• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri



Akhir-akhir ini, beberapa platform media sosial berbenah.

Yang pertama adalah Instagram, dan kemudian Facebook. And then, Youtube.

Somehow, katanya, ini dilakukan demi meningkatkan kepuasan 'pelanggan', namun dampaknya agak tak enak juga terutama buat mereka yang memanfaatkan kedua media tersebut untuk ngiklan. Bakalan mesti nambah effort untuk sekadar terlihat oleh target pasar.

*sigh*

Dari penelusuran berbagai sumber, saya akhirnya punya beberapa catatan. Dan, seperti biasa. Mending saya tulis di sini. Karena oret-oretan saya akan hilang seiring buku notesnya juga habis. He.

Mari kita mulai dari Instagram. Facebook akan menyusul kemudian. Well, hopefully. *lalu dikeplak*
Youtube? Enggak. Soalnya saya nggak main Youtube :P


Beberapa Perubahan Algoritma Instagram



Mungkin belum banyak yang tahu, bahwa selama ini kalau ada perubahan algoritma, pihak Instagram akan mengumumkannya di blog mereka. Tapi, akhir-akhir ini udah nggak lagi. Mereka hanya ngupdate Help Center, and that's it.

Maka, mari kita lihat.

1. Algoritma / Post exposure


So, saat kamu post sesuatu di Instagram, maka post tersebut paling banter hanya bisa terlihat oleh 10% dari follower kamu. 

Jika dari 10% itu memberikan respon terhadap post yang baru saja kamu share, maka hal tersebut akan meningkatkan peluang post kamu untuk diperlihatkan pada 90% lainnya.

Yes, respon adalah hal terpenting di media sosial. So, jangan cuma jadi penonton.

Sumber yang lain ada yang menyebutkan, bahwa yang paling krusial adalah respon yang diberikan oleh follower kurang dari 1 jam setelah satu post dishare. Dalam 60 menit itu, "mesin" Instagram akan menganalisis, apakah post tersebut layak untuk disharekan lebih pada yang lain.


Instagram pods akan mengakibatkan shadow ban

Apa itu Instagram pods?

Pod dalam term "Instagram Pod" ini diambil dari kata pod yang berarti "a family of dolphins who live together in harmony and support one another."

Yeah, get the picture now?

Dalam praktik buzzing atau endorsement di Instagram, banyak buzzer/Instagrammers yang berkelompok yang kemudian saling ngasih komen, likes etc, untuk tujuan saling nge-boost engagement.

Well, Instagram kayaknya aware akan hal ini for some reason, dan memberlakukan shadow ban.

Apa itu shadow ban?

Shadow ban Instagram adalah saat post kita nggak nongol di explore. Jadi ya meski udah dikasih hashtag bejibun, nggak akan keliatan sama non follower. Keliatan sama follower doang.

Apa yang bisa menyebabkan shadow ban? Banyak. Beberapa di antaranya adalah penggunaan bots, beli follower, hashtag abusing, post caption dan/atau hashtag yang sama banyak kali, menggunakan forbidden hashtag (misalnya yang berhubungan dengan pornografi), dan seterusnya.

Kamu bisa baca penjelasan yang lebih jelas dan detail tentang shadow ban Instagram di sini.

So, apakah kamu sedang dalam proyek buzzing/endorsing lalu rasanya engagement kok menurun secara tiba-tiba? Hashtagnya error? Atau tiba-tiba kamu nggak bisa post? Mungkin kamu kena yang namanya shadow ban ini.



2. Engagement


Engagement, and no other than engagement.

Instagram kini benar-benar mendasarkan algoritma pada engagement. So, mulai sekarang, kalau kamu pengin mendapatkan angka engagement yang bagus, maka RESPONLAH KOMEN kurang dari 60 menit.

Lebih dari itu, engagement-nya kurang.

Engagement kamu turun, maka post kamu akan makin under-expose. Makin tenggelam.


No more rooms for bots! So don't sound like one.

Yeah, Instagram juga penuh dengan spammer bot. Tahu nggak yang kayak gimana?

Itu, yang suka komen "Nice post", atau "Great pic!". Saat kamu merespon para bots ini, itu tidak dihitung sebagai engagement. Pun buat kamu yang hanya ngomen dengan cuma 2 kata kayak gitu, juga akan dianggap sebagai bot oleh Instagram.

Lalu gimana dong?

Well, try to make a comment yang terdiri atas 4 kata atau lebih.


Instagram stories lebih banyak dikasih panggung.

Ini salah satu alasan kenapa sekarang saya juga bikin Instagra stories :)) Karena Instagram stories helps you pop up more. Stories being promoted based on engagement rather than recency.

Akun pertama yang muncul di timeline kamu di Instagram adalah mereka yang punya engagement besar dengan akun kamu. So, give people reason to see you first, dengan membuat stories yang menarik ya.


3. Caption


Caption is merely about hashtag.

Don't over abuse. Meski sebenarnya jumlah hashtag yang diperbolehkan adalah 30 hashtag, tapi sebaiknya jangan overuse.

Overuse = spammy. Spammy = shadow ban.

Logikanya gitu.
Jadi, berapa banyak hashtag yang paling ideal untuk dipergunakan dalam satu post? Nggak tahu juga. Tapi banyak yang bilang, menggunakan 5 hashtag itu paling optimal.

Dan, jangan pakai hashtag yang sama persis untuk beberapa postingan berturut-turut. Coba untuk mengeksplor lagi,

Oh, dan yang baru lagi: hashtag yang ditulis di kolom komen tak lagi muncul di search result ya. Jadi, tulislah hashtag di caption, bukan di kolom komen. Sering liat olshop-olshop nulis hashtag banyakbet di kolom komen.
Udah nggak guna sekarang. Malah bisa kena mark as spam.

Another big one, jangan mengedit caption dalam waktu 24 jam pertama setelah diposting!
*damn!* Karena akan mengurangi peluang to be seen. Jadi, sebelum pencet tombol "Share", benar-benar mesti dicek ulang tuh ya captionnya. Jangan ngedit sebelum 24 jam.

Pun jangan menghapus satu post, dan kemudian me-repost-nya.
Bah, padahal ini sedang saya lakuin sekarang nih. Demi menata feed supaya lebih rapi. Kerjaan perfeksionis gini nih.

Demi feed tertata dari bawah sampai atas, sampai ngerepost foto-foto lama. Wkwkwkwk. Ternyata, yang kayak gini nih "terancam" hukuman yang sama dengan spamming.
Meh.

Baiklah kalau begitu. Mending digambar ulang.


4. New Features


Ohiya. Yang terbaru, di Instagram mulai sekarang kita bisa follow hashtag. Ini useful banget buat yang kayak saya, yang memang hanya mantengin interest tertentu saja di Instagram.

Katanya, our profile might be favored if we are following hashtags. So, coba follow hashtag yang sesuai dengan minat kamu deh.


Nah, itu dia beberapa update algoritma Instagram yang mulai berlaku Januari 2018 ini.

Sampai kapan itu berlaku? Atau berubah lagi?
Hanya Instagram dan Tuhan yang tahu.

Segitu dulu untuk update Instagram. Semoga saya bisa segera lanjut ke Facebook ya.


===== UPDATE! ======

So, hari ini saya membaca artikel dari Lauryn Hock ini, mengenai pematahan beberapa teori di atas, juga mengenai apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kantor Instagram dan Facebook, dan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang-orang di sana.

Beberapa hal di atas dibilang hanya mitos belaka.

Saya pribadi nggak tahu sih sebenarnya apakah punya Lauryn ini valid, karena dari mana sumbernya ia mendapatkan data tersebut, juga nggak disebutkan. Apakah ia mendapatkannya dari "orang dalam" apa gimana, entahlah. :)))

Tapi, bolehlah dibaca, sebagai bekal ilmu juga ya.
Thanks to Mas Ryan yang sudah share mengenai artikel ini di Facebook.

So, kesimpulan terakhir dari saya sih, mari kita enjoy aja dalam menggunakan Instagram, Facebook dll. Asal kita menggunakannya secara natural dan baik-baik saja, maka ya pasti there's nothing to be afraid of.

Yekan?
Share
Tweet
Pin
Share
112 comments


Beberapa hari yang lalu, saya dicurhatin seorang teman. Sebut saja Mawar. Dia bilang, dia sudah nggak betah lagi kerja di kantornya. Dia merasa nggak berkembang, dan gerah dengan berbagai intrik kantor.

Mendengarnya berkeluh kesah, tak pelak membuat pikiran saya melayang kembali ke beberapa tahun yang lalu. Mungkin sekitaran tahun 2012-2013, saat saya masih bekerja di sebuah kantor industri kreatif--spesifik lagi yang bergerak di trading dan interior design--di kota tempat saya tinggal.

Sebenarnya, saya nggak ada permasalahan dengan pekerjaan saya di sana. Setiap hari saya bisa saja menghadapi hal baru. Gara-garanya ya memang saya mesti selalu berpikir kreatif, ditambah lagi Pak Bos yang juga super kreatif. Pagi bilang A, sore langsung berubah B. Besoknya balik lagi ke A, lalu siangnya jadi C. Huahahaha. Tapi ya emang gitu sih, dan saya asyik aja ngadepinnya meski kadang ya kelimpungan. Hihihihi.

Tapi ternyata ada satu dua hal yang membuat saya harus memutuskan untuk resign dari sana. Padahal sebenarnya saya itu bukan orang yang gampang mengajukan resign. Saya malas menghadapi dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Hal itu membuat saya untuk mengajukan permintaan menjadi part timer saja.

Setelah resign dari kantor tersebut, saya pun bekerja di Stiletto Book. Dari part timer, lalu jadi full timer lagi. Ternyata, setelah satu tahun, saya juga merasa mentok lagi. Ditambah kondisi keluarga yang nggak memungkinkan, maka saya pun memberanikan diri untuk meminta jadi freelancer saja. Untung Bu Bos juga setuju. Kayaknya si beliau juga tahu kalau saya merasa gerah kalau dikurung dalam ruangan. Hahaha.

So, sejak 2015, saya pun resmi menjadi pekerja lepas.

Memutuskan untuk menjadi freelancer itu nggak mudah lo. Apalagi kalau mengingat, tadinya kita punya bayaran yang lumayan.

So, mau resign dari kerja dan pengin jadi freelancer aja? Ini modalmu!

1. Tabungan yang cukup


Ternyata, tabungan itu punya peran penting begitu kita memutuskan untuk freelancing.

Apa pentingnya?

Satu, hari-hari freelancing itu penuh ketidakpastian, bro, sis. Sebulan kadang full, sebulan nganggur. Tergantung jenis pekerjaan freelancingnya juga sih.

Yang pasti, belum tentu kamu akan mendapat uang gajian rutin. Bulanan.
Makanya, tabungan itu penting. Bahkan sejak awal kita mulai memutuskan untuk freelance, kita mesti punya tabungan yang cukup buat hidup.

Dua, kadang pekerjaan freelance itu juga butuh modal. Tergantung jenis pekerjaan juga sih. Misal, saya sebagai content writer, nggak cukup cuma baca-baca media online. Saya pun langganan tabloid dan majalah.

So, kalau kamu pas masih kantoran hidupnya boros banget, misal untuk makan aja kamu ngabisin 6 juta rupiah kek mbak selebtwit yang onoh, yang lantas bikin kamu nggak punya duit tabungan yang cukup, sebaiknya pikir-pikir lagi deh mau freelancing.

Mau jadi freelancer, kudu siap hidup prihatin dan rajin menabung.


2. Sudah punya klien


Hal kedua yang mesti dipikirin adalah "pasar".
Akan lebih baik buat kamu kalau saat kamu memutuskan resign dan jadi freelancer, kamu sudah punya klien duluan.

Means, saat kamu masih ngantor, seharusnya kamu sudah mulai merintis bisnis freelancing kamu. Sudah mulai punya side job.

