• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri



DISCLAIMER:
Monmaap sebelumnya. Postingan ini mungkin akan terdengar (terbaca) sedikit narsis dan sombong. Tapi, percayalah, saya nggak bermaksud begitu. Pada akhir artikel nanti, saya harap kamu bisa menyimpulkan bahwa, kalau saya bisa, maka kamu pun bisa melakukannya. Karena saya juga orang biasa. Kamu--saya percaya--juga orang biasa. Apa yang saya lakukan, seharusnya bisa juga dilakukan oleh semua orang.

Dalam beberapa kali workshop, saya sering ditanya, "Mbak, berapa banyak Mbak Carra bisa menghasilkan tulisan dalam sehari?"

Di workshop Asyiknya Menulis Nonfiksi bareng Stiletto Book yang lalu juga ada yang nanya, "Mbak Carra kan ngedit. Terus kalau editan mungkin nggak memenuhi jumlah kuota, Mbak Carra kan harus nutup. Gimana caranya membagi waktu antara editing dan menulis tersebut?"

Dan kemudian, ada komen di artikel yang lalu. Bertanya juga, "Time managementnya gimana siih mbaa caraa kok bisa nulis banyak banget?"

Kalau ada yang nanya langsung secara personal, biasanya sih saya cuma cengengesan. Atau malah mengalihkan topik ke hal lain.

Kenapa? Karena saya jengah sebenarnya ditanya seperti itu. Kek nyombong :))) Pada akhirnya, kalau saya jawab pun, si penanya selalu berakhir dengan tatapan nggak percaya :)))) Saya males dan nggak tahu mesti nanggapin bagaimana. Hahaha. Maafkan.

Tapi kalau di forum, ya terpaksa saya jawab.

Saya sehari ngedit 4-5 artikel. Kalau kuota kurang, maka saya mesti menutup dengan artikel yang saya tulis sendiri. Kadang saya nulis berdasar trending, kadang saya keluarin saja tabungan artikel saya. FYI, saya punya bank artikel yang saat ini sih sudah mencapai 170-an artikel.

Wuah, banyak!!!
Iya. Karena saya dulu bekerja keras "nabung". Sekarang tinggal saya keluarin saja satu per satu, sambil nulis lagi tapi sudah nggak seheboh dulu.

Dulu, saya menargetkan diri saya sendiri untuk menulis 10 artikel per minggu untuk simpanan darurat.

Nah, kan? Pasti sekarang muncul pertanyaan, 10 artikel per minggu? Kok bisa?
Iya, bisa. Pakai strategi dong. Wkwkwk.
Bahkan saya pernah menghasilkan 20 tulisan seminggu :))

Begini cara saya menghasilkan banyak tulisan dalam seminggu

Image via BrainyQuote

1. Sugesti diri


Saya mensugesti diri saya sendiri. Setiap kali saya merasa malas, saya akan daraskan mantra ini.

Ciyeh ... (((daraskan))) ...

"Saya adalah penulis. Saya mau hidup dari menulis. Maka, saya harus menulis setiap hari. Seperti halnya yang jualan angkringan di sana itu. Dia jualan setiap hari, supaya makan. Juga para penyapu jalan, mereka harus nyapu di jalan supaya bisa makan. Saya mau bekerja sebagai penulis, maka saya pun harus menulis setiap hari. Seperti halnya orang kantoran yang kerja setiap hari."

Mantra itu terbukti manjur buat diri saya sendiri. Karena mantra itu, maka saya pun bisa membuat waktu untuk bekerja setiap hari. Bekerja dengan menulis.

Di situlah mungkin bedanya.
Ada yang menulis hanya sebagai pengisi waktu luang. Salahkah itu?
Enggak. Nggak salah sama sekali.
Tapi, ya, beda dengan mereka yang menjadikan menulis sebagai pekerjaan. Saya termasuk dalam "golongan" ini. Saya tanamkan disiplin diri, dan sugesti bahwa kalau saya nggak nulis, maka saya nggak makan.

Temukanlah mantramu sendiri, untuk mensugesti dirimu sendiri agar bisa membuat waktu untuk menulis.


2. Jangan anggap beban


Saat sudah percaya, bahwa pekerjaan saya adalah penulis, maka kemudian jangan jadikan hal tersebut sebagai beban.

Confucius bilang, choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.

Maka demikianlah. Saya sudah memilih pekerjaan yang saya sukai. Maka, saya pun tak menganggapnya sebagai beban.

Harap bedakan dengan "menganggap sebagai beban" dan "bekerja dengan serius".

Saya tak pernah menganggap ngeblog dan menulis sebagai beban, tapi saya sangat serius melakukannya.

Maka kemudian saya pun selalu menikmati setiap proses yang harus saya lalui saat akan menghasilkan tulisan. Tulisan apa pun itu; tulisan di blog, tulisan di media lain; pun tulisan di buku.

Hidup saya itu memang merely about tulisan :)))))



3. Bangun mental penulis


Dari menikmati proses, maka kita pun bisa membangun yang namanya "mental penulis".

Kamu mesti simak cerita Darren Rowse mengenai Mental Blogging. Coba saya capture-kan yah.

Cerita Darren Rowse, founder Problogger.com

Saya baru nyadar kalau yang kayak gitu yang dinamakan Mental Blogging.

Saya juga sering begini. Misalnya nih, yang barusan kemarin.
Jumat siang, saya diminta oleh Bu Pimred penerbitan di mana saya kerja untuk membuat satu tulisan untuk dimasukkan ke dalam naskah buku yang sedang disusunnya. Kebetulan bukunya tentang entrepreneurship. Saya diminta untuk menuliskan pengalaman saya, gimana dari full timer sekarang jadi bekerja dari rumah.

Saya sih menyanggupinya. Apa sih yang enggak buat Bu Pimred, yekan? Uhuk.
Saat saya pulang, sambil nyetir, otak saya otomatis langsung bekerja. Menyusun gambaran tulisan yang akan saya buat tersebut. Saya menyimpannya di otak--kadang dalam kasus lainnya, kalau perlu saya tulis di hape atau notes, ya saya tulis dulu. Minggir dululah kalau lagi nyetir :))

Kadang ya agak gimana gitu. Ngapa-ngapain kok yang dipikir kerjaan. Tapi, ya kalau sudah baca cerita Darren Rowse di atas, kamu pasti tahu deh gimana kondisinya. Karena saya juga persis kek gitu.

Jadi, setiap saat--terutama kalau ada kesempatan buat melamun--secara otomatis otak selalu ke sana. Kadang liat apa di jalan, langsung tersusun juga--secara otomatis--semacam outline bayangan di otak.

Jadi, saat saya bisa menghasilkan 20 tulisan dalam seminggu itu, saya sebenarnya sudah punya tabungan outline matang yang tinggal saya kembangkan saja. Udah tinggal setengah jalan.


4. Petakan prioritas


Tentu saja setiap orang punya prioritas berbeda-beda.
Ndilalah, saya punya keluarga yang selow. Makanan buat mereka nggak terlalu neko-neko. Saya juga nggak terlalu into ke soal masak-memasak. Ndilalah lagi, sekitaran rumah itu banyak warung, yang jualan lauk rumahan. Yang harganya Rp3.000 untuk satu jenis sayur, dan bisa saya pakai makan buat sehari! Malah jauh lebih hemat ketimbang saya beli bahan buat masak. :))) Kadang saya jemput sekolah juga sekalian mampir beli lauk.

Saya nggak wajib masak setiap hari. Tentu saja ada alasannya kenapa kebiasaan kami begini. Dan, mau judge saya ibu nggak bertanggung jawab karena nggak suka masak? Silakan. Saya nggak perlu menjelaskan kan? :))) Nggak relevan. Pokoknya gitu deh.

Saya tahu bahwa mungkin di keluarga lain kondisi ini akan sangat berbeda. Maka, kamu harus bisa mengenali prioritas apa sajakah itu, dan kemudian memetakannya.

Kompromikan dengan keluarga. Capai kesepakatan.

Saya sendiri, kalau lagi ada kondisi tertentu yang harus diprioritaskan ya sama sekali nggak pegang laptop. Tentu saja, pekerjaan sudah saya bereskan sebelumnya. Lalu saya izin sama klien, bahwa saya akan off selama beberapa waktu.

Hanya kita sendiri yang tahu seberapa penting sebuah prioritas, dan kita sendiri juga yang bisa memilah, mana yang harus didahulukan.

Think strategic.

Begitu juga dengan ngeblog.
Coba petakan apa saja kegiatan dalam ngeblog. Misalnya, mesti blogwalking, mesti promosi di media sosial, mesti foto, mesti maintenance, dan seterusnya. Petakan masing-masing kegiatan ini dalam seminggu. Pecah dalam prioritas-prioritas kecil dalam seminggu, misal.
Senin waktunya blogwalking, Selasa buat growing your social media, Rabu buat cari inspirasi, dan seterusnya.

Kamu juga boleh mengurangi prioritas kegiatan ngeblog sesuai kebutuhanmu lo. Misalkan nih, ada yang nggak memprioritaskan blogwalking, tapi memprioritaskan promosi blog. Maka, ia pun minta teman-temannya untuk datang ke blog, tapi ia sendiri jarang bw. #eh

Ya, itu contoh aja sih. Wkwkwkwk.

Salah nggak sih kek gitu? Ya, pada prinsipnya sih nggak salah. Hahaha. Kan prioritas. Hanya saja secara etika yang gimana gituh ya. Hahaha. *ngakak di pojokan*

Ketangkep kan gambarannya?
The point is, make your priorities!


Damn! :)))) - Image via Quote Master


5. Manajemen ide


Bank artikel saya yang sudah ratusan tersebut adalah "buah" dari bank ide saya yang juga sudah banyak.

Menurut saya, kekuatan seorang penulis terletak pada manajemen ide. Saat kita baru mikirin ide pas sudah duduk dan buka laptop siap untuk menulis, itu sebenarnya sudah TELAT.

Ide itu seharusnya berupa daftar atau list, yang bisa kita telusuri setiap kali mau menulis. Terus bisa langsung dieksekusi saat itu juga.

Untuk jadi produktif menulis, bank ide harus kuat.
Coba lihat di artikel tentang beberapa tools yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan ide menulis atau untuk bookmarking ini.

Ini hanya salah satu cara untuk membangun idea bank. Ada banyak cara, dan saya sering bahas di blog ini. Search aja: how to build your idea bank.

---

Nah, selain 5 cara di atas, jangan lupa untuk istirahat. Saya ngerasain banget nih, waktu dulu saya pernah kerja secara barbar.

Pada dasarnya, saya itu memang workaholic. Saya orangnya rela mengurangi tidur demi kerjaan beres dan melampaui target. Tapi nggak pernah rela mengurangi makan atas nama diet #eh
Maka, sehari saya paling pol tidur cuma 3-4 jam. Kek gitu terus bertahun-tahun.

Tapi ternyata itu merusak kesehatan, sodara-sodara!

*Orang udah pada tahu kali, Ra. Elunya aja yang bebal.*

Maka, saya pun mengubah ritme. Puji Tuhan. Waktu masih barbar itu, saya sering sakit, sekarang sudah lebih baik. Nggak kumat ini itu. Itu karena saya menambah jam istirahat saya, jadi 8 jam sehari.

Ternyata mengurangi tidur itu nggak sehat!

Yaeyalah.
*kena toyoran dari berbagai penjuru*

Jadi, istirahat itu juga harus dimasukkan dalam jadwal sehari bekerja. Istirahat cukup terpenuhi, ternyata produktivitas juga berbanding lurus.

Well, I'm still working on it sih, untuk menjaga kesehatan. Karena makin sehat kita, makin produktif pula kita jadinya.
Yang masih PR banget adalah menemukan waktu buat olahraga nih.

Huffft!

So, itu dia beberapa hal strategic yang bikin saya bisa menghasilkan tulisan yang banyak dalam seminggu.
So far saya masih tetap bisa menghasilkan antara 15 - 20 artikel dalam seminggu. Sebenarnya, di luar sana, banyak penulis yang bisa menulis lebih dari 20 artikel dalam seminggu. Sering saya lihat, target menulis 5-7 artikel/hari. Berarti kalau dihitung, berapa tuh dalam seminggu? Lepas dari kualitas lo ya.

Makanya, sebenarnya saya ini masih B aja. Belum luar biasa. Itu juga tergantung panjang pendek, kesiapan materi, tingkat kesulitan, dan mood juga! :)))

Iya, segitu itu saya masih kadang karena nggak mood. Masih sama kan? Masih moody.

So, kalau saya bisa, kamu pasti juga bisa ;)

Keep writing!


Share
Tweet
Pin
Share
22 comments


Hae!

Salah satu resolusi saya di awal tahun 2018 ini adalah memperbanyak lagi area menulis saya. So, ini dia beberapa media yang menjadi penampung tulisan random saya.

Find me there ya!

6 Website dan media online yang menampung tulisan saya secara rutin


1. Rocking Mama


Tulisan-tulisan saya di Rocking Mama
Sejak akhir tahun 2016, saya sudah mulai nimbun tulisan di sini. Sekarang sudah ada 400 tulisan lebih di sana.

Mostly ya tulisannya adalah tulisan emak-emak, ngomongin segala macem, dari mulai yang remeh-remeh sampai ngomongin pelecehan seksual.

Yuk, gabung nulis bareng saya di sana :) Simply berbagi tentang apa saja.



2. Medium

Tulisan-tulisan saya di Medium

Saya juga nulis di Medium, semacam platform kayak Tumbler gitu deh. Tadinya di sana cuma buat repost tulisan yang di blog ini.
Tapi mulai tahun ini, saya akan rutin menulis di sana. Mungkin nggak bisa setiap minggu sih, kayaknya mau selang-seling aja sama nulis di blog ini.

Mostly mau saya isi dengan tulisan seputar creative writing juga. Cuma di sana "tone"-nya emang sengaja saya bikin beda dikit. Ehe~

Silakan mampir juga.



3. Bicara Perempuan

Blog / media terbaru

Tahun 2018 ini saya juga bikin blog / media baru. Gara-garanya saya juga sering nulis tetek bengek tentang perempuan, tapi yang nggak masuk ke demografi Rocking Mama.

Tadinya mau saya masukin ke UC Media. Tapi saya nggak punya pengalaman bagus di sana. Jadi, saya kapok, nggak nulis lagi. Hehehe. Males.

Karena ada beberapa topik dan ide yang sudah ada, ya sayang kalau nggak dieksekusi. Jadilah saya bikin Bicara Perempuan ini.

Rencananya sih, nanti setahun-setahun lagi semoga sudah bisa saya Adsense-kan. Ehe. Mayan buat jajan. Wish me luck!

Ohiya, kalau ada yang mau gabung sama saya nulis di BiPer dipersilakan lo! Cek ke laman Kontribusi ya untuk lebih jelasnya.

Mayan buat latihan nulis kan?
Untuk sekarang PVnya masih sekitar 60-80 PV per hari sih. Doain bisa saya boost secepatnya.


4. Masyarakat Sehat


Me as "penerjemah" di Masyarakat Sehat

Ini adalah salah satu web "anak" saya juga, besutan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat  dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada.

Saya nggak nulis sebenarnya di sini. Lebih ke ngedit. Tulisannya--mostly--tadinya dikirim oleh mahasiswa Kedokteran dan Keperawatan. Terus karena gaya bahasanya masih akademis banget, maka saya bantuin supaya lebih gaul.

Kalau enggak, ya saya ngetranskrip dari video yang ada di Channel INAHEALTHTV di Youtube. Dari video jadi tulisan reportase, gitu.

Tapi sejak bulan ini, Masyarakat Sehat juga menerima kiriman tulisan dari publik. Kalau kamu mau, silakan aja langsung kirim yes? Ada kompensasi lo, untuk tulisan yang dimuat.




5. Stiletto Book


Tulisan-tulisan saya di Stiletto Book
Sebenarnya sih semua Stiletto Girls semacam diminta untuk mengisi web Stiletto Book ini, tapi yah, so far saya yang paling banyak :)))

Isinya ya seputar buku, penulisan dan penerbitan sih.


6. Kumpulan Emak Blogger

Tulisan-tulisan saya di web Kumpulan Emak Blogger

Entah sejak kapan saya jadi kontributor di web KEB. Mungkin pas saya masih Makmin Gambar ya? Lupa :))

Tapi terus saya mundur dari jajaran makmin, tapi saya tetap iseng nulis di sini. Tentu saja karena ada pamrihnya :)) Supaya saya dapat backlink. Huahaha. Jadilah saya sebulan sekali submit tulisan, meski kadang ya pake ditagih-tagih sama Orin. Pfffttt.

Tapi, sejak Oktober 2017--kalau nggak salah--saya rutin ngubrak-abrik Twitter Kumpulan Emak Blogger setiap Senin dan Rabu sore. Dari kultwit, saya kumpulinlah jadi artikel :D
Jadi, praktis, saya bisa setor beberapa kali sebulan sekarang.

Thanks to Makte Sary Melati yang bissssaaaaa aja kasih saya PR dan bahasan. Wkwkwkwk *cipok basah*

Tulisannya ya apa lagi kalau bukan seputar ngeblog dan nyosmed. Yaaaa, saya bisanya itu sih! Saya nggak mungkin kasih resep kek Mak Lianny-lah! Hahaha.

**


Itu dia 6 web yang rutin nampung tulisan saya. Masih ada beberapa tulisan tersebar sih, tapi either saya sudah nggak kirim lagi sekarang, atau ya cuma sekali dua kali.

Kenapa sih saya repot-repot menulis di tempat lain selain blog sendiri? Kan lebih enak nulis di blog sendiri kan? Bisa suka-suka nulisnya!

Lah! Justru itu!
Kalau kita hanya bisa nulis suka-suka mah, semua orang juga bisa. Karena tantangan menulis buat saya adalah menyesuaikan diri dengan maunya orang lain, orang yang butuh, orang yang mau baca. 

Kalau di blog sendiri--entah ya kalau yang lain--kalau saya jadi cepet puas aja gitu. Cepat songongnya juga hahaha. Auk ah. Gitu deh pokoknya yang saya rasain.

Lagian, saya makin malas juga ngulik blog :))) Mesti mobile! Meski https! Dan lalu, yang bakalan datang juga, mesti amp!
Kalau saya nulis di media online lain, saya nggak perlu mikirin itu. Saya merely CUMA NULIS. Cuma mikirin KONTEN! Nggak usah mikirin tetek bengek malesin yang nyita waktu itu :))) Nggak kuat saya, beneran.

Terus, malas ngulik blog kok bikin Bicara Perempuan?
Iya, itu objektifnya beda soalnya. Ehe~ Kalau kemudian saya nemu media lain yang lebih cocok untuk konten-konten Bicara Perempuan, dan bisa menguntungkan saya, ya bisa saja saya pindahin lagi.

So, saya masih mau nambah media lagi buat nampung semua sampah otak yang saya punya. Target selanjutnya Hipwee dan Kumparan. Iyahhh, yang gampang dulu deh. Hahaha.

(((Gampang))) *dijitak*
Soalnya kalau ke Mojok, saya cukup nyadar diri sih. Saya belum 'seunik' itu. Gaya saya belum cocok di Mojok, meski berharap juga sih, next saya juga mau nyoba.

Dibayar enggak tuh di Hipwee sama Kumparan?
Nope.
Simply karena saya memang pengin memperluas kotak menulis saya.

Semoga tahun depan terus bisa nulis in English, dan kirim ke ProBlogger :P
Share
Tweet
Pin
Share
8 comments



Siapa yang masih baper karena di-marked as spam sama Facebook? Hahaha. Ya, samalah sama Facebook. Dese itu juga baper, karena kelakuan kita.

Yeap. Facebook berubah lagi algoritmenya sejak Januari 2018 kemarin. Kenapa kok diubah?

Saya pernah nulis status begini di Facebook.

Status sayah tanggal 19 Januari 2018


Saya rasa, kebanyakan yang ngomen, ngelike, nge-haha di status saya itu setuju adanya. Wkwkwkwk.

Mau miris, tapi ya emang benar adanya kek gitu. Ya, mau gimana lagi? Lagipula, ya istilahnya kita ngikut di lapak orang, ya mestilah ada aturan yang harus diikuti kan?

Telusur punya telusur, ternyata Facebook telah banyak melakukan update, baik itu penambahan dan penggantian fitur ataupun algoritme, dimulai tahun 2006 yang saat itu Facebook berubah 'muka' alias interface, dari yang model lama ke model baru yang berdasarkan timeline.

Sejak saat itu, buanyak sekali yang berubah dari Facebook. Mau tahu? Akan saya kasih resumenya. Saya pernah naruh ini di status Facebook juga, tapi kali ini akan coba saya detailkan lagi.


Warning: Postingan ini akan panjang dan mungkin sedikit njlimet. Buat kamu yang malas baca yang panjang, waspadalah waspadalah! Tapi, saya pribadi butuh ini, supaya bisa lebih memahami otak Mark Zuckerberg.


Berikut ini jejak penelusuran perubahan algoritme Facebook dari waktu ke waktu


2006

Saya bahkan hampir lupa pernah punya Facebook yang kek gini. Image via SlashGear

FB mengganti format FB lama jadul dengan FB baru dengan konsep timeline dan newsfeed, kek Twitter. Yang tadinya info-info di wall ya hanya seputar teman dan diri sendiri, sekarang lebih bervariasi, termasuk dari page-page yang mulai ramai.


2007


Like button


Pertama kalinya "like" button ditambahkan di bawah status atau share kita.


2009


1. Penambahan filter di newsfeed

So that people have more control over what they saw. Rada rumit (saat itu), dan bikin yang biasa membaca newsfeed jadi rada kebingungan. Kita juga mulai bisa memfilter status teman, yang penting diprioritaskan yang kurang penting di-sort out.

2. Bisa posting dengan multimedia

Tahun ini, Facebook juga memungkinkan pengguna untuk menyertakan format multimedia di status mereka.

3. Algoritme berdasarkan popularitas

Prioritas post-post populer dengan skor engagement tinggi untuk muncul lebih dulu di newsfeed rangorang, dan bukannya berdasarkan waktu posting lagi. Jadi, kalau mau ditampilkan berdasarkan most recent ya mesti diatur di bagian situ tuh. *nunjuk gambar di atas*


2011

Eikeh paling sebel fitur ini. Nggak ngerti manfaatnya apa, malah bikin makin crowded dah. Makanya hide terus. Image via TechCrunch.

1. Combined newsfeed

Baik dari brand maupun perseorangan sama-sama bisa muncul di newsfeed. Bang Mark bilang, “When you visit Facebook, you should see the things you’re most interested in, like status updates from your family and closest friends.”
Sehingga postingan yang mereka rasa paling relevanlah yang ditampilkan di newsfeed kita.

Sorry, sampai di sini saya mikir. Begitu "berkuasanya" Facebook ya, sampai-sampai dia yang memutuskan apa yang HARUS kita lihat.
*baca kalimat di atas dengan nada sarkas ya*

2. News Ticker ditambahkan. 

Yaitu semacam newsticker (haelah) tapi bukan headline berita, melainkan aktivitas teman-teman kita. Jadi teman ngomen di status orang yang kita nggak kenal juga nongol di situ.
Menurut saya, fitur ini paling gengges deh. Hahaha. Bikin orang kepo maksimal tanpa faedah.
Sekarang masih apa enggak nih, Newsticker? Kok kayaknya nggak liat lagi ya?


2013

Postingan yang engagement-nya rendah "diberi kesempatan kedua" untuk bisa dilihat oleh lebih banyak orang. Buat yang bisa membangun minimal 50 interaction, maka akan punya "poin" lebih.

Facebook UI update tahun 2013. Image via SlideShare.


Dan, lagi-lagi ada perubahan desain di interface Facebook, konon untuk membuatnya lebih user friendly lagi.


2014


1. Soal aplikasi Facebook

Facebook memperkenalkan fungsi pencarian baru khusus untuk menemukan aplikasi. Ada feed khusus untuk iklan aplikasi berbayar.

2. Search dengan keyword dan nama teman

Facebook menerapkan pencarian kata kunci yang memungkinkan pengguna untuk mencari postingan sebelumnya menggunakan kata kunci dan nama teman. Yes, di tahun ini, pengguna dapat mengakses arsip arsip lama yang sebelumnya dibagikan kepada mereka melalui model pencarian yang simpel.

Di tahun ini, kita juga bisa memilih siapa saja yang bisa melihat status kita secara custom, misalnya cuma untuk mereka yang masuk kategori keluarga, atau closed friends. Kalau yang publik, ya siapa pun bisa lihat.

Facebook juga memungkinkan profil kita dapat ditemukan jika orang lain nge-tag kita di status atau foto mereka. Otherwise, kita juga bisa minta tag foto di-remove kalau kita kurang berkenan.

3. Facebook video

FB juga mulai serius menangani video, demi membuktikan bahwa Youtube bukan satu-satunya search engine video yang mumpuni. View counts is posted with their videos. Juga menambahkan suggested video lain, kalau kita sudah selesai menonton satu video di Facebook.

4. Perang terhadap clickbaits

Facebook mulai menanggapi report para pengguna mengenai postingan-postingan bernada clickbait yang merebak secara serius. Di update ini, Facebook mulai mengamati link-link dari web melalui lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengguna saat mereka mengunjungi web tersebut dari link yang dishare di Facebook. Kalau dengan batasan waktu tertentu, user segera balik lagi ke Facebook dengan cepat, maka link web tersebut ditandai sebagai clickbait. Kalau user lebih lama dari batasan waktu tersebut di link yang dishare, maka web yang bersangkutan akan diberi poin bagus.

Facebook juga mulai mengamati jumlah like dan share link web yang ada. Kalau like dan jumlah share-nya banyak, maka link web tersebut bukan clickbait.

5. Instagram mulai update algoritme juga

Instagram diakuisisi Facebook, dan sedikit banyak juga memengaruhi algo. Instagram (owned by Facebook) had its first algorithm update.



2015


1. Lebih banyak update dari teman yang terlihat

Facebook melakukan survei pada kurang lebih 500.000 pengguna dan menemukan, bahwa sebagian besar pengguna tersebut hanya ingin melihat lebih banyak update/status/postingan dari teman dan keluarga dibandingkan dengan postingan promosi, meskipun berasal dari user yang di-like.

Engagement-bait. Image via Recode.


2. Watch out baits!

Pada bulan Januari, Facebook mulai menindak Pages yang suka posting clickbait, share-bait, like-bait, dan whatever-bait.

“While Pages that post a lot of the content we mention above will see a significant decrease in distribution, the majority of Pages will not be impacted by this change.”

Kebijakan ini mau nggak mau "memaksa" para Pages Admin untuk mikirin ulang strategi social media marketing mereka supaya lolos "hukuman" Facebook yang bisa ngefek ke penurunan share organik yang cukup signifikan.

Kabar baiknya adalah bahwa perubahan ini tidak memengaruhi iklan berbayar.

3. Awas, berita hoax!

Update penting lainnya di tahun 2015 ini adalah tentang berita hoax.
Termasuk posting yang kamu buat sendiri atau punya orang yang kamu share, yang tampaknya hoax. Mulai tahun ini kalau kamu melihat postingan Facebook yang mencurigakan, maka kamu bisa melaporkan bahwa posting atau link itu sebagai hoax.

Begitu sebuah postingan telah dilaporkan oleh banyak pengguna sebagai hoax, maka distribusinya akan berkurang secara signifikan.

Sebenarnya, Facebook nggak akan menghapus postingan yang dilaporkan tersebut, tetapi akan ada notif bahwa ada postingan tersebut pernah dilaporkan sebagai hoax.

4. Mobil apps updated

Apps mobil Facebook diupdate, supaya makin mendekati yang versi desktop. Yaitu penyederhanaan penambahan link dalam status.

Well, bagaimanapun, Facebook sekarang menjadi pengaruh utama dalam referral traffic, jadi masuk akal jika media sosial raksasa tersebut menyederhanakan proses berbagi tautannya.

5. Instant Articles untuk iPhone apps

Mulai bulan Mei 2015, pengguna iPhone melihat fitur baru dari Facebook: instant articles.

Saya nggak terlalu ngerti sih ini, karena saya nggak pakai iPhone. Tapi kayaknya--kalau nggak salah menyimpulkan nih--Facebook Page yang ngetop kayak BuzzFeed, New York Times, National Geographic dll itu bisa diakses dari Facebook tanpa perlu keluar dari Facebook.

Instant Articles akan langsung bisa diakses begitu pengguna mengklik postingan. Artikel akan benar-benar dikodekan dan diformat untuk perangkat mobile.

6. Penambahan GIF

Yep, tahun ini, News Feed Facebook mendukung GIF.

Awalnya, Facebook menghindari banget ini GIF karena mereka merasa News Feed bakalan kacau kalau ada GIF.

Tapi, kemudian update terbaru tahun 2015 ini memungkinkan kita untuk menempelkan GIF dari situs eksternal (Giphy, Imgur, Tumblr, dan lainnya). GIF secara otomatis played di News Feed, kayak video.

7. Penambahan fitur See First di News Feed


Fitur ini penyelamat hidup saya! Halah.

Facebook sangat menyadari bahwa algoritme mereka belum sempurna, sehingga mereka pun memberi user untuk mengontrol feed masing-masing dengan lebih leluasa.

Salah satunya dengan menambahkan fitur "See First". Kamu bisa baca soal fitur ini di postingan soal detox Facebook News Feed.



2016


Di tahun 2016, ada beberapa updates tapi yang saya tulis di sini cuma yang penting aja ya, yang memengaruhi performa sebuah konten.

No clickbaits! Image via WarFrame


1. Facebook ban!

Situs dengan fake news atau hoax kena ban, mereka dilarang ngiklan.
Meskipun tindakan ini barangkali tetap nggak akan menghentikan para pembuat hoax berhenti, tapi ya seenggaknya mereka nggak akan ngiklan, means tidak akan mendapatkan prioritas untuk muncul. Mereka mesti meraih reach secara organik, yang berarti ada rambu-rambu yang harus ditaat. 

2. Semakin memperketat clickbait

Facebook menerima ribuan keluhan setiap hari mengenai link dan headline bernada "clickbait". 

Pada update algo sebelumnya, Facebook sudah mencoba untuk mengurangi jumlah postingan clickbaits ini untuk muncul di News Feed pengguna. Update terbaru ini memungkinkan Facebook untuk menandainya sebagai spam.

Facebook menambahkan "interaksi" atau engagement sebagai prioritas dalam algoritme mereka. Dengan likes, shares dan comments, maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa satu postingan ietu menarik. 

Namun, tentunya ini bukan satu-satunya poin dalam algo. Masih ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tampil enggaknya sebuah postingan di News Feed kita. Salah satunya adalah waktu. Saat kita melototin satu berita dalam jangka waktu yang cukup lama, maka itu bisa jadi sinyal untuk Facebook agar mereka menandai berita tersebut sebagai berita yang menarik.




2017




1. Oversharing people/brand are being demoted

Setelah clickbait, tahun 2017 ini Facebook punya "target" baru, yaitu mereka yang memposting banyak link dalam sehari, sering berbagi tautan samar ke situs yang sudah ditandain sebagai clickbait atau spam. 

2. Website dengan Page Load cepat mendapatkan prioritas untuk tampil di News Feed

Mengikuti algoritme Google, Facebook tahun 2017 ini juga memprioritaskan situs web dengan waktu loading yang lebih cepat di News Feed. 

Banyak user Facebook mengaku sebel dengan link-link di Facebook dan mesti nunggu bermenit-menit hanya untuk menunggu laman website bisa terload sempurna. 

Survei menunjukkan, bahwa 40% user akan segera meninggalkan website yang waktu loadingnya lebih lama dari 3 detik. 

3. Facebook Stories lahir

Demi bisa mengalahkan kesuksesan Snapchat, tahun 2017 ini ada Facebook Stories, yang bisa berisi gambar, video, gambar, dan efek kamera khusus. 

Setelah 24 jam, Stories ini akan hilang. Dengan Facebook Stories, user lebih bisa berkreativitas saat berbagi aktivitas keseharian, untuk dibagikan pada teman-teman. 

4. Reactions more

Facebook's reactions. Image via Facebook Brand Resources


Ohiya, reactions--kayak love, haha, angry, wow, dan cry--itu ditambahkan di tahun 2016 ya. Dan, tahun 2017 ini, Facebook mulai memberlakukan peringkat reactions dan memasukkannya dalam algoritme terbarunya.

Misalnya, "love" akan menunjukkan kalau user lebih tertarik pada pos tersebut ketimbang sekadar "like". Begitu juga dengan "haha", "angry" dan "cry".

So, coba bikin postingan yang bisa membuat teman-teman kita ngasih reaction ketimbang cuma "like". Saya sendiri pun sekarang lebih suka kasih love, alih-alih like aja. Biar yang teman-teman juga dapat "rapor" bagus di Facebook ;)



2018

Nah! Ini nih.
11  Januari 2018 yang lalu, Mark Zuckerberg nulis begini di statusnya.

“As we roll this out, you’ll see less public content like posts from businesses, brands, and media. And the public content you see more will be held to the same standard—it should encourage meaningful interactions between people.”

Mengheningkan cipta untuk semua Facebook Page yang pernah ada di Facebook, dimulai!

Selain mengurangi jatah Facebook Page apa pun untuk tampil di News Feed, mereka pun akhirnya hanya akan muncul di feed yang khusus untuk Pages.

Selain mengurangi jatah Facebook Pages, Facebook juga hanya mau menampilkan link dari trusted source. Jadi kalau blog/website kamu pernah di-report as spam sama pengguna lain ya wassalam! Bakalan susah untuk masuk lagi ke Facebook.

Begitu juga kalau kamu umpamanya menggunakan gambar (misalnya untuk featured image blog) yang pernah direport as spam oleh pengguna lain, ya maka akan susah juga untuk masuk ke Facebook lagi.



Daftar update algoritme Facebook ini mungkin akan bertambah, secara tahun 2018 ini baru terlalui selama 2 bulan. Kita tunggu aja deh.

Sementara itu, kalau kamu mau tahu gimana caranya sharing di Facebook tapi terhindar dari sempritan spam, saya sudah menuliskan tip-tip sharingnya di web Kumpulan Emak Blogger.
Boleh disimak langsung di TKP ya.

Oke, segitu dulu deh.
Nanti kalau ada perubahan atau update lagi, saya akan nulis artikel baru aja. Soalnya ini udah kepanjangan. :))))

Semoga nggak tambah pusing ya.
*sodorin kopi*
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments


Hae!
Seharusnya saya mau nulis soal update algoritme Facebook hari ini. Tapi, nggak tahu kenapa, setiap kali mikirin soal "algoritme Facebook" itu mood saya langsung drop. Hahaha.

Malas aja gitu nulisnya. Jadi, ya sudahlah. Saya tunda aja deh. Tapi barusan saya sih ngedraf tip promosi blog ke Facebook untuk web Komunitas Emak Blogger. Seharusnya sih kalau nggak hari ini ya besok kemungkinan udah tayang.
So, saya kira itu dulu deh untuk update soal Facebook-nya.

Saya mau bahas yang lain aja. Ketimbang nggak jadi nulis kan? Wkwkwk.
Ya gitu deh. Saya kadang juga tergantung banget sama mood. Udah planning mau nulis A sejak kemarin-kemarin, sudah pas waktu nulis tiba-tiba malas bahas itu. Kalau moodnya diturutin, ya bakalan nggak jadi nulis.

Supaya jadi nulis, ya udah nulis yang lain aja kan? Nggak usah planning-planningan lah!

Nah, saya mau bahas konten aja. Lagi-lagi konten.

Kadang, saat ngeblog kita mentok. Benar-benar mentok. Ya, kayak saya gini. Ide sih ada. Tapi kok nggak mood amat buat bahas. Udah dikasih kopi segalon, udah dipasangin playlist keren-keren, udah ada camilan sebakul, kalau moodnya nggak mau bagus ya gimana dong?

Mau menyerah?

Kalau yang lain mungkin iya. Mungkin sekarang juga ada yang diem-diem komen sendiri dalam hati, kalau gue mah lagi nggak mood ya udah nggak nulis.

I just can't!!!


Tapi saya tuh nggak bisa kayak gitu. Gimana caranya, saya tetap harus nulis setiap hari. Karena kalau enggak, bisa makin parah. Nanti kalau sempat berhenti nulis, mulainya LEBIH SUSYEH LAGI!

Nah, salah satu cara untuk bisa membangkitkan mood nulis lagi adalah dengan menuliskan hal yang memang pengin kita tulis saat itu, atau menulis hal yang nggak biasanya kita tulis.

It works for me everytime!

Saya punya 3 jenis konten yang selalu bisa 'menyelamatkan' mood saya saat stuck, pun ditulisnya bisa cepat. Dan akhirnya hari saya terselamatkan, karena akhirnya bisa update blog/artikel. Hehehe.

Ini dia.


3 Jenis konten yang bisa menyelamatkan hari bad mood saya


1. Round up atau kurasi


Round up atau kurasi itu apa? Itu lo, sebuah listicle--artikel berbentuk list--yang isinya sih tinggal ngumpulin aja dari mana-mana.

Misalnya kek gini.

Ngumpulin foto gerhana bulan

Nah, artikel itu saya bikin dengan ngumpulin foto-foto yang tersebar di Twitter dan Instagram tentang Super Blue Blood Moon tempo hari.

Effort-nya nggak terlalu susah. Nulisnya juga cepet, asal diupload-upload aja fotonya terus dikasih sumber.

Di blog ini saya juga cukup sering bikin round up. Ini salah satunya, round up quotes yang bisa menyemangatimu untuk terus ngeblog.

Round up quotes

Yang kek gini cukup cepat juga bikinnya.
Gampang nyarinya, cepat bikinnya, nggak terlalu banyak mikir ... dan voila! Blog pun terupdate. Hehehe.

Kamu misalnya bisa tuh ngeround up quotes bahwa memasak itu menyenangkan, buat foody blog kamu. Atau, quotes pentingnya kesehatan, buat health blog kamu. Atau, quotes film-film paling seru, buat blog review film kamu.

Atau, kamu juga bisa ngeround up atau mengurasi artikel-artikel di blogmu sendiri lo. Misalnya kamu kumpulin deh artikel-artikel soal resep dengan bahan utama ikan, misalnya, dalam satu artikel. Terus, dikasih internal links deh ke masing-masing artikel.

Gampang kan?


2. Repurpose Content


Repurposing content ini berarti mengulik ulang sebuah konten, dan mengubahnya ke dalam bentuk konten yang lain.

So far, ini belum terlalu sering saya lakukan sih.
Misalnya begini, saya punya beberapa slide yang saya unggah di Slideshare. Kayak yang self editing ini nih.

Materi workshop tentang Self Editing


Lalu saya repurpose. Saya tulis ulang jadi artikel utuh.
Nah, ini yang dinamakan repurposing.

Repurposing content ini bisa kamu ambil dari slide, infografis, foto-foto bahkan video.

Ohiya, saya melakukan repurposing content di web Masyarakat Sehat sih untuk konten-konten liputannya yang diambil dari Channel Youtube INAHEALTH TV. Tapi belum ditayangkan di webnya, masih direview sama Redaktur.

Channel Youtube INAHEALTH TV


Kalau yang liputan ini ya beda sih cara masaknya sama artikel populer biasa. Tapi metodenya sama, repurposing.

So, kalau kamu pernah bikin infografis atau vlog di Youtube, bisa tuh kamu transkrip ke dalam bentuk tulisan, dan post deh sebagai artikel.

Atau bisa juga ambil dari punya orang lain, asal kamu cantumkan sumber ya. Akan lebih baik juga kalau kamu minta izin dulu sama yang punya konten. Konten-konten populer di Youtube kan banyak yang bisa dengan bebas ditulis ulang, asal pastikan medianya aja yang umum gitu.


3. Article completion


Ini bener nggak istilahnya, nggak tahu deh. Hahaha. Artinya itu lo, kamu melengkapi lagi artikel yang sudah tayang di blog kamu.

Salah satu artikel yang direpost, dilengkapi keyword dan internal link.


Misalnya, ada artikel-artikel lama yang mesti diupdate soal datanya, nah, itu bisa kemudian kamu post sebagai artikel baru. Bisa kamu lengkapi gambar atau imagenya, kamu tambahin infografis, atau tambahin video.

Atau mungkin kamu masukin keyword baru, atau internal / external link baru.

Ya, pokoknya diupdatelah itu artikel! Terutama sih artikel yang sebenarnya laris, tapi masih ada informasi yang ketinggalan. Lengkapi, lalu publish jadi artikel baru.

Kalau mau ya dikasih disclaimer, kalau artikel ini direpost dengan beberapa update. Atau, misal di judul kamu tambahin [Update] gitu juga ok.
Kalau enggak, juga nggak apa-apa sih. Hahaha.


Nah, itu dia 3 jenis konten yang biasanya menyelamatkan saya, supaya saya tetap bisa menulis meski moodnya lagi nggak bagus.

Kamu punya trik lain untuk menyelamatkan mood nulis yang lagi ndlosor? Tulis di kolom komen ya!

Share
Tweet
Pin
Share
16 comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Susun Esai yang Kuat dan Terarah dengan Cara Ini

Banyak yang masih bingung ketika diminta menulis esai dengan baik. Padahal, kalau sudah tahu cara menulis essay yang benar, prosesnya jadi j...

Postingan Populer

  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • Writing Preparation: 19 Jenis dan Tipe Konten untuk Blog Post Ini Bisa Jadi Ide Blog Kamu Biar Nggak Ngebosenin
    Hai! Sebelumnya, saya sekeluarga mengucapkan Selamat Idulfitri ya. Kalau saya pernah salah, atau mungkin saya terlalu sering menyakiti ...
  • Ngeblog itu Gampang! Tinggal Simsalabim, Uang pun Datang!
    Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di web Kumpulan Emak Blogger , repost dengan modifikasi di beberapa tempat.  Blogger, buz...

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose