinya useful banget. Suatu kali kalau saya udah mulai mau mengaktifkan akun Youtube, saya perlu untuk melihat catatan ini.

2. Why Is It Important To Give A Clear Blog Post Description?  - Mbak Lusi


Jadi inget saya belum nampilin ini. - Image courtesy of Beyourselfwoman.com

Sebenarnya ada 2 blogpost Mbak Lusi yang menjadi catatan buat saya. Blogpost pertama yang judulnya Oversharing Yang Sering Dilakukan Blogger, yang membahas hal-hal apa saja yang seharusnya nggak perlu di-'muntah'-in ke media sosial. Catatan banget buat semua orang ya. Saya sendiri memang selalu bekerja keras untuk tak terlalu terbawa emosi kalau di dunia maya. Semoga saja bisa gitu terus.

Blogpost kedua, ya yang ini. Ini saya jadikan catatan, karena saya juga belum ngulik ini di blog ini. Hahaha. Reminder ya. Iya. Makasih.

3. Dasar Membuat Video di Workshop Videografi #SmescoDigipreneurDay - Mas Dani


Saya pengin bisa bikin video. Meski baru sebatas niat. - Image courtesy of Dani Rachmat.com

Ini artikel yang panjang ya. Siap-siap aja. Karena panjang, ya jadinya detail. This is how an event report should be written ya. Detail, runut.

Udah gitu aja sih. Hahaha. Pokoknya saya sih mau simpen, ntar kalau mau coba-coba bikin konten video, harus dibaca lagi.

4. Mengapa Profil Blogger Penting? - Mbak Indah


Jadi inget, kalau pernah pengin bikin media kit yang keren. - Image courtesy of Indah Juli

Yang ini juga harus saya simpan, karena saya pengin punya media kit yang bagus, tapi ya gitu deh. Baru sekadar niatan. Tiap kali buka corel mau bikin, udah males duluan uliknya. Catatan ini juga membuat saya ingat untuk update terus portfolio online saya, dan juga CV online saya. Karena ya, tentu saja, seiring waktu kan pengalaman dan pengetahuan saya bertambah, dan itu harus saya tambahkan dalam portfolio dan CV, yang saya tuangkan dalam bentuk halaman About Me.

Jangan lupa bikin media kit ya, Ra. Iya.


Baca juga: 7 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan oleh Kita Saat Membuat Laman About Me

 

5. Tips: Ngeblog Gak Tiap Hari Tapi Dapat Traffic Terus - Tulisan Blogger Indonesia


Ini jenis tulisan round up blogger. Ada juga round up resource, yang sering saya tulis di blog ini. - Image courtesy of Tulisan Blogger Indonesia

Postingan yang ini membuat saya yakin untuk terus teratur bikin round up. Hahaha. Iya, saya pernah melakukannya sebelumnya. Malah artikel saya banyak pun yang berupa round up. Tapi tadinya saya nulis cuma sekadar buat catatan saya aja, ketimbang cuma jadi bookmark. Karena ternyata saya punya kebiasaan buruk. Selain nimbun buku, saya juga suka nimbun bookmark. Ketimbang jadi timbunan doang, mendingan saya post. Siapa tahu ada yang butuh juga. Itu dasar pemikiran saya sebelumnya.
Tapi akhirnya malah jadi keenakan bikin round up :))
Tulisan ini pun karena saya di-encourage oleh artikel dari Mas Ryan ini.

6.  Cara Mudah Seting Profil Gravatar - Efi Fitriyyah


Profil gravatar itu perlu banget, karena bisa jadi identitas global ke mana aja. - Image courtesy of Efi Fitriyyah . com


Kadang ninggal komen itu ada tujuan lain lagi, yaitu "nafsu" narsis. Hahaha. Asyik banget kalau ninggal komen sekaligus fotonya nongol kan?
Ini cara untuk memunculkan foto kita saat ninggal komen di blog lain. Silakan, barangkali ada yang butuh ya.

7. Tips Foto Flatlay Keluar-Keluar Berantakan -  Pungky Prayitno


Foto flatlay yang kekinian. - Image courtesy of Pungky Prayitno


Salah satu yang lagi kekinian banget adalah foto flatlay. Apa itu foto flatlay?
Nah, mendingan langsung liat di postingan Pungky. Saya juga lagi belajar. Buat saya yang susah itu adalah mencapai exposure maksimal, tapi nggak ngerusak warna objek bendanya. Haha.


Baca juga: 5 Jenis Konten yang Paling Saya Suka, dan Mungkin Juga Disuka Oleh Setiap Orang


Oke. Itu dia beberapa blogpost dari teman-teman yang jadi catatan saya sepanjang bulan Juni. Yes, saya tahu, saya baru nge-round up dari blogpost teman-teman dekat doang. Janji, saya akan lebih pay attention ke postingan teman-teman yang lainnya sambil jalan :)

Semoga saya bisa konsisten bikin round up Posts of the Month setiap akhir bulan.
Kamu ada rekomendasi artikel serupa dengan artikel-artikel di atas? Please info ya, nanti barangkali bisa saya tambahkan di round up di atas.
Atau kamu ada rekomendasi blog yang khusus membahas tip-tip blogging, menulis dan seluk beluk media sosial yang menjadi andalan referensi kamu? Please info juga ya!

Terima kasih sudah membaca :)
Share
Tweet
Pin
Share
37 comments

Guest post ini ditulis oleh Aldy 'Terren' Putra untuk blog www.CarolinaRatri.com


Maksimalkan Facebook Page untuk promosi blog.

Siapa sih yang sekarang nggak kenal sama yang namanya fan pages atau Facebook pages?

Setiap orang sepertinya sudah mengenal istilah yang satu ini. Banyak dari selebriti terkenal di Indonesia atau luar negeri bahkan teman-teman blogger, atau vlogger, sudah memiliki salah satu alat pendukung berkomunikasi secara massal ini.

Yaps, betul. Kebanyakan orang yang memiliki fan pages atau facebook pages ini akan menggunakannya sebagai media komunikasi di luar akun facebook personal mereka masing-masing.

Mengapa harus fan pages atau Facebook pages? Mengapa tak cukup hanya punya akun Facebook biasa aja?
Jawabannya hanya 1, karena teman di akun Facebook kita terbatas sebanyak 5.000 orang saja.

Tetapi, apa sih yang bisa kalian maksimalkan dengan menggunakan Facebook pages ini selain media komunikasi?
Cukup banyak kok kegunaannya, mulai dari memasarkan produk yang kita miliki sampai menyebarkan informasi kepada target yang kita incar. Karena demikian luas, maka mari kita persempit ruang lingkup yang akan kita bahas. Mari kita anggap Facebook pages ini akan digunakan oleh seorang blogger.

Akhir-akhir ini memang sedang marak teman-teman blogger yang membuat fan pages untuk melengkapi beberapa akun media sosial medianya, selain Facebook, Twitter, Google plus dan lain-lain. Namun, apakah sebuah fan pages itu treatment-nya sama dengan akun Facebook personal kita?

Mari kita bahas!

Bagaimana mengelola sebuah Facebook pages?

Banyak yang sudah memiliki Facebook pages tetapi tetap kebingungan, bagaimana sih untuk mengelolanya? Sebelum membahas bagaimana pengelolaannya, apakah kalian sudah mengetahui bahwa di setiap Facebook pages yang kita kelola memiliki alat yang dinamakan Facebook Insight?

Belum? Begini tampilannya!


Gambar 1. Tampilan Facebook Insights


Yaps, seperti itulah gambaran kasarnya.

Dari sana kita bisa mengetahui beberapa hal. Mulai dari seberapa banyak yang melihat postingan kita di dalam Facebook pages, sampai dengan postingan kesukaan dari para likers kita. Bermodalkan alat itulah kita memulai pengelolaan sebuah fan pages.

Lantas, setelah mengetahui beberapa hal seperti interest, umur, jenis kelamin, dan lain-lain dari fan pages yang kita kelola, terus bagaimana maintenance-nya?
Tidak semudah yang kita bayangkan, lho.

Kita harus tahu, gaya bahasa seperti apa yang paling banyak disenangi oleh pengikut kita di fan pages. Gambar yang seperti apa yang paling banyak di klik. Call to action yang modelnya seperti apa yang paling banyak di klik.

Semua hal di atas, ada pada bagian posts di bagian sebelah kiri tampilan Facebook insight kalian. Contohnya, seperti gambar berikut ini.


Gambar 2. Facebook Insights. Abaikan blok warna item.


Dari sanalah kita bisa mengetahui, berapa orang yang melihat postingan kita, yang bagaimana yang paling banyak terjadi interaksi sampai postingan mana yang paling banyak mendatangkan pengunjung dari link yang kita masukan kedalam postingan tersebut.