Minimal, kamu seharusnya sudah tahu, ke mana mesti memasarkan jasamu.
Misalnya, kamu sudah gabung di Behance, atau sudah jadi member Freelancer.com.

Jadi, kalau kamu baru mikirin, mau kerja apa sebagai freelancer setelah kamu resign dari kerja kantoran, kayaknya kok udah telat.



3. Dukungan dari orang-orang terdekat


Buat yang udah nikah, jangan lupa mendiskusikannya dengan soulmate. Kalau yang belum ya, minta dukungan dari keluarga lainnya.

Orang-orang terdekatmu itu nantinya bisa jadi klien-klienmu yang pertama lo. Tentu saja tergantung bidang kerja freelancing kamu ya.



4. Peralatan kerja yang cukup mumpuni


Misal kayak mau jadi editor lepas. Nggak mungkin kamu ngedit pakai handphone. Kalau nulis, mungkin masih bisa. Pas ngedit, ya bisa juga sih. Tapi haduh, saya kok nggak bisa ngebayangin tuh, ngedit pakai hape.

Adakah yang pekerjaan editor lepas, dan ngerjainnya dengan handphone?

Sepertinya minimal mesti punya netbook.
Dan harga netbook kan juga nggak murah.

Buat para ilustrator, spek laptopnya beda lagi. Graphic designer, lebih lagi. Dan semua itu ada harganya juga.

Kalau kerja kantoran, fasilitas akan disediakan kantor. Kalau kurang mumpuni, ya tinggal request. Meski kadang setelah dikasih ternyata speknya tetap seadanya.



5. Kepercayaan diri


Saya dulu juga masih dalam kondisi nggak pede pas mulai. Sehingga saya mengakalinya dengan menjadikan bos saya sebagai klien. Hahaha.

Seandainya udah punya kepercayaan diri, saya pasti bisa langsung lepas gitu aja.

Ya, sampai sekarang, saya pun freelancingnya masih yang setengah sih. Ngurusin klien tetap. Nggak benar-benar yang lepas per proyek. Bukan karena nggak pede kalau sekarang mah. Tapi jodoh aja.

Seorang freelancer mesti siap untuk networking kapan pun. Makanya mesti punya modal kepercayaan diri yang tinggi. Selain juga punya portfolio yang meyakinkan.

Ah ya, portfolio.
Kamu juga harus menyiapkan portfolio ya. Dalam bentuk apa pun.



Nah, mau resign sekarang dan mantap jadi freelancer?

Semangat ya!
Share
Tweet
Pin
Share
15 comments


Hae!
Akhirnya update juga ini blog. Huahahaha.

Ya ampun. Lama juga ya saya liburnya. Ya, emang perlu sih sekali-sekali membebaskan diri kan? Lagipula, ini juga jadi resolusi saya tahun ini sih.

Eh, bentar. Saya emang mau ngomongin soal rencana tahun 2018, tapi saya pengin ngeround up dulu 7 artikel yang tayang tahun 2017 dan yang banyak dibaca oleh teman-teman selama setahun kemarin. Saya rangkum berdasarkan data Google Analytics.


7 Artikel terbaik CarolinaRatri.com di tahun 2017


1. Bagaimana Cara Membuat Judul yang Menarik? - Telaah Judul 7 Artikel Terviral Hipwee



Buat saya, nulis artikel (yang enak dibaca dan disukai oleh orang banyak) itu gampang-gampang susah, dan menjadi seni tersendiri.

Dan, buat saya, kesempatan pertama dan terbesar artikel itu akan dibaca dan disuka oleh pembaca adalah pada judul. Sudah beberapa kali saya eksperimen dengan berbagai formula judul, baik saya sebagai penulis maupun saya sebagai pembaca. Hingga akhirnya, saya berkesimpulan, saya nggak bisa main-main dengan judul. Begitu judulnya nggak menarik, maka bhay!


2. The 5 Golden Rules of Blogging - Tip Blogging Pemula yang Mesti Selalu Kamu Ingat Sejak Mulai Ngeblog


Pada awalnya kita ngeblog secara impulsif saja. Tanpa mikir. Pokoknya saya pengin bikin blog, yang kayak Raditya Dika (kalau kamu fans-nya blog Raditya zaman dulu).
Kalau saya siapa ya, dulu yang meracuni saya akhirnya mendaftar ke wordpress? Kok saya lupa. LOL.

Oh well. Ya, itulah kekeliruan kita sebagai blogger pemula.

Seharusnya, kita nih mengerti dulu beberapa golden rules of blogging, kalau memang pengin  seperti yang saya amati dari para blogger luar yang lebih sukses dan lebih dulu profesional ketimbang kita.


3. Tips Sukses Ngeblog ala Beberapa Master Blogger Luar Negeri



Rasa-rasanya ngeblog sejauh ini kok ya gitu-gitu saja ya hasilnya? Pageview stagnan di angka segitu. Apalagi unique visitor, tak pernah bertambah. Kolom komentar sepi. Job review? Beugh, boro-boro. Ikutan lomba juga nggak pernah menang.

Ya, paling ramenya kalau udah minta dikunjungi dan diminta komen #eh wkwkwkwk.

Apa yang salah ya? Kurangkah kemampuan blogging kita?

Hmmm ... nggak juga sih. Mungkin bukan kurang mampu, tapi kurang maksimal saja. Lospokus, seharusnya yang harus dipentingkan adalah meningkatkan kualitas konten, ini malah sibuk ngasih blink blink nggak penting sana sini.


4. Mau Blog Tumbuh Optimal? Coba Cermati Beberapa Statistik Blogging Ini Deh!


Jalan-jalan ke banyak blog, saya sering mendapatkan banyak sekali statistik dan data yang menarik. Semisal, survei-survei yang telah membuktikan, bahwa kalau kita melakukan ini maka traffic naik sekian persen. Atau, sekian persen blog yang menerapkan teknik A, ternyata ranked highly di Google.

Sering nggak baca artikel-artikel yang menyebutkan data seperti itu?
Kalau kamu sering bw ke luar, iya, bakalan sering kamu lihat.

So, I intrigued untuk menjadikannya satu. Barangkali bisa jadi pegangan atau inspirasi kita kalau mau nulis artikel di blog yes? Nggak ada salahnya juga ikutan kan? Siapa tahu hasilnya juga baik.


5. 5 Ide Curhat Berfaedah untuk Ditulis di Blog



Curhat di blog emang boleh? Ya, bolehlah! Tapi kalau curhatnya curhat berfaedah, tentunya akan bikin orang terinspirasi untuk berbuat baik yang sama.

Coba sini kasih saya nama blogger, yang nulis curhat dan lalu viral. Asal curhatkah mereka? Enggak, pasti. Ada nilai-nilai yang ditawarkan di balik tulisan beratus-ratus kata itu.

Jadi, kamu mau nulis curhat? Boleh. Nih, saya kasih beberapa topik curhat berfaedah yang barangkali bisa kamu kembangkan menjadi tulisan curhat yang siapa tahu (kalau kamu bisa mengolahnya dengan baik) akan viral.


6. Idea Mining: Google Trends dan Cara Memanfaatkannya Sebagai Tambang Ide



Buat yang pengin nulis based on trend (para content creator, dan blogger juga kalau mau) dan masih buta soal Google Trends, dalam artikel ini saya tuliskan beberapa hal soal Google Trends yang bisa kita manfaatkan untuk mencari ide tulisan hingga menembak keywords.


7. FAQ - Pertanyaan Seputar Blogging yang Sering DItanyakan oleh Para Blogger Pemula



Beberapa kali saya berkesempatan untuk sharing seputar dunia blogging dengan teman-teman, kadang ya offline, online via Facebook Group, dan yang paling sering akhir-akhir ini, melalui WA group.

Dengan background peserta yang memang merupakan blogger pemula, saya lihat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan memang berbeda-beda, tapi ada beberapa yang selalu ada dan mampir ke saya.

Nah, barangkali saja, ada blogger pemula yang juga nyasar ke sini, dan masih pula punya pertanyaan-pertanyaan ini di benak masing-masing *tsah*, saya akan tuliskan beberapa FAQ yang paling sering saya temui disampaikan dalam kulwap atau sharing saya seputar dunia ngeblog.


Nah, itu dia beberapa artikel di CarolinaRatri.com dengan jumlah pembaca terbanyak.


Ada beberapa hal menarik yang saya catat dalam aktivitas ngeblog saya sepanjang tahun 2017 kemarin


1. Penurunan kuantitas


Saya hanya bisa menulis 54 artikel saja selama 2017 kemarin, secara kuantitas turun dari tahun 2016 yang berhasil menayangkan 89 artikel. 

Tapi, memang saya tidak mengejar kuantitas sih sejak awal saya punya resolusi tahun 2017. Bisa teratur update seminggu sekali, itu sudah cukup.


2. Mostly diakses dari mobile


6 dari 7 artikel terbaik di atas adalah yang beralamat mobile. So, makin yakin deh saya, bahwa mobile web itu penting.

Blog kamu sudah mobile friendly belum?


3. Peningkatan Traffic


Meski kuantitas jumlah artikel ter-publish menurun, tapi ternyata traffic meningkat. Nggak terlalu signifikan sih, tapi ya nambahlah, sekitar 25%.

Means, goal saya cukup berhasil, yaitu menyediakan artikel yang tepat bagi para pembaca segmented yang memang benar-benar membutuhkan informasi yang saya punya.

So, tujuan saya berbagi sudah cukup tercapai.
Puji Tuhan :)



And, what will be in 2018?


Ada beberapa niatan sih untuk saya lakukan di tahun 2018 ini. Saya belum berani merincikan, karena semua masih berupa planning yang belum tereksekusi.

But, a few yang saya sudah benar-benar niatkan:

1. Giving up as a blogger


Eits. Sebentar. Ini bukannya saya mau berhenti ngeblog. Saya masih ngeblog kok, tapi saya bukan blogger. Saya hanya punya blog, yang akan saya update saat saya ada hal yang perlu saya catat di sini.

Semoga sih masih bisa seminggu sekali. Tapi kalaupun enggak, ya, yang penting saya masih akan sesekali nengokin blog ini, terutama. Masih akan sharing juga kok. Tenang aja.

Saya hanya tidak akan membatasi diri di blog pribadi. Istilahnya, saya mau memperluas kotak saya lagi. Menyebarkan tulisan lebih luas lagi ke mana-mana. Saya nggak mau dibatasi blog.

Sehingga, dengan demikian, mungkin saya akan semakin menarik diri dari event, dalam kapasitas saya sebagai blogger.

I'll see you dalam kapasitas saya sebagai seorang marketing person yang sedang networking dengan para blogger :))))



2. I will be more into content creating


Saya sih nggak akan berhenti memproduksi konten tahun 2018 ini. Ada beberapa proyek berjalan dengan saya yang bertanggung jawab di bagian content. 

Tapi niat besar saya, saya ingin memperkaya lagi. Banyak deh niatan saya belajar ini itu. Makanya, saya mungkin juga akan hiatus dulu sebagai speaker, narasumber dan mentor selama tahun 2018. Yah, yang 27 Januari besok mungkin jadi the last one.

Saya rasakan, semua ilmu saya sudah saya share dalam berbagai kesempatan. Sekarang tinggal dikit, jadi saya perlu upgrade lagi. Sehingga saya butuh waktu untuk diam dan belajar dulu.

Saya akan kembali dengan ilmu baru tentang content creation. Hopefully.


3. Menambah panjang portfolio


Dengan mengembalikan tujuan untuk meningkatkan kualitas diri sendiri, maka saya ingin menambah panjang portfolio.

Untuk portfolio tulisan, saya harus bisa menerbitkan 1 buku nonfiksi mayor lagi tahun ini, dan 1 buku fiksi indie. Sedangkan untuk portfolio sketsa, saya belum tahu gimana caranya. Tapi saya pengiiin deh, dapat proyek ngilutrasi buku lagi.

Semoga dapat deh, tahun ini.


4. Mengembangkan bisnis


Plus saya lagi niat mengembangkan bisnis brand Rocking Mama. Ada beberapa strategi bisnis yang sudah saya ajukan untuk Rocking Mama, dan siap untuk dieksekusi.

So, saya mau fokus dulu di bagian ini, dan barangkali akan sedikit menyedot tenaga juga sih. Makanya, ada beberapa hal yang mesti saya geser prioritasnya, di antaranya ngeblog.




Nah, itu dia beberapa niatan besar saya tahun ini. Semoga diaminkan semesta :))) Tahun lalu, saya juga tulis niatan besar saya--meski tidak di blog--dan, Puji Tuhan, semua tercapai.
Saya jadi percaya akan harapan yang dituliskan itu biasanya juga jadi motivasi kita untuk mewujudkannya.

Iya nggak sih?

Selamat menjalani tahun 2018 yang lebih baik ya.
Share
Tweet
Pin
Share
13 comments



Hai!

Ada yang mau mulai merintis sebagai seorang freelance writer?
Saya sendiri dulu nggak punya persiapan apa-apa saat mulai bekerja sebagai penulis lepas. Beranjak dari hobi, saya pun mengalir saja, menyesuaikan dengan kebutuhan.

So, hari ini saya mau share tentang peralatan kerja untuk penulis lepas. Nggak terlalu lengkap, tapi ya pokoknya biar lancar aja kerjanya.

Sebenarnya peralatan kerja seorang penulis lepas itu nggak terlalu yang gimana-gimana sih. Apalagi kalau kamu tadinya memang sudah hobi nulis.

Pasti sudah punya beberapa peralatan kerja penulis lepas berikut deh.


Pojokan kerja saya di rumah

1. Laptop/netbook


Ya, sebenarnya sih kalau mau romantis, kita bisa bilang, "Ah, menulis itu bisa di mana saja! Di kertas dengan bolpen, dengan mesin ketik, di secarik kain, ... di daon."

Tapi oh, let's get real. Mau nulis buku, mau nulis artikel untuk dikirim ke media cetak atau online, zaman sekarang sudah nggak ada yang bisa nerima tulisan tangan di atas kertas folio, cyin.

Mau nulis buku dengan ditulis tangan? Baru mau diselesaiin, yang sonoan udah mau dicetak dengan ide yang hampir sama.

Mau nulis artikel ke media online? Namanya juga media online, nerimanya ya yang bentuk digital pasti.

Jadi, kalau pengin merintis pekerjaan sebagai penulis lepas, seenggaknya kita mesti punya laptop atau netbook. Sebenarnya speknya juga nggak usah terlalu yang gimana-gimana. Asal bisa dipakai nulis dengan word atau google docs, jadilah.

2. Gadget


Buat sebagian orang, mereka dengan mudah juga menulis di smartphone atau tablet. Jadi, kalaupun nggak ada laptop atau netbook, mereka tetap bisa nulis. Aplikasi smartphone untuk menulis sekarang juga udah banyak banget kan. Dan kompatibel pun dibuka di mana saja.

Smartphone juga diperlukan untuk berkomunikasi dengan klien, coworkers, atau relasi lainnya. Hampir semua pekerjaan freelance itu diremote ngerjainnya. Artinya, si bos dan si karyawan nggak harus berada di satu ruang dan waktu yang sama.

Begitu juga dengan penulis lepas.
Ada penulis lepas yang punya klien orang luar negeri. Jadilah mereka berkomunikasi via internet, yang bisa dilakukan via laptop maupun smartphone.

Jadi, menurut saya, smartphone juga peralatan kerja vital yang harus dipunya oleh seorang yang pengin kerja sebagai penulis lepas. Jangan lupa diisi kuota data ya :P Penting tuh. Hahaha.

3. Buku agenda dan alat tulis


Atau apa pun yang bisa dipergunakan untuk mencatat tugas dan hal-hal lain yang penting. Juga buat nyatet ide yang tiba-tiba melintas. Juga buat nyatet to do list. Juga buat nyatet utang. #eh

Buku agenda ini sekarang juga bisa digantikan oleh aplikasi smartphone. Banyaklah kalau mau download aplikasinya.

Tapi entah ya, saya sendiri masih lebih nyaman kalau berbentuk buku fisik, yang bisa saya tulisin dengan bolpen. Bisa saya urek-urek juga. Hahaha.

Preferensi saja sih.

Buku agenda ini juga bisa berupa meshboard, yang kemudian ditempel di dinding dekat meja kerja atau di ruang mana pun tempat kita biasa kerja. Biasanya sih nyatetnya di atas post-it, terus tinggal dijepit di meshboard. Kekinian banget deh.



Kayaknya cuma itu aja sih yang penting ya, peralatan kerja yang mesti disediakan untuk bisa mulai kerja sebagai penulis lepas.

Nah, terus ada satu lagi yang nggak kalah penting sih--buat saya terutama.
Yaitu, tas yang mumpuni.

Sebagai seorang pekerja lepas, saya bisa bekerja untuk beberapa klien sekaligus. Kayak sekarang, seenggaknya ada tiga klien tetap yang saya pegang. Saya pun punya jadwal, setiap hari apa saya mesti ke Stiletto Book, lalu kapan saya mesti setor muka ke Fakultas Kedokteran UGM. Lain waktu, saya dipanggil Mbak Ollie Salsabeela untuk meeting dan meetup.

Belum lagi kalau saya jenuh kerja di rumah. Atau saya mesti ke bengkel.
Maka, peralatan kerja saya pun mesti saya angkut serta. Yes, itu laptop, buku-buku, alat tulis, semua gadget, PLUS oloran kabel, harus saya bawa semua.

Cemana bisa saya bawa kalau saya nggak punya tas yang mumpuni?
Saya sempat gonta-ganti tas laptop. Dari yang mulai jinjingan, selempang dan yang didekep. Tapi favorit saya tetap cuma ransel. Ransel pun udah berapa kali ganti, gara-gara saya cuma mau beli yang murah. Cuma berapa kali pake, eh jebol. Pffffttt!!!

Ransel Divinces ini nih jagoan. Untung bisa nemu ini nih.


Model vintage, bahan kain kanvas tebal dan kuat


Kompartemennya banyak. Rada susah juga nih motretnya. Secara HP cuma jadul.


Modelnya vintage banget, dengan kompartemen yang banyak. Ada tempat laptop yang berpelapis busa, ada beberapa kompartemen untuk gadget dan alat tulis, ada saku depan yang besar PLUS tempat minum di kanan dan kiri. Udah gitu ada raincover juga di bagian bawah tasnya lo.


Baru sebagian isi aja nih.


Kalau semua dimasukin, jadi ringkes banget deh. Coba lihat.

Digendong, tali gendongannya juga nyaman banget di pundak. Nggak kerasa bawa beban berat deh. Saya jalan di mal sambil bawa ransel ini pun keliatan gaul. Hahaha. Nggak kayak mahasiswa abadi yang lagi ngemal gara-gara nggak jadi ketemu dosen. #ehgimana


Siap ke kantor


Saya lagi jenuh di rumah, pengin ke kafe, ya tinggal angkut. Mau ke kantor Stiletto Book ya cabut. Dari kantor Stiletto Book terus diajakin meetup sama Mbak Lusi or Mbak Indah ya langsung capcus. Hahaha.


Yuk, cusss!


Nah, jadi, selain peralatan tempur yang mesti mumpuni, wadahnya juga mesti kuat yeuh. Macam kendaraan lapis baja pengangkut persenjataan tentara itu lo.

Anyway, kalau kamu pengin punya tas ransel Divinces ini, bisa kok dapetin juga. Harganya kisaran Rp 230.000 - Rp 380.000.

Untuk modelnya kamu bisa intip di Instagram @divinces, atau ke Facebook Page Divinces. Atau, langsung aja capcus ke websitenya di www.Devinces.com

Kalau mau beli bisa kontak CS di WA +62 823-1845-0303.
Untuk yang tinggal di area Bandung bisa langsung ke mini store Divinces di Jl. Rereng Barong No.22, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40123

So, demikianlah peralatan kerja wajib punya buat kamu yang pengin memulai karier sebagai penulis lepas.

Selamat berkarya!
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments


Hai!

Disclaimer dulu: Artikel ini sepertinya akan panjang, karena catatan saya di blocknote pun panjang. Silakan disimak sampai selesai buat yang butuh.

Beberapa hari yang lalu saya memang jalan sana-sini nyari prediksi blogging 2018 dari para mastah luar. Tapi malah berakhir dengan mencatat apa saja yang pernah diupdate oleh Google terkait algoritmanya.

Ya udah, sekalian saja saya jadiin postingan. Ketimbang cuma di buku catatan, bukanya juga embuh lagi.

So here we go.

Baca juga: Beberapa Trik Pencarian Google ini Barangkali Kamu Baru Tahu

9 Update terpenting algoritma Google yang pernah ada

1. Panda

Image via Search Engine Land

Dilaunch 24 Februari 2011
Objektif: De-rank situs-situs dengan poor quality contents

Panda memerangi:
  • Double content
  • Plagiarism
  • Konten pendek dan tidak berkualitas (thin content)
  • Spammy content
  • Keyword stuffing
  • Poor user experience
Google Panda merupakan algoritma Google yang digunakan untuk menetapkan skor kualitas konten sebuah halaman situs dengan peringkat rendah dengan konten berkualitas rendah dan mengandung spam. 

Awalnya, Panda hanya digunakan sebagai filter dari algoritma inti Google. Tapi pada bulan Januari 2016, secara resmi Panda akhirnya dijadikan sebagai salah satu algoritma ranking. 

Jadi maksudnya gimana? Ya, hal-hal yang diperangi oleh Panda di atas jadi faktor penentu apakah sebuah situs layak berada di halaman teratas hasil pencarian Google.

So, what do we have to do about it? Apa yang harus kita lakukan supaya terhindar dari sempritan Panda? Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan:

  • Jangan ngopas tulisan, meski itu tulisanmu sendiri. Misalnya, kita sudah nulis satu artikel di Kompasiana, lalu dipost juga di blog kita. Plek tiplek. Nah, ini jangan. Usahakan untuk di-rewrite. Kalau saya pribadi sih 90% harus orisinal, menurut Plagiarism Tools punya Small SEO Tools.
    Kapan itu pernah saya lihat, di iBlogMarket, ada yang nawarin job untuk mengambil konten Kumparan untuk dipost di blog, lalu kasih link ke Kumparan. Nah, hati-hati sama beginian. Kayaknya gampang, simpel kerjaannya. Tinggal kopas, post, dapat duit. Tapi efek ke belakangnya nggak enak. Apalagi kalau sampai banyak.
  • Hindari thin content. Nah, istilah thin content ini sebenarnya saya juga nggak tahu pasti sih kriterianya. Tapi setelah baca sana-sini, kalau saya nggak salah menyimpulkan, thin content adalah konten yang pendek, yang penuh link afiliasi dan keyword spamming di dalamnya. Artikel pendek itu yang seberapa? Beberapa mastah blogger luar bilang, artikel kurang dari 250 kata itu adalah artikel pendek.
  • Hindari spammy contents. Kalau sampai dalam 250 kata itu ada 100 link keluar, itu akan dideteksi sebagai artikel spam. Apalagi kalau linknya mengarah ke situs yang berkualitas rendah. Wah, bhay aja nih.
    Google menyarankan, dalam 1 laman--LAMAN ya, bukan artikel--outbound links itu seharusnya di bawah 100. Means, ini juga termasuk kalau kamu ada sidebar berisi popular posts, recent posts, comments, banners lomba, banner komunitas, itu juga diitung sebagai link keluar dari sebuah laman. Nah, jumlahin deh tuh link di sidebar, sama link yang ada di dalam artikel. 100 lebih? Wah, ati-ati!
    Sekarang tahu kan, kenapa saya pakai template yang super minimalis, tanpa sidebar? Hahaha.
  • Hindari keyword stuffing. Keyword jangan kruntelan di satu tempat, tapi harus menyebar merata ya. 

2. Penguin

Image via Business 2 Community

Dilaunch: bulan April 2012
Objektif: De-rank konten berkualitas rendah dan spammy

Penguin memerangi:

  • Link yang datang dari poor quality sites
  • Link yang datang dari situs yang topiknya nggak relevan
  • Paid links
Penguin ini benar-benar ketat mengawasi outbound dan inbound links, juga internal links dalam situs kita.

Yah. Sebenarnya sih kalau satu dua laman doang yang terdeteksi spammy sih, Google masih belum kasih penalti kok. Santai aja.


Baca juga: Yang Harus Blogger Ketahui Mengenai Link Eksternal - The Bloggers' Biggest Fear 


Terus apa yang mesti dilakuin?
  • Cek backlink. Yes, karena link yang datang ke situs kita juga ikut dianalisis sama Google, maka kita mesti pastikan bahwa link yang datang tersebut adalah "link baik" yang datang dari situs/blog yang baik juga. Untuk ngecek backlink, kamu bisa minta bantuan Backlink Checker dari Small SEO Tools ini.
    Masukkan saja URL situsmu, lalu klik Check. Nanti akan keliatan konten mana saja yang ngelink ke kamu. Perhatikan, kalau ada situs yang berkonten negatif (berisi judi, pornografi, dll), maka kamu harus meminta si empunya situs itu untuk unlink situsmu.
  • Disavow Link. Kalau si empunya situs nggak nanggapin permintaanmu untuk meng-unlink, kamu bisa manfaatkan Disavow Tool punya Google. Selebihnya kamu bisa baca di laman Support Google ini aja deh ya. TBH, saya juga belum baca dan belum menelusuri lebih jauh soal Disavow Tool ini. 
  • Berhati-hatilah menerima job dengan link yang berbayar. Untuk satu dua sekali waktu masih okelah. Tapi jangan sampai kebanyakan. Apalagi kalau masif, ada link masuk ke situs klien dalam jumlah banyak. Google akan tahu. Ingat kan, kasus Tokopedia yang lalu? Ya kek gitu misalnya.

3. Pirate

Image via Thrive Business Marketing

Dilaunch bulan Agustus 2012
Objektif: memerangi plagiarism dan pembajakan karya

Pirate Google dirancang untuk de-ranking situs yang menerima banyak laporan pelanggaran hak cipta dari situs-situs berperingkat yang baik di Google. 

Termasuk di dalamnya adalah situs-situs untuk donlot film, musik, dan buku ilegal. Terutama situs torrent. 

Meski sudah ada Pirate, tapi tetep. Google tetap nggak mampu membendung munculnya situs-situs seperti ini. Matiin satu, yang baru nambah 1000. 

Oh well. Jujur saya juga beberapa kali sih ngedonlot MP3 dan film. Hahaha. Ya, habis gimana ya. Apalagi kalau filmnya nggak beredar di Indonesia :P

Maafkan saya ya.

Hanya satu saja yang bisa kita lakukan untuk terhindar dari sempritan Google Pirate; jangan ikut menyebarkan link dari situs donlot ilegal itu.


4. Hummingbird

Image via VerticalResponse

Dilaunch Agustus 2013
Objektif: memunculkan hasil pencarian yang lebih relevan

Nah, kalau saya nggak salah menyimpulkan, Hummingbird ini fokus pada relevansi hasil pencarian, termasuk optimasi keyword dan sinonimnya.

Hmmm, so kalau menurut Hummingbird ini, saya masih salah keyword targetingnya. Selama ini saya masih fokus ke single short-tail terms berdasarkan Keyword Planner.

So, apa yang harus kita lakukan terkait update Hummingbird ini?
  • Variasikan keyword. Ini yang rada rumit ya. Selain mencari keyword yang pas, berarti kita mesti mencari berbagai variasi kata sinonimnya. Beugh. Masukin single keyword aja kadang bikin keringetan, bo'! Huhuhu. Katanya, kita mesti lebih lihat ke Google Related searches, Google Autocomplete dan Google Trends. Hmmm.
  • Jangan nulis buat mesin. Nulislah buat manusia. Karena mesti menyesuaikan dengan algoritma Google, sebagian konten lantas terdengar nggak wajar. Saya sendiri pernah dicurhatin klien soal susahnya menemukan content writer yang bisa menulis secara manusiawi. Semua gara-gara ada target keyword yang mesti dikejar. Nah, ini yang diperangi oleh Hummingbird. Agar nggak terdengar kayak robot, makanya mesti variatif dengan berbagai sinonim kata yang ada. Deuh, susahnya!
  • Judul dan meta deskripsi, adalah dua hal yang mesti dikasih keyword dan variasinya.

5. Pigeon

Image via Be Locally SEO

Dilaunch Juli 2014
Objektif: Memastikan konten agar tetap berkualitas dan relevan dalam local search result

Untuk sekarang, kabarnya Google Pigeon hanya berlaku untuk situs-situs berbahasa Inggris. Jadi misalnya kamu mencari tempat jualan hape, maka yang ada di lokasi terdekatmulah yang muncul. Gitu kira-kiranya.

Buat kamu yang punya bisnis nih, terutama, ayo update posisi di map Google. Set up Google My Business page juga bisa bantu, katanya.

Saya belum menelusuri lebih jauh sih ini, soalnya saya masih belum pakai.



6. Mobile Friendly Update

Image via Ethinos

Dilaunch bulan April 2015
Objektif: Memberikan ranking lebih tinggi pada situs-situs yang sudah mobile friendly

Mobil Friendly Update--atau yang lebih dikenal sebagai Mobilegeddon--akan memastikan bahwa laman yang mobile friendly berada di urutan teratas hasil penelusuran yang juga dari hape. Baru setelah itu, laman-laman yang nggak mobile friendly. 

Untuk pencarian via desktop, ini nggak (atau belum) berlaku.

Statistik membuktikan, bahwa makin banyak orang surfing via hape. Jadi mau nggak mau ya kita mesti bikin situs (atau blog) kita mobile friendly juga. 

Kamu bisa cek, apakah situsmu sudah mobile friendly dengan memanfaatkan Mobile Friendly Checker ini.

Apa yang mesti dilakukan?
  • Pastikan situsmu mobile friendly. Untuk yang blognya di blogspot, ini bisa disetting dari Theme. Yang di Wordpress, pilihlah template yang di deskripsinya menyebut "responsive".
  • Yang pake plug-ins, perlu diperhatikan juga. Karena, konon, plug-ins juga bikin berat loading time.
  • Optimasi image, sesuaikan lebar/panjang image yang ada dengan kebutuhan dalam situs atau blogmu. Resolusinya juga, jangan kegedean. Supaya loadingnya nggak lama, nggak bikin para pemilik hape misuh-misuh. Hahaha.

Baca juga: Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik 


7. RankBrain

Image via LSEO

Dilaunch bulan Oktober 2015
Objektif: Memberikan hasil pencarian yang lebih baik lagi

Dengan adanya RankBrain ini--singkatnya--hasil pencarian diharapkan akan lebih relevan. Plus memastikan, hasil pencariannya nggak memunculkan konten berkualitas rendah.

RankBrain ini lebih fokus lagi ke user experience. Jadi, mari kita lihat apa saja yang harus kita lakukan.

Image via Link Assistant

  • Optimalkan user experience, yang berarti kita mesti lebih memperhatikan Bounce Rate dan Session Duration. Bounce Rate tinggi berarti user experience rendah. Session Duration rendah berarti user experience rendah. Jadi, logikanya, kita mesti mengurangi Bounce Rate dan menambah Session Duration.
    Dalam grafik di atas bisa dilihat rata-rata Bounce Rate untuk masing-masing jenis situs. Bukan angka yang pasti sih, tapi bisalah ya jadi patokan. Personal blog kayaknya masih ke bagian Content websites.
  • Variasikan konten, untuk mengurangi Bounce Rate dan menambah Session Duration. Misalnya menambah dengan infografis, video atau gambar-gambar yang menarik.

8. Possum

Image via Search Engine Land

Dilaunch September 2016
Objektif: Masih berusaha memberikan hasil pencarian terbaik, yang dipengaruhi juga oleh local search result

Possum memungkinkan adanya perubahan terbaru dalam filtering peringkat lokal Google. 

Google akan memberikan hasil pencarian yang lebih bervariasi tergantung pada lokasi fisik si pencari--artinya kalau kamu punya bisnis tertentu, maka akan semakin tinggi kemungkinan muncul di pejwan para pencari informasi yang lokasinya dekat dengan bisnismu tersebut.

Contohnya, mau nyari sate kambing. Nah, hasil teratas adalah warung sate kambing yang paling dekat dengan posisimu saat gugling.

Karena itu, segerakan untuk meng-klaim bisnismu di Google ya. Oh iya, hati-hati untuk bisnis yang berbagi alamat dengan bisnis lainnya. Misalnya, dalam satu lokasi kan sering tuh, dipakai untuk warung sate, warung soto, dan coffee shop, misal. Nah, berbagi alamat ini bisa jadi malah merugikanmu. 

So, find possibilities untuk mengatasi hal ini.


9. Fred

Image via Blue Corona

Dilaunch Maret 2017
Objektif: Filter out thin content dengan link afiliasi yang berlebihan

Ini sepertinya update yang paling baru ya. CMIIW.

Situs-situs affiliates lagi-lagi kena sorot. Hmmm. Saya bingung juga kalau kayak gini sih. Adsense kan termasuk affiliasi ya? Apa kabar para Adsense-er? :D

Google mengonfirmasi adanya update ini, namun menolak untuk membahasnya secara lebih spesifik. Mereka hanya mengatakan, bahwa situs yang Fred targetkan adalah yang melanggar pedoman webmaster Google. 

Namun, ada yang bilang, kalau situs yang terkena dampak sebagian besar adalah situs konten (kebanyakan blog) dengan artikel berkualitas rendah dalam berbagai topik, yang dibuat semata-mata hanya untuk monetizing.

Hmmmm.
Job review termasuk nggak ya? Ehe~

Apa yang harus kita lakukan?
  • Cermati Google guidelines. Ini saatnya kita harus mengamati dan memahami betul guidelines yang sudah dibuat oleh Google ini. 
  • Hindari thin content. Yang biasa nulis pendek, coba deh dipanjangin sedikit. Bobotnya ditambah, lebih in-depth. Jangan menjejalkan terlalu banyak link afiliasi di dalamnya.

Nah, itu dia 9 update terpenting yang pernah dilakukan Google terhadap algoritma pencariannya, da sedikit tip untuk "menyelamatkan" situsmu supaya tetap bertahan di search result.

Fyuhhhh. Cukup ngos-ngosan juga ya, nulis artikel ini. Hahaha :)))

Tapi, semoga bermanfaat deh!

Peace and out!

*pingsan*
Share
Tweet
Pin
Share
17 comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Apa Itu Review Blog dan Kenapa Penting untuk Blogger yang Ingin Naik Level?

Review blog sering kali dianggap pekerjaan sepele, padahal justru ini salah satu kunci untuk membawa blog ke level berikutnya. Banyak blogge...

Postingan Populer

  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 8 Langkah Self Editing bagi Para Blogger untuk Menghasilkan Artikel yang Bersih dan Rapi
    Editing perlu juga dilakukan oleh seorang blogger Kadang, saat kita sudah susah-susah menggali ide, dan kemudian menuliskannya di ...
  • Bagaimana Mencari Topik atau Niche Paling Cocok untuk Blog Kamu
    Barangkali hampir semua blogger Indonesia memulai "karier" ngeblognya dengan menulis segala hal tentang kehidupan sehari-hari....

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose