Konten ibarat barang dagangan yang kamu jejerin di etalasemu. Blog kamu ibarat toko atau lapak yang ikut ngeramein sebuah lokasi perbelanjaan. Google sendiri bisa diibaratkan sebagai pusat perbelanjaannya. Pageview bisa diibaratkan sebagai uang hasil transaksi. Nah, profit dari lapak itu bisa berupa penghasilan yang kita dapatkan dari monetasi blog.
Sekarang, coba lihat di sekeliling. Banyakkah toko lain yang juga sama-sama buka lapak di lokasi yang sama denganmu? Lalu coba lihat dagangan mereka. Apakah "barang"-nya sama dengan barang dagangan yang kamu miliki?
Setelah mengamati sekitar, sekarang mari kita lihat lapak kita sendiri.
Apakah ada orang yang kebetulan datang ke pusat perbelanjaan itu yang mampir ke lapak kita? Seberapa banyak? Apakah mereka mau "beli" yang kita "jual"? Jika mereka mau "beli", apakah uang hasil transaksinya bisa nutup modal kamu buat buka lapak itu?
Yes, that is how it works.
Blog--apalagi yang akan atau sudah dimonetizing--pada akhirnya memang menjadi bisnis. Meski bukan materi yang menjadi pertimbangan utama, lantaran materi yang kita dapatkan dari ngeblog bisa dianggap sebagai profit, tetapi tentunya modal mesti harus bisa ditutup dulu dengan "uang hasil transaksi". Istilahnya, ya harus balik modal dong. Kalaupun bisa profit, itu juga akan bagus banget.
Singkatnya, konten yang harus kita buat ya mesti bisa mendatangkan pageview. Kalau enggak, ya buat apa bikin konten?
Istilahnya, setidaknya kita harus mengusahakan supaya balik modal dulu. Lalu, gimana? Rasanya sudah pada balik modal belum? Atau jangan-jangan, malah pada udah minta dapat profit dulu bahkan sebelum balik modal? Ehe~
Ya nggak apa-apa juga sih kalau memang mau begitu. Salah satu pelajaran bisnis yang pernah saya dapatkan, seorang pemilik bisnis itu juga wajib untuk mendapatkan allowance demi kelangsungan hidup pribadinya.
Tapi, kalau saya ya gimana bisa dapat profit kalau balik modal aja belum?
Dan, gimana bisa balik modal kalau pembeli nggak mau datang ke lapak kamu? Orang malas mampir ke lapak kamu? Jangan-jangan mereka lebih berpaling ke lapak lain.
Dan, kemudian akhirnya, kamu seret orang-orang yang kamu kenal, kamu paksa masuk ke lapak lalu kamu paksa juga untuk beli daganganmu, demi bisa balik modal? :)))
*pukpuk orang yang kamu seret*
Tapi mengapa ya orang nggak mau "beli" daganganmu? Pasti kan ada sebabnya. Mari kita lihat beberapa kemungkinannya.
5 Alasan Orang Nggak Mau Baca Artikelmu
1. Mereka nggak butuh informasimu
Ibaratnya mereka pada butuhnya sepatu, kamu jualan baju. Ya pasti mereka nggak akan masuk lapakmu.Tapi kan, ntar juga bakalan ada juga yang butuh baju?
Betul kok itu. Pasti ada yang butuh. Tinggal seberapa banyak kan? Plus, apakah baju yang kamu sediakan memang masuk ke minat mereka, itu juga menjadi pertimbangan.
Misal, kamu suka baju-baju ala Lady Gaga yang aneh-aneh itu, dan kamu jual di lapak. Tapi kan nggak semua orang bisa pakai? Makanya, yang beli juga nggak banyak.
Intinya adalah, it's not about you, kalau kamu memang mau jualan secara profesional. It's about your customer. Pelangganmu. Lebih fokuskan konten, dan pahami kebutuhan pelanggan, sehingga mereka akan datang ke lapakmu dengan senang hati tanpa harus kamu paksa. Karena mereka mendapatkan apa yang mereka mau.
2. Mereka sudah menemukan konten serupa yang lebih lengkap di lapak sebelah
Sekarang, inilah gunanya kamu melihat sekeliling. Kalau di ilmu marketing, ini adalah riset kompetitor. Kalau perlu di-list deh kompetitornya siapa aja.Kalau untuk blog, ya kamu mesti melihat blog lain yang punya niche sama, topik yang dibahas juga seringnya sama.
Wah, jadi saingan sama teman sendiri dong?
Lah iya. Baru sadar sekarang? Tapi, jangan salah. Persaingan itu bagus kok. Malahan bisa bikin kita mau usaha untuk mencapai yang lebih baik. Saingannya juga harus saingan yang sehat.
Contoh saya aja deh. Gosah jauh-jauh.
Bloger yang saya anggap kompetitor adalah Mas Febriyan Lukito dan blog Tulisan Blogger Indonesia miliknya. :)))))))
Yes, kenapa? Ya, karena niche-nya sama.
Tapi cara saingannya bukan terus tikung-tikungan (meski iya, saya ditikung juga nih kalau lagi ada tugas SEO mah. Huahahahahaha. Dan biasanya saya kalah. Tapi yah *menjura* saya rela sih kalah kalau sama mastah *heyitrhymes!*).
Kadang saya terinspirasi dari artikelnya Mas Ryan, lalu saya bikin artikelnya dan saya kembangkan. And vice versa.
Nah, garis bawah pada "pengembangan". Inilah yang kemudian bisa membuat dagangan kita menjadi lebih unggul ketimbang kompetitor. Kalau produk kita lebih "unggul" pastinya pembeli akan lebih tertarik. Bener nggak?
Jadi, supaya ada pembeli datang, maka pastikan konten yang kamu punya punya nilai tambah daripada lapak sebelah. Caranya, riset kompetitor. Lihat-lihat lapak lain. Lalu amati, apa yang kurang dan bisa kita kembangkan.
3. Artikelmu susah dimengerti
Gimana mereka mau datang dan baca, kalau artikelmu susah bet dipahami?Kalau di toko gitu, ibaratnya kamu jualan barang yang susah dipakai. Buku manualnya juga nggak ada, kamu sendiri neranginnya ke pembeli juga belibet.
Pembeli nggak mudeng, lalu ya mikir, "Terus, kenapa gw di sini?" Pindah deh ke lapak lain, yang barang dagangannya pas dengan mau mereka, pun cara menggunakannya juga mudah.
So, gimandose?
Ya, lagi-lagi, you mesti berorientasi pada pelanggan. It's all about them memang. Bukan kita. Kita itu nggak penting. Yang penting adalah pembaca yang datang.
Jadi, berbicaralah dengan bahasa mereka.
Lalu ingat, cara ngomong sama anak milenial beda dengan cara ngomong sama emak-emak. Cara ngomong sama orang Jawa beda dengan cara ngomong sama orang Jaksel.
Kamu ngomong ala anak millenial ke emak-emak, ya emak-emak pada nggak mudeng. Begitu juga sebaliknya. Kamu ngomong basa Jawa ke orang Jaksel, ya mereka cuma akan begini ....
Jadi, gimana lagi nih?
Ya, kenali pembacamu. Bikin persona--kalau yang udah ikut NgeblogPro Kelas Konten, pasti tahu nih, caranya gimana--yang kemudian bisa kamu pakai untuk mengolah konten yang bisa mereka pahami.
Nah, soal menulis konten yang mudah dipahami ini, saya juga pernah nulis di blog ini. Silakan kalau mau baca untuk melengkapi ya.
4. Mereka nggak tahu kalau kamu pernah ada
Ya, gimana mau datang, kalau toko kamu ada pun mereka nggak tahu :)))Sedih banget sih, tapi ya ini kenyataan, Marimar.
Mari kita kembali ke analogi Google sebagai pusat perbelanjaan lagi.
Di pusat perbelanjaan yang mahaluas itu, ada berapa banyak toko yang numpang lapak di dalamnya? Uncountable. Tak terhitung.
So, sudahlah barang dagangan kita nggak ada istimewanya, masih ditambah lokasi toko kita yang berada di belakang, nyempil, nggak kelihatan dari sudut mana pun. Dekat toilet misalnya. Yang dateng ya cuma yang mau ke toiletlah. Atau yang nyasar. Duh.
Udah gitu, biar tambah nyesek lagi nih, meski mungkin barang dagangan kita bagus tapi kalah penjualan dong sama lapak kurang berkualitas tapi pemiliknya pinter ngelobi yang punya mal supaya ditempatin di tempat yang strategis. :)))
Nyesek nggak sih?
So, tahu nggak apa kesimpulan dari poin keempat ini?
SEO.
Yes.
5. Blogmu nggak nyaman dimasuki
Sekarang coba bayangkan, kamu masuk ke toko yang segala macam barang ada dan campur aduk jadi satu. Sandal nyampur sama camilan-camilan. Sabun cuci ada di dalam panci. Baju campur aduk sama bumbu dapur.Gimana rasanya?
Akankah kamu tertarik untuk membeli di toko tersebut?
Ya mungkin kalau kenal pemiliknya yang ramah dan baik hati ya mungkin saja sih kita beli dagangannya.
Tapi, kalau kita dan si pemilik toko nggak kenal?
Well, saya rasa sih, sebagian besar bakalan males datang dan beli di toko yang amburadul kek gitu.
(((amburadul))) #anaklawas
Begitu juga dengan blog.
Maka, sekali lagi, pembaca haruslah menjadi prioritas utama. Mereka nyaman enggak sih berada di blog kita? Bingung nggak dengan navigasinya?
Coba cek artikel mengenai blog yang reader friendly yang pernah saya tulis di web Kumpulan Emak Blogger ini ya. Meski saya nulisnya udah tahun 2014, tapi sepertinya masih relevan kok sampai sekarang.
Itu dia beberapa hal yang bisa menjadi alasan mengapa orang nggak mau datang ke suatu blog. Bagaimana dengan blogmu? Sejauh ini, berapa orang yang datang dari si pusat perbelanjaan? Di luar orang-orang yang kamu "paksa" datang? :D
Semoga sudah bisa membuatmu balik modal ya.