• Home
  • About
  • Daftar Isi
  • Konten Kreatif
    • Penulisan Konten
    • Penulisan Buku
    • Kebahasaan
    • Visual
  • Internet
    • Blogging
    • Marketing
    • User
    • WordPress
  • Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
  • Stories
    • My Stories
    • Featured
    • Freelancer
  • Guest Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

Carolina Ratri



Saat seseorang mulai memutuskan untuk menulis blog, pasti berangkat dari pikiran “saya mau nulis apa yang saya rasakan”. Iya nggak?

Saya juga gitu. Tapi, kemudian pengin tahu nggak sih, apa yang sebenarnya dilakukan oleh para blogger yang lebih senior itu, bagaimana cara mereka lebih sukses menjaring pembaca?

Mengapa blog kita nggak berkembang seperti para blogger senior itu? Apakah kita melakukan kesalahan dalam menulis blog?


Yes, ternyata ada lho beberapa kesalahan yang sering kita lakukan, bahkan tanpa kita sadari. Mau tahu nggak apa aja?

1. Blogging for myself

Saat ngeblog all we have to do is write, write, and write. Salahkah? Enggak. Saya tak menemukan kesalahan pada pola pikir ini, dan saya pun melakukannya. I just write, write, and write. Tapi ternyata ada kesalahan lain yang menyertai pola pikir tersebut.

Banyak blogger yang berpikir, “Saya ngeblog ya buat diri sendiri. Nggak peduli orang baca apa enggak.” Dan apa yang ditulis? Hanya yang dirasakan dan diketahui. Hasilnya? Blog menjadi tempat sampah. It’s ok aja sih sebenarnya menjadi tempat sampah. Bukankah menulis itu merupakan katarsis? Merupakan cara untuk meluapkan emosi yang terpendam?

Namun ternyata ada lho cara meluapkan emosi  dengan benar dan tidak egois, yaitu bagaimana mencari solusi atas permasalahan pribadi tersebut. Caranya?

Curhatlah seperti biasa. Tapi nggak berhenti di situ, usahakan untuk mencari solusi dulu sebelum postingan terpublish. Kalau belum ketemu, ya jangan dipublish dulu curhatannya. Jadi, pembaca blog tak hanya membaca curhatan nggak penting, tapi juga tahu alternatif solusi yang ditawarkan.

So, begitu mulai ngeblog, jangan berpikir bahwa kita ngeblog untuk kita baca sendiri, karena akan selalu ada orang lain yang membaca. Alangkah baiknya jika kita juga memberikan solusi dan inspirasi bukan, buat pembaca tersebut?

Hingga kemudian akhirnya kita bisa mengembangkan topik blog, dari hanya curhatan ke tutorial desain, tutorial photoshop, tutorial blogging sampai nampilin portfolio. Itu semua bisa berangkat dari niat “cuma curhat” lho. Tadinya mau curhat, “Aduh, saya patah hati.”, tapi kemudian yang muncul adalah “7 cara keren buat ngelupain mantan”. Nah loh, bukankah berbagi hal-hal yang positif itu lebih baik? :D


2. Terburu-buru publish

Saya banget nih :))

Iya, saya bukan termasuk orang yang sabar. Segalanya terbiasa saya lakukan dengan cepat, beberapa di antaranya saya lakukan secara multitasking supaya kelar bareng Hahaha. Di satu sisi, tentu saja bagus. Saya bisa kerja dengan efisien. Ada 24 jam dalam sehari dan saya bisa melakukan banyak hal.

Tapi, di sisi lain? Yang namanya terburu-buru pasti hasilnya kurang maksimal. Sahih? Termasuk urusan menulis artikel di blog.

Dulu sih saya pernah melakukan one day one post, dan saya lakukan semuanya dengan terburu-buru. Hasilnya? Iya sih, cukup ngatrol performa blog di Alexa. Lha terus? Lha terus saya ya nggak puas. Ini apa sih, kayak ginian doang ditulis. Ini apa sih, nggak penting banget.

Lalu apa yang harus dilakukan supaya postingan nggak terkesan buru-buru? Ubah kebiasaan. Dari main publish, jadi penimbun draf.

Lhaaa, apa keuntungannya menimbun draf? Keuntungannya ya, kita bisa memoles-molesnya sampai maksimal hingga benar-benar layak published.

Sebelum published, sempatkan diri juga untuk mengedit ulang agar tulisan lebih rapi dan enak dibaca, juga agar tak terlalu terdengar emosional. Kan kadang kalau kita nulis curhatan lagi sedih, misal, pasti deh kerasa banget di tulisan. Emo dan mellow maksimal. Nah, yang kayak gini jadi nggak bagus juga sih efeknya. Bikin kita jadi kayak drama queen. Hahaha.

So, endapkan dulu tulisan sebelum dipublish. Take your time.


3. Lebih fokus ke “muka” ketimbang “otak”

Oh yes, dulu sebagai pemula, saya juga menghias blog saya se-alay mungkin. Saya bikin animasi-animasi di sana sini. Saya bikin cursornya kelap kelip. Saya pasang musik. Saya pasang jam analog. De el el de es be.

Salahkah? Salah! :))

Loading blog jadi berat, bo’!

Mendingan maksimalkan dengan mengurangi fokus ke “muka” tapi lebih mempertajam “otak”. Jadi, akan lebih baik blog tampil minimalis, tapi perbaiki isinya.

Belajar menulis dengan baik, usahakan untuk menulis konten-konten yang bermanfaat, dan kemudian wajibkan diri sendiri meng-update minimal seminggu dua kali.

Untuk membantu performa blog, pasanglah plugins-plugins yang memang penting untuk blog berbayar terutama WP. Untuk blog gratisan, pastikan sidebar berisi hal-hal yang memang penting. Sisanya, musik, animasi, dst, lepaskan saja dari blog.


4. Nggak ada waktu untuk blogwalking

Nah, ini nih. Kadang saya masih melakukan kesalahan yang satu ini nih sampai sekarang. Makanya saya punya Feedly buat bantu saya blogwalking.

Mengapa saya minta bantuan Feedly? Karena kadang saya udah blogwalking, eh ternyata blog tujuan nggak update :D Itu salah satu faktor mengapa saya malas blogwalking. Namanya kuota internet musti dihemat. Iya nggak sih? Makanya saya lihat dulu di feedreader baru kalau memang artikel menarik dan update, saya baru kunjungi.

Ehtapi, kadang kalau sudah bisa dibaca di Feedly ya saya baca di Feedly aja sih, kecuali kalau terus mau komen. Tapi, saya jarang juga komen. *dikeplak*

Blogwalking sudah dipercaya sejak ratusan tahun yang lalu mampu menjaga tali silaturahmi para blogger. Instead of medsos-an, yang dulu belum marak, para blogger melakukan blogwalking.

Makanya wajar aja gitu ditemukan, satu artikel blog bisa sampai ratusan komen, dan komennya itu kayak chatting :D: Saling berbalas gitu. Keren beud deh.

Yampun, saya kangen the old styled blogging ini .___.

Nah itulah beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh blogger. Masih ada beberapa lagi, kalau mau didaftar sih sejauh pengamatan saya.

Tapi, ya sudahlah yah, hak masing-masing saja. Saya pun masih melakukan banyak kesalahan sejak saya mulai ngeblog lebih dari 10 tahun yang lalu.

Yang penting, kita bisa mengambil pelajaran atau enggak.
Semoga artikel ini bermanfaat ya. Percayalah, ini bukanlah merupakan usaha untuk menghakimi siapa pun. Saling mengingatkan saja, karena saya sendiri penuh dengan dosah.

Share
Tweet
Pin
Share
4 comments


Tulisan ini pernah ditayangkan di blog Kumpulan Emak Blogger.

Apakah kamu salah satu dari mereka yang berpendapat bahwa kreativitas merupakan bakat dan hanya dianugerahkan hanya pada beberapa orang dan bukan pada diri kamu sendiri?

Kalau iya, coba pikirkan lagi.

Saya adalah salah satu yang berpikir kalau kreativitas itu bisa dilatih dan dimunculkan.

Hal yang membuat beberapa orang nampak lebih kreatif daripada yang lain adalah bahwa mereka, yang nampaknya lebih kreatif itu, telah memelihara kreativitas mereka dengan baik. Bahkan sudah
diteliti juga lho, para ahli mengatakan bahwa kreativitas adalah keterampilan yang bisa dipelajari.

Dan sebagaimana jenis keterampilan yang lain, kalau ingin mendapatkan hasil belajar yang baik, ya kita harus kerja keras dan tak pernah berhenti berusaha.

Practice makes perfect.

Begitu pun soal kreativitas ini. Kalau kita nggak melatihnya setiap hari, ya percuma saja.  Dan, seperti biasanya juga, ada hal-hal yang membuat kita membunuh kreativitas kita sendiri, atau setidaknya menghambat kita untuk berpikir kreatif.

Yes, sepertinya 5 hal berikut ini, yang sering kita lakukan setiap hari baik sadar ataupun enggak, bisa membunuh kreativitas kita sendiri. Jika kamu masih saja melakukannya, atau merasakannya, sebaiknya mulai dikurangi sedikit demi sedikit sejak sekarang.


5 Kebiasaan Buruk Perusak Kreativitas


1. Menilai diri sendiri terlalu cepat

Untuk menjadi kreatif, kita memang harus bisa membiarkan diri untuk dapat menghasilkan ide-ide dan berinovasi dengan bebas. Tapi, sering kali yang kejadian nih kita justru menghambat diri kita sendiri dengan penilaian-penilaian (terhadap diri sendiri) yang terlalu cepat.

Self-judging aja gitu.

Misalnya nih, sering nggak sih merasa nggak pede dengan ide sendiri? Mau menulis artikel, belum juga ditulis sudah mikir, “Ih, kok gini amat bahasannya ya? Kan udah banyak yang bahas. Bakalan ada yang baca nggak nih?”

Atau pengin nulis buat lomba, mikirnya, “Ih, tapi idenya kok gini doang? Duh.”

Begitulah. Kalau kita menilai ide-ide kita terlalu dini dalam berproses kreatif, kita pasti kemudian kurang keras berusaha, dan akhirnya hasilnya juga nggak akan maksimal. Begitu juga sebaliknya. Kalau kita kepedean, itu juga nggak memberikan hasil yang baik.

Misalnya nih, mau ikut lomba blogging, terus pede abis deh sama ide diri sendiri. Lalu meremehkan tulisan orang lain. Terus, pas kalah, baper deh. Hehehe.

So, harus bagaimana dong?

Ya, biarkan saja ide-ide mengalir apa adanya. Jangan dinilai dulu. Jangan self-judgement dulu. Olah, dan proses ide tersebut hingga tereksekusi dengan baik.

Biarkan penilaian nanti datang pada akhir proses.


2. Malas bereksplorasi

Kadang saat sedang mengeksplorasi ide, kita malas menggali ide lebih dalam lagi.
Misalnya nih. Mau ikut lomba blogging. Sudah merasa mendapatkan ide yang bagus. Sudah pula dieksekusi. Lalu, cepat puas.

“Udah ah. Segini aja udah oke kok.”

Setelah pemenang diumumkan, takjub sendiri, karena lihat pemenangnya gila-gilaan eksekusinya.

Nah loh. Yang kemarin merasa sudah puas siapa ya? Hehehe.

Termasuk di dalamnya adalah keberanian untuk breaking the rules. Maksudnya sih, bukannya melanggar ketentuan atau etika juga sih.

Gampangnya ilustrasinya begini.

Tahu Eka Kurniawan? Jika penulis-penulis lain mungkin tidak akan memakai diksi-diksi yang tak pantas, Eka Kurniawan dengan bebasnya menggunakan kata-kata yang katanya melanggar norma itu dalam bukunya yang berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.

Ada yang belum baca buku Eka Kurniawan yang ini? Well, kalau memang mau membacanya, saya sarankan sih bebaskan diri dulu dari berbagai ikatan norma kesusilaan yang berlaku di masyarakat kita, maka pasti akan bisa menikmati dan bisa menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh Eka Kurniawan di situ.

Kreativitas butuh ruang eksplorasi yang luas, butuh kesempatan untuk dikembangkan, dan butuh keberanian untuk mengambil risiko.


3. Takut gagal

Sebenarnya wajar sih kalau takut gagal. Gagal itu sakhit!
Tapi, kita enggak akan bisa tahu langkah yang lebih bener kalau enggak gagal duluan.

Jika tujuan kita dalam hidup hanya untuk menghindari kegagalan dan kesalahan, maka mendingan bobok aja deh. Nggak usah ngapa-ngapain.

Karena, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, kreativitas berarti berani mengambil risiko, dan mau menjelajahi segala kemungkinan dan peluang yang ada.

Ide bagus itu datang setelah berbagai kesalahan, kegagalan dan kebodohan kita lakukan. Percaya deh.

Tahu kan, berapa kali Thomas Alva Edison harus melakukan percobaan sebelum bisa menemukan lampu pijar?


4. Membandingkan diri dengan orang lain.

Ketika kita selalu saja membandingkan diri dengan orang lain, maka bisa dibilang kita tengah merampok diri sendiri dari proses kreativitas yang barangkali sedang kita lakukan.

Duh, si onoh itu kok enak ya, jalan-jalan terus ke luar negeri.
Ih, si anu itu kok bisa ya, datang ke event terus. Aku kok susah amat mau keluar rumah sebentar aja?

Hayo, siapa yang suka ngiri gitu?
Sini. Gandengan. Soalnya saya juga gitu.

Lah? Tapi iya. Saya juga dulu suka mikir begitu. Jujur deh. Ngiri, baper endebre endebre, itu sudah pernah saya rasakan.

Tapi, saya nggak mau bikin diri sendiri susah. Pasti ada jalan lain, saya pasti bisa melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi sesama saya, juga buat diri saya sendiri.

So, ketimbang cuma ngeliatin orang lain (yang aslinya saja kita juga nggak tahu, karena kita cuma melihat mereka dari media sosial atau dari kejauhan saja), lebih baik saya gunakan waktu saya untuk berproses kreatif ala saya sendiri. Saya tetapkan standar kreativitas saya sendiri, saya melakukan hal-hal yang bikin saya bahagia, dan akhirnya bisa berhenti sama sekali membandingkan diri dengan orang lain.

I make my own path and be consistent.

Kita kan nggak perlu sama dengan orang lain. We can be ourself, yang berbeda dan punya peran tersendiri di mana pun kita berada.


5. Nggak tahan kritik

Feedback itu selalu baik bagi diri kita. Tapi, feedback itu memang ada dua macam: kritik dan cela. Nah, keduanya punya batas tipis yang sama memang ya. Hehehe.

Saya pernah bahas mengenai beda kritik dan cela di blog ini. Sila ditengokin, kalau minat.

Memang susah, untuk bisa legowo terhadap kritik. Enggak semua orang bisa. Saya pun. Tapi sebenarnya hal ini bisa diatasi kok.

Meski bapernya bukan kepalang, kita bisa coba untuk mencari dan menggali lebih jauh, apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh si pengritik. Kalau kitanya bisa nangkep maksudnya, nah, coba aja di-rephrase sendiri saja kata-katanya hingga menjadi kalimat yang lebih bisa kita terima dan akhirnya bisa menjadi catatan perbaikan diri kita selanjutnya.

Kalau nggak nangkep maksudnya apa? Ya sudah, barangkali memang frekuensinya beda. Hahaha.
Take it easy. No baper.

Kita semua membutuhkan seseorang yang bisa memberi masukan; dari situlah kemudian kita bisa memperbaiki yang bisa diperbaiki. Takut kritik berarti kita takut bertumbuh.


So, kreatif bukan berarti melulu soal seni. Kreativitas adalah suatu keterampilan menyelesaikan masalah, dan menemukan solusi yang tidak atau belum dipikirkan oleh orang lain.

So, jika kamu  pengin kreatif, maka peliharalah kreativitas kamu. Cobalah untuk berpikir sedikit di luar comfort zone, jangan biarkan diri sendiri menghambat proses kreatif kita.

Segera hentikan kebiasaan buruk yang merusak kreativitasmu.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Zaman sekarang, marketing harus hadir dalam berbagai format. Dan video adalah salah satu format terfavorit. Coba deh, sekarang, mana ada brand atau bisnis yang enggak memanfaatkan konten video ini? Lama kelamaan, blogging juga sama saja. Enggak cukup dengan tulisan doang. Sekarang saja, banyak kok teman blogger yang sudah mulai melengkapi kontennya dengan vlog atau podcast.

Makin canggih deh pokoknya ya.

Tapi ... Menyematkan video itu quite something. Tricky.

Ya udah, tinggal unggah aja ke blog gitu doang kan?

Errr ... no. Kita butuh tempat khusus di dunia maya untuk menyimpannya. Karena file video itu pastilah gede. Satu video--dengan resolusi yang bagus--biasanya akan butuh size bergigabytes. Beberapa kali saya unggah video punya klien itu minimal adalah 1 GB dengan play time 10 menitan, dengan resolusi tinggi.

Sekarang, berapa kapasitas server blogmu?

Unggah video langsung ke hosting server itu bakalan makan tempat. Ini alasan pertama. Alasan kedua, bandwidth. Kalau ada yang bilang, "Kok enggak sewa hosting yang unlimited aja? Kan banyak yang harga murah sekarang."

I tell ya, baby. THERE'S NO SUCH UNLIMITED SPACE.
Enggak ada itu unlimited bandwidth. Apalagi tambah kata MURAH.

Kalau ada, boleh info saya ya, disertai detail spesifikasinya. Boleh email aja ke mommycarra@yahoo.com, boleh kasih penawaran dan pricelist sekalian. Ntar saya pindahin deh semua hosting blog yang saya urus ke situ.

Anyway ....

Mau pasang video yang resolusinya kecil aja, biar ngirit tempat? Bakalan blur, nggak enaklah ditonton.

Lalu gimandong? Ya, mesti pakai hosting video tersendiri.

Selama ini pake apa? Youtube-lah ya. Kek orang-orang.
Tapi ada lo, ternyata situs hosting video lain yang bisa juga kita manfaatkan buat nitip video buat ditayangin di blog ataupun situs lainnya.

Mari kita lihat.

10 Situs Hosting Video Terbaik


1. Youtube




Of course, saya mau bahas Youtube dulu yang pertama. Di mana lagi, yekan?

Youtube adalah media sosial berbasis sharing video terbesar yang bisa kita pakai sekarang ini. Manalah gratis lagi. Bahkan, kalau memenuhi kriteria tertentu, kamu malahan bisa dapat penghasilan dari video-video yang kamu unggah.

Dan, menurut Youtube stats sendiri, sekarang ini video yang diupload setiap harinya kalau ditotal bisa sampai 300 jam panjangnya.

So, well yeah, karena gratis ini, makanya kamu enggak bisa ad free ya. Customization-nya juga terbatas. Maksimum file adalah 128 GB, atau 12 jam video. Mudah embed-nya ke blog ataupun web, dan sudah pasti terpercayalah ya.


2. Facebook



Facebook merupakan platform oke lainnya yang bisa dimanfaatkan buat nitip video. Yah, udah tahu dan familier pake sih pastinya.

Keunggulan lain sih, bisa sekalian pamer juga di Facebook-nya sendiri, selain bisa embed ke web atau blog.

Facebook bisa menampung video sepanjang maksimal 240 menit, atau maksimum sebesar 4 GB. Memang enggak sebesar Youtube, tapi lumayanlah ya. Bisa live streaming juga. Tapi resolusinya juga terbatas, maksimal hanya 720p aja.


3. Vimeo



Situs hosting video ketiga yang oke adalah Vimeo. Pertanyaannya: sekarang Vimeo masih diblokkah oleh pemerintah? (ketahuan males ngecek) Kalau iya, well, mesti pake VPN sih ngaksesnya. The bad news is--kalau masih diblok--pemirsa videomu juga mesti pake VPN liatnya, meski sudah embed ke blog atau situs lain.

Yah. Indonesia.

Vimeo menawarkan basic plan yang gratisan, juga ada Plus Plan, Pro Plan, Business Plan, dan Premium Plan. Cencunyah dengan fasilitas dan fitur masing-masing.

Buat yang gratisan kamu bisa unggah video sampai maksimal 500MB setiap minggunya. Plan tertinggi, Premium Plan, punya storage sebesar 7 TB.

Vimeo juga dilengkapi dengan beberapa marketing tools yang cukup useful, misalnya seperti user friendly dashboard, video analytics, dan seterusnya.


4. Periscope




Agak berbeda dengan situs-situs hosting video sebelumnya, Periscope hanya memungkinkan kita untuk merekam secara live, tapi enggak bisa upload video yang sudah pre-recorded. Live streaming yang kita lakukan bisa disimpan, dan ditonton oleh mereka yang barangkali ketinggalan live-nya.

Sangat user friendly. Ada live chat, supaya terjadi komunikasi dua arah selama live streaming. Bisa dicoba kalau misal kamu mau bikin semacam webinar gitu.

Tapi ingat ya, videonya hanya disimpan selama 24 jam aja. Jadi kayak Stories gitu.


5. DailyMotion




Pasti belum terlalu familier ya dengan situs hosting video satu ini? Padahal DailyMotion ini bisa dibilang pemain cukup lama di area hosting video lo.

Beberapa orang yang suka memanfaatkan DailyMotion ini bilang, dasbornya adalah yang paling simpel dari semua platform. Meski demikian, file sizenya terbatas juga sih. Maksimal file size 2GB saja, atau 60 menit doang, walaupun storage dan bandwidthnya unlimited.

Tapi video-video di DailyMotion ini bisa dimonetasi kalau mau. Juga tersedia fasilitas embed, supaya bisa dipasang di blog ataupun situs kita.


6. Wistia


Wistia ini juga sepertinya belum populer di sini. Saya sendiri juga belum pernah coba, tapi konon, Wistia punya tools marketing yang paling lengkap. Jadi memang paling cocok nih buat naruh video-video bisnis. Wistia terintegrasi degan Marketo, WordPress, Mailchimp, dan sebagainya.

Wistia menawarkan akun gratisan (dengan fitur terbatas pastinya), dan akun berbayar (yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita). However, kalau mau pakai Wistia, perlu juga mempertimbangkan mengenai besaran file, karena bandwidthnya ada batasan.


7. Sproutvideo




Sproutvideo enggak menyediakan akun gratisan, tapi kalau memang butuh situs hosting video berfitur lengkap, barangkali kamu bisa mempertimbangkan Sproutvideo ini.

Sproutvideo menyediakan space sebesar 500 GB, dengan bandwidth 500 GB juga. Kalau kurang, kita bisa nambah sebesar $0.08 per giganya.


8. Jetpack



Yes, Jetpack is not just a WordPress plugins. Jetpack menyediakan akun gratis, ataupun berbayar: Personal Plan, Premium Plan, dan Professional Plan.

Enggak cuma menyediakan ruang buat nitipin video, Jetpack juga memberikan banyak tools yang bisa kita pakai untuk meningkatkan performa situs ataupun blog kita.

Ya, kali kalau kamu punya blog atau situs berplatform Wordpress, Jetpack ini bisa dicoba, karena memang didesain dengan baik untuk digunakan di WordPress.


9. Brightcove



Brightcove juga merupakan salah satu situs hosting video premium yang bisa dicoba juga. Enggak ada akun gratisan ya. Semua berbayar, but memang dia ini targetnya adalah para high quality player di video.

Kamu bisa sekaligus ngedit video di Brightcove, jadi emang enggak cuma tempat buat nyimpen doang. Juga tersedia fasilitas live streaming, bahkan kamu bisa membuat interactive video juga di sini. Customized abis deh pokoknya.


10. Vidyard



Seperti Brightcove, Vidyard menyasar bisnis, para marketing professional, dan high quality video player, sehingga ia menawarkan fitur-fitur yang lebih. Ada sih akun gratisannya, tapi yah you knowlah, pasti fiturnya paling terbatas.

Vidyard supports 4K video dan immersive 360-degree videos. Juga tersedia fasilitas live streaming, unlimited storage and bandwidth, juga ada fitur-fitur interactive videos.

Bisa dicoba ;)


Nah, banyak kan pilihannya? Tinggal kebutuhanmu aja nih, kek gimana.

Selamat memilih!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Setuju nggak, kalau kita bilang bahwa untuk tetap survive di segala bidang itu tergantung pada kemampuan kita untuk tetap kreatif? Meski kita nggak kerja di bidang industri kreatif pun, kita harus tetap kreatif. Meski kita bukan termasuk di dalam divisi kreatif pun dalam struktur sebuah perusahaan, kita juga harus kreatif.

Kalau enggak?

Ya, barangkali kita akan jadi seperti robot. Harus diprogram untuk melakukan sesuatu, dan sudah. Padahal, mungkin dengan menjadi kreatif, kita bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan tugas-tugas kita lho.

Sebenarnya, apa sih arti kreatif itu?

Kreatif menurut saya adalah proses manusia untuk menemukan cara sehingga bisa memecahkan satu persoalan atau masalah dengan berhasil guna dan berdaya guna.

Kreatif bukan berarti harus selalu menemukan hal yang baru lho, tapi kalau saya bilang sih, lebih ke ‘berhasil memecahkan masalah yang timbul apa enggak dengan tepat’. Kayak di desain misalnya, desain yang baik nggak melulu soal bagus apa enggak, tapi berhasil memecahkan permasalahan yang terjadi apa enggak.

Dan, ini nggak cuma berhenti di desain, tapi di semua aspek kehidupan kita. Sebagai orangtua? Ya, kita harus kreatif dalam mendidik anak. Sebagai entrepreneur? Ya, harus kreatif membaca peluang mengembangkan bisnis. Sebagai karyawan? Ya, harus kreatif mengembangkan diri dan menyelesaikan tugas kita.


Lalu, bagaimana cara agar bisa menjadi dan tetap kreatif? Ada 7 cara.

1. Bawa buku catatan

Mengapa?

Karena ide bisa datang di mana pun. Nggak harus berwujud buku juga sih, kita bisa mencatat ide-ide yang tiba-tiba muncul itu di hape, smartphone atau gadget kamu. Pilihlah yang paling nyaman kita gunakan.


2. Bernyanyi di kamar mandi

Yep, nyanyilah dengan keras di kamar mandi, kemudian berimprovisasilah. Sing like noone hears you. Ganti liriknya, ganti nadanya. Hahaha.

Bukan, intinya sebenarnya bukan pada kegiatan menyanyinya sih. Tapi lebih pada ‘berimprovisasi’.

Kadang kita menghadapi hal-hal yang di luar rencana atau di luar kendali kita, dan cara kita mengatasinya adalah dengan berimprovisasi. Dan tahu nggak sih, proses inilah justru yang menjadi inti dari ‘kreatif’. Yep, improvisasi.

Dengan menyanyi di kamar mandi, dan mengganti lirik dan nadanya bisa melatih kamu untuk berimprovisasi. Mengapa menyanyi? Di kamar mandi lagi. Karena yah, banyak lho yang punya hobi nyanyi di kamar mandi. Haha. Kamu juga?

Kalau suka menggambar, kita juga bisa menjadikan aktivitas menggambar sebagai latihan improvisasi. Temukan latihan versi kita sendiri, dan mulai berimprovisasi.


3. Surround yourself with creative people

Yes, lingkungan sudah pasti dapat memengaruhi. Jadi, pastikan kita berada di lingkungan yang tepat.

Pengin kreatif? Ya, berkumpullah bersama orang-orang kreatif. Please, no drama. Kemudian ajaklah mereka berkolaborasi, minta feedback atas karya kita atau hasil yang sudah kita peroleh sebelumnya.

Percayalah, kritik dan saran tak sesadis kedengarannya. Kita selalu bisa mengambil manfaat dari kritik dan saran, sepedas apa pun itu.


4. Let yourself make mistakes

Kita belajar dari kesalahan. Setuju? Asal nggak salah terus aja. Kalau masih saja jatuh ke lubang yang sama, ya sama aja bohong, kita nggak belajar berarti.

So, lihat kesempatan, ambil risiko. Orang-orang yang sukses itu barangkali untung sama ruginya juga 50-50 kok. Hanya kemudian mereka memperhitungkan keuntungannya untuk kemudian bisa menutup kerugiannya.


5. Stop trying to be someone else

Yang satu ini gampang-gampang susah ya. Saya sendiri kalau lihat orang lain sukses terus pengin jadi kayak orang itu. Hahaha.

Tapi kita bisa belajar. Belajar dengan mengamati orang tersebut, kemudian caranya yang kita ambil, dan sesuaikan dengan kondisi kita. Jangan juga terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Just be you.


6. Bersihkan area kerja

Area kerja yang bersih dan rapi akan membuat pikiran juga tenang dan jernih lo. Coba aja.

Barangkali kita adalah tipe orang yang kalau kerja semua tumplek brek di atas meja. Ya nggak apa-apa juga. Tapi setelahnya, harus segera beresin. Sehingga pas besoknya kita mau bekerja lagi, pikiran nggak kusut duluan lihat meja kerja yang berantakan.

Barangkali hal ini akan sulit buat beberapa orang, tapi bisa kok dicoba. Nggak ada salahnya kan mengubah kebiasaan menjadi lebih baik?


7. Have fun and finish it!

Yes, yang penting kita harus fun saat melakukannya, dan kemudian selesaikan yang sudah kita mulai.

Apa artinya menjadi kreatif, kalau nggak ada yang selesai. Iya nggak? Apa artinya menjadi kreatif, kalau kita nggak sambil senang-senang ngerjainnya. Setuju kan?

Bangun suasana yang menyenangkan, saat sudah terlalu jenuh just get away for awhile. Piknik! Lalu kembali lagi untuk menyelesaikan hal yang sudah dimulai tersebut.


Semoga saran-saran di atas bisa bermanfaat ya.
Salam kreatif!
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments


Ternyata masih banyak yang enggak tahu atau belum kenal sama meta search description ini. Padahal ini adalah salah satu elemen terpenting dalam SEO.

Meta description ini sering juga disebut snippet, atau excerpt.


Posisinya memang berada di luar konten, tapi meta search description ini bisa merupakan “wajah kedua” setelah judul yang akan menentukan apakah artikel kita akan menarik orang untuk baca atau enggak.

Ia bahkan juga ikut menentukan sampai di mana artikel kita akan merangkak naik di hasil pencarian Google.


Mari kita kenalan lebih jauh dengan meta search description


Apa Itu Meta Search Description?

Untuk bisa lebih paham mengenai meta search description, kita perlu tahu dulu tentang meta tags.

Meta tags adalah elemen HTML di mana ada tertulis informasi mengenai blog atau web pada search engine dan pada pengunjung web yang datang dari hasil pencarian.

Meta tags ini ada 2, yaitu title tag dan meta description.

Title tag adalah judul, meta description adalah rangkuman singkat mengenai isi artikel yang biasanya muncul di bawah judul, ketika hasil pencarian pada search engine didapatkan.
 





Meta description ini juga akan muncul dengan jelas saat kita share artikel kita di media sosial, di Facebook dan Twitter utamanya.





See? Meta description ini bisa dibilang semacam summary, kesimpulan yang supersingkat mengenai isi artikel secara keseluruhan. Dari sini, pembaca bisa berekspektasi akan apa yang bisa mereka dapatkan dari sebuah artikel hanya dengan membaca meta description ini.

Meta search description ini sebenarnya tidak menjadi ranking signal yang utama untuk penyusunan algoritme Google. Ini menurut Google sendiri ya.

But then again, user experience adalah koentji dalam algoritme Google. Meta description merupakan salah satu elemen dalam user experience, demi menarik pembaca blog lebih banyak dan membuat mereka mau datang untuk membaca.

Jadi, ya tetap penting.

Kalau meta description-nya ngaco, bisa jadi orang ya jadi kurang tertarik untuk datang dan membaca artikel kita. Apalagi kalau apa yang ada di meta search description berbeda dengan isi artikelnya. Sama halnya kayak judul, ya orang jadi merasa tertipu sehingga menghasilkan user experience yang buruk.

Clickbait.


Cara Setting Meta Description


Jadi, bagaimana cara setting meta search description ini?

Bisa beda-beda, tergantung platformnya. Saya akan kasih lihat letaknya di 2 platform yang paling banyak dipakai aja ya, yaitu di Blogspot dan WordPress.

Blogspot

Sebelumnya, pastikan kamu meng-enable setting meta description yang ada di bagian Setting > Search Preferences. Kalau ini masih dalam kondisi Disable, maka kamu enggak akan bisa melakukan setting meta search description pada setiap artikel yang kamu tulis.




Kalau setting di General ini sudah enable, maka kamu akan bisa menemukan si meta search description ini berada di samping kanan kotak tulisnya.

Kayak gini.



Nah, isikan summary singkat di dalam kotaknya. Jangan terlalu panjang ya. Dan ingat, harus mengandung keywords.


Wordpress

Untuk WordPress self-hosted, jika teman-teman sudah punya Yoast SEO, maka posisi si meta description ini ada di bagian bawah kotak tulis. Biasanya ada tulisan “Snippet” di sana.

Seperti ini.


Kalau pakai Rank Math SEO, juga sudah disediakan.



Nah, kalau kamu enggak pasang plugins atau kebetulan ngeblog di WordPress gratisan, meta description bisa diisikan di bagian Excerpt.



Cara menulis meta search description yang deskriptif, bisa menggambarkan isi artikel dan menarik

1. Keywords

Pastikan ada keywords utama dalam meta search description tersebut. Google biasanya menebalkan kata-kata yang mengandung keywords dalam hasil pencariannya.




2. Seberapa panjang bagusnya?

Well, lagi-lagi sih, enggak ada angka pasti. Karena Google juga enggak pernah bahas mengenai meta description ini secara gamblang dan terbuka.

Yang pasti, kalau kepanjangan nanti juga akan diputus sama Google. Ada yang bilang sekitar 140-an karakter. Jadi ya jumlah karakternya kayak tweet lama, sebelum jadi 280 sekarang.

Lebih baik gini aja, biar aman. Jangan kepanjangan, dan usahakan keywords sudah ada di bagian depan kalimat.

Kalau kamu pakai WordPress self-hosted atau yang berbayar, dan sudah ada plugins SEO-nya biasanya sih sudah ada parameter yang bisa dipakai. Kalau kependekan ya merah, kalau kepanjangan ya hijau.


3. Meta search description sebagai iklan utama


Ini yang perlu diingat betul ya.

Meta search description ini kurang lebih fungsinya kek iklan bagi artikel kita. Jadi, pikirkanlah kalimat menarik yang bisa bikin orang penasaran, sekaligus memberikan kesimpulan supersingkat tentang artikelnya

Di sinilah kemampuan copywriting kita diuji


Itu dia sekilas tentang meta search description, bagian kecil dari konten yang ternyata punya peranan besar.

Semoga bermanfaat artikelnya ya.
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments


Hae! Judulnya sudah cukup bombastis belom? Wqwqwq. Secara gitu ya, Canva sudah jadi aplikasi sejuta umat. Hahaha.

Yaa, enggak apa sih. Gak masalah kalau kelen juga pakai Canva. Templatenya emang sudah mencukupi kok. Tapi kadang, kalau semua orang udah pakai apps yang sama, jadinya ya, pasaran :))

Saya pribadi udah mulai nih, bosen liatnya. Lha gimana enggak? Saya bikin buat klien 1, eh sebentar saya liat juga desainya yang sama di tempat lain. Yah, jadi berasa nggak eksklusif lagi. Meski template Canva tetap bisa diulik supaya personal, but still ... kadang ya pengin cari yang lain.

Apalagi yang sehari-harinya desainer buat digital marketing.

Repot? Enggaklah.
Demi desain yang eksklusif, tampak mahal. Yekan?

So, ini ada 10 template untuk postingan Instagram yang barangkali kamu bisa coba juga--kalau kamu bosen sama template-template yang ada di Canva. Nguliknya bisa pakai Photoshop, Illustrator, atau Sketch. Ada desain yang untuk postingan feed, ada juga yang untuk Stories. Silakan dicermati masing-masing ya.


10 Template Instagram buat yang NGGAK puas cuma pake Canva

1. Fashion



Template ini cocok buat postingan fashion-fashion gitu deh. Tapi misal pun untuk produk lain juga oke. Buat showcasing produk baru, atau sale.

2. Thank you



Nah, ini template buat kalau akun kita udah mencapai target tertentu, kan suka terus diucapin terima kasih kan ya?

Template ini bisa kamu pakai.

3. Free Social Media Templates Pack



Ini juga cocok untuk promosi produk, event, atau jenis-jenis promosi yang lain. Bentuknya vector ya, jadi sangat artsy sih kalau saya bilang.


4. Free Valentines Banner Templates



Nah, ini buat postingan hari Valentine. Pinkies-pinkies gitu, gemesh.


5. Instagram Stories Template



Template IG Stories ini didesain oleh Maria Brilkova. Style-nya retro-retro gitu. Cocok juga untuk promosi-promosi.


6. Lush: 24 Instagram Templates



Di sini ada 24 templates yang bisa kamu unduh dengan percuma. Tapi mesti subscribe kalau mau download yah.

Nggak usah khawatir, kamu bisa membatalkan subsciption kamu kapan aja kok. Pokoke dapetin templates-nya! :))


7. Lala Puzzle Instagram Templates



Nah, ini nih. Buat kamu yang pengin bawa desain penampilan feed Instagram kamu to the next level. Pakai pola grid is so yesterday!

Coba pakai puzzle!

Nih, tinggal diganti-ganti fotonya sama kata-katanya aja nih. Sok, unduh!


8. Tanska: free Instagram templates collection



Suka banget sama soft shades-nya. Ini cocok buat showcasing product ya, biar enggak sekadar kolase doang gitu. Kek gini dilihat kan lebih cantik, yekan?

Selain buat feed, dalam pack-nya juga ada template untuk Instagram Stories.

9. Pride Social Media Pack – Vol.1



Paketnya ini lebih macem-macem. Ya, kek template-template Canvalah ya. Kamu juga bebas banget mau ganti warna, ganti font, lalala lilili.


10. InstaMask Free Sample



Yang ini desainnya pake masking gitu. Keren bats!
Pasti akan banyak dapet likes deh kalau pakai ini nih.


Nah, gimana, gaes?

Keknya udah banyak kan ya? Nanti pankapan saya kumpulin lagilah ya. Biar nambah koleksi saya juga.

So, have fun designing!
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments




Sudah lazimlah ya, kalau ada pemilik atau pengelola bisnis online juga menggunakan konten visual untuk mempromosikan bisnis mereka. Di dunia yang sudah "dirasuki" oleh teknologi canggih semacam sekarang, kayaknya enggak ada bisnis yang enggak menggunakan internet. Dan, konten yang menarik secara visual akan lebih menggaet orang yang melihatnya.

Hal ini karena manusia memang lebih mudah mencerna informasi secara visual. Coba simak infografis dari The Next Scoop ini deh.

Sumber: The Next Scoop

Makanya kan, materi iklan itu kebanyakan terdiri atas visual. Iya, banyak orang memang yang membuat konten visual untuk membantu pemasaran bisnis onlinenya.

Bagaimana dengan bisnis online-mu?

Tapi bikin konten visual enggak sekadar kasih gambar-gambar doang. Di dalamnya, harus ada konsep. Konsep yang bisa membuat orang menengok, dan kemudian "terpaksa" memperhatikan isi pesan dalam kontenmu, dan kemudian mereka akan melakukan aksi. Aksi apa? Ya, membeli produk atau apa pun yang kamu sedang tawarkan.

Prinsipnya kan memang satu doang.
Bikin orang mau beli.


So, supaya konten visualmu lebih menarik dan efektif, simak 10 tip penting yang harus diperhatikan

1. Kreatif

Yah, tip pertama ini memang begitu mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilakukan.
Kek janjinya mantan. #ehgimana

Well, enggak bisa banyak yang bisa saya sarankan sih, di tip pertama ini. Di sini memang butuh ketajaman rasa dan juga waktu yang selow untuk eksplorasi lebih.

Tsah.
Udah kedengeran sok iyes belum?

Untuk bisa membuat konten visual yang kreatif, kamu hanya harus gunakan imajinasimu. Konten yang kreatif dan beda akan bisa menarik audiens dengan mudah. Di sini akan perlu kepekaanmu untuk menangkap apa-apa yang sekarang sedang disukai oleh orang-orang.

Jangan meniru konten-konten lain yang pernah dibuat. Kalau kamu membuat sesuatu yang baru dan beda, maka orang lain akan lebih mudah mengingatnya.

Ide kreatif bisa didaptkan dari mana saja. Yang penting, kamu bisa menarik audiens dengan memberikan inspirasi baru.


2. Sesuaikan isi konten dengan kebutuhan calon pelanggan

Konten visual yang kamu buat harus sesuai dengan kebutuhan calon pelangganmu.

Ini hubungannya dengan rencana bisnis online-nya juga sih. Semoga kamu sudah punya rencana bisnis yang matang sebelumnya ya. Semoga bisnismu dibangun berdasarkan kebutuhan calon pelanggan, bukan sekadar "karena saya pengin bisnis ini".

Maksudnya gimana ya? Coba baca artikel di QM Financial ini saja ya. Saya mah enggak terlalu berkompeten di sini, mending baca dari mereka yang lebih ahli.

Jadi, mari kita anggap bisnis online kamu sudah punya rencana bisnis yang matang, dengan menjawab kebutuhan calon pelangganmu.

Maka, agar bisa menyampaikan misi bisnismu, kamu juga harus punya konsep konten visual yang selaras dengan rencana bisnismu itu.

Misalnya, kamu berjualan baju plus size, untuk menjawab kebutuhan para wanita yang punya bodi plus size. Maka, konsep konten visualmu juga harus bertolak dari kebutuhan tersebut.


3. Buat kepo

Kalau kamu langsung menyebarkan poster utama via media sosial, besar kemungkinannya orang akan hanya melihat sekilas. Orang tidak akan terlalu tertarik untuk melihatnya. Efeknya tentu kurang bagus.

Kamu bisa menggunakan teknik khusus untuk menarik perhatian orang. Caranya bisa dengan memberikan petunjuk tersembunyi sebelum poster utama keluar. Misalnya, kamu membuat postingan berisi satu atau dua kalimat yang menunjukkan bahwa akan ada sesuatu yang menarik. Orang yang melihatnya pasti akan jadi penasaran dan menunggu munculnya poster utama.

Contoh aja deh.

Misalnya, untuk konten Instagram nih ya. Buatlah satu seri konten yang nantinya bisa kamu posting secara multiple.

Algoritme Instagram kan sekarang aturannya, kalau ada multiple post lewat di beranda dengan foto pertama belum kita like, nanti beberapa jam kemudian akan lewat lagi dengan slide foto kedua yang kelihatan.

Jadi, ini harus dimanfaatkan.

Buatlah posting dalam bentuk multiple post. Taruhlah, foto pertama dan kedua baru teaser, semacam ngasih pertanyaan-pertanyaan yang bikin orang kepo. Barulah di foto ketiga, nongol penampakan produk kita.

Dengan demikian, orang jadi beberapa kali "terganggu" kan? Jika foto pertama dan kedua cukup menggelitik, pasti deh foto ketiga akan mendapatkan perhatian.

Tinggal gimana kita meramu kontennya aja kan?


4. Berinteraksi dengan follower

Nggak cuma berpromosi melalui konten visual yang kamu sebar doang, kamu juga harus memberi kesempatan audiens untuk bisa berinteraksi langsung denganmu.

Kalau perlu, buatlah agar konten yang kamu pasang bisa disebar oleh follower lewat media sosialnya masing-masing.

Di sinilah perlunya kita juga memposting konten lain selain jualan. Bahkan porsi konten non jualan (atau jualan tapi tipis-tipis banget) ini diusahakan harus lebih besar ketimbang konten jualannya.

Aktiflah membalas komentar-komentar yang ada. Hal ini akan membuat orang lain juga tertarik, sehingga mereka semakin intens berinteraksi denganmu sebagai pemilik atau pengelola bisnis online tersebut.


5. Perfect timing

Di marketing, timing ini pegang peranan penting. Salah timing atau salah momen bisa menyebabkan materi kontenmu akan tertimbun oleh konten yang lain. Atau yang lebih parah, menimbulkan backlash--semacam bullying yang malah balik menyerang kita.

Contoh ya. Pernah saya menyiapkan konten yang mengulas tentang Papua. Namun, ternyata saat itu, Papua sedang dilanda kerusuhan. Maka, dengan terpaksa, konten tentang Papua itu harus dipending, demi menghindari hal-hal yang mungkin tak diinginkan terjadi.

Ini memang erat kaitannya dengan citra. Jadi, sesuaikan dengan citra bisnis online kamu ya.

So, pastikan kamu menayangkan kontenmu di waktu yang tepat.

Nah, soal publishnya, kamu bisa post kontenmu di waktu saat orang-orang banyak membuat media sosial. Misalnya di jam istirahat siang atau sore hari. Kalau dipost di tengah malam, ya pastinya akan lebih sedikit orang yang lihat.


6. Temukan ciri khas

Supaya orang lebih mengenal tentang bisnismu, ada baiknya kamu menentukan ciri khas atau image yang ingin kamu bangun. Misalnya, kalau warna khas brandmu adalah hijau, kamu bisa membuat konten visual yang bernuansa hijau.

Semua video, foto, dan poster yang kamu buat sebaiknya memiliki tema tertentu yang unik. Di sini kamu harus dapat mengembangkan image yang kamu punya.

Untuk apa? Ya supaya pelanggan dan calon pelanggan bisa lebih mengenal merek bisnis dan produkmu.

Yes, ini ada kaitannya dengan branding.
Well, in fact, sedari tadi kita ngomongin branding mulu sih.


7. Konsisten

Konsistensi juga merupakan hal yang penting. Seperti yang sudah disebutkan, kontenmu sebaiknya memiliki ciri khas sendiri. Ciri khas ini harus konsisten kamu masukkan di setiap konten yang kamu buat.

Ya kalau enggak konsisten, ya bakalan susah diingat sih. Gitu aja prinsipnya.

Jadi, begitu kamu menemukan "bahasa" yang pas, gaya yang pas, maka pertahankan, dan jadikan sebagai ciri khas. Tampilkan ciri khas ini di setiap konten visual yang kamu buat.


8. Libatkan follower yang sudah ada untuk menjaring follower baru

Maksudnya gimana dah?

Terkadang, promosi yang dilakukan antarteman lebih efektif daripada promosi yang dilakukan pemilik brand. Di sini, kamu harus bisa membuat agar follower yang sudah ada sekarang itu mau membantumu untuk ikutan menyebarkan konten visual yang sudah kamu buat.

Metode ini terbukti cukup efektif.

Ini banyak dilakukan oleh brand besar. Coca Cola pernah menerapkan trik ini. Mereka meminta follower untuk membuat konten kreatif sendiri menggunakan tagar #ShareaCoke. Dari situ, mereka bisa mendapatkan tambahan exposure, hingga follower pun bertambah 25 juta orang.

Hebat, ya. Tanpa mengeluarkan banyak biaya dan tenaga, mereka bisa mendapatkan hasil yang luar biasa.

Kamu juga bisa. Misalnya, buatlah giveaway atau kontes, yang meminta follower untuk ikut menyebarkan poster mengenai bisnismu. Uliklah sesuatu yang unik dan menarik, agar banyak yang tertarik ikutan. Lalu, pastinya, sediakan hadiah kecil yang juga menarik.


9. Menjaga kualitas

Kualitas konten visual yang berupa gambar dan video menunjukkan bahwa brand bisnis onlinemu profesional dan memiliki standar kualitas yang bagus.

Jangan gunakan foto beresolusi rendah untuk dipajang di media sosial. Yes, you would get judged for whatever you publish on social media nowadays.

Zaman sekarang, kamera handphone juga sudah sangat bagus. Jadi, tak ada alasan lagi nggak punya foto bagus karena nggak punya kamera khusus.


10. Manfaatkan sebanyak mungkin media

Zaman sekarang, banyak sekali media sosial yang digemari orang. Setiap orang memiliki media sosial kesukaannya masing-masing. Kadang mereka bisa punya akun dua atau lebih, bahkan.

So, ada baiknya juga jika kamu mempublish konten visual di berbagai media sosial. Hal ini bertujuan untuk menarik lebih banyak orang.

Kamu juga bisa share kembali kontenmu setelah beberapa waktu. Tambahkan emoji atau teks supaya interaksi kamu dengan follower lebih terasa.


Nah, itu dia 10 tip untuk membuat konten visual yang menarik, sekaligus bikin strategi tipis-tipis untuk marketing bisnis online-mu.

Yang pasti, selalulah berpikir, bahwa bisnis online-mu ada lantaran ingin membantu orang-orang tertentu dengan masalah mereka. Jadikanlah ini sebagai titik tolak untuk mengambil langkah apa pun terkait bisnismu.

Semoga bermanfaat ya.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments


Disclaimer: tulisan ini pernah dimuat sebagai guest post di blog Ranny Afandi.

Apa sih yang bisa membuat sebuah konten itu menjadi begitu menarik dan unik, sehingga worth to read and worth to share?

Konten yang menarik dan unik--menurut saya nih--adalah konten blog yang dibuat secara akurat berdasarkan fakta dan data, original, dan ditulis sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pembaca (termasuk syukur-syukur bisa memberikan solusi atas masalah pembaca).

Yes, ini adalah jenis konten yang mampu memancing pembacanya untuk memberikan komentar, mau ikutan sharing, dan kemudian mau untuk ikut ngeshare juga agar orang lain juga dapat ikut merasakan manfaatnya.

Konten yang kek gini tuh, tanpa kita terlalu gembar-gembor, tanpa perlu kita minta-minta, akan banyak orang datang untuk baca. Dan, tanpa kita minta pula, mereka dengan senang hati akan ikut ngeshare konten kita sehingga orang lain (yang mungkin berada di luar sirkel kita) bisa ikut baca juga.

Sesuatu banget deh, kalau bisa menulis sampai kek gini. Iya nggak?

Well, berikut ini ada 5 langkah yang bisa kamu lakukan agar bisa menghasilkan konten yang worth to read and worth to share ini


1. Be yourself: Controversial, why not?

Kadang kita terlalu terbius dengan hal-hal yang sedang ngetrend dan dibicarakan oleh banyak orang. Yah, memang nggak ada salahnya sih nulis soal yang lagi ngehits-ngehits kayak gitu.

Yang salah adalah saat kamu menuliskan hal yang sama, dari angle yang biasa aja, yang sama dengan yang juga dibahas oleh orang lain.

Come on, sebenarnya setiap dari kita itu unik kan? Mengapa kamu tak menulis mengenai apa pendapatmu sendiri? Mengenai pikiranmu sendiri? Kemaslah opini kamu, perkuat dengan data dan fakta.

Unpopular opinion? Why not? We need a lot of different insights jika memang pengin belajar dan menambah wawasan.

Kontroversial? Nggak masalah. Selama kamu punya dasar pemikiran yang kuat dan jelas.

Mengenai kontroversi ini, kamu juga harus memahami, bahwa kontroversial itu tidak sama dengan ‘being offensive’. Menulis hal yang kontroversial bukan berarti harus menyerang pihak lain. Selain itu, jangan menulis hal yang kamu nggak pahami. Pastikan kamu paham betul titik persoalannya, baru deh nulis.

Itu yang namanya menulis konten kontroversial. Dan itu nggak masalah.


2. SEO is a must, but quality is the most important thing!

SEO, jelas, itu harus! Bagaimanapun meski kamu menulis konten yang sebagus apa pun, gimana bisa dibaca orang kalau nggak terindeks di Google? Media sosial saja, mungkin nggak cukup.

Namun, nangkring di pejwan tanpa memberikan informasi berharga apa pun pada pembaca, itu juga sama saja bohong. Mungkin kontenmu memang berada di peringkat paling tinggi. Tapi kalau pembacamu merasa tidak menemukan jawaban dalam konten kamu, ya mereka akan pergi.

Boro-boro mau lihat artikel yang lain, mungkin dia juga cuma tinggal beberapa detik saja di blog kamu. Bounce rate jadi tinggi deh.

So, kualitas konten dan optimasi harus seiring sejalan.

Apalagi dengan update Google baru-baru ini. Ada EAT, dan sekarang BERT.

Sudah tahu BERT belum?

Saya sudah berniat pengin bahas BERT sih, tapi sementara masih mengamati situasi, gimana naik turunnya traffic seenggaknya sebulanan, dan gimana reaksi para webmaster. Semoga segera bisa saya tulis. Sementara, baca artikel Moz dulu.

Kek saya paling iyes aja sih. Wqwqwq.


3. Kualitas, kualitas dan kualitas

Setiap kali kamu akan publish konten blog kamu, pastikan beberapa hal berikut sudah benar.

Akurasi

Yang pertama, konten kamu tersebut harus berdasarkan data yang akurat. Kamu menuliskannya berdasarkan pengalaman pribadi? Jujurkah kamu saat menuliskannya? Jika kamu mendapatkan data konten kamu dari sumber yang lain, apakah sumber tersebut bisa dipercaya? Sudah dicek bukan hoax kan? Sudah cantumkan sumber?

Enak dibaca?

Yang kedua, cek typo, ejaan, dan juga tata bahasanya. Membaca konten tulisan yang kebanyakan typo, itu ibaratnya mata kita kelilipan melulu. Apalagi kalau sampai harus menebak-nebak maksud si penulis.

Jangan sampai pembaca bertanya-tanya, ini nulis apa sih?

Atau sampai mereka berpikiran, "So what?" lantaran saking enggak jelasnya maksud kita apa.

Duh, please deh. Baca sekali lagi sebelum kamu publish. Pastikan semua rapi dan bersih dari typo.

It's ok kok kalau gaya nulis kamu enggak sesuai dengan KBBI, enggak baku, dan sebagainya. Bukankah itu yang jadi salah satu keunggulan blog? Gayanya personal? Kalau terlalu baku ya jadi kaku juga. Tetep enggak enak dibaca.

Tapi, sebaiknya bedakan sama typo. Atau kalimat yang enggak nyambung.

Coba deh dirasain. Beneran, enggak enak dibaca. Belum lagi ada risiko gagal paham. Gimana mau ngeshare orang sendirinya aja gak paham yang ditulis itu maksudnya apaan?


4. Kenali pembacamu

Karakter pembaca memang berbeda-beda. Ada yang suka membaca artikel singkat namun padat, ada juga yang suka artikel yang membahas satu topik secara mendalam dan detail. Beberapa yang lain suka kalau membaca konten dengan konten visual yang banyak, sedangkan yang lain lagi suka membaca teks saja (soalnya mungkin konten visual bikin boros kuota #eh)

Nah, pastikan kamu tahu karakter pembacamu ya. Juga sesuaikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Gaya bahasa, cara kamu bercerita, juga topik yang kamu tulis sangat berpengaruh pada karakter pembaca yang akan datang ke blog kamu.


5. Pastikan konten kamu bermanfaat

Mau nulis curhatan? Siapa bilang nggak boleh? Boleh bangetlah! Banyak juga kan, blogger yang menulis curhatan dan kemudian jadi viral?

Ya itulah. Karena--meski curhatan--tapi tulisannya bermanfaat. Apa manfaatnya? Ya biasanya sih tulisan curhatan itu relatable ke banyak orang lain. Banyak orang merasakan atau mengalami hal yang sama. Jadi berasa ada temen gitu. Akhirnya karena merasa "ada temen" lalu dishare deh.

Kadang ya ada rasa "pembenaran diri" sih emang. Hahaha.

Salahkah? Ya, enggak dong.

Lepas dari topik bahasannya, kan pokoknya share-able. Iya nggak?

Makanya, pastikan saat pembaca kamu datang dan membacanya, ada manfaat yang akan dia dapatkan. 

Ya kayak di atas itu. Mungkin dia kemudian bisa ikutan curhat? Mungkin kemudian dia bisa mengambil pelajaran dari curhatan kamu? Mungkin dia kemudian bisa sharing karena dia punya pengalaman dan insight berbeda?

Pembaca blog kamu adalah mereka yang peduli akan apa yang kamu tulis, mencari informasi yang mereka butuhkan, atau sekadar mencari hiburan dari tulisan kamu.

Jadi, berikan apa yang mereka butuhkan. Jika mereka merasa kebutuhannya terpenuhi, maka tak perlu kamu undang pun, mereka akan balik lagi ke blog kamu.


Nah, gimana nih? Tentunya hal-hal tersebut di atas sudah kamu lakukan kan di blog kamu? Belum? Maka, sekarang saatnya kamu harus mulai melakukannya. Supaya blog kamu makin ngehits dan melejit.

Mau menambahkan tips lain? Yuk, cus tulis di kolom komen ya.
Happy blogging!

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments


Disclaimer: Ini postingan curhatan dan mungkin akan sedikit nyinyir. Tapi, semoga pesan saya tersampaikan dengan baik.

Sepertinya semua orang kepengin jadi penulis buku. Tapi, tidak semua orang punya kemampuan yang cukup untuk itu.

Bukan, maksudnya sih bukan humblebrag atau mau toxic positivity. Wqwqwq.

Tapi itulah yang saya rasakan belakangan ini. Apalagi ngintipin hasil audisi menulis nonfiksi tempo hari.

Aslinya sih saya gemes banget.
Kondisinya tuh, sebagai bagian dari penerbit buku, saya tahu betapa susahnya berburu naskah yang layak ditaruhin investasi, diedarkan ke toko buku, dan dibaca oleh banyak orang.

Yes, people. Menerbitkan buku adalah investasi bagi penerbit, dan pastinya, penulis juga. So, tanamkan ini dalam pikiranmu, ketika kamu berniat untuk mengirimkan naskah ke penerbit untuk diterbitkan secara mayor.

Ada banyak hal yang dipertaruhkan: ongkos jasa ngedit, ongkos jasa layout, ongkos cetak, ongkos marketing, dan pastinya ongkos buat nulis.

Jadi, come on! Kirimkan hanya naskah-naskah yang layak terbit dong!

Eikeh udah nahan banget untuk tetap sopan, enggak menyebut sebagai naskah sampah. Tapi ya begitu kondisinya, gimandong? Sedih akutu! Padahal kamu tahu, berapa banyak naskah yang masuk ke meja redaksi setiap bulannya? Puluhan hingga ratusan.

Dan kadang, enggak ada satu pun yang layak!

Kenapa kebanyakan naskah buku enggak lolos untuk diterbitkan?

  • Genrenya enggak masuk niche penerbit. Come on, kamu harus cari tahu naskah seperti apa yang dicari oleh penerbit, kalau kamu pengin memperbesar peluang naskahmu diterima. Jangan ngirim naskah puisi ke penerbit yang enggak pernah nerbitin buku puisi. BUAT APA? Please deh, do your homework! Kepoinlah itu penerbit yang kamu incar! Termasuk kepoin gimana caranya kirim naskah, alamat email redaksi dan printilan lainnya. Masa kek gini aja nanya sih? (eh tapi kalau enggak nanya, ntar mimin medsos penerbitnya juga nganggur sik!)
  • Topiknya sudah banyak ditulis. Oke, mungkin ini bisa jadi adalah topik populer, yang orang banyak nyari atau suka baca. Tapi, kamu harus menambahkan sesuatu yang lain yang bisa bikin bukumu bakalan stand out di rak buku dong! Kalau kamu nulis sama dengan yang orang lain tulis, ya buat apa diterbitin lagi? Ingat, persaingan. Kamu sebagai penulis mesti banget memikirkan strategi untuk bersaing dengan penulis lain.
  • Tata tulisnya berantakan. Ini loh, yang kadang bikin gemes. Pada halu apa gimana, entahlah. Belajar nulis yang bener dululah. Masa penulis buku enggak bisa bedain penggunaan tanda koma dan tanda titik? Jangan bilang, kan ada editor ya! Keplak nih.
  • Penulis narsis. Bikin buku tentang kisah hidupnya sendiri. Lah, sekarang coba dilihat lagi ya, dirimu itu apakah seseorang yang pernah dipanggil oleh Andy F Noya, sehingga setiap orang harus membaca kisah hidupmu? Tapi sebenarnya, yang kek gini bisa diatasin sih. Caranya, dengan menambahkan tip atau trik, jadi enggak asal curhat doang. Nulis biografi, tapi sendirinya baru terkenal setingkat RT, ya gimana penerbit buku mau naruh investasi?

Hanya punya keinginan saja itu nggak cukup.

Kalau benar-benar berniat menjadi penulis, maka kamu harus punya setidaknya beberapa kebiasaan ini:

  • Mau menulis setiap hari. Penulis ya menulis setiap hari, seperti halnya penjual tahu ya jualan tahu setiap hari. Ketekunanmu menulis akan berbuah kamu semakin peka terhadap tulisan sendiri. Kamu akan bisa merasakan ketika tulisanmu jelek, dan mana yang perlu diperbaiki.
  • Rajin juga membaca. Membaca menutrisi otak penulis, seperti halnya gizi untuk tubuh. Makin bagus nutrisinya, keluarannya juga makin bagus.
  • Bergaul dengan orang-orang yang punya passion yang sama. Karena creativity itu contagious. Kreativitas itu menular. Jadi, pastikan ada di dekat orang-orang yang punya good vibes.
  • Kritis terhadap diri sendiri, jangan jatuh cinta sama tulisan sendiri.

Lalu, apa yang harus diperhatikan saat menulis:

  • Keep your mind open, bahwa nggak setiap orang sepemikiran dengan kita sebagai penulis. Dengan demikian, kita akan terbuka pada diskusi dan kritik. Jangan antikritik dan selalu self-defense kalau ada orang yang memberi kritik, bahkan cela sekalipun. Jangan kek sesembak Sepen Elepen. Please deh.
  • Jangan merasa yang paling tahu, karena sejatinya kita tidak pernah serbatahu. Begitu pun sebagai penulis. Sehingga tulisannya nggak “keminter”. Selalu cek dan ricek fakta, kroscek sana sini dalam menyusun tulisan. Check every side of the story.
  • 5W 1H: who, what, where, when, why, and how harus dijaga porsinya dengan baik. Supaya tulisannya enggak kentang alias nanggung.
  • Tidak semua pembaca “berbicara” dengan bahasa yang sama. Sehingga lihat-lihat target pembaca juga. Jangan sampai malah salah paham, karena tulisan kita kurang bisa dimengerti dengan baik.
  • Write drunk, edit sober. Jangan lupa swasunting. Tulisan berantakan, bikin pusing yang baca. Please, belajar PUEBI. Meski kemudian kamu tetap mempergunakan bahasa santuy, tapi seenggaknya jika kamu punya pengetahuan yang paling basic ini, kamu akan bisa mempergunakannya dengan benar.
 Oke, semoga omelan pendek saya ini enggak terlalu kasar sih. Tapi bener deh. Saya gemes banget.

Ini loh, ada penerbit yang berburu naskah buku, dan open terhadap penulis pemula. Enggak melulu ngejar so-called-penulis viral atau mereka yang berfollower banyak. Seharusnya ini bisa jadi kesempatan buat teman-teman (calon) penulis yang bercita-cita jadi penulis buku.

Tapi ya mbok yao, bekali diri dengan cukup. Jangan halu, dan tetaplah belajar.

Sekian.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments


Tanggal 20 bulan September lalu, dua website yang saya kelola tiba-tiba enggak bisa diakses, gara-gara kehabisan kuota bandwidth. Kalau diakses, ada tulisan "509 Bandwidth Limit Exceeded" gitu.

Yha! Hari gini, masa kehabisan bandwidth. Paniklah saya.

Tapi kehabisan bandwidth ini ternyata nyata. Padahal baru tanggal 20. Berarti kurang lebih 10 hari dong, websitenya enggak bisa diakses. Aduh! Padahal website bisnis, buat jualan. Macem mana enggak bisa diakses.

Pemakaian bandwidth bulan September. Itu padahal baru tanggal 20, udah habis aja.


Meski saya pengin rasanya nangis kejer, tapi sebagai seorang profesional (yang dianggep) pinter, saya harus tetap tenang. Langsung deh saya berburu cara menghemat bandwidth ke sini sana sono. Cuma saat itu ya cuma bisa diem bae, lantaran buka laman admin aja kagak bisa, Esmeralda.

Jadi semua tip yang ada saya kumpulin dulu--sambil berusaha merayu si Bubos siapa tahu mau ngupgrade layanan hosting, biar enggak pusing-pusing lagi.

Jadi ada beberapa hal sih terkait kondisi website-nya waktu itu (yang sebagian saya tahu, menjadi penyebab kenapa bandwidth cepat habis):

  • Satu hosting, dipakai untuk dua domain. Salah satu domain (kita sebut saja domain A) bakalan punya kategori dan produk yang bejibun, dan beraktivitas tinggi. Domain yang satunya (domain B) masih so-so-lah. Saya sebenarnya punya strategi konten yang berbeda untuk keduanya, lantaran memang pasarnya berbeda, agar dua-duanya bisa tampil bareng di halaman muda Google. 
  • Saya sempat salah (atau lupa) instruksi terhadap admin domain A--yang bakalan punya produk bejibun untuk ditampilkan--untuk meresize dan mengoptimasi foto-foto agar besarnya di bawah 100kb. Belio ngupload gambar-gambar dengan ukuran mega, pemirsa. 1 MB, ada yang sampai 2 MB. *Ya kan, eikeh pikir beginian sudah pada taulah ya. Masa masih dijelasin lagi sih? Tapi ternyata beneran, ada yang belum tahu* Hiks.
  • Masing-masing website pakai plugins yang boros bandwidth, yaitu WooCommerce, dan beberapa printilan tambahannya. Ya, secara memang merupakan situs katalog, bukan blog biasa aja.
  • Paket hosting websitenya "cuma" punya spek kapasitas bandwidth 100 gb dan memory 1 gb sahaja. Seharusnya, sih menurut hemat saya, itu cukup. Apalagi ini baru di awal. Bisa dibilang domain A aja belum saya apa-apain selain diisi gambar-gambar gede sama sang admin -__-"
Pas saya menghubungi perusahaan penyedia hostingnya, enggak ada jawaban laen yang bisa mereka kasih selain harus mengupgrade layanan.

Meh. Saya merasa, kok gini aja sarannya terus. Jualan aja terus. Enggak kasih alternatif solusi apa kek. ZBL.

Ya, kalau ditanya, mampu kok ngupgrade layanan mah. Gampang. Perusahaan sedang berkembang baik gini. Tapi, yaelah. Gitu doang mah ... cemen amat. Ga cerdas. Awokawokawokawokawok. --emang susah ya mau ngekek ala gen Z.

Maka, seperti yang udah disebutin di atas, saya coba cari sendiri cara buat menghemat bandwidth. Tapi beberapa yang saya temukan di awal adalah cara dan tip yang saya enggak mudeng, pemirsa. Apalah cek javascript, encoding gzip ... Yawlah. Embuh. Saya nggak ngerti.

Emak-emak ini cuma sok-sokan (pura-pura) pinter aja soalnya. Disuruh baca artikel pemrograman, mana ngerti dah.

So, saya hanya bisa melakukan beberapa hal yang saya paham doang, kayak gini.


7 Langkah Menekan Pemakaian Bandwidth Website


1. Blokir spam bots

Nah, kita nih bisa cek aktivitas nananini segala macem di website kita di AWStats ini. Jujur ya, saya baru tahu. LOL.

AWStats ini bisa diakses melalui CPanel, biasanya di bagian Metrics. Bareng metrics lainnya, bisa cek bandwidth juga di bagian Metrics ini.




Itu, kalau dilihat di bulan Oktober, saya berhasil menaikkan visit (menurut versi hosting, bisa jadi beda sama punya Google Analytics), tetapi bisa menekan pemakaian bandwidth cukup signifikan.

Nah, di AWStats ini, kalau diskrol ke bawah, kita bisa lihat aktivitas spiders--atau para robot perayap dari mesin pencari.


Nah, coba dilihat daftar paling atas itu. Ada yang ngabisin 2 GB sendiri kan?

Memang, menurut beberapa sumber yang saya baca, spider atau robot perayap ini bisa ngabisin bandwidth. Parahnya lagi, si robot perayap yang ngabisin bandwidth ini justru bukan dari Google. Tapi embuh, dari mana enggak jelas. Kadang malah robot spamming.

Nah, ini yang harus diatasi.

Saya sih menemukan di beberapa tip, bahwa ini sebenarnya bisa diatasi dengan memblokir spam bots itu dengan .htaccess.

NAH, INI YANG SAYA KAGAK PAHAM. Huhuhu. Sedih.

Jadi, monmaap, langkah ini memang saya masukin di pertama, karena seharusnya ini saya lakukan di awal. Tapi saya enggak mudeng. Udah cari dan baca caranya, saya juga enggak berani ngulik.

So, silakan yang tau dan bisa melakukannya, lakuin ini yang pertama kali dulu deh untuk menekan pemakaian bandwidth.

Tapi, ada juga sumber lain yang bilang, bad bots ini bisa juga diblokir dengan bantuan plugins Blackhole Bad Bots. Saya belum coba juga, karena saya masih merasa perlu untuk mencari referensi lain lagi.

Kalau ada yang mau coba, silakan. Pastikan aja jangan sampe ngeblokir Google bots ya.

Saya udah memasukkan ini ke list PR saya. Semoga segera ada waktu buat mempelajarinya pelan-pelan.


2. Cek plugins

Nah, buat yang pake WP self hosted ini pasti familierlah dengan plugins ya. Well, plugins ini juga menambah beban server hosting lo. Terutama beberapa plugins, yang memang bikin boros bandwidth menurut beberapa sumber.

Ada beberapa sih, terutama plugins yang fungsinya untuk chatting, commerce, statistik, sitemap, related posts, random posts, dan popular posts.

Yaitu:

  • Jetpack
  • Sumo
  • WooCommerce
  • Wordfence
  • Broken Link Checker
  • Contact Form 7
  • Disqus Comment System
  • NextGEN Gallery
  • SEO Auto Links & Related Posts
  • Yet Another Related Post Plugin
... dan beberapa plugins lain, yang pokoknya fungsinya di atas.

Nah, kebetulan banget di dua website saya itu ada plugins WooCommerce (meski fungsi commerce-nya didisable, tapi katalognya harus pakai Woo), Sumo, dan Wordfence. Plus satu lagi plugins untuk fungsi chat WhatsApp. Ini enggak masuk ke dalam daftar di atas, tapi karena fungsinya chat jadi saya simpulkan, plugins ini pasti juga berat.

Dan keempatnya enggak mungkin saya lepas, karena bisa memengaruhi sistem websitenya. Yang lain-lain, yang kira-kira berat dan enggak butuh banget langsung deh saya lepas.

Nah, untuk mengetahui bagian mana dari website kita yang berat, kita bisa minta bantuan GT Metrix--ya meskipun sebenarnya sebagai page load test dia kurang akurat lantaran dia ngeceknya dari Kanada sana. Tapi bisalah kita pakai data sebagai ancer-ancer aja.

Buka GTMetrix.com. Terus coba test website kita kek biasanya. Nah, saat report-nya sudah ada, coba skrol ke bawah, nanti akan ketemu panel seperti ini, pilih Waterfall.




Nah, itu bisa diliat deh, apa aja yang timeline-nya gede. Misalnya, bisa diliat itu woocommerce butuh waktu 5 ms untuk loading. Makin ke bawah makin kelihatan deh, mana aja yang lambat loadingnya. Itulah yang bermasalah.

Sebenarnya di website yang saya kelola ini masih oke, karena pluginsnya sepertinya enggak ada yang sampai disebut 2 kali. Tapi semisal ada, nah berarti kita harus mencari plugins lain yang lebih ringan.

So kesimpulannya gimana nih, di bagian plugins ini?

  • Hindarkan penggunaan plugins yang enggak efektif dan efisien.
  • Kalau ada 2-3 plugins yang bisa digantikan oleh 1 plugins, maka ganti saja ke yang 1 plugins.
  • Kalau ada plugins yang tidak terlalu urgent, mending dilepas saja. Lalu dihapus. Jangan nyimpen plugins yang enggak dipakai di dalam web.
  • Sebisa mungkin hindari plugins yang mesti external request, misalnya seperti Google Fonts, Gravatar, bahkan Adsense. Di website yang saya kelola itu kebetulan enggak ada Adsense. Gravatar langsung saya matikan. Tapi Google Fonts enggak bisa, karena built-in sama template. Jadi, ya sudahlah.



3. Pakai plugins cache systems

Nah, yang ini juga rekomendasi beberapa orang sih.
Plugin cache bekerja dengan cara menghasilkan halaman static html dari wordpress , sehingga website dapat diakses dengan cepat tanpa perlu lagi melakukan processing php dan lain-lain yang memerlukan akses langsung ke database.
Sumber: wpjava

Ada beberapa plugins cache yang bisa ditemukan di WP,  tapi mana yang paling baik digunakan? Well, relatif sih.

Sebenarnya banyak yang merekomendasikan WP Rocket, karena fiturnya paling lengkap. Tapi saya cek kok enggak ada WP Rocket. Ada sih Lazy Load doang, enggak yang lengkap WP Rocket.

So, saya memutuskan untuk tetap menggunakan WP Fastest Cache.
Sementara fungsi WP Rocket lain, saya penuhi dengan WP Optimize.


4. Pakai WP Optimize

Mungkin ya, cukup pakai WP Optimize sih tanpa WP Fastest Cache, karena di WP Optimize ada juga fungsi cache-nya. Tetapi fungsi cache di WP Optimize ini bisa di-disable kok, kalau misal dobel sama WP Fastest Cache. Jadi, saya pakai dua-duanya di sini.

Jadi, diapain aja nih WP Optimize?

Optimasi database


Tinggal centang aja semua deh. Kek post revisions gitu, enggak usah disimpen. Buat apa? Trashed posts juga langsung buang aja semua. Begitu juga dengan komen spam dan yang dibuang.

Buanglah mantan pada tempatnya.

Jadi, as dummies, enggak usah ribet, langsung centang lalu klik "Run optimization".


Optimasi image


Nah, settingan untuk optimasi image-nya saya atur begini.
Pas baru pasang kemarin, itu yang uncompressed images itu ada ratusan. Lalu saya select all, dan klik Compressed the selected images aja.

Sekarang semua image sudah terkompres dengan baik.

Nah, untuk bahas image, mari kita ke langkah selanjutnya.

WP Optimize ini harus dicek secara berkala ya, lalu hapus-hapus secara rutin file-file yang sudah nggak kepakai. Kalau di rumah nyata aja kita mesti bebersih dan disarankan untuk jangan suka nyimpen sampah, maka demikian juga di rumah maya kita.

5. Optimasi gambar dengan TinyPNG

Jadi, image memang merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan saat kita mau bikin konten di website ya. Jangan pernah lebih dari 100 KB. Kalau terpaksaaaa banget, ya maksimal 200 KB. Tapi, usahakanlah selalu untuk di bawah 100.

Jangan pernah ngunggah image yang bersatuan mega. Karena kita mau kasih image itu di laman web ya, Esmeralda. BUKAN BALIHO. Jadi, cukup pakai file yang kecil aja.

Udah harus diresize sesuai frame website/blog kita, pun harus dikompres lagi.

Sebenarnya dengan WP Optimize di atas, dengan settingan "automatically compress newly-added images" itu aja, sudah cukup. Tapi, website yang saya kelola ini ke depannya akan buanyak sekali menampilkan gambar produk.

So, saya enggak berani ambil risiko lagi. Sehingga, sebelum diunggah ke website, setiap foto/image harus diresize sesuai kebutuhan, dikompres dengan TinyPNG, baru kemudian diunggah ke web.

Rempong ya, cyint. Ya biarin. Tapi terbukti kok, bandwidthnya ngirit banget sekarang.


6. Setting ulang Wordfence

Nah, Wordfence memang lumayan "makan" bandwidth, tapi bisa kok disetting ulang. Misalkan kamu pake plugins ini juga ya.

Langsung aja ke bagian All Option-nya. Lalu coba ulik hal-hal yang sekiranya enggak perlu, misalnya opsi-opsi untuk kirim-kirim email bisa dikurangi.

Terutama di bagian Rate Limiting.


Nah, ikurin aja sesuai dengan gambar di atas, di bagian Rate Limiting.

Lalu, ke bagian-bagian berikut juga:
  • Do not “enable live traffic view”
  • Do not “enable automatic scheduled scans”
  • Do not “enable email summary”
  • Enable “use low resource scanning”
  • Decrease “limit the number of issues sent in the scan results email” to 500
  • Do not enable “updates needed (plugin, theme, or core)”
  • Increase “update interval in seconds (2 is default)” to 10-15 seconds
  • Decrease “how much memory should Wordfence request when scanning” to 100MB
  • Enable “delete Wordfence tables and data on deactivation”

7. Disable hotlink

Yang terakhir, pastikan kamu disable hotlink.

Kadang ada orang yang mau pakai foto kita, terus males download dan upload ulang. Enakeun langsung semat gambar via URL, yang URLnya ada di website kita (karena gambarnya ada di website kita).

Nah, kalau yang ambil gambar ini trafficnya gede, mau enggak mau bandwidth kita juga tersedot.
Makanya penting untuk menonaktifkan hotlink.




Caranya bisa ke CPanel, lalu cek ke bagian Security, klik Hotlink Protection. Lalu enable Hotlink Protection-nya.


Nah, itu dia beberapa langkah yang kemarin saya lakukan untuk menekan dan menghemat bandwidth hosting website.

Sebenarnya masih ada yang bisa diulik lagi sih, menurut artikel dari Online Media Masters ini. Tapi saya sudah lakukan 7 hal di atas, dan Puji Tuhan, bandwidth sudah terkendali.


See? Yang Oktober itu sampai dengan tanggal 27, baru 53 GB sahaja. Bandingkan dengan September yang baru sampai tanggal 20 udah 98 GB.

Wqwqwq.

Lumayan banget kan?

Demikian tip ini ditulis, biar kalau kejadian lagi sama saya, saya enggak lupa langkah-langkahnya :))
Semoga juga bisa membantu teman-teman yang punya masalah yang sama.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me





Content & Marketing Strategist. Copy & Ghost Writer. Editor. Illustrator. Visual Communicator. Graphic Designer. | Email for business: mommycarra@yahoo.com

Terbaru!

Contoh Desain Feed Instagram untuk Portofolio Penulis

Contoh desain feed Instagram bisa jadi pembeda antara akun penulis yang sekadar tampil, dan akun yang benar-benar menarik perhatian.  Di era...

Postingan Populer

  • Teknik Bridging dalam Menulis Artikel
    Teknik bridging barangkali adalah teknik menulis yang cukup jarang dibahas. Padahal, ini cukup penting lo! Teknik bridging sering sekali say...
  • 15 Ide Style Feed Instagram yang Bisa Kamu Sontek Supaya Akunmu Lebih Stylish
    Hae! Kemarin saya sudah bahas mengenai do's and donts dalam mengelola akun Instagram , terus ada pertanyaan yang mampir, "Ka...
  • Lakukan 7 Langkah Enhancing Berikut Ini untuk Menghasilkan Image Blog yang Cantik
    Konten visual cantik untuk mempresentasikan konten tulisan yang juga asyik. Kurang menarik apa coba? Banyak blog dan web referensi...
  • Writing Preparation: 19 Jenis dan Tipe Konten untuk Blog Post Ini Bisa Jadi Ide Blog Kamu Biar Nggak Ngebosenin
    Hai! Sebelumnya, saya sekeluarga mengucapkan Selamat Idulfitri ya. Kalau saya pernah salah, atau mungkin saya terlalu sering menyakiti ...
  • Ngeblog itu Gampang! Tinggal Simsalabim, Uang pun Datang!
    Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di web Kumpulan Emak Blogger , repost dengan modifikasi di beberapa tempat.  Blogger, buz...

Blog Archive

Portofolio

  • Buku Mayor
  • Portfolio Konten
  • Portfolio Grafis
  • Konten Web
  • Copywriting
  • E-book
  • Buku Fiksi
  • Ilustrasi

Follow Me

  • instagram
  • Threads

Created with by ThemeXpose