Setelah tahu bagaimana karakteristik likers kita, barulah memulai proses maintenance sebuah fan pages.

Hal paling penting adalah kapan waktu terbaik untuk kita melakukan posting di sebuah fan pages yang kita kelola. Apakah pukul 8 pagi? 10 malam? Atau bahkan siang hari.
Perlu diingat, waktu posting terbaik dari masing-masing fan pages yang kalian kelola berbeda-beda. Tidak bisa disamakan satu sama lain, karena kembali lagi, perilaku likers masing-masing fan pages itu berbeda.

Tenang, semua bisa dilihat dari Facebook insight yang ada di dalam akun fan pages. Ada pada bagian post, dan akan terlihat semuanya. Hari Senin, waktu terbaiknya jam berapa, Selasa, Rabu dan seterusnya.

Selain berdasarkan insight tersebut, yang tidak bisa dilewatkan adalah algoritma news feed dari Facebook itu sendiri. Apakah kita melakukan posting 1 hari 2x, 3x atau 4x. Secara pribadi, saya melakukan posting 1 hari sebanyak 2x posting saja.

Apakah berlaku juga untuk sebuah fan pages yang baru dibuat?
Berdasarkan pengalaman, ketika pertama kali dibuat biasanya saya melakukan posting yang sangat rutin untuk melihat perilaku dari likers fan pages tersebut.

Adakah pengaruhnya terhadap pengunjung sebuah website atau blog?


Pertanyaan ini yang cukup banyak ditanyakan oleh beberapa pihak, termasuk ketika saya memegang beberapa akun fan pages orang lain ya. Sebenarnya, semua tergantung dari berapa banyak jumlah likers dari fan pages tersebut.

Begini, biasanya saya memberikan sebuah estimasi jumlah orang yang akan melakukan klik pada link yang ada di postingan itu sebesar 0,01% dari jumlah likers saja. Misalkan, fan pages yang memiliki 1.000 likers, seharusnya bisa menghasilkan 10 pengunjung setiap kita melakukan posting di waktu yang tepat (sesuai target kita).

Tetapi, hal ini tidak terjadi jika:
  • Teks yang kita posting tidak memiliki call to action (klik di sini, cek di sini dan sebagainya),
  • Gambar yang dimasukan dalam postingan tidak menarik orang untuk melakukan klik,
  • Postingan tidak terbaca dengan jelas maksudnya, dalam artian informasi yang diberikan kurang jelas.
  • Boleh ditambakan yang lainnya, bagi yang lebih berpengalaman :)
Tetapi, perhitungan di atas akan melebihi estimasi yang saya sebutkan di atas jika memang informasi yang kita berikan bermanfaat, banyak di-share orang lain dan memancing rasa penasaran seseorang untuk melihat informasi tersebut.

Bagaimana jika kita memasarkan informasi / produk menggunakan iklan facebook?


Nah, ini dia. Salah satu kelebihan seorang blogger apabila memiliki sebuah fan pages tentu akan lebih mudah memasarkan informasi yang kita tulis di blog dan diposting di fan pages dengan menggunakan facebook ads.

Menarik?
Sebentar, saya menghela napas dulu sebelum menulisnya, ya. (Perlu dibantu napas, Terren? -Carra)

Jujur, siapa yang udah menggunakan fitur ini seperti saya? Pasti kalian akan sangat berteman dengan tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 3. Facebook Adverts Manager


Maaf, gambarnya saya sensor soalnya rahasia dapur ya.

Nah, kalau sudah berbicara mengenai Facebook ads sendiri ada beberapa objective yang bisa kita gunakan. Mulai dari mempromosikan postingan yang ada di fan pages, mendatangkan pengunjung langsung ke blog atau website kita sampai memromosikan video yang kita punya.

Secara total, ada 9 objective yang bisa kita gunakan. Tetapi, hanya 3 hal yang sering digunakan oleh kebanyakan orang yaitu mempromosikan postingan di fan pages (boost post), mendatangkan pengunjung ke website atau blog kita (click to website), dan memperbanyak Facebook likes.

Dari beberapa hal yang saya sebutkan di atas, kita bisa benar-benar menargetkan siapa yang akan melihat iklan kita dari sisi lokasi tinggal, umur, jenis kelamin, sampai dengan kesukaan atau minat seseorang terhadap sesuatu (interest).

Lantas, bagaimana harga dan hasil yang kita dapatkan?
Semua tergantung dari bagaimana kita membuat sebuah strategi iklan tersebut. Siapa yang kita targetkan, berapa umurnya, sampai call to action yang kita berikan apakah efektif atau tidak? Semua tergantung strategi yang kalian terapkan.

Sebagai sedikit bocoran untuk kalian yang menggunakan fitur ini, semakin spesifik orang yang kalian targetkan akan semakin murah harga iklan kalian, begitu pun sebaliknya.

Alasannya apa?

Begini.
Ketika kalian mengatur iklan kalian hanya kepada orang yang sangat spesifik, kalau orang tersebut berinteraksi dengan iklan kalian (like, comment, share) tentu hal tersebut akan muncul di news feed-nya. Kemudian temannya akan melihat aktivitas yang dilakukannya terhadap halaman fan pages atau iklan yang kalian jalankan.

Dengan begitu, orang yang tertarik dengan aktivitas pada iklan kalian, akan penasaran dengan fan pages atau iklan yang kalian tayangkan tersebut. Hal ini bermanfaat untuk mendapatkan interaksi secara organic dari teman orang yang berinteraksi tersebut. Semakin besar CTR, akan semakin murah iklan kita.

So, kesimpulannya apa?
Kesimpulannya, targetkan audience kita sedetail mungkin, untuk bisa mencapai hasil yang paling efektif.

Nah, panjang ya artikel ini? (Nggak kok, Terren. Panjangan juga artikelku biasanya :)) -Carra)

Memang. Kalau sudah membahas mengenai fan pages, Facebook ads dan teman-temannya, akan sangat panjang, karena semua akan berurusan dengan strategi dalam pemasaran produk atau informasi itu sendiri. (Plus banyak rahasia dapurnya yang harus tetap jadi rahasia :)) -Carra)

Tetapi, hal terpenting dari ini semua adalah jangan pernah takut untuk gagal dan mencoba. Percuma membaca teori di atas semua tanpa praktik pada akun fan pages atau Facebook ads kalian sendiri.

Ada pertanyaan? Semoga saja tidak. Selamat membangun Facebook pages kalian ya!


---

Catatan Carra:
Apa yang dijelaskan oleh Terren di atas, sangat-sangatlah sebagian kecil dari anatomi Facebook page dan ads. Akan lebih baik memang kalau kita menelusuri sendiri, nyobain semua fiturnya sendiri, dan melakukan trial dan error, untuk kemudian bisa menyimpulkan cara seperti apa yang paling efektif bisa membantu kegiatan blogging kita.
Lagian, ya seperti yang sudah Terren sebutkan, setiap fan pages nggak bisa diperlakukan sama satu dengan yang lainnya. Branding produk (atau artikel kalau untuk blogger) sendiri aja beda-beda kan?

Terima kasih, Terren, sudah bersedia menulis untuk blog newbie ini.
Jangan males jawab, kalau aku tanya-tanya lagi ya. Hehehe.

Mau nulis guest post untuk blog ini juga?
Kirim aja artikelmu dalam format .doc terlampir melalui email ke mommycarra@yahoo.com ;)
Share
Tweet
Pin
Share
26 comments
Saya hanya suka 5 jenis konten ini.
 
Hae, semua.

Sudah beberapa hari saya bingung, mau nulis soal getting Facebook Page's organic reach, soal Feedly's hacks, atau nulis tentang konten lagi. Lucunya dua yang pertama itu, saya udah bikin outline. Tapi, entahlah, seperti ada dorongan buat pending dulu keduanya. Hahaha.

So, saya mau nulis lagi-lagi tentang konten.

Mengapa lagi-lagi konten?
Karena banyak orang yang sebenarnya tahu betapa saktinya si konten ini, TAPI somehow, nggak tahu bagaimana meramunya hingga kemudian bisa matang dan menjadi konten yang layak dibaca.
Tentu saja hal ini penting kalau kamu memang pengin artikel kamu dibaca oleh banyak orang lho ya. Kalau kamu lagi-lagi berkilah, bahwa kamu ngeblog untuk diri sendiri, dibaca sendiri, nggak peduli orang mau baca atau enggak, ya ... silakan skip saja :))


Make it fun to read.


Kalau kamu merasakan hal yang sama dengan yang baru saja saya sebutkan itu, saran saya cuma satu: try to put yourself in your blog reader's shoes. Posisikan dirimu sendiri sebagai pembaca blog kamu, tanpa tendensi tertentu. Coba untuk menyingkirkan berbagai pamrih dan kebutuhan ego, dan anggap diri kamu berada di satu blog MERELY karena ada informasi yang pengin kamu dapatkan.

Mengapa begitu?

Logikanya begini.
Dengan berbagai etika gawul di dunia blogging, yang kamu harus blogwalking demi silaturahmi, kamu harus komen karena postinganmu sudah dikomen, kamu harus datang karena sama-sama ikutan lomba dan mengharapkan kamu juga akan balas didatangi, kayaknya kepuasan membaca dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan itu jadi agak bias.

Eits. Sebentar. Sebelum saya dinyinyirin, please ya, jangan salah mengerti. :))) Saya bukan bilang, hal itu buruk, hal itu salah. NO. Enggak ya. Saya hanya berusaha membuat kita untuk fokus saja pada satu perkara, yaitu bahwa namanya saja ini dunia informasi ya. Tekniknya saja namanya teknik informatika. Teknologinya namanya teknologi informasi. So, pastinya yang kita cari ya informasi. Betul?

*lalu ada suara Ipin bilang, "Betul betul betul!"*

Perkara gawul menggawuli, itu mah silakan saja. Orang nyatanya hal tersebut juga kita perlukan, juga penting. Hanya saja, keperluannya lain. Konteksnya lain.
So, let's focus on information that we need aja untuk kali ini.

Nah, kembali ke perkara informasi.

Saat saya sendiri sedang berburu informasi, tentunya saya akan mengandalkan Google. Masukkan keywordnya dan lalu ... voila! Berbagai search result muncul. Yang pertama akan saya klik, tentu saja adalah yang ada di peringkat pertama.

Dan, kemudian, apakah selanjutnya saya terus baca sampai akhir atau enggak, itu tergantung si konten. Betul?


Baca juga: Bagaimana Cara Menulis 100 Kata Pertama yang Ajaib Agar Orang Mau Terus Membaca Artikel Kita 


Dan, so far, saya akhirnya punya 5 jenis konten yang pada akhirnya bisa memuaskan nafsu haus akan informasi saya, and they are:

1. Konten yang mampu menjawab masalah saya dan memberikan informasi yang lengkap

Image via Awe Branding

Saya mencari informasi tentunya karena saya punya masalah, atau saya punya pertanyaan yang memerlukan jawaban. Sesimpel apa pun itu. Sesimpel masalah, bagaimana cara membuat path daily. Atau masalah menemukan quote yang tepat buat opening artikel. Atau bagaimana memperbaiki ini dan itu. Atau di mana servis laptop yang buka di hari Minggu yang lokasinya dekat dengan rumah.

Intinya, saya punya masalah, dan saya butuh informasi.

Meski masalah saya simpel, tapi yang saya butuhkan bukanlah artikel apa adanya. Saya butuh artikel yang bisa menjawab permasalahan saya secara lengkap, dan membantu saya memecahkannya.
Biasanya yang saya lakukan adalah scanning dan fast reading dulu, baru kemudian saya akan membacanya kembali dengan saksama kalau memang artikel tersebut saya nilai bisa menolong saya.

Paling sebel kalau saya sudah susah-susah membaca artikel, eh, ternyata segitu doang. Artikelnya kentang, nanggung. Nggak memberikan jawaban yang saya cari.

Ibarat puzzle, banyak hal yang seharusnya dijelaskan, tapi kok nggak ada.
Ya gitu deh, kentang.

Dalam mencari informasi sendiri, saya juga selalu scanning. I don't like wasting my time untuk membaca hal-hal yang nggak saya butuhkan, atau nggak penting buat saya. Iya, saya sebagai pembaca memang seharusnya egois kan? Penulis boleh menuliskan apa saja terserah mereka, tapi buat saya yang penting ya, informasi yang bisa saya dapatkan. Apalagi kalau konten atau informasi tersebut nggak saya peroleh dari tempat lain.
Udah deh, saya pasti akan ngendon lama :)

2. Konten yang 'berbicara' pada saya

 

Image via Limk

Saya suka konten yang seakan-akan penulisnya sedang ngomong sama saya saat memberikan informasi.

Bukan konten yang menggunakan bahasa baku banget, juga bukan konten yang bikin saya mengernyitkan dahi saat membacanya karena terlalu banyak huruf-huruf berjejer nggak jelas yang nggak ada maknanya.

Bahasa yang baku banget, bikin saya ngantuk bacanya. Semacam baca diktat kuliah, atau buku pelajaran. Nggak bikin asyik.
Konten yang sekadar huruf-huruf berjejer tanpa makna aka bahasa 4l4y bikin saya kayak lagi memecahkan kode-kode rahasia. Informasinya belum saya dapatkan secara maksimal, malah udah puyeng duluan.

Untuk dua tipe di atas, yamonmaap ni ya, saya skip.

Saya suka membaca konten yang bikin saya merasakan sesuatu, layaknya orang yang lagi ngerumpi. Saya bisa ikut ketawa, saya bisa ikut sedih kalau memang sedih, hanya dengan membaca tulisan. Saya bisa seneng karena nambah pengetahuan, juga menambah value diri saya sendiri.


Baca juga: Bagaimana sih Konten yang Bagus Itu? Coba Simak Apa Kata 13 Top Content Creators Ini!

 

3. Konten yang tidak membuat saya lelah saat membacanya



Bandingkan format kiri dan kanan. Kamu lebih suka baca yang mana? Saya sih lebih betah baca yang kanan.

Ada beberapa hal yang bisa membuat pembaca artikel lelah, di antaranya:
  1. Konten yang hingga paragraf kedua dan ketiga belum juga masuk ke dalam inti topik pembahasannya.
  2. Konten panjang tanpa variasi format, hingga berkalimat-kalimat dalam satu paragraf, tanpa dibikin indent, atau pemisahan, atau jeda.
  3. Konten kopasan, yang sudah saya baca di banyak tempat lain, hanya domainnya saja yang beda-beda.
  4. Konten yang nggak fokus pada inti masalah yang sedang dibahas, kebanyakan ilustrasi cerita yang nggak terlalu relevan. Semacam mau lucu, tapi malah jadi garing. Lebay. Hahaha. Agak subjektif sih ini emang ya. But, semoga maksud saya tertangkap sih.
  5. Konten yang kebanyakan drama, tanpa memberikan nilai tambah buat saya. Konten baper, bikin emosi berlebihan, .... Memang sih, supaya membuat konten kita 'berbicara', kita harus menyelipkan emosi kita di sana sini. Tapi ya nggak usah lebay juga. Secukupnya saja. Harus pas! Kelebihan? Bikin lelah. Yang penting nih ya, penulis boleh punya ego tinggi. Tapi, percayalah, pembaca itu punya ego lebih tinggi ketimbang penulis ;)
Intinya, kita sebagai penulis, boleh dan berhak menulis apa saja terserah kita. Pembaca, juga boleh dan berhak memilih bacaan yang mereka suka dan butuhkan. Saat pembaca nggak suka, dia boleh banget untuk segera pergi dari tulisan kamu dan memilih tulisan yang lain. Saat pembaca lelah, ya dia boleh 'istirahat' untuk tidak lagi mengunjungi blog kamu kan?

Ya gitu deh, logikanya.

4. Konten yang variatif


Image via Linkedin Business

Saya ini adalah tipe manusia kinestetis, yang cenderung ke visual. Saya akan gampang tertarik untuk melihat sesuatu secara visual lebih dulu, baru kemudian membacanya.
Untuk buku pelajaran pun, saya suka yang gambarnya banyak.
Meski saya juga bisa betah baca novel. Tapi biasanya memang saya lebih suka novel yang deskriptif, sehingga memungkinkan saya untuk mengimajinasikan apa yang ada dalam cerita.

Menurut survey data, 80% orang memang lebih cenderung mampu mencerna dan tertarik pada visual. Karena itu, zaman sekarang konten juga berkembang nggak cuma tulisan. Tapi juga ke visual; gambar berteks, infografis, meme, komik, video, dan lain sebagainya.

Tapi visual ini menurut saya, terutama dalam konteksnya dengan blogging, masih merupakan pelengkap dari tulisan. Bagaimanapun, Google mengindeks berdasarkan tulisan, bukan visual. Google masih belum bisa membaca gambar. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengoptimasinya, dengan menambahkan image title, image alt title endebre endebre itu.

So, tetaplah konten bergantung pada tulisan ya. Namun, yang bervisual akan lebih disukai. Lebih saya sukai juga. Saya lebih betah bacanya.

5. Konten yang tidak membuat saya terdistraksi

 

Image via Limk


Ah, yang ini, mungkin akan banyak yang tersindir nih :))

Saya akan dengan cepat pergi dari sebuah blog atau web, yang dateng-dateng udah langsung disuguhi dengan lebih dari satu popups. Udah gitu, popups-nya ngiklanin web atau hal lain yang nggak ada hubungannya dengan informasi yang saya butuhkan.

Popups, terutama yang menawarkan untuk subscribing blog atau web, memang sudah terbukti cukup efektif untuk menjaring subscriber. Ini sangat menguntungkan buat kamu yang sedang mengembangkan ecommerce, atau setidaknya blogging for ecommerce. Atau blogging untuk jual jasa. Yeah, semacam itulah ya.
Tapi, tolong dong, jangan lebih dari satu popups untuk satu blog. Ada sih pakar blogging luar yang menyarankan nggak boleh lebih dari tiga popups buat satu web. Tapi buat saya, satu itu sudah banyak :))) Nggak tahu Mas Anang.

Sudah popups banyak, iklan bling bling tersebar merata di seluruh penjuru laman artikel. Hadeh ...
Iya, saya tahu. Itu adalah usaha si pemilik blog untuk mendapatkan penghasilan. Ngerti banget kok saya. Toh kalau memang kontennya benar-benar saya butuhkan, dan saya nggak bisa menemukannya di lain tempat, ya saya biasanya betah-betahin aja bacanya :)))

Makanya, konten jenis ini saya taruh terakhir di list saya ini. Karena sebenarnya bikin saya nggak fokus ke isi artikel, malah jadi keganggu sama semua bling bling, tapi saya butuh informasinya. Ya, jadinya antara suka sama nggak suka deh. Hahaha. Love and hate relationship. Halagh.

Makanya harus pinter-pinter naruh iklan. Lalu, 'paksa' si pembaca untuk tetap mau baca dengan konten yang nggak bisa ditemukan di tempat lain. Kalau enggak, yasolongbabay.
Ini juga berlaku untuk segala macam jenis iklan, paid post, affilate .... Name it.


Baca juga: 11 Situs Berkonten Viral Ini Bisa Banget untuk Referensi Menulis


Nah, itu dia beberapa jenis konten yang saya suka. Kemungkinan besar sih juga akan disuka oleh orang pada umumnya.

Kamu sendiri, jenis konten seperti apa yang bikin kamu betah baca?
Share
Tweet
Pin
Share
36 comments
Kuasai tools ini supaya kerja lebih lancar


Menjadi seorang freelancer itu harus siap untuk selalu mempelajari hal baru setiap waktu. Kalau enggak? Ya, nggak akan maju deh.

Hal baru seperti apa?
Ya umpamanya, seorang penulis konten aja deh yang jadi contoh ya. Kadangkala diminta untuk menulis hal-hal di luar lingkup wawasannya sekarang. Jadi harus riset, harus interview. Mau nggak mau jadi harus paham apa yang ditulisnya.

Itu baru soal yang ditulis.
Bagaimana dengan hal lain-lain? Terutama untuk alat bantu menyelesaikan tugas sih, kalau menurut saya. Yes, tools.

Sejauh pengalaman saya, ada 5 online tools yang setidaknya harus dikuasai oleh seorang freelance content writer demi sempurnanya tugas. Halagh.

1. Tools untuk kontak-kontakan dengan klien

 


Ada yang belum bisa email-emailan?
Ini kayaknya tools utama yang harus dikuasai oleh para freelancer ya. Mau pakai gmail atau yahoo atau email yang lain sih terserah. Yang penting, kalau mau jadi freelancer zaman sekarang aneh banget kalau sampai belum punya email.

Tools kedua yang harus kamu kuasai untuk kontak-kontakan dengan klien adalah tools yang bisa buat ngobrol real time. Misalnya seperti Skype atau Facetime untuk Mac, yang selain bisa buat chatting juga bisa buat video call. Jangan Yahoo Messenger ya! Soalnya udah bangkrut. :D
 Yah, minimal harus punya WhatsApp, Telegram, atau BBM deh. SMS aja nggak cukup ya, cyinnnt. Telepon mahal. Heuheuheu.

Perkembangan online tools jenis ini pesat banget. Jangan kaget kalau sewaktu-waktu kamu ditanya apakah punya tools tertentu yang belum pernah kamu dengar ya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah terus kepoin aja langsung.

2. Tools untuk kolaborasi atau brainstorming bareng

 

Trello - Tools untuk brainstorming bareng

Tools yang ini termasuk baru buat saya lho.
Selama ini kalau saya ada ide-ide untuk dibicarakan dengan klien, selalu hanya melalui chat atau email. Ternyata juga bisa melakukan brainstorming dengan tools online begini.

Dari hasil penelusuran, ada beberapa online tools yang bisa kita gunakan nih. Ada Basecamp, Slack, dan Asana.

Yang baru saya coba adalah Trello. Tapi saya juga belum banyak sih uliknya. Baru sekadar lihat-lihat, gara-gara di-invite oleh editor konten klien. Trello memungkinkan kita untuk menulis ide-ide atau mengupdate apa pun dalam boards yang disediakan. Sistem kerjanya kayak kita nempelin post-it gitu di board brainstorming di kantor. Kayaknya saya harus mempelajarinya lebih jauh, karena aplikasi ini keren banget. Oh ya, katanya ada apps-nya juga di Android.


Baca juga: 4 Cara Brainstorming yang Dapat Menghasilkan 100 Ide Artikel dalam Waktu Singkat

3. Content Management Systems

 


Ada klien yang meminta kita untuk mengirimkan artikel yang sudah kita tulis via email ke mereka, dan kemudian mereka yang akan nge-post. Tapi kadang seorang content writer bisa juga diminta untuk ngepost sendiri di web klien, yang kemudian dimoderasi oleh admin. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan kita mengoperasikan beberapa CMS, atau Content Management Systems.

Yang paling jamak dipakai biasanya adalah Wordpress. Ah, dia nih emang CMS sejuta umat yah. Beberapa web memang memodifikasi Wordpress sesuai kebutuhan masing-masing sih. Tapi tetep, basic-nya sama. So, meski nggak suka Wordpress, nggak boleh nolak kalau sewaktu-waktu ada klien yang meminta kamu posting langsung di sana ya.

Saya rada jarang menemui web besar dengan CMS blogspot. Bisa juga dengan CMS Joomla. Rocking Mama sendiri punya tim development web yang mengembangkan sendiri CMS-nya. Meski ngembangin sendiri, sudah dipastikan user-friendly. Gampang dipakai.

Siap-siap saja, menemukan bentuk dasbor-dasbor baru kalau mau jadi content writer. Saya sendiri selalu excited kalau mengeksplor CMS baru. Hahaha. Semua fitur dicobain.


4. Media Sosial

 


Nah, kalau kamu mau di-hire sebagai content creator untuk media sosial, ya kamu tentunya harus menguasai berbagai platform media sosial. Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Snapchat, Line ... apa lagi?

Nggak cuma media sosialnya, tapi kamu sepertinya juga harus menguasai berbagai aplikasi pendukung manajemen media sosial, seperti Hootsuite, Tweetdeck, Buffer, Timely, dan lain sebagainya.

Nggak cuma media sosial klien, buat kamu sendiri juga perlu tuh punya media sosial. Seorang freelancer kan harus terus 'menjajakan' diri kan ya? Doh. Istilahnya. Bahahaha.
Ya, gimana lagi harus 'menjajakan diri' kalau nggak lewat media sosial hari gini?


Baca juga: [Guest Post] Ini Dia 4 Tipe Social Media Junkies. Kamu Termasuk yang Mana?


5. Tools untuk invoicing

Invoicely - Format invoice-nya profesional banget.

Nah, bagian akhir dari sebuah tugas tentu adalah nagih. Iya kan?
Biasanya saya sih nagih ya via email, tinggal kirim saja invoice dalam bentuk words atau excel, diattach ke email. Beres.

Tapi ternyata ada yang online tools-nya lho buat invoicing ini.
Ada Freshbooks atau Invoicely.

Yang Freshbooks itu berbayar, ada 30 hari free trialnya sih. Sedangkan Invoicely itu free. Yang sudah sempat saya ubek sebentar adalah Invoicely. Cukup user friendly sih. Kita bisa bikin database klien di sana, terus kirim invoice ke email klien langsung. Wih setelah dicoba-coba keren juga yak, invoice-nya. Berasa business woman beneran. Hahaha.

(((Berasa business woman beneran)))


Nah, tuh. Jadi itu online tools yang bakalan berguna banget buat dipelajari penggunaannya oleh freelance content writer seperti kita.

(((seperti kita)))

Iya, iya. Seperti saya.
Ya, barangkali ada yang butuh juga kan :D

Ada yang punya rekomendasi online tools lain?
Sila ditambahkan di kolom komen yak!

Share
Tweet
Pin
Share
25 comments
Yuk, tinggalkan komen yang memberi nilai tambah bagi blog kita sendiri!


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang beberapa tipe artikel yang bisa mengundang banyak komentar. Kalau belum baca, sila bisa dibaca di sebelah sini ya.

Komen, atau komentar, memang kadang menjadi 'segalanya' buat para penulis terutama penulis blog ya. Ada yang bilang komentar itu sebagai tanda silaturahmi. Ada yang bilang komentar jadi tolok ukur keberhasilan kita dalam menulis, kalau komennya sedikit terus jadi baperan. Uhuk. Ada yang bilang komentar bisa jadi kritik buat tulisan kita. Dan sebagainya.

Memang dari awal saya ngeblog dulu, sekitar tahun 2006, komentar memang jadi semacam convo dan menjadi tanda persahabatan antar para blogger. Adalah wajib bagi seorang blogger untuk saling berkunjung dan berkomentar, meski komen 'nyampah', begitu mereka menyebut komen-komen OOT nggak penting. Hahaha. Saya jadi ingat, bahkan saya pernah ngasih award ke seorang teman blogger gara-gara dia komen nyampah sebanyak 10 komen dalam satu postingan :))) Ampun banget dah. Dan, setelah ngecek, ya ampun, postingan itu masih ada, saudara-saudara! Coba lihat di sini. Nggak penting banget deh, ya, dulu ngeblognya. Bahahaha.

Tapi entahlah ya, yang kayak gitu justru ngangenin banget ya. Nulis tanpa aturan, mau ngomen tanpa aturan.

Ah, pada akhirnya, zaman juga berkembang. Mau nggak mau kita juga menyesuaikan kemajuan dan perubahan. Bagaimanapun, meski ini sepele, kemampuan beradaptasi kita sebagai netizen ya diuji lagi oleh waktu. Tsah. Sekarang saya juga malu kalau baca-baca postingan di blog alay saya itu. Tapi ya nggak apalah, itulah jejak-jejak saya pernah muda. *gubrak!*

Anyway, setelah beberapa saat mengembara di dunia perbloggingan, akhirnya saya sampai di tahap hasil observasi soal tinggal meninggalkan komen ini. Yep, akhirnya saya menyadari ada beberapa hal mendalam tentang komen-komen ini, dan seberapa besar pengaruhnya bagi si pemilik blog yang ditinggalin jejak.
Yuk, coba kita lihat aja, hasil observasi saya ini.

Apa sih manfaat meninggalkan komen bagi blogger?

Ternyata banyak manfaat ninggalin komen di artikel lain.

Iya, kenapa sih mesti ninggalin komen di blog lain? Meski bukan merupakan hal yang absolut, tapi ternyata komen-komen di blog telah dipercaya membawa manfaat-manfaat berikut ini untuk para blogger.

1. Membangun branding


Semacam mengenalkan diri sebagai seorang blogger, maka seseorang akan meninggalkan komen di artikel blog milik orang lain. Harapannya tentu saja, kemudian blognya dikunjungi balik. Namanya dunia yang 'tak kasat mata', kalau nggak memperkenalkan diri, mana kelihatan? Salah satu cara memperkenalkan diri di dunia blogging, ya dengan berkunjung ke blog lain lalu tinggalkan komen sambil memperkenalkan diri. Iya nggak?

Leaving comments gets you seen.
Leaving good comments can make people pay attention.

Bener nggak tuh?
Meski sebenarnya, leaving bad comments juga akan menarik perhatian sih. Tapi perhatian yang berbeda. Haha. Tinggal kamu aja mau bentuk perhatian yang seperti apa. Di situlah branding bagi blogger.

2. Menunjukkan 'kemampuan' kita


Apalagi kalau komen di artikel yang memang sesuai dengan niche atau passion kita. Diskusi panjang kan bisa kemudian terjadi. Antara si penulis artikel dan kita sebagai komentator. Kalau diskusi tersebut dinilai sangat bermanfaat, pasti kamu akan dikenal sebagai 'sang expert'. Iya kan?
Ini juga bisa jadi branding untuk kita kan?

3. Menambah kenalan


Kadang kita juga mendapat visitor blog baru yang entah dari mana tahu blog kita. Ternyata dia melihat komen kita di blog lain. Yang kayak gini dulu sih iya banget, karena dulu belum ada komunitas blogger, belum ada Facebook, belum ada Twitter. Cara kenalan dan tahu blog lain, satu-satunya, ya lewat komen kalau kita blogwalking.
Dan, saya kira, hal ini masih terus ada sampai sekarang. Kenalan karena sama-sama komentar di satu blog tertentu.

4. Menambah traffic


Dan sebagai 'konsekuensi' atau anggaplah 'hadiah' dari komen kita, kalau memang komen kita bagus dan menarik perhatian, maka blogger lain pun akan penasaran dan kepo. Jadilah mereka berkunjung ke blog kita.
Nah, ini juga bisa berlaku untuk komen yang nggak bagus juga sih. Tapi tahu kan ya, bentuk kekepoannya akan berbeda. Hehehe.
So, kalau mau dikepoin orang, jangan kasih komen setengah-setengah. Bagus sekalian, atau jelek sekalian. Hahahaha. Iya nggak? *dikeplak*

5. Mendapatkan ide postingan


Saya sering nih, karena komen jadi lahirlah artikel baru. Dari artikel baru, ada komen, kemudian lahir artikel baru lagi yang lain. Nggak hanya komen-komen yang ada di blog sendiri. Komen-komen di blog lain pun, sering bisa memicu ide. Makanya kalau saya jalan-jalan, kadang saya juga scrolling komen-komen yang ada, terutama kalau topiknya menarik.


See?
Memang banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari meninggalkan komentar di blog lain. Hmmm, ada satu masalah ding. Ya itu tadi, kalau kamu malah akan menghancurkan image blog kamu sendiri dan juga identitas blogger kamu kalau kamu nggak mempergunakan kesempatan tersebut dengan benar. Contohnya, kalau kamu melakukan hate speech dalam komen kamu, atau ngebully dengan komen kamu.

Iya, catat ya.
Meski kita nggak pernah menulis status atau artikel yang menyerang, tapi kalau kita suka ngomen offensive, itu juga akan menghancurkan reputasi kita sebagai blogger.

So, leaving comments haruslah seefektif mungkin, sebisa mungkin menambah value diri kita sendiri, terutama harus juga mendukung performa blog kita. Percuma kita branding sana sini, bikin niche, lalu share media sosial, kalau ternyata kita nggak pintar kasih komentar kan?

Lalu, gimana caranya bisa kasih komen yang efektif sekaligus bisa mendukung performa blog kita sendiri?

Here are some do's and dont's, bagaimana meninggalkan komen di blog lain


Do's

 

Lakukan!

1. Komenlah sesuai dengan topik bahasan artikel yang kamu baca


 Sebaiknya, dan sebisa mungkin, hindarilah komen OOT atau Out of Topic. Jika kamu mau bertanya tentang hal yang nggak berhubungan dengan isi artikel, hubungi si blogger via japri. Email, atau Twitter, atau Facebook, whatever. You have to look professional, kalau kamu pengin dianggap serius. Betul? Kalau enggak, ya nggak apa juga. Hahaha. Berarti nggak perlu dianggap serius juga kan? :) Simpel.

2. Pertamax! 


Ah, saya dulu paling seneng kalau bisa ngomen pertama kali di postingan orang. Selain kesempatan buat teriak, "Pertamax!" *Iya, nggak penting banget. Tapi beneran deh, bisa mengalahkan sesama pemburu pertamax lain itu sangat menyenangkan!", biasanya si penulis artikel juga lebih memperhatikan komen yang pertama datang ketimbang komen ke-121, misalnya. Udah capek, bo', baca komen yang panjang dan banyak. Ehehe. Itu kalau komen di blog seleblog. Tapi saya sendiri juga selalu lebih perhatian ke komentator pertama sik. Hahaha. Saya anggap, dialah yang paling tertarik dengan postingan saya. Padahal ya, belum tentu juga komentator kelima, keenam dan seterusnya nggak setertarik itu kan ya? Tapi ya gimana ya. Nggak bisa dihilangkan deh, rasa itu.

3. Tinggalkan komen dengan antusias


"Nice post."
"Artikelnya bagus."

Hu um. Makasih ya.
... and that's it.

Kira-kira orang bakalan kepo nggak sama si komentator?
Kayaknya sih enggak ya.

Beda kalau seperti ini misalnya.
"Mbak Carra, saya juga suka nulis flashfiction. Coba nulis, tapi kayaknya butuh latihan lagi deh. Punya rekomendasi nggak, di mana saya bisa baca-baca flashfiction yang asyik? Yang bisa kasih saya contoh, flashfiction yang bagus? Saya pengin nulis bagus."

Oh, pasti bikin saya kepo sama blognya deh :)))
Itu sekadar contoh loh ya. Yang paling gampang hahaha. *tutup muka. Isin.*

Maka, tinggalkan komen dengan antusias. Kelihatan kok meski hanya sekadar satu kalimat doang mah. Percayalah.

4. Say what you want to say


Nggak usah memaksakan diri untuk selalu komen juga, itu kalau saya pribadi. Komenlah pada hal yang memang harus dikomenin, yang pantas dikomenin. Tulis apa yang kita pikirkan saat membaca artikel. Tanyakan apa yang ingin ditanyakan. Kalau ada yang kurang setuju, ya tulis saja dengan baik.
Kecuali kalau saya nggak setuju banget, biasanya saya malah diem sih. Hahahaha.

Itu kalau saya. Ketimbang saya hanya komen ala kadarnya sih.

Intinya, say what you want to say on comments.

5. Tentang link hidup


Beberapa blogger menyatakan nggak suka kalau ada link hidup 'mampir' di kolom komen artikel blognya. Blogger lain, yang gemar meninggalkan link hidup, bilang blogger yang begitu itu belagu.

Hmmm, pendapat saya seperti ini.
Link hidup di kolom komen will hurt blog di mana kamu tinggalin link hidup tersebut. Kadang satu artikel blog saja sudah dipenuhi dengan link hidup ke website lain, kalau artikel tersebut merupakan pesanan. Kalau kamu meninggalkan link hidup ke blog kamu di kolom komen, ini akan menambah 'beban' bagi si pemilik blog. Sudah tahu kan, kalau Google strict banget dengan link keluar dan masuk dari dan ke blog kita? Link keluar dan masuk ini sangat bikin peringkat ini itu blog kita jadi sangat peka.

So, kalau kamu mau meninggalkan link blog kamu, kan sudah disediakan di identitas komentator. Ada kan, kalau mau nulis komen terus kita harus ngisi juga nama, email, dan juga link website? Nah, di situlah seharusnya kamu meninggalkan link blog kamu.

Kalau memang sangat terpaksa sekali kamu harus meninggalkan link hidup di kolom komen, pastikan ada hubungannya dengan artikel yang kamu komenin.
Misalnya nih, ada artikel yang sedang mengupas satu masalah dalam ngeblog. Kebetulan kamu pernah menjawab permasalahan yang ditulis oleh blogger tersebut di blog kamu, dan kamu rasa artikel tersebut bisa membantu si blogger. Ya, nggak ada salahnya juga, kamu tinggalkan link hidup menuju artikel blog kamu.
Yang kayak gini justru helpful.

Atau kalau di giveaway, kan kamu diminta untuk menyetorkan link di kolom komen. Ya, sudah. Lakukan saja.

So, what you have to do?
Tinggalkan link pada tempatnya.

Dont's

Jangan lakukan.


Setelah beberapa hal yang bisa kita lakukan saat meninggalkan komen di blog lain, sekarang saatnya tahu apa saja yang jangan sampai dilakukan saat kita ngomen di postingan orang.

1. Spammy self promoting


Ada komentator yang disebut sebagai 'spammy self promoter'. Yaitu, mereka yang meninggalkan komen tidak manusiawi. Spammer.
Biasanya adalah para tukang obat, tukang jualan ini itu, tukang promosi, yang nggak menggunakan nama asli yang jelas.

Beberapa blogger memang membiarkan saja para spammy self promoter ini ngomen di blognya, tapi sebagian blogger lain dengan senang hati akan menghapusnya. Termasuk saya. Hahaha.

Ya, buat apa saya simpan komennya? Kadang juga nggak nyambung. Kalaupun nyambung kok ya, saya nggak suka liat identitasnya. Apalagi kalau kemudian meninggalkan link hidup yang nggak ada hubungannya sama artikel. Coba, buat apa disimpan? Mbok saya dibujuk buat nggak hapus :))

So, ini adalah hal yang jangan sampai kita lakukan ke blog lain ya :)

2. Bullying


Perlukah ini saya jelaskan?
Sudah tahu kan ya, efek bullying pada diri sendiri? Kayaknya aja itu menguntungkan kita. Tapi sebenarnya enggak.

Lagipula, segala sesuatu bisa kok diurus dengan baik-baik kan? Bisa ditulis dengan baik.

3. Komen satu dua kata


Ini seperti yang saya jelaskan di atas. Tentang komen "Nice post.", atau "Artikelnya keren, Gan."
Ya kalau yang lain mau gitu ya biarin sajalah. Kembali ke diri kita masing-masing ya.

Tapi kayaknya kok ya nganu ...

4. Komen sebelum baca


Yang ini juga nganu ...
Ah, masih perlu ya, ditulis kenapa kita harus membaca dulu artikelnya baru komen?

5. Anonymous


Oh ...
... zzzZZZzzz ...
*molor*

Hanya satu kalimat aja sih.
If you want to say something, don't hide!

To blog is ...?

So, gimana nih dengan habit ngomen kamu?
Adakah masalah selama ini? Pernahkah kamu meninggalkan komen di blog lain, dan kemudian merasakan manfaatnya? Atau, malah kerugiannya?

Share ya, di kolom komen :)
Share
Tweet
Pin
Share
70 comments
Editing perlu juga dilakukan oleh seorang blogger


Kadang, saat kita sudah susah-susah menggali ide, dan kemudian menuliskannya di blog, kita merasa bahwa tugas kita sudah selesai. Ya paling-paling yang kemudian kita lakukan adalah menambahkan konten-konten tambahan yang perlu, seperti konten visual ataupun video kan ya?

Benarkah tugas kita sudah selesai sebagai seorang penyampai pesan?
Apakah benar-benar sudah puas dengan hasil tulisan kita?

Sering kejadian nggak, setelah publish dan dibaca lagi, lho, ternyata banyak kesalahan tulis. Terus setelah dibaca oleh orang lain, lho, ternyata kok orang tersebut menanyakan hal yang seharusnya ada dalam tulisan kita? Setelah dicek, oh iya, ternyata ada satu bagian yang terlupakan dan terlewatkan.

Saya sih cukup sering. Meski saya mostly selalu membuat kerangka pikiran atau outline, kadang ada saja yang rasanya kurang dalam tulisan yang sudah saya buat.
Saat itulah, self editing diperlukan.

Yep, self editing nggak cuma bisa dilakukan kalau kita menulis buku saja, tapi juga artikel online semacam artikel blog atau media online lain.

Editing bukan pekerjaan gampang. Karena itu fee seorang editor juga mahal :)) Diperlukan ketelatenan, kesabaran dan ketelitian luar biasa untuk bisa mengedit suatu tulisan. Editor (ini lagi-lagi buat saya pribadi) bertindak sebagai banyak peran; sebagai pembaca, dia akan mengecek apakah tulisan kita bisa dipahami, sebagai  spelling dan grammar police, dia akan membenarkan tulisan kita agar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Selain itu dia juga akan mengecek flow tulisan kita.

Nah, kalau di penerbitan atau media online, memang ada editor yang bertugas membuat tulisan kita lebih baik, lalu bagaimana di blog? Ya, harus diedit sendiri. Dan 'pekerjaan' blogger yang menjadi penulis sekaligus editor itu sebenarnya berat banget lho. Sudahlah berfungsi ganda, selain itu kita juga harus mencari kesalahan kita sendiri. Percayalah, itu susah.

Self editing biasanya memang lebih banyak dilakukan pada scanning kesalahan tulis atau typo, tapi lebih dari itu, jika pengin tulisan kita benar-benar matang dan detail, ada baiknya kita melakukan self editing lebih dalam lagi. Karena, ya mungkin ini saya pribadi sih, saya selalu pengin bisa menghasilkan tulisan yang bagus, yang mendalam, mendetail, runut, sehingga orang lain bisa dengan mudah menangkap pesan yang ingin saya sampaikan.

Namun, saya pikir, self editing untuk artikel blog oleh seorang blogger tentulah nggak serumit editing untuk buku, atau yang sering dilakukan oleh editor  profesional lainnya  Nah, untuk memulai self editing, ini ada sedikit tip simpel bagaimana melakukan self-editing, yang saya tulis berdasarkan sedikit pengalaman nge-proofread beberapa buku yang sudah-sudah.

Heuuuu ... karena cuma berdasarkan pengalaman yang masih seuprit, tolong dikoreksi ya, kalau ada salah ^^

8 Langkah Self Editing


Edit! Edit!


1. Jangan menulis, sambil mengedit

Saat kamu menulis artikel, just write away. Tuangkanlah semua yang ada di pikiran.
Sudah selesai?
Beristirahatlah! 5 menit, 10 menit, 15 menit. Ambil minum, ambil camilan.
Kemudian kembalilah ke tulisan kamu, lalu baca lagi dari awal.

Baca juga: Ini Dia 7 Tipe Artikel yang Biasanya Banyak Mendapatkan Komen dari Pembacanya 

2. Bacalah tiap kalimat secara berulang-ulang

Untuk membuat kalimat lebih baik, tak jarang kita harus membaca satu kalimat berkali-kali sampai kita mendapatkan esensi kalimat tersebut. Dari esensi ini, kadang kita bisa mengubah kalimat menjadi kalimat yang paling efisien.

Ohiya, kadang saya kalau menemui kalimat yang kelihatannya aneh, atau nggak nyambung, atau ya ... aneh (???), maka saya membacanya dengan suara keras.
Membaca dengan suara yang keras bisa membantu kita memahami letak keanehan kalimat yang sedang kita baca. Kemudian coba pikirkan beberapa alternatif kalimat lain, yang intinya sama, tapi misalnya susunannya diubah. Coba, kalau kalimatnya aktif dijadikan pasif? Atau sebaliknya? Atau mungkin, carikan padanan katanya.

Terutama sih saya mewaspadai kata yang sama disebut sampai beberapa kali dalam satu paragraf, apalagi dalam satu kalimat. Sebisa mungkin saya menghindarinya. Alternatifnya, ya itu tadi, carikan sinonim, atau ubah bentuk kalimat. Atau sekalian bikin paragraf baru saja.

3. Baca draft dalam fokus yang berbeda-beda

Saat ngedit tulisan penulis lain maupun saat self editing, saya biasanya melakukan editing secara bertahap. Scanning typo dalam satu waktu, lalu scanning EBI di waktu lain, kemudian menandai apa-apa yang terasa aneh di kronologis atau urutan bercerita di waktu yang lain lagi.

Juga perhatikan mengenai konsistensi istilah yang dipakai, misal ada 'ia' dan 'dia' dalam satu tulisan. Atau kita pakai 'nggak' di paragraf awal, lalu tiba-tiba ada 'enggak' di paragraf berikutnya. Yang begini sebaiknya diseragamkan.

4. Perhatikan ide utama dan ide pendukung dalam setiap paragraf

Pastikan bahwa dalam satu paragraf hanya mengandung satu ide utama sebagai topik, dan terkandung dalam kalimat topik. Kalimat-kalimat yang lain merupakan kalimat pendukung dari topik tersebut. Atau kalau kamu menulis dalam bentuk listicle ya, pastikan kamu menjelaskan satu permasalahan dalam  satu poin saja.

5. Revisi kalimat-kalimat panjang

Biasanya dalam satu kalimat terdapat paling tidak delapan hingga sepuluh kata. Jika sampai lebih terlalu banyak, berarti kalimat itu terlalu panjang. Apalagi sampai mengandung dua hingga tiga tanda baca koma yang terdiri atas kalimat, bukannya kata. Waaaahh...

Kalimat panjang terasa lebih melelahkan bagi pembaca. Apalagi untuk blog ya. Ketahanan orang membaca melalui monitor, baik itu laptop, gadget atau handphone, itu lebih terbatas ketimbang ketahanan orang membaca misalnya buku atau koran. Jadi, sebaiknya berilah jeda di kalimat-kalimat kamu.

Tapi juga sebaliknya, perhatikan penggunaan kalimat-kalimat yang terlalu pendek dan terpotong-potong tidak pada tempatnya, juga kalimat-kalimat ambigu dan sebagainya.
Kalimat-kalimat pendek yang pemotongannya nanggung, membuat kita juga kayak dientak-entak rasanya. Kurang mengalir juga.

So, sekali lagi, baca dengan suara keras jika kamu merasa ragu-ragu pada satu kalimat.

6. Perhatikan pemakaian katamu

Gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai acuan penulisan kata baku. Ini bisa menggunakan yang berupa apps di Android atau smartphone masing-masing, atau bisa juga ke http://kbbi.web.id/. Saya juga selalu buka-buka tesaurus (kamus sinonim), artikel-artikel EBI, yang bisa diakses secara online. Jika ada kata yang meragukan, langsung deh cek saja ke Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ganti kata-kata yang terlalu banyak digunakan hingga membosankan dengan tesaurus. Cek penggunaan tanda baca yang benar. Nggak boleh malas ya :P

Mengenai pemakaian kata ini, juga bisa banget lho, kalau kamu mau menggunakan kata-kata tertentu sebagai ciri khas kamu. Kayak ada blogger yang selalu menyebut 'ituh' untuk kata 'itu'. Ada yang menyebut 'kek' untuk 'kayak', 'puun' untuk menyebut 'pohon', dan sebagainya.
Yang seperti ini sah-sah saja kok untuk sebuah blog. Blog kan bebas ya. Kalau kaku banget sesuai sama EBI kan jadinya kurang asyik kan?

Tapi tolong ya, tolong. Pikirkan juga para pembacamu ya. Kalau semisal memang mayoritas nggak keberatan, paham, dan tampak enjoy saja membacanya, ya berarti that's ok. Tapi kalau bikin pembacamu kelilipan, ya tolong deh ... diperbaiki.

Saya sendiri menulis di blog ini juga nggak EBI atau KBBI banget kan. Ada beberapa kata slank yang saya pakai karena memang sudah umum dipakai dan dipahami oleh banyak orang. Sepatah dua patah saya juga kadang pakai istilah ngenggris. Bukan buat gegayaan, tapi lebih ke makna di balik kata tersebut. Biasanya karena lebih ngena. Saya juga nggak saklek meng-italic-kan kata-kata asing yang saya gunakan, nggak kayak kaidah bahasa Indonesia yang beneran.

Yah, anggap saja itu bahasa selingkung ala blog Carolina Ratri-lah. Hihihi.
(Gaya selingkung adalah pedoman tata cara penulisan. Biasanya dipunyai oleh penerbit buku tertentu yang memberlakukan gaya yang biasanya berlainan satu sama lain. -Red)

Intinya, saya sebisa mungkin menggunakan kata-kata yang dipahami oleh banyak orang, dan nggak perlu kamus untuk bisa dimengerti. Apalagi kamus alay. Hehe.

7. Bebaskan kemungkinan adanya pelanggaran

Apakah tulisanmu mengandung sesuatu yang 'berbahaya'? Misalnya, seperti pelecehan terhadap pihak tertentu, fitnah, penghujatan, penyudutan dan lain-lain. Carilah orang yang bisa diajak berdiskusi jika kita menulis sesuatu yang sekiranya sensitif.

Meski ya, topik sejenis ini sering kita pakai untuk mengundang kontroversi supaya viral, ada baiknya juga kamu untuk berhati-hati. Pikirkan semua konsekuensinya ya. Jangan sampai menyesal kemudian.

8. Cek orisinalitas

Terakhir, kalau sudah selesai menulis draft, kita bisa cek orisinalitas tulisan kita di Plagiarism Checker di http://smallseotools.com/plagiarism-checker/.
Sampai seberapa orisinalkah tulisan kita? Seharusnya 90 - 100% original.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Tulisan dan Tip Menulis Kreatif buat yang Pengin Mulai

Nah, itu tadi beberapa langkah memulai self-editing simpel yang cocok bagi para blogger yang lebih bebas dan semau gue. Hahaha.
Yah, biarpun menulis 'semau gue' mau juga kan, tulisannya bisa dinikmati banyak orang ya? Pengin juga kan, tulisannya bisa menyampaikan pesan? Apalagi, siapa tahu bisa menang lomba?




Sudah ngedit blog sendiri berkali-kali tapi masih bingung kenapa belum juga menghasilkan? Kadang memang butuh sudut pandang baru dari luar untuk melihat celah yang bisa dimaksimalkan. Kalau ingin tahu apa saja yang bisa ditingkatkan dari blog untuk mulai monetisasi, bisa klik di sini untuk booking sesi konsultasi santai bareng aku.


Share
Tweet
Pin
Share
43 comments
Ide, itu yang paling dicari saat menulis artikel. 11 situs berkonten viral ini bisa membantu.


Saatnya roundup lagiii ...!

Bagi seorang content writer, hal pertama yang terpenting adalah selalu memancarnya ide-ide tulisan secara lancar. Makanya, kita sangat sangat sangat membutuhkan banyak source untuk bisa memancing ide tersebut menyembul dari sel-sel kelabu otak kita (ketahuan deh, fans-nya Hercule Poirot).

Selain untuk source ide, kita juga kan harus membaca kan? Sebagaimana tubuh, otak juga butuh gizi yang didapat dari membaca. Membaca juga nggak harus buku kalau sekarang kan? Bisa dari mana saja. Tinggal gimana kita memilih dan memilah informasi seperti apa yang baik untuk kita dan kita butuhkan. Persis sama kayak makanan kan? Kita bisa memilih, mana yang bergizi dengan nutrisi yang baik, mana yang makanan sampah.
Begitu juga dengan bacaan.

Saya sendiri selalu berusaha memenuhi nutrisi otak, supaya nanti keluarnya juga bagus. So, bacaan yang nggak penting, nggak perlu, nggak bermanfaat, nggak baik untuk otak, ya skip. Akhirnya terkumpullah feed-feed situs-situs yang saya anggap bergizi di Feedly.

Hmmm ... mungkin ada deh lebih dari 50-an feed dari situs-situs terupdate di sana, termasik situs-situs parenting, situs-situs lifestyle, news, dan techno/blogging.

Nah, sekarang saya mau share tentang situs-situs kesayangan saya yang update banget dengan topik yang cukup umum dan biasanya trending. Artikel-artikel di dalamnya bagus-bagus, dan hampir bisa dipastikan selalu viral. Selain itu ya, kalau saya sih, pengetahuannya itu lho. Jadi tahu banyak hal.

Situs-situs inilah yang menjadi "junjungan" saya untuk bisa menggodok ide setiap minggunya untuk menulis. Barangkali kamu juga butuh untuk sekadar brainstorming ide menulis kamu :)


1. Trending Post


http://trendingpost.net/
Trending Post berisi artikel-artikel yang topiknya cukup luas cakupannya, mulai dari News, Lifestyle, Celebrity, hingga Food. Banyak tips dan trik keren bisa ditemukan di sana, dan semuanya cukup inovatif. Sepertinya mereka juga menerima kiriman artikel dari pembaca.


2. Lifehacker


http://lifehacker.com/
Kalau Lifehacker ini, menurut saya, lebih techno dan lebih geeky ketimbang Trending Post. Kata-kata dalam artikelnya juga kadang bikin dahi agak mengernyit karena beberapa ada kata slang dan kata gaul yang dipakai.
Tapi pada dasarnya, topik-topiknya sih lucu dan sangat inovatif. Jarang saya temukan topik sejenis di situs lainnya.

3. About


www.about.com

Situs viral keren selanjutnya adalah About.com. Namanya 'about' ya di situ ada banyak artikel tentang segala sesuatu. Cakupan topiknya lebih luas lagi. Saya selalu mengunjungi web ini kalau membutuhkan sesuatu yang bagus. Misalnya kayak di kategori Style, tips-tipsnya cenderung umum nggak terlalu fashion banget kayak situs-situs khusus fashion semacam fashionista.com misalnya. Somehow, masih masuk akal untuk kita-kita yang awam ini.
Selain itu, para penulisnya punya keahlian di masing-masing kanal yang mereka asuh. So, ya, gimana kita pembacanya nggak trustful dengan kontennya. Iya nggak sih?

4. Instructables


http://www.instructables.com/

Nah, kalau soal per-DIY-an, ini nih situs rekomendasi saya.
Saat memulai Rocking Mama dulu, saya pernah memasukkan kategori DIY dalam salah satu kategori yang pengin saya kembangkan. Tapi ternyata berat ya, karena saya nggak mau menampilkan artikel DIY yang nggak saya coba sendiri. Kan aneh ya, bikin artikel DIY kok nggak do it yourself :))

Ah, pengiiin banget mraktikin yang lucu-lucu di situs ini.

5. WikiHow


http://www.wikihow.com/Main-Page

Nah, ini DIY situs yang lain lagi nih. Dan di sini, bener-bener deh, segala macam howto ada. Dari tutorial komputer sampai berkebun. Dari gimana cara berdoa sampai benerin mobil ada. Dari yang umum sampai yang absurd. Kadang ngekek sendiri. Semacam, ya ampun kayak ginian aja ditulis di WikiHow.
Tapi ya, banyak yang share dan suka ternyata. Hihihi. We never know what people like, huh?

6. Cracked


http://www.cracked.com/

Kalau nyari berita atau artikel seputar dunia hiburan, saya mengandalkan Cracked. Sebenarnya sih kategori lainnya juga banyak. Tapi yang bahas movie ini menarik, karena biasanya disajikan dari cara pandang yang berbeda.
Sayangnya, saya belum nemu yang cocok untuk Rocking Mama ya. Hihihi.

7. Listverse


http://listverse.com/

Nah, ini dunianya listicle. Saya mempelajari bikin listicle, struktur tulisannya dari beberapa artikel yang ada di sini. Kalau bahasannya sih emang rada absurd sih hahaha.
Ternyata orang-orang sonoh suka yang absurd-absurd dan nggak masuk akal juga yeuh.
Saya suka kategori Facts sama Books-nya. Banyak hal baru (meski lagi-lagi banyak juga yang absurd) hihihi. Tapi cukup menghibur lho, cara menulisnya.
Kayak yang 10 fobia yang barangkali pada belum tahu, baru tahu saya kalau ada Pentheraphobia, fear of mother in law. Hahaha. 


8. WatchMojo


http://watchmojo.com/

Yang ini kayak Listverse tapi dalam bentuk video. Yang Top 10 New Action Heroes itu ada Iko Uwais in Honorable Mentions lhooo ... Wuihhh. Tsakeeeep. :D Ada adegan The Raid dengan jelas di sana.

9. Buzzfeed


https://www.buzzfeed.com/
Nah, ini semua orang tahu ya, gudangnya artikel viral. Kalau liat di Buzzsumo.com, hampir seluruh kategori viral didominasi oleh artikel-artikel dari Buzzfeed. Sebenarnya sih alasan viralnya kebanyakan ya karena lucu, tapi kurang memberi insight. Jadi sekadar hiburan banget. Lagian mostly berupa meme atau gif ya, tapi memang lucu.
Doesn't need to be smart to understand pokoknya mah :)) Khas orang-orang penggemar hiburan. Kadang saya juga wandering around sekadar untuk ketawa ketiwi sih di sini. Mayan, penyegaran.

Cuma akhir-akhir ini, bintangnya emang lagi Donald Trump ya. Semua orang ngebully dia. Jadi agak membosankan. Hahaha.

10. Lifehack


http://www.lifehack.org/

Di sini saya menemukan sebaaaagian besar ide menulis saya. Banyak artikel bermanfaat di sini. Dari pernak pernik teknologi sampai keluarga. Feed dari Lifehack selalu menjadi feed pertama yang saya baca di Feedly. Kalau nggak ada yang menarik, baru saya ke feed-feed yang lain.

11. BoredPanda


http://www.boredpanda.com/


Ketimbang Buzzfeed, saya sebenarnya lebih suka artikel-artikel di BoredPanda. Lebih banyak value yang didapatkan oleh pembaca di sana. Banyak hal indah, yang lucu juga banyak, tapi nggak sekadar lucu-lucuan.


Nah, itu dia situs-situs dengan artikel viral yang bisa menjadi referensi. Bukan semata untuk nyontek artikelnya, tapi untuk dipelajari caranya membuat artikel bisa disukai oleh banyak orang, tapi nggak sekadar sensasi doang. Ada sesuatu yang ditawarkan di setiap artikel, yang khas dengan branding dan niche masing-masing situs.

Kalau sudah ketemu struktur dan formulanya, bisa banget lho kita terapkan untuk membuat setiap artikel kita di blog menjadi lebih menarik.

Kamu punya referensi situs lain yang penul dengan artikel-artikel yang viral? Share di kolom komen ya, saya juga mau lihat referensi yang lain.

Selamat menulis ya :)
Share
Tweet
Pin
Share
29 comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Contoh Desain Feed Instagram untuk Portofolio Penulis

Contoh desain feed Instagram bisa jadi pembeda antara akun penulis yang sekadar tampil, dan akun yang benar-benar menarik perhatian.  Di era...

Postingan Populer

  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • Writing Preparation: 19 Jenis dan Tipe Konten untuk Blog Post Ini Bisa Jadi Ide Blog Kamu Biar Nggak Ngebosenin
    Hai! Sebelumnya, saya sekeluarga mengucapkan Selamat Idulfitri ya. Kalau saya pernah salah, atau mungkin saya terlalu sering menyakiti ...
  • Ngeblog itu Gampang! Tinggal Simsalabim, Uang pun Datang!
    Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di web Kumpulan Emak Blogger , repost dengan modifikasi di beberapa tempat.  Blogger, buz...

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose